Setelah selesai semua, Arzen mengantar Gina menuju kelasnya. Dia sedang berusaha dengan sekuat tenaga untuk merebut hati Gina. Penolakan kemarin membuat dirinya semakin ingin memiliki gadis berkulit putih itu.
"Malam minggu ada acara nggak?" tanya Arzen.
"Sepertinya nggak ada, gimana?"
"Gue mau ajak lo makan malam." Kata Arzen
"Iya insyaallah." Gina mengiyakan ajakan Arzen.
Meskipun sedang asyik ngobrol dengan Arzen, pandangan mata Gina tertuju kepada Hanan yang sedang ngobrol di kursi panjang menghadap ke lapangan.
"Ke kantin yuk." ajak Arzen sebelum sampai di depan pintu kelas Gina.
"Kak Arzen duluan aja, gue ada urusan sebentar soalnya." Gina menolak ajakan Arzen. Dia ingin menemui Hanan dan memberikan sepatu yang di pinjamnya. Tadi dia tak sengaja mendengar kalau sepatunya basah, jadi itu menjadi kesempatan bagus untuk dia mengembalikannya.
"Gue permisi dulu ya Kak." Gina masuk ke kelas.
Gina mengambil kardus yang berisikan sepatu milik Hanan. Dia jalan perlahan mendekati lelaki itu yang sedang heboh bercanda dengan temannya.
"Nan, lo pakai sendal gue aja." ujar Toni.
"Nanti pelajaran Bahasa indonesia kan, Bu Utami bisa ngamuk sama gue. Lagi bosen debat sama dia." kata Hanan. Hanan setiap kali pelajaran Bahasa Indonesia pasti akan debat hebat dan ujung-ujungnya dia disuruh berdiri di depan kelas sambil menjewer dua telingannya.
"Yah gak papa, buat hiburan." celetuk Selo sambil tertawa renyah.
"Sialan lo, emang gue badut buat bahan hiburan." kata Hanan dengan nada keras.
"Hanan." panggil Gina pelan.
Ketiga cowok itu langsung menoleh kerah suara yang sangat lembut terdengar di telinga mereka.
"Eh, ada bidadari jatuh dari surga di hadapanku eaaaaa...." Selo menyanyikan lagu CJR.
"Mau cari siapa bidadari, Gue?"
"Bukan."
"Pasti cari cowok yang paling ganteng di seantero jagat raya ini kan." selo mengerak-gerakkan kedua alisnya.
"Bukan juga, gue cari Hanan."
"Ash, kita pasti kalah lah kalau sama playboy satu ini." Selo bangkit dari kursinya dan mengajak Toni pergi.
"Mau kemana kalian." teriak Hanan.
"Mau ke pelaminan." ujar Selo sambil merangkul mesra Toni.
"Ih.. amit-amit." Toni mendorong Selo dia jijik melihat ekspresi Selo.
Setelah kedua temannya itu menghilang dari pandangannya, Hanan kembali fokus kearah Gina.
"Ada apa?" tanyanya ketus.
"Gue mau kembaliin sepatu lo." Gina memberikan kotak yang berisikan sepatu.
"Oh." Hanan mengambi kotak itu lalu dengan cepat membukannya. Dia langsung memakainya, tak mau membiarkan jari-jarinya keriput karena kedinginan.
"Biar gue cuci yang itu." kata Gina mengambil sepatu Hanan yang basah.
"Nggak usah." Hanan merebutnya. "Lo sok baik gini sama gue kenapa, pasti ada maunya." kata Hanan berkacak pinggang dengan pandangan sinis kearah Gina.
"Gue kan cuma mau bantu."
"Nggak perlu, di rumah gue ada pembantu. Lagian lo jangan sok-sokan deket-deket gue. Jijik tahu, lo sama cewek-cewek disini sama saja." kata Hanan dengan kasar.
Gina menghela napas pelan, dia menatap mata Hanan dengan penuh kekecewaan. Dia yang hanya ingin untuk membantu namun dianggap mempunyai maksud dan tujuan lain.
"Assalamualaikum." Gina memberikan salam lalu pergi.
Hanan tak membalas salam Gina, dia langsung menyusul Selo dan Toni.
"Makan Nan," tanya Toni.
"Tolong pesenin soto, batagor, gorengan sama es jeruk, es teh." Mendengar pesanna Hanan yang luar biasa membuat Toni dan Selo saling berpandangan.
"Kesambet apaan lo, pesan makanan sebanyak ini." kata Selo.
"Habis ketemu bidadari nafsu makan lo nambah Nan." Toni terheran-heran.
"Brisik, pesan sana buruan." kata Hanan sedikit memerintah. Dia sedang tidak ingin bercanda.
"Siap Bos." Selo berdiri sambil menggebrak meja menandakan dia siap melakukan tugas yang di berikan Hanan.
♤♤♤♤♤
Gina berjalan menuju musola, dia ambil wudhu dan melaksanakan solat sunah. Dia sedang galau gara-gara ucapan Hanan.
Derrzzz....Derzz.... ponsel Gina bergetar, dia sengaja tidak memberi suara agar orang-orang yabg sedang solat tidak terganggu karena suara ponselnya.
Gina melipat mukenanya cepat, dan segera keluar untuk mengangkat telepon dari Rahma.
"Halo, assalamualaikm Ma." Gina menempelkan ponsel di telinga.
"Waalaikumsalam, lo dimana Gin?
"Di musola. Ada apa?"
"Buruan ke kelas, ada pengumuman."
"Ok, gue otw kesana." Gina bergegas memakai sepatu.
Gina berlari menuju kelas, saat hendak masuk dia barengan sama Hanan. Hingga mereka berdua berdesakan.
"Bisa nggak lo jangan caper sama gue." Hanan kesal ketemu Gina lagi.
"Caper gimana, kan gue dulu yang masuk lihat kaki gue yang di depan." kata Gina kesal namun dia menahannya agar dia tidak terpancing emosi.
"Nan, biarin dia masuk dulu kenapa?"Selo menarik tangan Hanan hingga dia tubuhnya kembali keluar dan Gina masuk duluan.
"Anak-Anak senin besok sekolah akan mengadakan bazar. Jadi setiap orang anak harus ikut berparisipasi. Jika ada yang tidak ikut maka anak di keberika poin." kata Bu Indri.
"Semua nih buk?" tanya Toni.
"Ya semua, Besok setelah selesai jangan pulang dulu besok akan ada pengumuman selanjutnya." Kata bu Indri lagi.
"Ya bu." jawab murid serentak.
"Sekarang kalian boleh pulang." Bu Indri meninggalkan kelas.
semua anak bersorak heboh karena jam pulang lebih awal. Mereka berhamburan keluar, sambil bercanda tawa. Gina sengaja menunggu semua keluar baru dia yang akan keluar.
"Gin, nongkrong dulu yuk." ajak Feni.
"Iya, kita pergi ke mall." Rahma menyetujui ide Feni.
"Ok. Tapi kita solat duhur di musola dulu ya."
"Asiiiaaappp."
♤♤♤♤♤
Gina, Feni dan Rahma sudah hampir satu jam berputar-putar mall. Dan akhirnya memutuskan untuk mencari makan.
"Makan apa?" kata Rahma sambil melihat menu yang terpampang di depannya.
"Chicken katsu." kata Gina.
"Gue chicken katsu juga deh, kita tunggu di situ ya." Feni menunjuk di kursi kosong.
"Ok."
"Gin, lo kenapa kayaknya kusut banget." Feni menarik kursi.
"Hanan, maki-maki gue." kata Gina murung.
"Apa?!" Feni membelalak.
"Sumpah, demi apa?" Rahma sedikit berlari untuk mendengar cerita Gina.
"Gue nggak tahu, maksud gue baik mau bantuin dia. Tapi dia bilang kalau gue punya tujuan tertentu sama dia. Bahkan gue di bilang sama seperti cewek-cewek lain yang ngejar-ngejar dia." Gina sedih.
"Keterlaluan Hanan, kenapa lo nggak bilang dari tadi. Biar gue tonjok muka ngeselinya itu." Feni tersulut emosi.
"Emang lo berani." kata Gina.
"Berani lah."
"Yakin lo, ingat nggak waktu ada cewek yang memberi kue di langaung di timpukin ke mukanya."
Rahma mengingatkan kejadian sebelum Gina pindah.
"Setega itu ya." Gina tidak percaya Hanan melakukan itu kepada seorang cewek.
"Hanan mah nggak pandang bulu, mau cewek apa cowok yang buat dia kesal tak segan-segan dia menghajarnya." Kata Rahma sambil memasukan makan yang baru saja datang.
"Pantes aja dia begitu sama gue." Batin Gina. Lalu apa artinya dia meminjami jaket,sepatu dan juga membelikan baju untuk Gina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 379 Episodes
Comments
Andrian Santi
Safa???
siapa??
2020-07-29
0
buddy alifah (ig :alifahbuddy)
itu mungkin yg belum revisi. Emang kadang masih sering kebawa 😁🙏
2020-01-29
2
Milah Kamilah
ya ko safa sih toir
2020-01-29
0