Hanan bernapas lega, setelah dia bebas dari hukuman. Meskipun dia tidak kaget jika harus menanggung hukuman yang kadang bukan kesalahannya. Dia mau melakukan hukuman agar diterhindar yang namanya pelajaran. Apalagi matematika, dia musuh bebuyutan.
"Nan, siapa tu cewek," Kata Toni saat datang membawa pesanan sang bos. Meskipun Hanan suka ogah di panggil bos.
"Cewek mana?" tanya Hanan sambil mengambil mangkuk bakso.
"Mana sih Ton, gue jadi kepo," Selo celingukan melihat seisi kantin yang ada ceweknya.
"Nggak ada disini," ujar Toni sambil duduk.
"Ah lo, nggak ada di sini di bahas," Selo menyesal sudah serius, dia mengembalikan pandanganya ke mangkuk soto kesukaannya.
"Benar, kalau ngomong itu yang nyata aja, jangan goib di bawa-bawa," Kata Hanan dengan mulut sedikit penuh.
"Sialan, cewek tadi yang minta hukuman lo buat dia."
"Oh, cewek-cewek yang pada latihan MMA," celetuk Selo.
"Gue nggak tahu," kata Hanan tanpa ekspresi.
"Weh, sejak kapan Hanan di bantuin cewe. Sudah tidak berdayakah kau kisanak," kata Selo dengan nada di buat-buat sampai Toni tertawa terbahak-bahak.
"Berisik lu."
"Selo, itu cewek cantik loh, suaranya uuhhh adem bener kaya ubin mesjid kalau ngomong," Toni melebih-lebihkan omongannya, meskipun Gina memang sangat lembut jika ngomong.
"Sok tahu lo, kapan lo dengernya," Selo tidak percaya dengan Toni.
"Tadi, dia bilang bu biar saya saja yang menggantikan hukunannya Hanan," Kata Toni menirukan gaya Gina.
"Gemes parah pingin langsung gue nikahin to cewek," celetuk Selo di bubuhi dengan tawa renyah setelah Toni memperagakan dengan sok anggun.
"Nikah nih sama sambel," Hanan menyuapi satu sendok sambel ketika Selo tertawa.
"Woekk, pedes. Woi pedas, mana minum-minum," Selo mengambil gelas yang berisikan minuman.
"Mampus lo, mangap mulu sih mulut," Toni yang tertawa.
"Dah ah cabut, Sel bayar punya gue," kata Hanan dengan entengnya.
"Hanan..kebiasaan banget lo," teriak Selo kesal karenang hampir setiap hari Hanan minta di bayarin Selo.
♤♤♤♤♤
Hanah diam-diam datang ke perpustakan, di berdiri di depan pintu melihat Gina yang sibuk menata dan membesihkan perpustakaan.
Pandangan Hanan beralih ke sebelah Gina. Hanan mendengus kesal, melihat seorang cewek yang sedang memberantakan buku yang baru saja di tata rapi oleh Gina.
"Kalau habis ambil buku kembaliin yang bener, jangan di berantakin kaya gini kasian dia," Hanan menunjuk Gina dari selah buku yang kosong.
"Maaf, nggak sengaja."
"Nggak sengaja lo bilang," Bentak Hanan.
"Gue cuman di suruh," kata siswi itu mulai ketakutan.
Mendengar ada kegaduhan Gina menghentikan aktivitasnya lalu menghampiri arah suara.
"Siapa yang suruh lo," Hanan marah besar.
"Vanda, gue nggak akan ngulangin. Gue cuma di suruh," kata siswi itu semakinketakutan melihat Hanan yang tampak murka hingga wajahnya terlihat seram dan lebih sadis dari biasanya.
"Sekarang bereskan semuanya, sama bagian yang belum di bersikan dia," perintah Hanan.
"Kenapa harus dia yang membersihkan?" tanya Gina, dia melihat sekilas Hanan kemudian ke arah siswi yang telah menumpahkan air matanya saat Gina datang.
"Karna dia salah," Kata Hanan ketus.
"Jangan menangis ya, lo boleh pergi sekarang biar gue yang beresin ini," Gina menyuruh cewek itu pergi.
Hanan berdecak kesal melihat perlakuan Gina, dia tidak suka melihat Gina yang terlalu baik.
"Bisa nggak lo berlaku lebih halus kalau sama cewek, kasihan kan kalau di bentak-bentak," kata Gina sambil menatap Hanan yang amarahnya sudah sampai ubun-ubun ketika Gina menyalahkan dirinya, setelah dia membantunya.
"Gini nih ciri-ciri cewek yang mudah diijak-injak dan sering di begoin," ujar Hanan.
Dia pergi meninggalkan Gina, dia tak mau emosinya meledak hanya karena masalah sepele.
♤♤♤♤♤
"Hanan, dari mana aja sih lo," teriak Selo dari parkiran saat melihat Hanan menuju kearahnya.
"Habis Umroh gue," kata Hanan sambil duduk di motornya.
"Anjir, kaya doraemon aja lo, pulang pergi lewat kantong ajaib,"
"Ton, kalau bego lo di kurangin dikit aja bisa nggak?" Selo menabok punggung Toni.
"Emang gue kenapa?" Toni menatap Hanan lalu Selo bergantian masih tak mengerti ucapan Selo.
"Toni sayang, kantong ajaib itu buat cari barang yang buat pergi itu pintu ajaib " bisik Selo dari pelan hingga teriak.
"Biasa aja woi, budek telinga gue," bales Toni berteriak di telinga Selo.
Melihat kekonyolan teman-teman Hanan tertawa terpingkal-pingkal. Moodnya yang tadinya hancur gara-gara Gina salah paham padanya hilang seketika.
"Nan, itu cewek yang belain lo tadi kan," Selo menunjuk ke arah Gina yang berjalan menuju gerbang.
Mata Hanan menoleh kearah Gina, dia menatap kesal gadis itu. Mungkin di mata cowok lain Gina cewek lugu dan baik hati dan mudah dimanfaatkan.
Namun bagi Hanan, Gina adalah cewek ngeselin karena sifatnya. Dia benci cewek-cewek model Gina yang lemah.
Gina menghentikan langkahnya, dia melihat ke parkiran sekilas. Gina mengambil napas dalam-dalam lalu memantapkan hati untuk menemui Hanan.
"Eh, tu cewek ngapain kemari?" Toni mengode Hanan dengan dagu.
"Apa dia kesini mau kenalan sama gue ya?" kata Selo sambil cengengesan.
"Idiih, bisa alergi gatal-gatal dia kenal sama lo," Kata Hanan sambil tertawa menghina Selo.
"Sialan lo," umpat Selo.
Hanan mengerutkan kening melihat Gina berdiri di depanya sambil mengulurkan tangannya.
Selo berjalan mendekati Gina setelah beberapa menit dia di abaikan Hanan.
"Weh,neng geulis mau apa kesini?" tanya Selo sambil berdiri di depan Hanan yang masih di atas motor
"Gue, mau ketemu dia,"Kata Gina sambil menurunkan tangannya karena ulurkan tidak di sambut oleh Hanan.
"Cewek tahu aja mana yang ganteng," kata Selo sambil mundur.
Kalau cewek udah cariin Hanan dia sudah tak berkutik. Jurus playboy cap buaya buntungnya nggak mempan.
"Lo yang namanya Hanan kan?" tanya Gina, meskipun dia sudah tahu namun dia ingin mendengar dari mulut Hanan sendiri.
"Hmmm," Hanan hanya bergumam.
"Gue kesini cuma mau ucapin terima kasih, karena lo udah tolongin gue tadi."
"Udah. Itu aja," kata Hanan dengan wajah datar.
"Ya," jawab Gina pelan.
"Kalau gitu sekarang lo minggir, gue mau lewat," Hanan memakai helm dan siap pergi meninggalkan parkiran.
Gina bergeser, dia melihat Hanan yang meninggalkan dirinya. Gina hanya mampu menghela napas panjang, dan beristighfar melihat respon Hanan. Atas ucapan terima kasihnya, Gina merasa Hanan tidak welcome dengan kehadirannya.
"Hanan mah gitu, cewek bening gini di tinggalin," celetuk Selo sambil berdiri melihat Hanan yang sudah melewati gerbang sekolah.
"Maafin Hanan ya, dia memang gitu," kata Toni.
"Iya, nggak apa-apa. Kalau gitu Gue permisi dulu. Assalamualaikum." Gina memberikan salam dan kembali ke kelas untuk menemui Feni dan Rahma.
Gina berjalan melamun, dia memikirkan Hanan yang tampak tak suka dengannya. Padahal dia sama sekali tak merasa punya masalah dengannya.
"Dooorrr!" Feni mengagetkan Gina.
"Astaughfirullahhaladzim, Feni kaget tahu, " tangan Gina langsung memegangi dadanya.
"Ya habis lo jalan sambil bengong gitu, kalau kesambet gimana?" Feni terkekeh.
"Lo mikirin apa sih?" tanya Rahma.
"Gue baru aja nyamperin Hanan, buat ucapin terima kasih sama dia. Tapi dia nggak respon malah pergi gitu aja," Gina menceritakan perlakuan Hanan terhadapnya.
"Apa lo bilang, lo benar-benar nyamperin dia cuma mau bilang kayak gitu?" Feni tidak percaya Gina melakukannya.
"Memangnya kenapa?" Gina bingung, dia merasa tidak ada yang aneh dengan apa yang di lakukannya.
"Ya nggak ada apa-apa. Cuman baru kali ini ada orang yang kesana hanya mau ucapin terima kasih. Dan beruntungnya dia cuman pergi biasanya nih kalau cewek mendekatat pasti di semprotnya," Feni menjelaskan dengan detail kelakuan Hanan Selama ini.
"Segitu seremnya kah?"
"Kadang sih, lo kok berani banget kesana sendiri gimana kalau di apa-apain," Kata Feni lagi.
"Hanan nggak sejahat itu kali Fen, kalau Gina nggak bikin masalah kan dia nggak mungkin gangguin Gina," Rahma masih membela Hanan.
"Iya, lagian gue kesana cuma mau ucapin terima kasih doang. Kan lo bilang dia yang bawa ke UKS bukan Kak Arzen."
"Iya sih, tapi apa perlu bilang makasih sama orangnya juga."
"Harus dong, kan kita sudah di bantuin. Jadi kita tetap harus berterima kasih meskipun orang itu galak sekalipun."
Bagi Gina selama dia tahu siapa orang yang berbuat baik sama dia, dia harus mengucapkan terima kasih meskipun orang itu tidak suka padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 379 Episodes
Comments