Hari senin adalah hari momok bagi semua siswa. Selain jalanan padat, hari senin akan banyak periksa kedisiplinan. Guru BK akan menunggu di depan gerbang.
Hari ini Gina sedikit terlambat, dia berlari agar tak terlambat namun sayang waktu tinggal lima menit. Tapi waktu sudah tidak cukup karena yang di cek banyak.
"Hah, gara-gara bangun kesiangan nih," gerutu Gina pada dirinya sendiri.
"Maju kamu," kata Bu Indri. "Dasi kamu mana?" tanya Bu Indri.
Deg,
Astaufirullahaladzim, batin Gina.
Gina memegang dadanya, dadanya kosong, dasinya tidak terpasang.
"Berdiri sana. Hey,hey, Hanan mau kemana kamu?" Bu Indri menghalangi jalan Hanan dengan tongkat.
"Masuk lah buk, kan saya mau sekolah," Kata Hanan tanpa dosa.
"Sepatu putih, baju di keluarkan, tidak pakai dasi. kamu ini tahu peraturan tidak," bentak Bu Indri.
"Bu masih pagi jangan marah-marah, nanti darah tinggi kumat loh," kata Hanan.
"Gimana nggak darah tinggi melihat kamu kaya gini," Bu Indri menjewer telingan Hanan.
"Aduh buk, buk, telinga saya nanti patah." Hanan cengar-cengir sambil memegangi telinganya.
"Berdiri sini. Kalian berdua jangan pergi dari sini sampai upacara selesai."
Hanan dan Gina berdiri bedampingan, pagi ini hanya mereka berdua yang kena hukuman.
Hanan melirik ke arah Gina, dia melihat wajah Gina yang mulai bercucuran keringat. Hanan sedikit maju kedepan agar Gina tidak kepanasan.
"Apa lo baik-baik saja?" tanya Gina.
"Hhm," jawab Hanan.
Gina maju mendekati Hanan, dia melihat ke wajah Hanan. Gina menarik tangan Hanan.
"Apa sih?"
"Duduk," kata Gina.
Gina membuka tasnya lalu mengambil betadin dan juga kapas yang sengaja dia bawa pagi ini.
"Kenapa nggak di obati?" Gina mengusap luka yang ada di kening Hanan.
Hanan hanya melihat ke arah Gina, "Nggak usah urusin gue."
"Gue nggak ngurusin lo, cuman gue nggak tega melihat kening dan tangan lo," kata Gina sambil mengobati luka yang ada di tubuh Hanan.
"Cie, pacaran nie ye." Selo dari dalam gerbang.
"Pacaran mata lo," kata Hanan sambil bangkit mendekati Selo.
"Beliin minum sana, es teh 2." Suruh Hanan.
"Siap Bos," Selo berlari ke kantin.
Gina memasukan betadin dan kapas, dia berdiri di tempat semuala. Mereka berdua hanya berdiam tak saling bicara.
Mereka hanya saling curi pandang, sampai Selo datang membawa es teh pesanan Gina.
"Nih Bos," Selo memberikan dua kantong es teh dan kemudian dia meloncat pagar.
Hanan memberikan satu plastik es teh kepada Gina, nggak tahu kenpan dia sedikit kasihan sama Gina, hingga dia mau memesankan minuman untuk Gina juga.
"Lo ngapain disini malah nggak ikut upacara," kata Hanan.
"Males gue, bosen paling juga gitu-gitu aja acaranya," Selo ikut berdiri di samping Gina.
"Kamu nggak boleh gitu, kita upacara itu buat menghormati para pahlawan," Gina menasehati Selo.
"Pahlawan juga bosen kali kaya gitu, di peringati doang tanpa ada tindakan kita yang meneladani mereka," kata Selo.
"Tumben otak lo lempeng," Hanan kagum mendengar jawaban Selo yang terdengar sangat aneh jika dia yang mengucapkan.
"Mending kita bolos aja," ajak Selo.
"Baru juga gue bilang lempeng, udah belok lagi tu otak," ujar Hanan.
"Membolos bukan yang di contohkan oleh pahlawan, tapi ke disiplinan dengan kita upacara setiap senin berarti kita menghargai pahlawan dengan meneladani kedisiplinan mereka," kata Gina melihat ke arah Hanan dan Selo bergantian.
"Wah, ternyata ceramah lo lebih tajam dari Bu Indri," Selo geleng-geleng kepala.
Hanan hanya menyunggingkan bibirnya melihat Gina membalikan omongannya Selo.
semua murid berhamburan masuk ke kelas setelah upacara selesai. Tapi Bu Indri belum juga datang menemui mereka berdua.
"Bu Indri pelanggaran ini, masa nggak datang-datang," gerutu Hanan.
"Cabut aja yok Nan," ajak Selo.
"Let's go." Hanan siap kabur tapi langkahnya tertahan karena Gina menarik tas Hanan.
"Apaan sih lo, lepasin tas gue," kata Hanan sambil menarik tas yang masih menempel di punggungnya dengan keras.
"Jangan bolos, nanti kamu bakal dapat hukuman lagi." Gina kembali menarik Tas Hanan.
"Gue bilang jangan urusin gue, jangan sok-sokan deket sama gue," kata Hanan ketus. Mendengar itu Gina langsung melepaskan tangannya yang menggenggam tali tas Hanan.
"Bu Indri, mereka mau bolos," teriak Gina ketika Bu Indri lewat.
"Hanan,Selo, berhenti," teriak Bu Indri sambil membuka gerbang.
"Ash sial, cewek itu cari gara-gara mulu," umpat Hanan.
"Kalian ya, sudah nggak disiplin mau bolos pula. Ya Tuhan... harus aku apakan lagi dua anak ini." Bu Indri geleng-geleng kepala.
"Nikahin aja Bu," sahut Toni sambil tertawa puas melihat dua sahabatnya sedang di marahi Bu Indri.
"Kamu ngapain di sini mau di hukum juga?" Bu Indri melotot ke arah Toni.
"Nggak Buk," Toni langsung kabur masuk ke dalam kelas.
"Kalian tahu kan sekolahan ini ada aturannya," kata Bu Indri sambil memutari Hanan,Gina dan Selo.
"Tahu Bu,." jawab Hanan dan Selo.
"Kalau tahu kenapa kalian tidak menaatinya." Bu Indri mengetuk kepala mereka bertiga bergantian.
"Kamu lagi, cewek ikut-ikutan nggak bener." Kata Bu Indri kepada Gina. Gina hanya menunduk menyesali keteledorannya.
"Sekarang kalian buang sampah-sampah itu ke pembuangan terakhir. Dan sebelum bel istirahat kalian sudah harus menyelesaikannya."
♤♤♤♤♤
Mereka mengambili sampah yang ada di sekolahan dan memisahkan antara sampah organik dan unorganik.
"Nih gara-gara lo jadi kita jadi berurusan sama sampah-sampah," Hanan melirik ke arah Gina.
"Maaf bukan maksud gue buat kalian di hukum, cuma membolos itu tidak baik."
"Tidak baik lagi lo ikut campur urusan gue. Sekarang bersihkan semua ini sendiri," kata Hanan sambil pergi.
"Sorry," Kata Selo sambil lari mengikuti Hanan.
Gina melihat Hanan dan Selo yang meninggalkan dirinya dengan tumpukan sampah.
"Nan, apa kita nggak teterlaluan, itu sampah banyak banget."
"Biarin," Hanan mengehntikan langkahnya dan menatap Selo lekat.
"Lo kenapa lihatin gue kaya gitu?" Selo merasa aneh dengan tatapan Hanan yang penuh curiga.
"Nggak biasa aja lo belain cewek, sampai protes kaya gini. Jangan-jangan lo naksir lagi sama dia," ujar Hanan.
"Jangan sembarangan, tapi kalau dia mau sih nggak apa-apa. Lagian dia itu cewek idaman banget tahu."
"Idaman," Hanan tertawa keras.
"Yang ada cewek kayak dia itu banyak nuntut." tambanya, Hanan lagi masih dengan tertawa renyah.
"Maksud lo kayak Sissy gitu, yang nggak banyak nuntut."
"Kenapa jadi bawa-bawa Sissy."
"Lah, lo kan bilang kalau model kaya siapa tu namanya Gi-,"
"Gila." Celetuk Hanan.
"Ck, lo nggak suka sama cewek baru itu, berati tipe kaya Sissy kan yang lo suka."
"So toy lo."
"Ngaku aja deh, lagian Sissy cantik kok. Dia juga suka sama lo."
"Dia itu hanya teman, nggak lebih. Udah nggak usah ngomongin itu lagi atau gue beri lo," Hanan mengepalkan tangannya dan dinarahkan ke muka Hanan.
"Iya..iya.. gue diem." Kata Selo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 379 Episodes
Comments
Milah Kamilah
ceritanya kaya safa sm kenzo😄😄
2020-01-29
1