Deru motor menggema saat Hanan membleyer-bleyer motornya. Dia siap memutar gas dan siap untuk balapan. seorang perempuan dengan rok jeans di atas lutut berjalan menuju depan garis stars.
"Bersedia, go...."
Hanan mengegas motornya, dia melirik ke arah Fras musuh bebuyutan di dunia balap liar. Fras sudah berkali-kali kalah dengan Hanan.
Suara motor Hanan dan Frans terdengar menderu memecah jalanan sepi. Mereka berdua saling berkejar, Hanan mengerem motornya mendadak saat ada sekitar 3 motor menghadangnya, dan mereka membiarkan Frans melenggang dengan bebas.
Hanan melepas helmnya, dia mengambil ponsel di kantong celananya.
"Halo Selo, cegat Frans dia curang. Gue lagi di cegat orang suruhannya Frans," Kata Hanan saat Selo mengangkat telponnya dan kemudian memutus begitu saja.
"Kalian mau apa?"kata Hanan sambil berjalan mendekati orang yang menghadangnya.
"Kita mau menggal kepala lo," sesumbar salah satu pengendara yang memiliki tubuh besar dan sangar.
"Jangan terlalu pede, lo sentuh pundak gue saja belum tentu bisa," Hanan tersenyum meremehkan.
"Bacot lo," tiga orang yang menghadang Hanan langsung maju menyerangnya.
Terjadilah baku hantam tiga lawan satu. Hanan tak pernah gentar meskipun dia sendiri. Luka yang dia dapatkan dari pukulaan itu tidak terlalu sakit di bandingkan dengan ayahnya yang selalu menyiksanya. Saat seseorang memukulnya satu pukulan maka dia akan langsung membalas tiga kali lipatnya.
Sialnya sore ini Hanan terpojok, dia terjatuh setelah salah satu dari orang suruhan frans menaburkan bubuk yang membuat mata Hanan pedas dan tak bisa melihat lawan.
Hanan berlari sebelum dia benar-benar habis hari itu, dia berlari melewati gang sempit . Ketiga Orang suruhan Frans pun langsung mengejarnya dia tak mau kehilangan targetnya.
Hanan menabrak seseorang, dia terpaksa berhenti dan membantunya.
"Maaf," katanya dengan napas yang terengah-engah.
"Iya," Katanya sambil menadahkan wajahnya.
"Hanan," Kata Gina saat melihat orang yang menabraknga adalah Hanan.
"Lo ngapain disini,"Hanan berubah kesal.
"Gue habis,"
Gina belum selesai bicara Hanan lansung menarik tangan Gina untuk bersembunyi di balik gerobak. Tangan Kanannya membekap mulut Gina, jaga-jaga agar tak bersuara.
Jantung Gina berubah tak karuan, dia ketakutan saat kembali mengingat kata Feni dan Rahma jika Hanan itu raja tega dan Kejam.
Hanan menghela napas panjang, melihat ketiga orang berbadan besar telah meninghalkan tempat. Hanan melepaskan tangannya kemudian meninggalkan Gina.
"Hai tunggu," teriak Gina sambil lari untuk menyusul Hanan.
Hanan tak bergeming, dia tak mendengarkan panggilan Gina. Dia terus berjalan untuk mengambil motornya.
"Astaufirullah, sabar Gina. Lagian lo mau apa sih," Gina mengehentikan langkahnya.
Dia bingung kenapa dia panggil Hanan. Kalau dia berhenti dan mendengarkan dia lalu dia mau apa.
"Woi, berhenti lo jangan jadi pengecut," teriak orang yang mengejar Hanan.
"Sial," Hanan memakai helm siap pergi, Dia kemudian turun dari motornya dan menarik tangan Gina.
"Eh, kenapa nih," Gina bingung.
"Buruan naik," Seru Hanan.
"Tapi kita mau ke mana? nggak ada helm juga."
"Buruan Naik, apa lo mau mati di sini." Bentak Hanan.
Gina memegang pundak Hanan, dia memposisikan duduk yang nyaman. Awalnya dia pegangan di pundak Hanan, namun saat Hanan mulai mempercepat tempo jalanya menjadi kecepatan yang tinggi Gina langsung memeluk Hanan.
Ya Allah, maafin Gina. Gina tak bermaksud memeluknya, batin Gina.
Ban motor berdecit dengan keras, Hanan mengerem mendadak ketika ada satu motor di depannya. Hingga beberapa inci saja depan motornya menyentuh motor yang menghadangnya.
"Bajingan, cari mati to orang," Hanan turun dari motornya.
Hanan menyeret orang itu dari atas motornya, dia memukul dengan helm di tangan kanannya hingga pelipis orang itu berdarah. Hanan memukuli orang itu membabi buta.
"Siapa yang menyuruh lo," bentak Hanan.
sekejab Gina mengingat kejadian lima tahun silam ketika kakaknya di hajar habis-habisan oleh orang yang tak di kenal hingga dia meninggal dunia.
Tubuh Gina bergetar, dia panik, ketakutan seakan malam itu kembali lagi menimpanya.
Rasanya ingin lari namun kaki terasa berat, dia ingin teriak namun mulutnya terkunci rapat-rapat.
"Itu Hanan, Gina.itu Hanan,jika tidak di cegah dia bisa membunuh orang," Gina berbicara kepada dirinya sendiri.
"Lo masih mau diam, mati kau," Hanan siap memukul lawannya yang sudah lemas tak berdaya.
"Hanan, jangan," Gina menyeret kakiknya yang terasa lemas.
Hanan masih tak mendengarkan teriakan Gina, dia masih aja menghajar orang itu karena tak mau mengaku siapa orang yang menyuruhnya.
"Mati kau."
"Hanan," Gina menarik tangan Hanan.
"Lepasin gue."
"Hanan, jangan nanti dia bisa mati,"Gina menarik lebih kuat tangan Hanan.
Hanan menghantikan hantamannya, "Siapa yang menyuruh lo," katanya sekali lagi.
"Frans," katanya lemah.
"Brengsek."
"Hanan, udah jangan pukul dia lagi. Nanti dia mati," jerit Gina. Gina menjatuhkan dirinya saat tak mampu menopang tubuhnya.
Hanan menghentikan pukulan, dia membalikan badannya dia menggoyang-goyang kan tubuh Gina.
"Bangun - bangun, ash... sial ngrepotin gue aja."
"Hanan," panggil Selo sambil melambaikan tangan.
Hanan bangkit, dia meninggalkan Gina yang tergeletak pingsan di jalan.
"Gimana Frans?" tanya Hanan.
"Dia kabur, setelah lo beri kabar kita langsung menghadang dia," kata Toni.
"Dasar pecundang," kata Hanan sambil tertawa puas.
"Bawa dia ke rumah sakit," Kata Hanan lagi sambil menunjuk orang yang seperti tak bernyawa karena terlalu parah lukanya.
Loh,cewek itu mana? batin Hanan.
"Lo cari apaan Nan?" tanya Selo saat melihat muka Hanan yang sedikit bingung.
"Cewek yang disini."
"Cewek, lo pergi sama cewek," Samber Sissy ketika mendengar Hanan menyebut kata cewek.
Sissy adalah teman cewek di dalam gang Hanan. Cewek tomboy yang sudah bertahun-tahun jatuh hati dengan Hanan tapi tak berani mengungkapkannya.
Dia akan cemburu berat saat Hanan membahas tentang cewek. Dia juga sering menggangu orang yang datang mencari Hanan. Dia akan sesumbar kepada cewek yang mencarinya, jika dia adalah pacar Hanan.
"Tadi cewek itu lihat gue berantem dan dia pingsan disini. Tapi kok sekarang hilang."
"Nan, bukan mbak kunti dan sejenisnya kan dia," kata Selo dengan bergidik.
"Semacam Valak dia. Gue mau balik, kalau kalian mau lanjut nongkrong silahkan. Gue mau molor," Hanan melambaikan tangan dan segera menjalankan motornya setelah pamit kepada teman-temannya.
Sebenarnya dia tak mau tidur, tapi mencari Gina yang pingsan mendadak menghilang.
Ada perasaan bersalah yang timbul di hatinya ketika dia membiarkan Gina, dan lebih memilih melihat temannya yang baru datang.
"Sebenarnga dia siapa?" kata Hanan dalam hati. Dia sudah berusaha untuk menjauh dari Gina karena baginya Gina hanya cewek lemah. Tapi semakin dia menjauh mereka berdua justru dekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 379 Episodes
Comments
Nurul Aziza
mantul ceritamu thooor
2021-05-04
0