Bel istirahat berbunyi tapi pekerjaan Gina masih banyak, dia mempercepat pekerjaannya agar bisa segera masuk kelas dan ikut pelajaran.
"Gina." Panggil Rahma dan Feni bersamaan.
"Hai." kata Gina.
"Lo kok bisa di hukum?" tanya Rahma sambil bantuin Gina.
"Gue lupa pakai dasi." Gina merengut.
"Tumben banget lo teledor, gue kira lo nggak masuk." Feni ikut bantuin Gina.
"Iya nih, soalnya kemarin gue.." Gina menghentikan perkataannya.
"Kemarin kenapa?" Feni menatap Gina penasaran.
"Iya lo kenapa?" Rahma pun ikut berhenti dan berjalan mendekati Gina.
"Kemarin gue lihat Hanan menghajar orang sampai tak berdaya. Membuat gue jadi lemas nggak enak badan karena shock." bisik Gina sambil melihat sekitar memastikan tidak ada yang lihat.
"Apa, menghajar orang." kata Feni hampir teriak.
"Sstttt, jangan keras-keras." Gina manaruh jari telunjuknya di bibirnya mengusyaratkan agar Feni tidak teriak.
"Siapa yang menghajar orang?" tanya Arzen dari belakang Gina, dan kedua shabatnya itu. seketika ketiga gadis itu menghentikan obrolanya dan menoleh ke arah Arzen.
"Ah, bukan siapa-siapa kok Kak." kata Rahma sambil mengedipkan matanya agar Feni tak keceplosan jujur kepada Arzen.
"Beneran, tadi kok gue denger sebut-sebut nama Hanan." Arzen kepo.
"Oh itu, Hanan lari dari hukuman. Harusnya dia sekarang bantuin Gina" kata Feni mencoba mencari topik lain.
"Anak itu, biar gue aja yang bantuin Gina kalian boleh meneruskan istirahat." Arzen mencoba mengambil hati Gina dengan membantu Gina menggantikan Hanan.
Hanan yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Arzen dari jauh langsung berjalan menuju tempat pembuangan sampah, dia tahu apa yang diinginkan kakak kelasnya itu. Dan Hanan bermaksud menggagalkan rencananya.
Hanan berjalan mendekati mereka dengan membawa dua plastik es jeruk untuk di berikan Gina. Untuk membuat Arzen kalah satu langkah darinya.
"Lo kenapa ajak gue kesini lagi." Selo bingung.
"Udah diem, mending lo ikuti aja permainan gue." kata Hanan.
"Permainan."batin Selo sambil menggaruk kepala, dia semakin tak mengerti yan di maksud Hanan.
"Eh sorry gue lama ya, sampai udah banyak orang disini." kata Hanan sok polos.
"Lo dari mana aja." tanya Feni geram melihat muka polosnya Hanan.
"Dari kantin, nih gue beliin es jeruk buat dia, ya nggak Selo" Hanan menatap Selo lalu menyodorkan es jeruk kepada Gina.
"Ho'oh, kita beliin minum tapi tadi kita makan dulu." Selo membenarkan perkataan Hanan. Dasarnya mereka cs jadi apa yang di katakan Hanan pasti di iyain aja sama Selo, selagi tak merugikan dirinya.
"Udah deh lo nggak usah basa-basi, pergi sana jangan mengganggu Gina." Arzen mendorong lengan Hanan.
"Siapa yang mengganggu, gue sama Selo disini kerja bareng sama dia. Lagian ini hukuman kita bertiga jadi lo nggak usah ikut campur." Kata Hanan sambil menyodorkan lagi plastik berisikan es jeruk.
"Gue nggak ikut campur kalau lo nggak ninggalin Gina sendiri." kata Arzen kasar.
"Mau lo apa sih, oh cari muka buat dapetin hati dia." kata Hanan sambil tersenyum mengejek Arzen.
"Sudah-sudah, kalian apa-apaan sih. Nanti kalau ketahuan Bu Indri kalian bisa di skors lo." kata Vanda yang tiba-tiba berada dintengah-tengah Hanan dan Arzen.
"Lagian kalian berdua kenapa ngerbutin cewek nggak bener kayak dia." Rike kesal melihat Arzen yang mendekati Gina.
"Maksud lo cewek nggak bener apaan?" Feni nggak terima dengan ucapan Rike.
"Kalau cewek bener nggak akan mungkin mau sama sana-sini kayak ******* aja." kata Rike sengak.
"Eh jaga mulut lo ya, bukan Gina yang mau tapi merekanya sendirinyang mau sama Gina." Feni semakin kesal saat Gina di katakan *******.
"Hah! bohong banget. Pasti dia merayu Hanan sama Arzen"
"Mau lo apa sih, kenapa jadi cewek ngeselin banget." Feni menjambak rambut Rike.
"Lepasin nggak, sakit tauk." Rike pun membalas jambakan Feni.
"Lo tarik omongan lo, baru gue lepas."
"Apa yang perlu di tarik juga, udah kampungan, ganjen nggak tahu malu pula." Vanda menarik rambut Feni.
"Lo nggak perlu ikut-ikutan." Rahma pun ikut menjambak rambut Vanda.
"Waduh seru nih, nongkrong sambil makan cemilan." kata Selo sambil terkekeh.
"Ya Allah, hentikan." Gina mencoba melerai dengan menarik tangan Vanda.
Vanda yang emosinya sudah meluap-luap, mendorong Rahma, kemudian menyerang Gina. Dia menarik kerudung Gina lalu mendorongnya hingga Gina terjatuh dan menabrak Hanan. Gina berada di atas tubuh Hahan.
"Aduh punggung gue." rintih Hanan.
Gina langsung bangun, dia membantu Hanan berdiri sambil minta maaf jika dia tak sengaja.
"Vanda, Rike.. lo jadi cewek kasar banget sih." Bentak Arzen.
"Arzen, kenapa lo jadi belain mareka sih." Rike kesal.
"Memang mereka nggak salah. Mending kalian sekarang ke ruang osis."
"Kok kita doang, harusnya sama mereka donk."
"Lo mau gue yang ngurus apa Bu Indri."ancam Arzen.
"Awas lo ya, urusan kita belum selesai." Vanda menunjuk ke arah Gina.
"Maafin mereka ya, lo nggak apa-apa kan?"
"Nggak apa-apa." jawab Hanan sewot.
Buugh... Arzen tiba-tiba memukul Hanan. Kesabaran dia sudah habis. Dia kesal, di remeh kan Hanan bahkan dia tak ada takutnya. Dia selalu saja melawan perintah Arzen.
Hahan tersenyum lalu mengusap ujung bibirnya yang terluka, dia kemudian membalas pukulan Arzen.
"Hanan, Kak Arzen berhenti!" teriak Gina.
"Nan, ini sekolah lo bisa di keluarkan." bisik Selo.
"Kak, gue minta Kak Arzen pergi dari sini. Fen, Ma kalian juga." pinta Gina.
"Tapi Gin.."
"Kak please, dengan adanya Kak Arzen pekerjaan ini tak kunjung selesai." kata Gina sambil mengambili sampah lagi.
Arzen pergi dengan kesal, dia merasa kalah lagi dari Hanan. Murid begundal yang selalu saja menjadi sajngannya.
"Kalian berdua boleh pergi juga, jangan memperketuh keadaan dengan pura- pura baik denganku." Gina tahu Hanna hanya ingin membuat Arzen kesal saja, bukan membantu menyelesaikan hukumannya.
"Nah lo, ibu peri marah." celetuk Selo yang membuat Gina dan Hanan menatap pekat Selo.
"Tatapan kalian bisa biasa nggak." Selo bergidik.
Gina kembali ke pekerjaanya, karena sudah kepalng tanggung di situ lagi Hanan akhirnya membantu Gina. Hanan dan Gina saling diam, hanya Selo yang sesekali membuat lelucon yang garing.
"Yuhuuuiiiiii, selesai." teriak Selo.
Gina pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Hanan dan juga Selo.
"Tunggu," Teriak Hanan.
"Ada apa?"
"Lo kemarin pergi kemana?" tanya Hanan.
"Pulang."Jawab Gina datar. setelah Gina menunggu Hanan beberapa saat tak ada pertanyaan lagi, dia segera pergi.
"Nan, apa dia cewek yang lo cari tadi malam?" tanya Selo.
"Hhm."
"Jadi cewek itu lo ajak kebut-kebutan?"Tanya Selo heboh.
"Iya." jawab Hanan lalu mrninggalkan Selo sebelum dia nerocos bertanya macam-macam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 379 Episodes
Comments
Anonymous
ya ampun..nakal2 banget sihh
2021-01-16
0
Neno
Selo....bikin ngakak🤣🤣🤣🤣🤣
2021-01-14
0
Sela Ana
jiwa gua banget deh thor karya lo ni
2020-09-14
2