Gina membuka ponselnya karena dari tadi berbunyi terus. Ada beberapa pesan dari grub wa yang berisikan Gina, Feni sama Rahma
Feni
Gin lo masih utang cerita nih sama gue!
Gina
Cerita apaan?
Rahma
Cerita kalau Hanan mukulin orang.
Feni
Hooh.
Gina
Itu, jadi kemarin aku ketemu dia terus nggak sengaja tabrakan. Akhirnya dia tarik gue, dan kalian tahu saat ada orang yang menghalangi jalan kita, dia hajar habis-habisan.
Feni
Sumpah demi apa lo lihat Hanan seperti itu.
Rahma
Serem ya, makanya lo jangan deket-deket sama dia.
Feni
Iya, cukup tahu aja.
Gina
Dan hari ini gue di tipu sama temannya Hanan. Kemarin dia bilang Hanan mau ketemu gue. Eh ternyata gue di bohongin.
Rahma
Selo apa Toni?
Gina
Selo, udah dulu ya guys. Ayah gue pulang nih.
Assalamualaikum.
Gina menutup obrolan di grubnya, dia segera menemui ayahnya.
"Assalamualaikum, cantiknya ayah." Kata Heru sambil menaruh tas di sofa sebelah dirinya.
"Waalaikumsalam, ayah." Gina mencium tangan ayahnya.
"Kamu tadi pulang sama siapa?" tanya Heru sambil melepas sepatunya.
"Diantar teman yah."
"Cowok ya."
"Heem."
"Pacar kamu?" Heru berhenti melepas sepatu lalu menatap putrinya itu pekat.
"Bukan ayah, dia itu teman satu kelas Gina. Dan sebenarnya..." Gina memperlambat tempo bicaranya. Dia tidak jadi meneruskan perkataannya, takut ayahnya cemas karena dia diisengin oleh Selo.
"Sebebarnya apa?"
"Sebenarnya Gina mau ngembaliin barang milik dia yang kebawa Gina."
"Oh, Ayah nggak melarang kamu dekat dengan cowok. Kamu harus pinter-pinter cari teman, Cuman ayah tidak mau kamu pacar-pacaran." Heru menasehati Gina. Dia tidak mau putrinya terjerumus di pergaulan yang bebas jika sembarangan pilih teman.
"Iya, Ayah sayang." Gina memeluk ayahnya erat.
♤♤♤♤♤
Gina menghentikan langkahnya saat melihat Vanda dan Rike ada di depan gerbang.
"Kenapa berhenti di sini?" tanya Arzen.
"Gue nungguin Feni sama Rahma." jawab Gina asal-asalan.
"Kita bisa ngobrol sebentar nggak?"
"Sekarang?"
"Iya, tapi kita ngobrol di dalam saja ya." Ajak Arzen.
"Baik. Kak Arzen masuk aja dulu nanti aku nyusul." kata Gina. Dia tidak mau terlihat jalan bareng Arzen, karena itu akan sangat merepotkan dirinya kalau Rike tahu.
"Kenapa nggak bareng aja?"
"Gina mau ke toilet dulu." Gina ngeles lagi.
"Ok."
Gina berjalan bersama beberapa murid lainnya dan dia berada di pojok sehingga saat sampai di gerbang Vanda dan Rike tak melihat dirinya.
Gina segera menghampiri Arzen yang sudah menunggu di taman sekolah.
"Ada apa kak?" tanya Gina.
"Gue suka sama lo." kata Arzen to the poin.
"Suka?" Gina terkejut, dia tak menyangka Arzen akan menembak dia secepat itu.
"Sejak pertama gue melihat lo, gue langsung jatuh cinta. Mungkin ini terlaku cepat buat lo, tapi gue nggak bisa pendam perasaan ini lama-lama." Arzen memandang Gina dengan penuh harapan.
Baru saja semalam ayahnya memberikan nasehat agar dia tak pacaran, dan pagi ini Arzen menembak Gina.
"Maaf Kak, Gina tidak bisa. Kita berteman saja dulu." Gina pun tak mau menggantungkan jawaban untuk Arzen.
"Apa lo sudah punya pacar?" Arzen langsung down saat mendengar penolakan dari Gina.
"Nggak."
"Apa gara-gara Hanan." Arzen langsung negatif thingking.
"Bukan karna siapa-siapa, karena memang gue tak mau pacaran." kata Gina. "Kalau gitu Gina permisi dulu ya Kak, udah bel." Gina meninggalkan Arzen yang masih tak percaya dengan jawaban Hanan.
selain Rike, masih banyak yang suka dengan Arzen. Popularitasnya di SMA Putra Bangsa tak kalah dengan Hanan. Jika Hanan terkenal dengan bad boy nya, Arzen terkenal sebagai good boy yang dapat diandalkan.
Gina masuk kelas langsung menuju tempat duduk Selo yang berselang satu meja denganya.
"Lo kenapa lihatin gue kayak gitu." Selo melipat kedua tangannya.
"Kenapa lo jahat sama gue, emang salah gue apa sama lo?"
"Emangnya gue salah apaan?" Selo masih tidak tahu apa maksud Gina.
"Nggak usah berlagak lupa deh, lo ngerjain Gina kan kemarin suruh datang ke kafe trimaja." Kata Feni sambil berkacak pinggang.
"Oohh... mamangnya lo nggak datang?" Selo langsung menghadap ke arah Hanan yang tidur.
Hanan berlagak tak mendengar, kali ini dia sengaja tidak ikut bicara agar Selo di serang sama Gina dan kedua temannya.
"Nan... bantuin gue ngomong dong. Jangan berlagak tidur lo."
"Sukurin, makanya jadi orang jangan iseng." kata Toni yang baru datang.
"Kenapa kalian jadi mojokin pangeran gini sih." kata Seli sok manis, sok ganteng gak ketulungan.
"Woooekkkkk... pangeran kodok lo."Kata Feni bergidik merasa jijik saat mendengar Selo menyebut dirinya pangeran.
"Minta maaf lo!" kata Rahma.
"Iya, gue minta maaf." Selo mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Gina.
"Lain kali jangan ulangi lagi." Gina ingin menjabat tangan Selo, tapi sayangnya Hanan mengangkat kepalanya dan tangan Gina mengenai kepala Hanan.
"Maaf...maaf nggak sengaja." kata Gina panik, takut Hanan marah.
"Hem." Hanan melirik ke arah Gina, lalu beranjak dari kursinya berjalan keluar.
"Mau kemana kamu?" Bu Tyas menjewer Hanan dan membawanya masuk ke kelas lagi. Kali ini Hanan tak melawan, dia pasrah saja lagi males membuat alasan.
Melihat Hanan di jewer Bu Tyas seisi kelas langsung tertawa.
"Diam! siapa suruh tertawa. Hanan kembali ke kursimu."
"Ya buk." jawab Hanan sambil berjalan menuju kursinya.
"Pagi ini tugas biologi kita adalah bedah katak." kata Bu Tyas.
"Buk, jijik nggak ada hewan lain??" protes Feni.
"Ada, kambing. Tapi nanti namanya kurban bukan praktek biologi." celetuk Selo yang berlanjut dengan tawa satu kelas.
"Diam!" Bu Tyas menggebrak meja agar muridnya diam. Bu Tyas merupakan guru biologi yang lumayan killer tapi ntah kenapa murid-murid tidak ada yang takut. Apa lagi Hanan, dia malah sering sengaja membuat bu Tyas kesal.
"Saya akan membagi kelompok dalam tugas ini. Dan selama pelajaran biologi belangsung kalian harus duduk dengan kelompoknya."
"Baik bu." jawab satu kelas serempak.
"Selo dengan Feni, Gina.." belum selesai bicara Feni memotong perkataan Bu Tyas.
"Bu tukar ya, masa sama manusia ini nggak mau." Feni menunjuk Selo.
"Eh jangan sembarangan, gini-gini tampan kayak Dilan." kata selo pede.
"Dilan kok mukanya kaya awur-awuran."
"Cukup. Gina kamu sama Hanan, cepat pindah pindah ke pasangan masing-masing." Bu Tyas semakin tak sabar dengan kelas Hanan yang super heboh, rempong dan suka membantah.
"Dan untuk tugas kali ini kalian harus mencari tiga ekor kodok. Sebagai tugas awal kalian harus mengumpulkan paling lambat bel jam pelajaran berikutnya setelah istirahan." Bu Tyas keluar kelas.
semua siswa berkumpul di danau kecil belakang sekolahan. Mereka sudah beraksi untuk mendapatkan katak. sedangkan Hanan masih santai-santai duduk bersandar di pohon.
"Hanan, lo kok diam aja di sini ayo buruan cari kataknya."kata Gina.
"Males, kalau lo mau cari aja sendiri." Hanan memasang headphone. Gina merengut, dia pergi mencari katak sendiri. Nasibnya menjadi kelompok Hanan, kerja sendiri, di tak peduli dan selalu numpang nama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 379 Episodes
Comments
Nacita
bisa ae sellll 🤣
2024-05-15
0
Nacita
lucu ya s selo 🤣 selalu bkin ngakak 🤣
2024-05-15
0
Junaedi Syafiq
itu tugasnya bedah katak apa cari katak
2021-01-18
0