Kazumi tak menyangka bahwa dia akan didatangi oleh seekor pria yang berpenampilan seperti serangga, dia tidak begitu keberatan mengenai hal itu karena dia masih bisa membantunya dalam misi itu.
Melihat serangga yang bisa berbicara dan berukuran sepertinya, Kazumi yakin bahwa dunia ini juga memiliki berbagai macam rasnya tersendiri sampai ia belum pernah membaca tentang rasa dunia ini.
Kesempatan terakhir yang tidak bisa dia hancurkan begitu saja, Kazumi harus memimpin pembicaraan ini sebelum Shizumichi menyela dan melantur tentang hal-hal aneh seperti sebelumnya.
"Ya, kami sangat membutuhkan rekan untuk menjalani misi yang begitu sulit!" Kazumi membalasnya dengan senyuman tulus selagi memperlihatkan kartu identitanya itu.
Serangga tersebut mengambil kartunya lalu melihat misi seperti apa yang diambil olehnya sampai ia benar-benar terkejut, "Mengalahkan lima monster kuat ini!? Hanya kalian berdua!?"
"Itu berbahaya sekali, misi ini disarankan untuk memiliki setidaknya lima orang dalam mengalahkan monster itu satu per satu."
"Ya, benar. Kami tidak memikirkan itu sampai bertindak terlalu gegabah untuk melawan Wyvern itu sendirian, tetapi kami memiliki keberuntungan yang cukup tinggi untuk bisa menang."
"Selanjutnya, kami tidak bisa terlalu mengandalkan keberuntungan karena itu kesannya akan terlalu naif bagi kami." Kazumi terkekeh.
Serangga itu mengamati kartu identitas Kazumi dengan cermat, matanya yang besar dan berkilau menunjukkan betapa seriusnya dia menilai situasi ini.
Setelah beberapa saat, serangga itu menghela napas panjang dan mengembalikan kartu tersebut kepada Kazumi.
"Namaku Rex," katanya sambil mengulurkan tangannya yang bersisik dan berlapis kitin.
"Aku adalah salah satu dari ras Insektoid, penjaga hutan ini. Aku telah mendengar tentang misi kalian dan aku tahu betapa berbahayanya itu."
Kazumi seketika mengunci nama ras dari Insektoid dimana ia harus mencari tahu lebih banyak lagi pengetahuan tentang dunia ini.
Dia juga sempat memperhatikan kartu miliknya dimana tidak ada penjelasan apapun yang terkait akan ras sampai ia pikir memasukkan ras dalam kartu identitas mungkin akan terkesan cukup sensitif.
Tetapi, itu juga bisa terhalangi dengan gambar dari wajah pemilik kartu yang dapat diidentikkan dengan ras seperti apa.
"Apakah ras Legenda ada di dalam dunia ini...? Jika tidak maka kemungkinan besar Kakak dan aku hanyalah Manusia." Kazumi menyimpan kembali kartunya.
"Karena itu, aku bersedia membantu kalian dalam misi ini dan mengajak kalian untuk bergabung dengan reguku."
Kazumi tersenyum lega dan menjabat tangan Rex dengan mantap. "Terima kasih, Rex. Bantuanmu sangat berarti bagi kami."
Shizumichi, yang sejak tadi diam dan sedang menahan tawanya, akhirnya angkat bicara. "R-Rex, regumu terdiri dari... s-s-siapa saja? Apa mereka sekuat... sekuat dirimu...? Pfft..."
Kazumi memasang ekspresi datar seketika karena dia tahu apa yang sedang dipikirkan olehnya, "Yang akan menjadi masalah di sini adalah Kakakku..."
"Dia sangat rasis terhadap siapapun itu termasuk orang asing dengan ras berbeda..."
Rex mengangguk. "Reguku terdiri dari beberapa pejuang terkuat dimana mereka memiliki rasnya tersendiri."
"Seharusnya kalian tahu bahwa rasku ini berjuangan secara berkoloni, tetapi kali ini aku meninggalkan zona nyamanku untuk bergabung dengan ras lainnya."
"Tidak ada salahnya juga untuk mencari pengalaman baru dalam berpetualang untuk bisa mencapai sesuatu."
"Aku akan memperkenalkan kalian pada mereka."
Kazumi dan Shizumichi saling bertukar pandang sebelum Kazumi menjawab. "Kami sangat menghargai tawaranmu, Rex."
"Kami akan dengan senang hati bergabung dengan regumu. Kami tahu bahwa untuk misi ini, kekuatan dan kerja sama adalah kunci utama untuk keberhasilan."
Rex mengangguk lagi, kali ini dengan senyum yang tersirat di wajahnya. "Baiklah, kalau begitu. Mari kita menuju markas kami dan bertemu dengan anggota regu lainnya."
"Kita perlu merencanakan strategi dengan baik sebelum menghadapi monster-monster itu."
Dengan itu, mereka bertiga memulai perjalanan menuju markas Rex.
Kazumi merasa optimis dengan perkembangan ini, yakin bahwa dengan bantuan Rex dan regunya, mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk menyelesaikan misi berbahaya tersebut.
Sepanjang perjalanan, mereka berdiskusi tentang rencana dan taktik yang akan digunakan, memastikan bahwa mereka siap menghadapi apa pun yang akan datang.
Rex memimpin jalan menuju markasnya. Shizumichi berjalan di belakang Kazumi, berusaha menahan tawa yang mulai menyeruak dari bibirnya setiap kali melihat penampilan Rex yang unik.
"Kazumi," bisik Shizumichi dengan suara tertahan.
"Serangga besar ini... dia... dia benar-benar terlihat seperti tokoh kartun! Hahaha!"
Kazumi menoleh dengan cepat, memberikan tatapan tajam pada Shizumichi.
"Diamlah, Kakak," bisiknya tegas.
"Jangan sampai dia mendengarmu."
Namun, Shizumichi tidak bisa menahan dirinya lebih lama. "Maaf, tapi aku tidak bisa... ini terlalu lucu! Bayangkan, serangga besar ini mencoba memimpin kita—"
Sebelum Shizumichi bisa menyelesaikan kalimatnya, Kazumi bergerak cepat dan menutup mulut Shizumichi dengan tangan.
"Tutup mulutmu sekarang juga, atau aku akan memastikan kau tidak bisa tertawa lagi!" ancam Kazumi dengan nada rendah.
Rex berhenti sejenak dan menoleh, curiga dengan suara yang dia dengar.
"Ada apa?" tanyanya dengan alis yang terangkat.
Kazumi dengan cepat menjawab, "Oh, tidak ada apa-apa, Rex! Kakakku hanya tersedak sedikit. Dia baik-baik saja."
"Kalian ternyata saudara ya. Terlihat mirip juga sih." Rex terkekeh.
"Aku lupa untuk memperkenalkan Kakakku ini, dia adalah Shizumichi. Jika dia mulai melantur maka abaikan saja dia!"
"Salam kenal." Rex tersenyum kepada Shizumichi sampai dia terlihat ingin mati tertawa karena tidak bisa menyingkirkan ingatannya terhadap seekor serangga besar tersenyum.
Shizumichi, dengan mulutnya masih ditutupi oleh Kazumi, hanya bisa mengangguk cepat, meskipun matanya berkilauan dengan tawa yang tertahan.
Rex mengangguk perlahan, masih terlihat sedikit curiga. "Baiklah, pastikan dia tidak terlalu banyak bicara selama perjalanan. Kita butuh fokus untuk merencanakan strategi."
Begitu Rex berpaling dan mulai berjalan lagi, Kazumi melepaskan tangannya dari mulut Shizumichi. "Serius, Kakak, kau harus bisa lebih menahan diri."
"Kita butuh dia dan regunya untuk menyelesaikan misi ini."
Shizumichi menghela napas, berusaha menenangkan dirinya. "Maaf, Kazumi. Aku akan berusaha lebih baik."
"Pastikan itu," balas Kazumi dengan nada tegas, tetapi ada kilatan kecil dari senyum yang tertahan di sudut bibirnya.
"Sekarang, mari fokus. Kita punya misi besar yang harus diselesaikan."
"Dengar, Kakak. Mulai dari titik ini, kau harus mendengarkan apa yang aku katakan." Kazumi mulai melakukan telepati untuk berdiskusi sebentar.
"Ketika kita sudah memiliki regu maka masing-masing dari kita harus memiliki tugasnya sendiri dengan keahlian yang dimiliki oleh kita."
"Aku mungkin akan berperan sebagai pendukung dengan memberikan banyak sekali sihir penyembuhan dan juga penguat."
"Kalau begitu, aku akan berperan sebagai penyerang yang mengakhiri musuhnya di akhir." Shizumichi menjawabnya dalam pikirannya sendiri.
"Jangan menggunakan semua sihir dan juga kemampuanmu secara berlebihan loh. Kita berjanji untuk menjalani semua ini dengan alami."
"Aku mengerti, aku mengerti. Itulah kenapa aku tidak menggunakan kekuatan waktu di sini kecuali jika dibutuhkan saja!" Shizumichi mengangkat jempolnya pada Kazumi.
"Mungkin aku akan menjadi lebih kreatif dengan mengandalkan Dual Bonding yang menggabungkan sihir cahaya dan api."
"Syukurlah, jika kau mengerti dengan tatanan sihir dunia ini maka seharusnya tak ada masalah."
"Setiap orang dalam dunia ini pasti memiliki caranya sendiri dalam menggunakan sihir, termasuk dengan keempat istilah yang pernah aku jelaskan padamu."
"Dual Bonding yang kau sebut itu hanyalah faktor, tetapi itu bisa diterima."
Setelah berjalan beberapa waktu, mereka akhirnya tiba di sebuah gua besar yang tersembunyi di balik hutan lebat.
Rex menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, memberi isyarat agar Kazumi dan Shizumichi mengikutinya masuk.
Gua tersebut ternyata jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. Dinding-dindingnya diterangi oleh cahaya alami yang memantul dari kristal-kristal besar yang tertanam di dalam batuan.
Di dalamnya, terdapat berbagai peralatan dan senjata yang tertata rapi. Sejumlah makhluk lain, yang tampak seperti rekan-rekan Rex, berkumpul di sekitar meja besar di tengah ruangan.
"Kazumi, Shizumichi, selamat datang di markas kami," kata Rex dengan bangga.
"Kami menyebut tempat ini Sarang Cahaya."
Kazumi terkesan dengan suasana dan keteraturan di dalam gua itu. "Ini luar biasa, Rex. Tempat ini benar-benar menakjubkan."
Shizumichi, yang kini sudah berhasil menahan tawanya, juga ikut mengangguk setuju. "Ya, aku harus mengakui, ini jauh lebih baik dari yang aku bayangkan."
Rex tersenyum dan memberi isyarat kepada rekan-rekannya. "Izinkan aku memperkenalkan kalian kepada tim kami."
"Ini adalah Jofir," kata Rex dengan nada penuh hormat.
"Dia adalah seorang High Elf dan salah satu ahli strategi terbaik yang pernah aku temui."
"Kemampuan magisnya luar biasa, dan kecerdasannya dalam merancang taktik perang sangat mengesankan."
"J-Jofir!?" Shizumichi menutup mulutnya sendiri.
"... ..." Kazumi melirik ke arah Shizumichi dengan ekspresi khawatir.
"Tolong jangan melantur... Tolong jangan melantur... Tolong jangan melantur..." Itulah isi pikiran Kazumi saat ini.
Jofir melangkah maju, menatap Kazumi dan Shizumichi dengan mata yang tajam namun ramah.
Rambutnya yang panjang dan keputihan berkilau di bawah cahaya kristal, dan aura magis yang kuat terpancar dari dirinya.
"Sangat senang bertemu dengan kalian," kata Jofir dengan suara yang lembut namun tegas.
"Saya telah mendengar banyak tentang keberanian dan kecerdikan kalian. Saya yakin kita bisa bekerja sama dengan baik dalam misi ini."
Kazumi tersenyum dan mengangguk. "Senang bertemu denganmu juga, Jofir. Kami sangat menghargai bantuan dan bimbinganmu."
Shizumichi, yang sempat terpesona oleh keanggunan Jofir, segera mengangguk setuju. "Ya, terima kasih atas dukunganmu."
"Hal pertama yang aku pikirkan tentang High Elf adalah seorang wanita pirang dengan dada besar yang akan menjadi target para Goblin."
"H-Hm?" Jofir sendiri tidak menyangka Shizumichi akan mengatakan hal itu.
"K-Kakak. Tolong jangan membicarakan sesuatu yang tidak jelas ya..."
"Kami pasti akan memerlukan semua bantuan yang bisa kami dapatkan." Jofir mengangguk kepada mereka.
"Kamu ini pasti pasti kafi---" Kazumi langsung menutup mulut Shizumichi sebelum dia mengatakan sesuatu yang sensitif.
Jofir tersenyum tipis, kemudian mengalihkan pandangannya ke peta di meja.
Setelah memperkenalkan Jofir, Rex beralih ke sudut lain ruangan di mana sosok besar dan berbulu coklat.
Sosok tersebut mengenakan armor kulit yang tebal dan membawa pedang dengan sebutan Odachi besar di bahunya.
Dengan senyum lebar, Rex memberi isyarat kepada mereka untuk mendekat.
"Dan ini adalah Jakon," kata Rex dengan nada bangga.
"Jawa kon---" Kazumi langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya itu sampai ekspresinya terlihat panik.
"Oi! Mengapa menyebut suku dari negara Indonesia!?" Bisiknya.
"Aku kepikiran."
"Dia seorang Bugbear dan salah satu pejuang terkuat di tim kami. Kekuatan dan ketahanannya sangat luar biasa, dan dia tidak kenal takut dalam menghadapi bahaya."
Jakon melangkah maju, menatap Kazumi dan Shizumichi dengan mata yang tajam namun ramah.
Dengan tinggi lebih dari dua meter dan tubuh yang berotot, kehadirannya sangat mengesankan.
Namun, senyum di wajahnya menunjukkan sisi yang lebih ramah dari dirinya.
"Sangat senang bertemu dengan kalian," kata Jakon dengan suara yang dalam dan bergemuruh.
"Aku mendengar kalian membutuhkan bantuan untuk mengalahkan beberapa monster kuat."
"Jangan khawatir, dengan kekuatanku, kita akan menghancurkan mereka."
Kazumi mengangguk dengan antusias. "Senang bertemu denganmu juga, Jakon. Kami pasti akan memerlukan kekuatanmu dalam misi ini."
Shizumichi, yang masih menahan tawanya tidak bisa menyingkirkan segala lelucon yang tersimpan dalam kepalanya. "K-Kamu itu..."
"Kamu terlihat seperti Orc atau Goblin!"
"Ya, itu memang benar. Bisa dibilang aku jauh lebih hebat dari kedua itu!"
"Kyah~ tolong jangan perkosa kami~" Shizumichi mengatakannya dengan penuh dramatis sampai Kazumi langsung menariknya.
"Apa yang kau sebenarnya katakan!? To-Tolong jangan dengarkan Kakakku yang memang sudah gila ini!" Kazumi menundukkan kepalanya beberapa kali pada Jakon.
Rex menambahkan, "Jakon akan menjadi seorang petarung yang tidak mengandalkan sihir melainkan kekuatannya."
"Dengan kekuatannya, dia bisa menahan serangan musuh dan membuka jalan bagi kita untuk menyerang."
Setelah memperkenalkan Jakon, Rex beralih ke seorang sosok yang berdiri di dekat jendela, memandangi pemandangan luar dengan tenang.
Sosok tersebut memiliki sayap putih yang besar dan bercahaya, menandakan bahwa dia bukan sembarang petarung. Dengan senyum hangat, Rex melanjutkan perkenalan.
"Dan ini adalah Kars," kata Rex, dengan nada hormat.
"Dia seorang Angel, dan kekuatannya tidak bisa diremehkan. Kars akan berjuang di garda depan."
Kars berbalik dan melangkah maju dengan anggun. Aura ketenangan dan keagungan mengelilinginya, membuat kehadirannya terasa menenangkan namun kuat.
Dengan sayap yang mengepak perlahan, dia memberi salam dengan hormat kepada Kazumi dan Shizumichi.
"Senang bertemu dengan kalian," kata Kars dengan suara lembut namun tegas.
"Aku akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kalian dan memastikan misi kita berhasil."
Kazumi merasa terkesan dengan keanggunan dan kebijaksanaan yang terpancar dari Kars. "Terima kasih, Kars. Kehadiranmu pasti akan memberi kita kekuatan dan semangat lebih."
"Tolong beritahu aku bahwa kau bisa melakukan pose!"
"Pose?" Kars terlebih kebingungan.
"Namamu Kars bukan!? Jangan-jangan kamu memiliki sebuah topeng yang dapat mengubah dirimu menjadi makhluk sempurna!"
"Hati-hati dengan luar angkasa loh, engkau bisa saja menjadi batu di sana." Shizumichi terkekeh.
Kali ini Kazumi membiarkannya berbicara seperti itu karena masih terkesan normal, dan dia juga sudah mulai lelah menghentikannya.
"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan..." ucap Kars dengan ekspresi kebingungan.
"Tapi ya..."
"Aku percaya pada kekuatan kerja sama. Dengan kalian di sisi kita dan dukungan dari rekanku, kita pasti bisa mengatasi segala rintangan."
Rex menambahkan, "Kars tidak hanya kuat dalam bertarung, tetapi juga memiliki kemampuan penyembuhan yang luar biasa."
"Dia akan menjadi garis depan kita yang tidak hanya menyerang, tetapi juga melindungi dan menyembuhkan kita."
Jofir mengangguk setuju. "Dengan Kars di garis depan, kita akan memiliki keseimbangan antara kekuatan dan pertahanan yang kuat."
"Ini akan sangat membantu kita dalam menghadapi monster-monster kuat."
Kazumi merasa semakin yakin dengan tim yang telah terbentuk. "Terima kasih, Rex. Dengan tim yang hebat ini, aku yakin kita bisa menyelesaikan misi ini dengan sukses."
Jakon, yang telah mendengarkan dengan penuh perhatian, menepuk bahu Kars dengan semangat. "Dengan kita semua bekerja bersama, tidak ada yang tidak bisa kita capai."
Kars membalas dengan senyum yang tenang dan hangat. "Benar. Bersama-sama, kita kuat."
Rex melanjutkan perkenalannya dengan anggota tim terakhir mereka. Dia mengarahkan pandangannya ke seorang wanita yang tenang berdiri di seberang ruangan, memegang busur besar dengan penuh keahlian.
Chen, manusia berwajah tegas namun ramah, melihat mereka dengan tatapan tajam yang penuh dedikasi.
"Dan ini adalah Chen," kata Rex, sambil memberi isyarat hormat kepada Chen.
"Dia adalah ahli dalam seni memanah, dan akan menjadi salah satu pengawal dari jarak jauh kita."
Chen menyambut mereka dengan senyuman hangat.
"Senang bertemu dengan kalian semua," ucapnya dengan suara yang tenang namun penuh kepercayaan.
Kazumi mengangguk menghormati. "Terima kasih sudah bergabung dengan kami, Chen."
"Keterampilan memanahmu pasti akan menjadi aset yang sangat berharga dalam pertempuran."
Shizumichi mengamati busur besar yang dipegang Chen dengan antusias. "Ah, senjata yang sangat indah. Aku penasaran untuk melihatnya dalam aksi."
Chen mengangguk setuju. "Aku akan melakukan yang terbaik untuk mendukung tim ini dan memastikan bahwa setiap panahku menemui sasaran dengan tepat."
"Apakah kamu orang China?" Shizumichi bertanya.
"Orang China...? Aku tidak mengerti apa itu."
"Namamu saja Chen. Kamu pasti orang China---" Kazumi langsung menarik Shizumichi.
"Sudah, Sudah, jangan berbicara terlalu banyak."
Rex tersenyum puas. "Dengan Chen di pihak kita, kita memiliki kekuatan dan ketangkasan dalam pertempuran jarak jauh yang tak terbantahkan."
"Bersama-sama, kita akan melengkapi satu sama lain dan menghadapi setiap tantangan dengan percaya diri."
Jofir, Jakon, dan Kars mengangguk setuju, merasa semakin yakin dengan kekuatan tim yang telah terbentuk.
Mereka saling bertukar pandang, merasakan semangat dan keyakinan yang sama dalam diri satu sama lain.
Kazumi menatap anggota timnya dengan bangga. "Dengan kekuatan dan keterampilan dari masing-masing dari kita, tidak ada yang bisa menghentikan kita."
"Mari kita bersiap-siap, karena misi kita menanti."
Dengan semangat yang berkobar-kobar, mereka melanjutkan persiapan mereka, tahu bahwa dengan tim yang kuat dan beragam seperti ini.
Mereka memiliki peluang besar untuk mencapai tujuan mereka dan menyelesaikan misi dengan sukses.
"Aku bisa berperan sebagai pendukung juga terhadap kalian dimana sihir penyembuhan dan penguatku akan sangat membantu." ucap Kazumi.
"Kakakku di sini bisa melakukan apapun karena sihir dan kemampuannya sangat fleksibel."
Shizumichi menepuk dadanya sendiri dengan penuh kebanggaan, "Aku bisa menjadi serangan terakhir yang memastikan musuh kita tumbang langsung!"
"Tapi, ingat, harus dilemahkan terlebih dahulu."
"Menarik, kalau begitu mari kita bahas misi ini sekarang juga..." ucap Rex.
Setelah memperkenalkan tim dan berdiskusi panjang mengenai strategi, Kazumi, Shizumichi, Rex, dan timnya memusatkan perhatian pada rencana mereka untuk menghadapi Crystal Serpent.
Mereka berkumpul di ruang strategi Sarang Cahaya, mengamati peta yang menunjukkan wilayah di sekitar hutan es yang menjadi habitat Crystal Serpent.
Rex, sebagai pemimpin tim, memulai diskusi, "Kita harus mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan Crystal Serpent."
"Dari informasi yang kami kumpulkan, dia memiliki kulit yang sangat keras dan serangan energi yang mematikan."
Jofir, dengan keahliannya dalam strategi, menambahkan, "Kekuatan serangan jarak jauh akan penting untuk melemahkan pertahanan Crystal Serpent sebelum kita mendekatinya."
"Kars, mungkin kamu bisa menjadi sasaran utama untuk menarik perhatiannya."
Kars mengangguk, "Aku akan memastikan untuk melindungi tim dan menarik perhatian Crystal Serpent."
"Setelah itu, Rex, Jakon dan aku akan bekerja sama untuk melemahkan pertahanannya."
Jakon, yang siap untuk beraksi, menyambung, "Ketika dia terfokus pada kami, Chen bisa menggunakan keterampilan memanahnya dari kejauhan."
"Ini akan memberi kesempatan bagi Kazumi dan Shizumichi untuk menggunakan sihir mereka."
Chen menunjukkan panah-pilihan dan busur yang disiapkannya, "Aku akan memastikan setiap panah mencapai sasaran dengan akurat."
"Dukungan dari Kazumi dan Shizumichi akan sangat membantu dalam menjaga keseimbangan pertempuran."
Kazumi menambahkan, "Aku akan fokus pada sihir penyembuhan dan penguatan untuk menjaga kondisi tim tetap optimal."
"Kakakku, pastikan untuk mengamati kelemahan Crystal Serpent dan menyerang pada saat yang tepat."
Shizumichi mengangguk antusias, "Aku siap untuk menjadi serangan terakhir yang memastikan kemenangan kita."
"Ayo kita tunjukkan kekuatan tim ini!"
Setelah mereka merancang rencana serangan mereka dengan cermat, Rex memberikan instruksi terakhir, "Kita akan melakukan serangan ini besok pagi."
"Bersiaplah dengan baik, dan pastikan semua perlengkapan dan strategi sudah siap."
"Kita akan menaklukkan Crystal Serpent bersama!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
도혜수
LMAAOOOOOO
2024-06-16
1
Rhakean Djati
nah. ni MC yg satu bener² konyol.
2024-06-16
1
Rhakean Djati
dasar MC konyol.hehehee
2024-06-16
1