Rendang

Matahari terbenam perlahan di ufuk barat, memberikan sorotan jingga dan ungu yang mempesona di langit.

Di sebuah dataran luas di tepi hutan lebat, sebuah api unggun berkobar di tengah-tengah lingkaran sahabat yang lega dan bahagia.

Shizumichi, Kazumi, Rex, Jakon, Jofir, Kars, dan Chen duduk bersama di sekeliling api unggun, merayakan kemenangan besar mereka melawan Crystal Serpent.

Makhluk legendaris yang telah menguji keberanian dan kekuatan mereka selama berbulan-bulan.

Suasana meriah dan euforia terasa begitu nyata di antara mereka. Mereka saling tertawa dan berbicara dengan riang, menceritakan kembali momen-momen kritis dalam pertarungan yang mereka alami bersama.

Shizumichi yang sedang memakan ikan bakar dengan lahap mulai berbicara.

"Siapa sangka kita bisa melakukannya tanpa ada korban ya." ucapnya dengan bangga, tatapan penuh kemenangan di matanya.

Kazumi melanjutkan. "Kita telah melewati begitu banyak rintangan dan bahaya."

"Tetapi bersama-sama, kita berhasil mengatasi semuanya," katanya dengan suara yang penuh kebanggaan.

Rex, yang menjadi pemimpin hebat di antara mereka, bangkit berdiri dan mengangkat gelasnya tinggi-tinggi.

"Untuk tim kita yang tak terkalahkan dan untuk petualangan-petualangan yang akan datang!" serunya, disambut dengan sorak-sorai dan tepukan dari yang lain.

Jakon mulai berbicara, "Ini bukan hanya kemenangan bagi kita sendiri, tetapi juga bagi semua yang percaya pada kita dan memberi dukungan sepanjang perjalanan ini."

Jofir menghibur kelompok itu dengan menyulap cahaya berwarna-warni yang memenuhi langit malam.

"Mari kita rayakan dengan sihir dan kebahagiaan! Hahahahaha!!!" serunya, dan mereka semua mengangguk setuju, terpesona oleh pertunjukan magisnya.

Kars menyajikan makanan lezat yang dia bawa dari desa terdekat sampai Shizumichi langsung mengambilnya untuk dimakan secepat mungkin.

"Makanan dan minuman untuk perayaan besar!" serunya dengan senyum hangat, membagikan hidangan kepada semua orang di sekitar api unggun.

Chen melengkapi perayaan dengan berbagi cerita dan legenda dari masa lalu tentang makhluk-makhluk mistis.

Dia membangkitkan semangat dalam diri mereka dengan mengingatkan bahwa petualangan mereka baru saja dimulai, dan masih banyak lagi yang harus mereka jelajahi bersama.

Seiring malam berlanjut, api unggun terus berkobar dan percakapan mereka terus mengalir.

Mereka merayakan tidak hanya kemenangan mereka atas Crystal Serpent, tetapi juga kelompokkan mereka yang telah diuji dan ditempa dalam api perjuangan.

Di tengah gelak tawa dan cerita-cerita yang dibagikan, mereka merasakan kekuatan hubungan mereka yang mendalam dan janji untuk selalu berjuang keras, tak peduli apa yang mungkin menunggu di masa depan.

Dengan bintang-bintang yang bersinar terang di langit malam mereka, Shizumichi, Kazumi, Rex, Jakon, Jofir, Kars, dan Chen melanjutkan perayaan mereka dengan rasa syukur dan kebahagiaan yang sungguh-sungguh.

...

...

Keesokan harinya, matahari terbit dengan cahaya keemasan yang menyapu kabut pagi, menciptakan suasana tenang dan damai di dataran luas tempat Shizumichi, Kazumi, Rex, Jakon, Jofir, Kars, dan Chen beristirahat.

Mereka perlahan terbangun satu per satu, dengan senyum puas di wajah mereka setelah malam perayaan yang meriah.

Sambil merapikan peralatan dan memadamkan sisa-sisa api unggun, mereka berbincang-bincang tentang rencana untuk hari itu.

"Kita harus menuju desa terdekat untuk persediaan dan beristirahat sejenak," kata Rex, menyandang kapaknya di punggung.

Yang lain mengangguk setuju. Mereka mengemas barang-barang mereka dan mulai berjalan menembus hutan, mengikuti jalur setapak yang mengarah ke desa.

"Bukannya kemarin kita secara teknis melakukan istirahat?" tanya Shizumichi.

"Tetap saja, Essence kita belum terisi penuh. Jika kita menemukan desa yang memiliki CP maka itu akan menjadi pendorong kita semua untuk mendatangi monster selanjutnya yaitu Thunder Behemoth."

Setelah beberapa jam berjalan, suara gemericik air sungai yang mengalir memberikan ketenangan pada mereka.

Namun, ketenangan itu segera dipecahkan oleh suara jeritan yang memekakkan telinga.

Suara seorang gadis yang meminta tolong, penuh ketakutan dan kepanikan. Tanpa berpikir panjang, mereka semua berlari menuju arah suara tersebut.

Mereka tiba di sebuah bukit yang menghadap ke desa. Pemandangan di depan mereka membuat hati mereka tercekat.

Desa itu sedang diserang oleh monster-monster buas. Api berkobar di beberapa rumah, dan penduduk berlari-lari mencoba menyelamatkan diri.

Di tengah kekacauan itu, mereka melihat seorang gadis muda terjebak di bawah reruntuhan, berteriak minta tolong.

Rex segera memberi perintah, "Kazumi, Jofir, bantu gadis itu!"

"Shizumichi dan Kars, lindungi penduduk yang melarikan diri!"

"Jakon dan Chen, kita hadapi monster-monster itu dan coba hentikan serangan ini!"

Mereka bergerak cepat. Kazumi dan Jofir berlari ke arah gadis yang terjebak, mengangkat reruntuhan dengan kekuatan mereka yang luar biasa.

Gadis itu berhasil mereka bebaskan dan segera dibawa ke tempat yang aman.

Shizumichi dan Kars membantu penduduk yang terluka, mengarahkan mereka menjauh dari bahaya.

Sementara itu, Rex, Jakon, dan Chen menghadapi monster-monster yang menyerang desa.

Mereka bertarung dengan kekuatan dan keterampilan yang luar biasa, bekerja sama untuk mengalahkan setiap makhluk buas yang mendekat.

Rex dengan kapaknya yang memancarkan cahaya terang, Jakon dengan teknik berpedangnya yang mematikan, dan Chen dengan bidikannya dalam mengenai titik lemah musuh.

Namun, mereka segera menyadari bahwa monster-monster ini lebih tangguh dan lebih pintar dari yang mereka duga.

Mereka tidak hanya bergerak dalam kelompok yang terorganisir, tetapi juga menyerang dengan strategi yang cerdik, memanfaatkan kekuatan jumlah dan koordinasi mereka untuk mengimbangi kemampuan luar biasa dari pahlawan kita.

Rex, yang biasanya dapat mengatasi musuh dengan mudah, sekarang terdesak oleh serangan bertubi-tubi dari beberapa monster sekaligus.

Kapaknya yang bercahaya tidak cukup cepat untuk menangkis semua serangan.

Sementara itu, Jakon mencoba menggunakan teknik berpedangnya untuk menghalau para monster, tetapi mereka tampaknya kebal terhadap beberapa tebasan yang biasanya ampuh.

Chen, yang biasanya lincah dan tak tersentuh, sekarang harus berjuang keras untuk menghindari cakar dan taring tajam.

Satu serangan yang meleset hampir merobek pakaiannya, membuatnya tersadar betapa serius ancaman ini.

"Kita tidak bisa terus seperti ini!" teriak Rex dengan suara serak.

"Kita perlu strategi yang lebih baik!"

Jakon mengangguk sambil melawan rasa panik yang mulai merayap. "Aku butuh waktu untuk mengumpulkan tenagaku. Mereka terlalu kuat untuk kita lawan satu per satu."

Di sisi lain desa, Kazumi dan Jofir, yang baru saja menyelamatkan gadis itu, mendapati diri mereka dikepung oleh segerombolan monster lain.

Mereka bertarung dengan segala tenaga, tetapi jumlah musuh yang terus bertambah membuat mereka kewalahan.

Gadis yang mereka selamatkan menangis ketakutan di balik mereka, memicu insting protektif mereka.

"Kita harus mundur dan mengatur ulang formasi!" seru Kazumi sambil menangkis serangan.

"Jika tidak, kita semua bisa terbunuh di sini!"

Shizumichi dan Kars, yang sedang membantu penduduk desa, juga menemukan diri mereka dalam situasi yang semakin sulit.

Mereka harus membagi perhatian antara melindungi penduduk dan melawan monster yang tak henti-hentinya menyerang. Luka dan kelelahan mulai tampak pada mereka.

"Apa-apaan ini... mengapa mereka menjadi kuat secara tiba-tiba?" Shizumichi terlihat kebingungan ketika sihirnya tidak memberikan efek apapun kepada monster berupa kadal di hadapannya.

Dalam keputusasaan, mereka berkumpul kembali di pusat desa, terpojok oleh monster-monster yang mendekat dari segala arah.

Di tengah kerumunan penduduk yang ketakutan, mereka berdiri dengan senjata terhunus dan napas terengah-engah. Rex memandang timnya dengan sorot mata penuh tekad.

"Kita sudah menghadapi hal yang lebih buruk dari ini," katanya, mencoba memberikan semangat.

"Kita bisa melawan mereka, bersama-sama."

Jofir memunculkan banyak sekali mantra yang menyebabkan semua monster kadal itu terjatuh sampai mereka tertekan dengan banyak sekali es berbentuk paku.

Mengejutkannya mereka semua masih bisa bangkit dengan ekspresi puas seolah-olah serangan Jofir yang sudah diperkuat tak bereaksi sedikitpun.

"Tidak mungkin... monster yang terhitung kelas rendah kebal dengan sihir es milikku?!" Jofir sendiri tidak bisa mempercayai apa yang ia lihat.

Kazumi merasakan suatu kejanggalan dimana ia mulai menggunakan The Mind kepada salah satu monster itu untuk memerintahnya melakukan bunuh diri.

Dan ternyata benar, monster yang diperintah Kazumi membunuh dirinya sendiri sampai Jofir tercengang menyaksikan itu secara langsung.

"Eh? Mulai berhasil 'kah?"

"Nggh!!!" Kazumi berlutut di atas tanah selagi menyentuh kepalanya sendiri dimana ia bisa merasakan beban besar yang menekan isi pikirannya.

"P-Padahal hanya kemampuan simpel dari The Mind saja sudah membuatku sepusing ini..."

"K-Kenapa bisa?!"

"Oi, Kazumi! Apa kau baik-baik saja!?" Jofir mendekati Kazumi sampai ia dikejutkan oleh banyak sekali monster yang menerjang langsung ke arah keduanya.

"Flaming Vortex!!!" teriak seorang gadis dari kejauhan sampai semua monster yang menerjang mereka langsung terbakar sampai gosong.

Jofir dan Kazumi melihatnya dengan jelas sampai mereka semakin kebingungan dengan situasi yang saat ini sedang dihadapi.

"Sihir api bekerja? Padahal aku sudah menggunakan sihir api yang diperkuat oleh Essence milikku loh!" Jofir merasa dirugikan melihat sihir rendah sekelas Flaming Vortex mengalahkan sihirnya yang diperkuat.

Di sisi lainnya, Rex bersama kedua rekannya menerima bantuan dari seorang gadis berambut hijau yang melancarkan satu pukulan sampai menekan semua monster di sekelilingnya.

Hanya dengan modal sihir yang memperkuat fisik sudau cukup untuk menghabisi mereka dalam satu serangan sampai Rex sendiri merasa kecewa terhadap dirinya.

Shizumichi dan Kars juga menerima bantuan dari seorang gadis berpakaian samurai dimana katananya yang dilancarkan dengan satu tebasan dapat menghabisi semua monster itu tanpa sisa.

Dia awalnya terlihat keren, tetapi ia malah berakhir terjatuh di hadapan Shizumichi yang dari awal sudah memasang ekspresi datar karena menduga situasinya akan membawa alur seperti ini.

"Jangan-jangan..."

Gadis samurai yang terjatuh itu melirik ke belakang, melihat seekor monster yang mengangkat palunya itu.

"Jatuhkan, musuhku! Fall!" ucap seorang pria dari jauh.

Monster itu berakhir terjatuh dimana gadis tersebut menggunakan kesempatannya untuk menebas dadanya itu sampai dia berhasil dibunuh.

Shizumichi menatap ke arah pria tersebut yang mulai dikerumuni ketiga gadis, "Naoya Takozuki..."

"Brengsek... apa yang telah dia lakukan sampai membuat semua serangan kita tak berefek?!" batin Shizumichi.

"Syukurlah kalian baik-baik saja---" Naoya langsung dikejutkan dengan banyak sekali monster yang bermunculan di sekelilingnya.

Namun, ketiga gadis itu langsung menghabisi mereka semua satu per satu dengan serangan lemah dan amatir sampai Shizumichi merasa dipermalukan bersama semua rekannya itu.

"Mereka tidak ada habisnya!"

"Sampai kapan kita akan bertarung?!"

Kedua gadis itu terus mengeluh sampai Naoya menyadari sesosok misterius yang mengenakan jubah hitam memunculkan semua monster itu melalui bayangannya sendiri.

Energi Essence yang kuat dapat dirasakan olehnya dan juga Shizumichi dimana ia sadar semua musuh itu berdatangan karena sihir pemanggilan yang terkait dengan bayangan dan kegelapan.

"Kalau begitu...! Fall!" Naoya menjentikkan jarinya sampai menjatuhkan sosok berjubah itu sampai sihir pemanggilannya gagal.

"Wah... Klimaks sekali..." sarkas Shizumichi dengan tatapan datarnya itu.

Para penjaga tersisa yang melindungi dengan itu langsung mendatangi Naoya dan yang lainnya, "Kalian semua telah menyelamatkan desa ini."

"Kami sangat berterima kasih."

"Hanya mereka saja yang mendapatkan ucapan itu?" Shizumichi bertanya selagi mendekati mereka.

Penjaga itu menoleh ke arah Shizumichi, "Oh benar. Kalian juga cukup membantu dalam menghadapi semua monster itu sampai mereka datang."

Shizumichi mengepalkan tinjunya dimana Kazumi untungnya sempat datang sebelum dia melakukan tindakan yang gegabah.

"Tolong!!! Siapapun tolong!!!" Terdengar suara teriakan gadis yang diselamatkan oleh Kars dan Kazumi dimana mereka semua langsung menoleh ke arahnya.

Mereka bergegas mendatangi gadis itu sampai dikejutkan dengan sesosok pria tua yang berlumuran darah serta luka bakar pada bagian wajahnya itu.

"Siapa saja tolong Reiner!!!" Gadis itu menangis putus asa mengetahui pria tua yang bernama Reiner itu akan mati dalam hitungan detik.

"Kazumi, kamu bisa 'kan?" Rex meminta tolong kepadanya.

"Ya." Kazumi menunjuk Reiner dengan telapaknya yang bercahaya untuk memberikan pemulihan penuh.

Namun, anehnya pemulihan yang dilalukan olehnya tidak bekerja sama sekali sampai ia terlihat kebingungan seketika.

"E-Ehh...? Mengapa tidak bisa?"

"Biar aku bantu." Naoya turun tangan dengan menunjuk ke arah Reiner.

"Super Heal." dia menggunakan sihir pemulihan yang langsung bekerja sangat efektif hingga kondisi Reiner kembali ke biasanya.

"Putri... Tidak mungkin... apakah ini sebuah keajaiban aku bisa bertahan dari ambang kematian?" Reiner terlihat kebingungan.

"Reiner!" Gadis itu langsung memeluk Reiner, masih berderai dengan air mata.

Shizumichi menatap Kazumi yang sedang memperhatikan telapak tangannya sendiri sampai ia tahu sesuatu yang aneh memang terjadi ketika Naoya datang.

"Ck, apa-apaan ini... mengapa semuanya disolusikan dengan mudah seperti itu. Mana perjuangannya...?" batin Shizumichi.

"Hebat sekali, Naoya!" ucap gadis di sebelahnya.

Gadis samurai di belakangnya merona dengan aksi heroiknya itu, "Menakjubkan..."

...

...

"Aku sangat bersyukur, Naoya." Gadis itu menundukkan kepalanya.

"Bla-bla-bla. Mari kita pergi dari sini." Shizumichi pergi meninggalkan mereka semua dimana Kazumi langsung ikut dengannya bersama regunya itu.

"Apakah kau yakin situasinya sudah aman?" Jofir bertanya.

"Oh jelas, semuanya berkat sang Maha manusia sempurna yang ditakdirkan untuk menyelesaikan segala masalah tanpa kesulitan." jawab Shizumichi dengan penuh sarkasme.

"Sebentar lagi juga dia mengakui dirinya sebagai tuan putri dan ini itu. Terus ini. Terus begitu. Terus aku tidur."

Mereka kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Shizumichi sampai perkataannya terealisasi bahwa gadis itu adalah seorang putri dimana mereka langsung tunduk kecuali Naoya.

"Sudahlah, lebih baik kita pergi menuju desa selanjuntya."

"Untuk desa yang sudah hancur ini, mungkin aku akan bisa membantu."

Mereka semua langsung terdiam seketika termasuk Shizumichi dimana Naoya melangkah mendekati desa yang sudah hancur itu lalu mengangkat lengannya.

"Reconstruction!" Dengan mengucapakan nama sihirnya, desa itu terbentuk kembali menjadi lebih baru dari sebelumnya.

Semua warga desa yang diamankan langsung terlihat sangat senang sampai mereka tergirang-girang mendatangi desa tersebut untuk memastikan semuanya kembali.

Namun, yang hancur tidak akan bisa dikembali sampai mereka semua terlihat panik hingga mengkhawatirkan tentang kebutuhan mereka semua terutama lagi makanan.

Naoya mendengar keluhan mereka semua, "Tenang saja, soal makanan bisa aku urus."

Shizumichi langsung mengerutkan dahinya sampai kedua pupilnya berubah menjadi lambang waktu yang memperlihatkan jarumnya berputar cepat.

"Instant Cook!" Naoya memunculkan banyak sekali makanan di hadapan mereka semua yang terlihat mengunggah selera.

"Silahkan dimakan!"

"Forward." batin Shizumichi.

Semua makanan yang sudah diambil oleh para warga langsung menjadi busuk seketika hingga menghasilkan bau yang begitu busuk sampai mereka melemparnya.

Naoya terkejut ketika melihatnya sampai dia langsung meminta maaf dan menggunakan Instant Cook lagi, tetapi Shizumichi mempercepat waktu untuk semua makanan itu sampai busuk.

"Ternyata benar... sihir di luar konsep dunia ini bekerja sampai dia tidak sadar." Shizumichi tersenyum sinis.

"Aku harus memanfaatkan waktu..."

"Sepertinya kau sudah kehabisan Essence ya." Shizumichi mulai berbicara kepada Naoya yang langsung menatapnya.

"Eh? Kehabisan...?"

"Ya, setelah menggunakan Reconstruction dan juga Super Heal seharusnya sihir yang kau gunakan selanjutnya akan berakhir tidak sempurna."

"Maka dari itu, lebih baik serahkan sisanya pada kami yang akan melakukannya dengan sebuah perjuangan."

"Terkadang. Sesuatu yang instan itu tidak baik loh." Shizumichi mengangkat jarinya.

"Begitu ya. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Naoya.

Shizumichi menatap Kazumi yang langsung mengerti isyaratnya dimana ia menggunakan The Mind untuk membaca semua penduduk terutama sejarah desa ini.

"Oh, hari ini merupakan hari yang cukup spesial dari desa ini ya?" tanya Kazumi.

"Hari pembagian daging sapi 'kan?"

"Ah, betul sekali. Hari ini seharusnya kita semua menikmati makanan daging sapi yang saling dibagikan, tetapi sangat disayangkan semuanya harus hancur karena serangan api itu."

Kazumi meminta semua orang untuk berkumpul di lapangan desa yang masih tersisa, mengatur penduduk yang kebingungan untuk mendengarkan perintahnya.

Dengan suara yang tegas namun lembut, dia berkata, "Kita bisa melakukan sesuatu untuk merayakan hari ini meski dalam keadaan sulit."

"Ada tradisi yang bisa kita lanjutkan."

Penduduk desa saling memandang, masih diliputi kecemasan, tetapi juga penasaran dan berharap. Kazumi melanjutkan, "Tradisi ini adalah bagian dari budaya kalian, dan saya percaya kita bisa melanjutkannya."

"Di mana sapi berbulu biasanya digembalakan?" Kazumi tahu bahwa sapi dalam dunia ini memiliki bulu.

Seorang penduduk menjawab dengan suara pelan, "Di padang rumput di sebelah barat hutan, tidak begitu jauh dari sini."

Kazumi mengangguk. "Baiklah, kita akan pergi ke sana dan mengumpulkan sapi-sapi tersebut. Kita akan menyembelih dan membagikan dagingnya, seperti yang seharusnya dilakukan pada hari ini."

Rex, Jakon, Jofir, Kars, dan Chen segera bergerak untuk membantu. Shizumichi, yang sejak tadi mengamati dengan cermat, tetap waspada terhadap segala kemungkinan.

Dengan bantuan penduduk desa, mereka semua bergerak menuju padang rumput yang disebutkan.

Tidak lama kemudian, mereka tiba di padang rumput yang hijau dan subur, di mana beberapa sapi berbulu tampak merumput dengan tenang.

Penduduk desa bekerja sama menggiring sapi-sapi tersebut kembali ke desa. Meskipun lelah dan terluka, semangat kebersamaan membuat tugas itu terasa lebih ringan.

Setelah semua sapi terkumpul di desa, seorang tetua desa mengangkat tangan, memberikan tanda kepada yang lain untuk berhenti sejenak. "Mari kita lanjutkan tradisi ini dengan penuh rasa syukur."

"Walaupun desa kita hancur, kebersamaan dan tradisi kita tetap utuh."

Dengan bimbingan tetua tersebut, mereka mulai menyembelih sapi dengan cara yang menghormati tradisi.

Meskipun prosesnya berat, setiap orang ikut berpartisipasi, saling membantu dan mendukung.

Daging sapi dibersihkan dan dipotong-potong, siap untuk dibagikan.

Sambil menunggu daging siap dibagikan, Kazumi dan yang lainnya membantu menyiapkan api unggun besar di tengah desa, mengingatkan pada api unggun perayaan mereka sebelumnya.

Penduduk desa berkumpul di sekeliling api unggun, merasakan kehangatan tidak hanya dari api tetapi juga dari kebersamaan mereka.

Daging yang telah dipotong kemudian dibagikan, dan penduduk mulai memasaknya di atas api.

Aroma daging panggang memenuhi udara, membawa kembali kenangan dan harapan bagi penduduk desa.

Shizumichi, sambil menikmati momen ini, melihat Naoya yang juga ikut membantu.

Meskipun dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan kehadiran Naoya, untuk sekarang dia bisa merusak momentumnya.

"Selanjutnya dia mengacaukan cerita ini maka akan aku kacaukan alurnya..."

"Apa-apaan daging tidak enak ini!?" Terdengar teriakan seorang pria yang memarahi rekan Naoya.

"Jangan marah-marah seperti itu dong, padahal aku sudah berjuang untuk membuatkan kalian makanan selain daging panggang!" ucap gadis samurai itu.

"Tenang dulu. Tenang dulu." Naoya mulai mengambil kendali secepat mungkin.

"Kazumi." Panggil Shizumichi.

"Hm?"

"Sudah saatnya memperlihatkan keahlian dirimu dalam bidang masak."

"Heh?"

"Buatkan rendang dengan semua bahan yang ada dalam dunia ini!"

"Hahhhh... Merepotkan, baiklah..."

Dari desa tersebut. Kazumi, dengan kemampuannya yang luar biasa, mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk dapat membuat rendang.

Dia bergerak cepat dan cekatan, memastikan semua bahan yang diperlukan tersedia. Shizumichi, yang melihat ini, tersenyum kecil, merasa bangga dengan kecakapan adiknya.

Kazumi mulai memasak rendang, dengan hati-hati menggabungkan daging sapi dengan rempah-rempah yang khas.

Aroma masakan mulai menyebar, mengundang rasa penasaran dan lapar dari penduduk desa. Mereka mengelilingi Kazumi, menyaksikan proses memasak yang jarang mereka lihat.

Naoya dan rekan-rekannya juga tertarik dan mendekat, mencoba memahami apa yang sedang dimasak oleh Kazumi.

Melihat kerumunan yang semakin besar, Shizumichi memutuskan untuk menjelaskan.

"Ini adalah rendang, makanan khas dari negara yang sangat jauh yaitu Indonesia."

"Rasanya kaya akan rempah dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dimasak dengan sempurna," kata Shizumichi dengan bangga.

Penduduk desa, yang awalnya skeptis, kini menantikan hasil masakan tersebut. Mereka berharap rendang bisa menjadi simbol baru dari harapan dan kebersamaan mereka.

Saat rendang hampir matang, Kazumi menyendok sedikit dan memberikan kepada tetua desa untuk mencicipi.

Tetua desa mengambil sejumput rendang, mencicipinya, dan matanya langsung melebar dengan rasa kagum.

"Ini luar biasa! Rasanya begitu kaya dan mendalam. Ini adalah sesuatu yang belum pernah kami rasakan sebelumnya," kata tetua desa dengan senyum lebar.

Mendengar ini, penduduk desa langsung semangat dan mulai mencicipi rendang yang telah matang.

Reaksi mereka seragam kagum dan terpesona oleh rasa baru yang luar biasa. Suasana desa yang sebelumnya suram kini berubah menjadi penuh semangat dan kebahagiaan.

Kazumi, Shizumichi, dan tim mereka merasa lega melihat penduduk desa kembali tersenyum.

Mereka duduk bersama di sekitar api unggun, menikmati rendang sambil bercerita tentang petualangan mereka dan rencana masa depan.

Naoya, yang melihat ini, mendekati Shizumichi. "Aku harus mengakui, kalian benar-benar hebat. Tradisi ini berhasil kalian hidupkan kembali dengan cara yang luar biasa."

"Jangan sok asik." Shizumichi pergi menjauh.

Malam itu, di bawah bintang-bintang yang bersinar terang, desa yang sempat porak-poranda oleh serangan monster kembali menemukan kedamaian dan kebersamaan.

"Nona Kazumi, mengapa Anda tidak mencoba menjual Rendang?" Tetua desa itu bertanya.

"Eh? Menjual?"

"Benar! Desa ini terkenal dengan makanan daging sapi lezatnya, siapa tahu kamu bisa kami angkat namanya lebih tinggi lagi!"

"Nona Kazumi! Sang penemu makanan daging sapi terenak yaitu Rendang!"

"Itu berlebihan sekali..." Kazumi tersipu.

"Cihuyyyyy~, duit nih... Duit..." Mata Shizumichi terbinar-binar.

"Aku akan memikirkannya kembali."

\[Selamat Hari Raya Idul Adha~\]

Terpopuler

Comments

Rhakean Djati

Rhakean Djati

tradisi idul adha. semangat Thor

2024-06-18

1

vesuca

vesuca

secara harfiah

2024-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal Suatu Cerita
3 Keluarga Besar
4 Hasil dari Ceritanya
5 Ide Gila
6 Cara Untuk Bisa Masuk ke Dalam Cerita
7 TOURIVERSE
8 Terrapolitan
9 Pengetahuan Dunia Ini
10 Sihir Essence
11 Membutuhkan Rekan
12 Sebagai Satu Regu
13 Crystal Serpent
14 Rendang
15 Rencana Kuliner
16 Kasus Kerajaan
17 Frost Titan
18 Pertarungan Pertama
19 Hidup atau Mati
20 Dewa Turun Tangan
21 Plot Armor
22 Akademi Sihir
23 Sebagai Murid
24 Bekerja Bekerja Bekerja
25 Sulap
26 Makanan Kantin
27 Pria Bertopeng
28 Rencana Ini
29 Senjata Baru
30 Ujian
31 Kebenaran Terungkap
32 Kerugian Besar
33 Yang Lama Dikenal
34 Serangan Iblis
35 Amarah
36 Masih Terlalu Kuat
37 Inovasi Bisnis
38 Perdebatan
39 Pertarungan Adik dan Kakak
40 Serangan Dahsyat Seorang Iblis
41 Tamat
42 Hari yang Indah
43 Fiksi Aneh
44 Murid yang Dijadikan Senjata
45 Budak
46 Tertangkap Basah
47 Plot Armor Berhasil Didapatkan
48 Menikah
49 Mempelajari Plot Armor
50 Plot Twist
51 Melawan Berbagai Karakter Utama
52 Mulai Montasenya!
53 Fiksi Dungeon
54 Adik-Adik Aneh
55 Dia Beruntung Aku Masih Berada Di Fiksi Lain
56 Mempelajari Segalanya
57 Bunuh Tanpa Segan
58 Dengan Mengandalkan Aspek Cerita
59 Memperdalam Kegunaan The Mind
60 Luas dalam Pikiran
61 Melihat Dari Sudut Pembaca
62 Menghabisi Teman Kelasnya
63 Plot Armor Yang Terus Diperkuat
64 Penghakiman
65 Semua Ingin Membalas Dendam
66 Dipersatukan Kembali
67 Turun Tangan Mengurusinya
68 Ohio
69 Kemerdekaan
70 Sirkel
71 Skibidi
72 Markas Rahasia
73 Hebat dalam Teknologi
74 Konten
75 Dalam Dunia Maya
76 Terjebak dalam Game
77 Hampir Saja
78 Melawan Raja Iblis
79 Game Ditaklukkan
80 Keluarga Selalu Bersatu
81 Dalam Perpustakaan
82 Masa Lalu yang Kacau
83 Melanjutkan Tekad
84 Kebahagiaan Keluarga
85 Serum
86 Narsistik
87 Karakter Utama Melawan Karakter Utama
88 Setiap Rencana
89 Rencana Sang Adik Kecil
90 Fiksi Terakhir
91 Pertarungan Paling Epic
92 Intensitas Pertarungan
93 Sang Raja Iblis
94 Keluarga Ryuusaku
95 Harus Berakhir Sekarang
96 Kembalinya Dia
97 Siapa yang Akan Melindungimu?
98 Aku adalah Legenda
99 Sebagai Kakak Tertua
100 Legends Never Dies
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Prolog
2
Awal Suatu Cerita
3
Keluarga Besar
4
Hasil dari Ceritanya
5
Ide Gila
6
Cara Untuk Bisa Masuk ke Dalam Cerita
7
TOURIVERSE
8
Terrapolitan
9
Pengetahuan Dunia Ini
10
Sihir Essence
11
Membutuhkan Rekan
12
Sebagai Satu Regu
13
Crystal Serpent
14
Rendang
15
Rencana Kuliner
16
Kasus Kerajaan
17
Frost Titan
18
Pertarungan Pertama
19
Hidup atau Mati
20
Dewa Turun Tangan
21
Plot Armor
22
Akademi Sihir
23
Sebagai Murid
24
Bekerja Bekerja Bekerja
25
Sulap
26
Makanan Kantin
27
Pria Bertopeng
28
Rencana Ini
29
Senjata Baru
30
Ujian
31
Kebenaran Terungkap
32
Kerugian Besar
33
Yang Lama Dikenal
34
Serangan Iblis
35
Amarah
36
Masih Terlalu Kuat
37
Inovasi Bisnis
38
Perdebatan
39
Pertarungan Adik dan Kakak
40
Serangan Dahsyat Seorang Iblis
41
Tamat
42
Hari yang Indah
43
Fiksi Aneh
44
Murid yang Dijadikan Senjata
45
Budak
46
Tertangkap Basah
47
Plot Armor Berhasil Didapatkan
48
Menikah
49
Mempelajari Plot Armor
50
Plot Twist
51
Melawan Berbagai Karakter Utama
52
Mulai Montasenya!
53
Fiksi Dungeon
54
Adik-Adik Aneh
55
Dia Beruntung Aku Masih Berada Di Fiksi Lain
56
Mempelajari Segalanya
57
Bunuh Tanpa Segan
58
Dengan Mengandalkan Aspek Cerita
59
Memperdalam Kegunaan The Mind
60
Luas dalam Pikiran
61
Melihat Dari Sudut Pembaca
62
Menghabisi Teman Kelasnya
63
Plot Armor Yang Terus Diperkuat
64
Penghakiman
65
Semua Ingin Membalas Dendam
66
Dipersatukan Kembali
67
Turun Tangan Mengurusinya
68
Ohio
69
Kemerdekaan
70
Sirkel
71
Skibidi
72
Markas Rahasia
73
Hebat dalam Teknologi
74
Konten
75
Dalam Dunia Maya
76
Terjebak dalam Game
77
Hampir Saja
78
Melawan Raja Iblis
79
Game Ditaklukkan
80
Keluarga Selalu Bersatu
81
Dalam Perpustakaan
82
Masa Lalu yang Kacau
83
Melanjutkan Tekad
84
Kebahagiaan Keluarga
85
Serum
86
Narsistik
87
Karakter Utama Melawan Karakter Utama
88
Setiap Rencana
89
Rencana Sang Adik Kecil
90
Fiksi Terakhir
91
Pertarungan Paling Epic
92
Intensitas Pertarungan
93
Sang Raja Iblis
94
Keluarga Ryuusaku
95
Harus Berakhir Sekarang
96
Kembalinya Dia
97
Siapa yang Akan Melindungimu?
98
Aku adalah Legenda
99
Sebagai Kakak Tertua
100
Legends Never Dies

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!