Shizumichi dan Kazumi mengikuti kedua penjaga yang kini memimpin jalan menuju Hall of Elements.
Shizumichi, yang masih bingung dengan bahasa yang digunakan, menggerutu sambil berjalan di samping Kazumi.
"Kazumi, sebenarnya mereka berbicara bahasa apa sih? Kau sendiri juga bisa berbicara bahasa mereka." Shizumichi bertanya dengan ekspresi bingung, namun Kazumi hanya mengangkat bahu.
"Aku sendiri juga tidak tahu, Kak. Tapi entah bagaimana, aku bisa memahaminya."
"Mungkin karena The Mind. Ayah bilang The Mind membantu diriku beradaptasi kapanpun dan dimanapun."
"The Mind mungkin bereaksi begitu kuat sampai aku bisa memahami apa yang mereka katakan hingga spontan mengatakan bahasa sama persis seperti mereka."
"Hehhhhh... Enak sekali ya punya The Mind," ucap Shizumichi dengan suara yang dipenuhi sarkasme serta rasa iri.
Kazumi langsung melakukan telepati dengan Shizumichi untuk memberitahu kebenaran yang dia ketahui, "Aku membaca pikiran mereka sebelumnya..."
"...ternyata kedua penjaga ini bermasalah, mereka merampok orang asing dengan mata uang yang bernominal besar."
Shizumichi memasang tatapan kaget, "Itu artinya mereka harus dihajar!"
Awalnya dia sudah mendekati kedua penjaga itu, tetapi Kazumi langsung menahannya selagi menggelengkan kepalanya itu.
"Jika kau melakukan itu maka kita sudah pasti akan menjadi buronan kota Terrapolitan ini!!!"
"Kalau begitu, aku akan menghajar dengan cara seperti ini!" Shizumichi memperlihatkan lambang waktu pada kedua matanya itu.
"Timer!" Dia melancarkan dua pukulan ke depan sampai melepaskan aura hijau yang membuat Kazumi bingung seketika.
"Selesai. Dengan ini, mereka pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal karena mencoba untuk menipu kita."
Kazumi membaca pikiran Shizumichi sampai ia tidak menyangka kekuatan waktunya itu sangat variatif hingga bisa melepaskan serangan yang akan diberi waktu sampai mengenai targetnya.
"Lain kali jangan menyelesaikan segala masalah dengan cara kasar loh."
"Jangan bersikap lembut, Kazumi. Kita ini bangsa Legenda, segala solusinya adalah pertarungan!"
Kazumi menghela nafasnya lalu ia tersenyum, menyadari bahwa kemampuan The Mind miliknya ternyata lebih berguna daripada yang ia kira.
Tapi, dia merasakan efek sampaingnya. Terlalu banyak menggunakan The Mind dengan kemampuan yang sangat kuat hanya akan membuat kepalanya pusing.
Saat ini, ia merasa pusing sedikit sampai Kazumi memastikan untuk tidak menggunakannya lagi ketika masalahnya tidak terlalu rumit untuj dipecahkan.
Saat mereka berjalan lebih jauh ke dalam kota, pemandangan yang menakjubkan mulai terungkap di hadapan mereka.
Kota Terrapolitan bukan hanya megah, tapi juga penuh dengan kehidupan dan budaya yang beragam.
Di sepanjang jalan, terdapat berbagai toko dan kios yang menjual barang-barang unik.
Pedagang-pedagang dengan pakaian berwarna cerah memamerkan dagangan mereka yang meliputi perhiasan berkilauan, kain beraneka warna, serta alat musik eksotis.
Shizumichi dan Kazumi tertarik pada sebuah kios yang menjual makanan khas Terrapolitan. Penjualnya adalah seorang wanita tua dengan senyum ramah, mengenakan topi lebar yang dihiasi bunga-bunga kecil.
"Apa itu, Kazumi?" tanya Shizumichi sambil menunjuk ke sebuah makanan berbentuk bulat yang berasap.
"Sebentar, penjaga." Kazumi meminta kedua penjaga itu untuk menunggu sebentar karena ia juga tertarik dengan makanan yang ditunjuk Shizumichi.
Kazumi, yang kini bisa berbicara dengan penjual, bertanya, "Ini makanan apa, Nyonya?"
Penjual itu tersenyum lebar. "Ini adalah Bolon-bolon, makanan khas dari kota ini."
"Terbuat dari biji-bijian yang hanya tumbuh di punggung kura-kura ini. Silakan coba, ini gratis untuk kalian."
Kazumi menerima Bolon-bolon itu dengan hati-hati, lalu memberikannya kepada Shizumichi. "Coba ini, Kak."
Shizumichi menggigitnya dan matanya langsung berbinar. "Ini enak sekali! Rasanya manis dan gurih."
Kazumi juga mencobanya dan mengangguk setuju. "Memang enak. Terima kasih, Nyonya."
Mereka melanjutkan perjalanan dan melihat berbagai atraksi menarik. Di sebuah alun-alun, sekelompok penari dengan kostum berwarna-warni menampilkan tarian tradisional yang indah.
Tarian itu juga diiringi oleh musik yang dimainkan dengan alat-alat musik aneh namun menghasilkan nada yang harmonis.
Kazumi terpesona melihat para penari yang bergerak dengan luwes dan penuh semangat. "Kak, lihat tarian mereka! Sangat indah."
Shizumichi, yang selalu penuh semangat, ikut mencoba menirukan gerakan para penari, membuat Kazumi tertawa.
Di sudut lain, terdapat pertunjukan sulap yang menarik perhatian anak-anak dan orang dewasa.
Seorang pesulap dengan jubah berkilauan menunjukkan trik-trik ajaib yang membuat penonton terpukau.
Kazumi dan Shizumichi berhenti sejenak untuk menikmati pertunjukan itu.
"Luar biasa, dia bisa membuat bunga muncul dari udara kosong!" Shizumichi berseru dengan kagum.
"Hal biasa sih. Aku bisa memunculkan sesuatu yang lebih menakjubkan lagi."
Kedua penjaga, yang kini menjadi pemandu mereka, terus memimpin jalan sambil sesekali menjelaskan tentang bangunan dan tempat penting di kota tersebut.
Mereka melewati sebuah pasar yang dipenuhi dengan bau rempah-rempah dan aroma makanan yang menggugah selera.
Pedagang-pedagang menawarkan berbagai macam makanan, mulai dari daging panggang yang lezat hingga buah-buahan eksotis dengan warna mencolok.
Shizumichi tidak bisa menahan godaan dan membeli beberapa makanan ringan dengan menggunakan uang yang dia tiru menggunakan salah satu kemampuannya. "Kazumi, coba ini."
"Rasanya seperti campuran antara apel dan jeruk."
Kazumi mencicipi dan mengangguk. "Memang unik. Aku suka."
"Tunggu dulu..." Kazumi memasang ekspresi yang terlihat kaget seketika sampai ia menyadari sesuatu.
"K-Kakak, bagaimana kau bisa mendapatkan ini?"
"Membelinya lah, sudah jelas 'kan?"
"Uangnya dari mana?! Kita belum memiliki mata uang apapun di dunia ini!!!"
"Buat apa sih? Utamakan fungsi dibandingkan gengsi, aku memiliki kemampuan peniruan benda, sihir, dan kemampuan yang diajarkan oleh Ibu."
"Imitation. Aku meniru mata uang aneh yang dipegang oleh orang itu lalu memberikannya kepada penjual itu!"
Kazumi terdiam dimana ia langsung mencubit kedua pipi Shizumichi dengan sangat keras, "Kembalikan! Cepat kembalikan!!!"
"Tidak mau...!!! Semua makanannya sudah masuk ke dalam perutku!!!"
"Dasar gadis bodoh dan rakus!!! Tidak tahu diri!!!"
"Jangan coba-coba untuk mengulangi tindakan ini lagi, mengerti!?" ancam Kazumi.
"Aku mengerti!"
"Bohong! Kau berbohong! The Mind membacamu dengan jelas, kau pasti ingin membeli camilan itu bukan?!"
"Ehe."
"Dengar, Kakak. Sekali lagi kau melakukan itu maka aku tidak akan menahan diri untuk melaporkan dirimu pada para penjaga!!!" Kali ini ancaman yang diberikan oleh Kazumi membuatnya merinding seketika.
"Baiklah, baiklah! Aku mengerti, urgh..."
...
...
Saat mereka mendekati pusat kota, pemandangan semakin megah. Jalanan dipenuhi dengan patung-patung dan monumen yang menceritakan sejarah panjang Terrapolitan.
Beberapa patung terlihat sangat kuno, menunjukkan bahwa kota ini sudah ada sejak lama.
Akhirnya, mereka tiba di depan sebuah bangunan besar dengan arsitektur megah.
Hall of Elements berdiri kokoh dengan pintu besar yang dihiasi ukiran-ukiran rumit.
Penjaga-penjaga yang membawa mereka berhenti dan menghadap Kazumi serta Shizumichi.
"Kita sudah sampai. Hall of Elements ada di depan kalian," salah satu penjaga berkata dengan sopan.
Kazumi mengangguk, merasa berterima kasih atas bantuan mereka. "Terima kasih banyak atas bantuannya."
Penjaga itu tersenyum. "Tidak masalah. Semoga kalian mendapatkan kartu identitas kalian dengan mudah."
Kazumi dan Shizumichi memasuki Hall of Elements dengan perasaan campur aduk.
Mereka tahu bahwa ini baru permulaan dari petualangan panjang mereka di dunia ini.
Dengan semangat yang membara dan rasa ingin tahu yang tinggi, mereka siap menghadapi tantangan berikutnya.
Saat mereka memasuki aula besar yang dipenuhi cahaya berwarna-warni, Kazumi merasa sedikit lebih tenang.
Dia tahu bahwa dengan kekuatan The Mind dan pengalaman bertarung dari Shizumichi, mereka bisa menghadapi apapun yang datang.
"Siap, Kak?" tanya Kazumi sambil tersenyum.
"Selalu siap, adikku!" jawab Shizumichi dengan penuh semangat.
Mereka melangkah lebih dalam ke dalam Hall of Elements, keduanya langsung menatap petugas yang sedang melambaikan tangannya itu dimana mereka berdua mulai mendekatinya.
"Selamat datang di Biro Pendaftaran Penduduk! Bagaimana saya bisa membantu kalian hari ini?" tanya petugas itu dengan senyum lebar.
Kazumi menjelaskan situasi mereka dengan singkat, dan petugas tersebut mengangguk dengan pengertian.
"Tidak masalah! Kita bisa membuat kartu identitas baru untuk kalian."
"Kalian perlu mengisi formulir ini dan memberikan beberapa informasi."
"Apakah memerlukan pembayaran?" Tanya Kazumi.
"Tidak perlu, gratis." Petugas itu tersenyum sampai Kazumi merasa tidak enak melihat senyuman anehnya itu.
Petugas itu menyerahkan dua formulir kepada mereka. Kazumi dan Shizumichi duduk di meja dekat jendela dan mulai mengisi formulir tersebut.
--------------------------------------------------------------------------
•Formulir Pendaftaran Kartu Identitas Penduduk Terrapolitan•
Nama: __________
Nomor Identitas: __________
Tanggal Lahir: __________
Elemen Dominan: __________ (Bumi/Air/Api/Udara)
Jenis Kelamin: __________
Alamat: __________
Foto: [Foto Pemegang Kartu]
Cap Magis: [Cap Magis Unik yang Memvalidasi Identitas]
Tanggal Kadaluwarsa: __________
Deskripsi Fisik Pemegang Kartu:
Tinggi: __________
Warna Rambut: __________
Warna Mata: __________
Afiliasi Elemen:
Bumi: ____
Air: ____
Api: ____
Udara: ____
Kode QR: [Kode QR yang Menautkan ke Database Pusat Penduduk]
•Keterangan Khusus:
Status Sihir: (Penyihir/Tidak Berbakat)
Tingkatan: (Magang/Master/Grandmaster)
--------------------------------------------------------------------------
Sebelum mengisi formulir itu, Kazumi bertanya, "Bisakah Anda menjelaskan apa itu elemen dominan, cap magis, dan afiliasi elemen? Kami sedikit bingung dengan istilah-istilah ini."
Petugas tersebut tersenyum ramah dan mulai menjelaskan dengan sabar.
"Elemen Dominan," kata petugas.
"Merupakan elemen yang paling berpengaruh dalam kehidupan seseorang."
"Di Terrapolitan, setiap penduduk memiliki koneksi yang kuat dengan salah satu dari empat elemen: Bumi, Air, Api, atau Udara."
"Elemen ini mempengaruhi kepribadian, kemampuan, dan bahkan gaya hidup seseorang."
"Misalnya, Nona Kazumi, elemen dominan Anda adalah Air, yang mungkin berarti Anda memiliki kemampuan yang kuat dalam hal pengendalian air dan cenderung memiliki sifat yang tenang dan fleksibel."
"Nona Shizumichi, elemen dominan Anda adalah Api, yang bisa menunjukkan bahwa Anda memiliki semangat yang berkobar dan kemampuan untuk mengendalikan api."
Kazumi dan Shizumichi saling bertukar pandang, tertarik dengan penjelasan tersebut.
"Cap Magis," lanjut petugas.
"Merupakan tanda pengesahan unik yang diberikan oleh Dewan Elemen. Cap ini mengandung energi magis yang memvalidasi identitas Anda sebagai penduduk Terrapolitan yang sah."
"Cap ini sulit untuk dipalsukan karena hanya bisa dibuat oleh Dewan Elemen dengan menggunakan sihir tingkat tinggi."
"Cap ini juga berfungsi sebagai bukti bahwa Anda telah melalui proses pendaftaran resmi dan diakui oleh otoritas Terrapolitan."
Kazumi mengangguk, memahami pentingnya cap tersebut. "Jadi, cap ini semacam tanda keaslian, ya?"
"Betul sekali," jawab petugas dengan senyum.
"Dan terakhir, Afiliasi Elemen," lanjut petugas.
"Menunjukkan seberapa kuat koneksi Anda dengan masing-masing elemen. Setiap orang memiliki afiliasi yang berbeda dengan keempat elemen, meskipun satu elemen mungkin lebih dominan."
"Dalam kartu identitas Anda, terdapat persentase afiliasi Anda dengan elemen Bumi, Air, Api, dan Udara."
"Persentase ini memberikan gambaran tentang seberapa besar pengaruh masing-masing elemen dalam kehidupan dan kemampuan Anda."
"Misalnya, meskipun elemen dominan Anda adalah Air, Anda juga memiliki afiliasi dengan elemen Bumi dan Udara."
"Ini berarti Anda mungkin memiliki kemampuan tambahan atau pengaruh dari elemen-elemen tersebut, meskipun tidak sekuat elemen dominan Anda."
Shizumichi mengangguk dengan paham. "Jadi, meskipun elemen dominanku adalah Api, aku masih memiliki sedikit koneksi dengan elemen lainnya. Menarik."
Petugas tersenyum puas melihat pemahaman mereka. "Tepat sekali. Elemen-elemen ini membentuk siapa Anda dan bagaimana Anda berinteraksi dengan dunia di sekitar Anda."
"Dengan pemahaman ini, kalian bisa lebih baik dalam menavigasi kehidupan di Terrapolitan."
Kazumi dan Shizumichi mengucapkan terima kasih kepada petugas tersebut.
Dengan penjelasan yang diberikan, mereka merasa lebih siap untuk menjalani petualangan mereka di kota megah yang berdiri di atas punggung kura-kura batu raksasa ini.
"Oh lupa untuk menanyakan bagian ini..." Kazumu menunjuk formulir itu pada bagian bawah.
Petugas tersebut tersenyum, senang melihat rasa ingin tahu mereka. "Baik, mari kita bahas satu per satu," katanya.
"Status Sihir," petugas memulai.
"Menunjukkan apakah seseorang memiliki bakat sihir atau tidak. Di Terrapolitan, penduduk dapat dikategorikan sebagai Penyihir atau Tidak Berbakat."
"Penyihir adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sihir."
"Sementara Tidak Berbakat adalah mereka yang tidak memiliki kemampuan sihir, namun tetap bisa hidup harmonis dengan menggunakan teknologi magis atau keterampilan lainnya."
Kazumi bertanya, "Jadi jika seseorang Tidak Berbakat, mereka masih bisa hidup normal di sini?"
"Tentu saja," jawab petugas.
"Semua penduduk dihormati dan dihargai, terlepas dari status sihir mereka."
"Teknologi magis telah berkembang sedemikian rupa sehingga semua orang dapat berkontribusi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat."
"Bagaimana dengan tingkatan?" tanya Shizumichi.
"Apa perbedaan antara Magang, Master, dan Grandmaster?"
Petugas mengangguk dan melanjutkan penjelasannya. "Tingkatan ini menunjukkan level kemampuan dan pengalaman seorang penyihir."
"Sistem ini membantu mengatur pelatihan dan tanggung jawab mereka dalam komunitas."
"Magang, ini adalah tingkat dasar untuk penyihir pemula yang baru mulai belajar dan mengembangkan kemampuan sihir mereka."
"Magang biasanya masih dalam tahap belajar di bawah bimbingan penyihir yang lebih berpengalaman."
"Master adalah penyihir yang telah mencapai tingkat keahlian yang tinggi dan memiliki pemahaman mendalam tentang sihir."
"Mereka sering menjadi mentor bagi Magang dan memegang peran penting dalam komunitas, seperti melindungi kota atau mengembangkan teknologi sihir baru."
"Grandmaster, ini adalah tingkatan tertinggi yang hanya dicapai oleh sedikit penyihir."
"Grandmaster memiliki kemampuan luar biasa dan pengetahuan yang luas tentang semua aspek sihir."
"Mereka sering memimpin Dewan Elemen dan membuat keputusan penting yang mempengaruhi seluruh kota."
Kazumi mengangguk mengerti. "Jadi, ada struktur yang jelas untuk perkembangan seorang penyihir. Itu masuk akal."
Shizumichi tersenyum, "Aku penasaran apa kita bisa menjadi penyihir yang hebat di sini."
Petugas tertawa ringan. "Segala sesuatu mungkin di Terrapolitan, asalkan kalian tekun belajar dan berlatih."
"Siapa tahu, mungkin suatu hari kalian bisa menjadi Master atau bahkan Grandmaster!"
Dengan penjelasan lengkap tentang elemen dominan, cap magis, afiliasi elemen, status sihir, dan tingkatan, Kazumi dan Shizumichi merasa lebih siap untuk menjalani petualangan mereka di dunia yang unik ini.
"Apakah kartu identitas ini berlaku di luar Terrapolitan?" Kazumi bertanya untuk yang terakhir kalinya.
"Tentu saja. Terrapolitan merupakan ibu kota, itulah kenapa kota ini berada di atas kura-kura yang mengelilingi segala kota!"
"Begitu ya... terima kasih, kami sudah mengerti sekarang."
"Kami akan mengisinya." Mereka mulai mengisi formulir itu sesuai dengan arahan petugas yang tetap memberikan bantuan.
Setelah mereka selesai mengisi formulir, mereka menyerahkannya kembali ke petugas yang segera memprosesnya.
Sementara mereka menunggu, Shizumichi bergurau, "Mungkin kita harus menambahkan sesuatu yang keren di kartu identitas kita."
"Bagaimana kalau kita punya elemen rahasia atau sesuatu? Kenyataan kita memang memiliki elemen tersendiri bukan?"
Kazumi tertawa. "Ya, mungkin kita bisa menjadi agen rahasia dengan identitas ganda!"
Tidak lama kemudian, petugas kembali dengan sebuah alat yang terlihat seperti kamera.
"Jangan lupa untuk memperlihatkan pose yang cocok agar kartu identitas kalian terlihat mencolok."
Kazumi dan Shizumichi menggunakan posenya masing-masing dimana petugas itu mengambil gambar mereka dengan alatnya lalu pergi memproses kartu mereka.
Beberapa menit kemudian, petugas itu kembali dengan kartu yang sudah jadi sepenuhnya.
"Berikut adalah kartu identitas kalian. Selamat datang sebagai warga resmi Terrapolitan!"
Kazumi dan Shizumichi menerima kartu identitas mereka dengan senyuman lebar. Mereka memeriksa kartu tersebut:
--------------------------------------------------------------------------
•Kartu Identitas Penduduk Terrapolitan (Terrapolitan Citizen ID)•
•Depan Kartu:
Nama: Ryuusaku Kazumi / Ryuusaku Shizumichi
Nomor Identitas: 973629 / 973630
Tanggal Lahir: 12/02/10 / 15/02/16
Elemen Dominan: Air / Api
Jenis Kelamin: Perempuan / Perempuan
Alamat: Jalan Bintang No. 1 / Jalan Angin No. 2
Foto Kazumi:
Foto Shizumichi:
Cap Magis: √
Tanggal Kadaluwarsa: 12/12/2030 / 10/10/2031
•Belakang Kartu:
Deskripsi Fisik Pemegang Kartu:
Tinggi: 160 cm / 162 cm
Warna Rambut: Emas / Merah
Warna Mata: Merah Keemasan / Merah Keemasan
Afiliasi Elemen:
Bumi: 30% / 20%
Air: 70% / 10%
Api: 10% / 60%
Udara: 20% / 10%
Kode QR:
•Keterangan Khusus:
Status Sihir: Penyihir / Penyihir
Tingkatan: Magang / -
--------------------------------------------------------------------------
Mereka tertawa melihat detail kartu mereka, terutama afiliasi elemen yang tampak seperti statistik permainan.
"Tunggu dulu!! Kenapa aku tidak memiliki tingkatan!?" Tanya Shizumichi kepada petugas.
"Alat yang tadi mengambil foto kalian telah menganalisis kalian berdua, dan inilah data akurat yang sebenarnya."
"Jangan khawatir, Anda bisa membuktikan kepada dunia bahwa tingkatan itu tidak begitu penting." Petugas menjawab selagi menundukkan kepalanya.
"Baiklah, sekarang kita resmi! Mari kita jelajahi kota ini lebih jauh," kata Shizumichi dengan semangat.
Kazumi mengangguk. "Ya, tapi ingat, kita harus tetap waspada. Siapa tahu apa lagi yang menunggu di kota kura-kura ini."
Dengan identitas baru di tangan, mereka melangkah keluar dari Hall of Elements. Penduduk dan melanjutkan petualangan mereka di kota megah di atas kura-kura batu besar.
Setiap sudut kota menunggu untuk dijelajahi, dan mereka siap menghadapi apa pun yang datang dengan kartu identitas mereka sebagai paspor ke dunia baru ini.
"Pertama-tama, kita harus mempelajari bahasanya terlebih dahulu."
"Malas." Shizumichi duduk di atas lantai selagi memeluk lututnya.
Kazumi menggusur Shizumichi, "Jangan bermalas-malasan atau nanti kau akan kebingungan dengan bahasa mereka."
Kazumi sempat bertanya-tanya kepada para penduduk mengenai perpustakaan yang dapat mereka gunakan untuk mencari ilmu.
Kebanyakan dari mereka menjawab nama tempat yang sama yaitu 'The Luminary Library', tanpa menghabiskan waktu lagi mereka langsung bergegas menuju tempat itu.
Mereka bisa melihat perpustakaan itu memiliki banyak sekali hiasan berbatuan yang begitu mencolok, menyatu dengan kertas penuh sinar cahaya magis.
Tempatnya juga bisa dibilang sangat strategis dikarenakan bangunan itu berdekatan dengan sebuah kafe yang menyediakan banyak sekali menu murah meriah.
"Ohh, kafe---" Shizumichi yang awalnya ingin masuk ke dalam kafe itu langsung menerima tarikan pada bagian kerahnya oleh Kazumi.
"Tidak boleh, kita belum memiliki uang."
"Heehhhhhh... Aku lapar..." Shizumichi mengembungkan pipinya itu.
"Bertahanlah sebentar, setelah kita mempelajari bahasa dalam dunia ini maka seharusnya kita bisa mencari pekerjaan."
"Oh, kita juga harus mencari tahu tujuan seperti apa yang diberikan oleh Touriverse."
Kazumi dan Shizumichi masuk ke dalam perpustakaan itu dimana masing-masing dari mereka mengambil mengambil beberapa buku sesuai dengan kebutuhan.
Kazumi mengambil banyak sekali buku tentang bahasa, pengetahuan mengenai dunia, dan hal penting lainnya.
Berbeda dengan Shizumichi yang malah mengambil buku cerita sampai Kazumi hanya bisa menghela nafas panjang lalu mengabaikan dirinya.
"Untungnya The Mind bisa memberikan pengetahuan dengan mudah kepada siapapun, aku lakukan itu saja deh...
"...sungguh Kakak yang tak bisa diandalkan."
Kazumi mulai membaca tentang bahasa, "Bahasa Terrapolitan disebut sebagai Elementa Script."
"Bahasa yang menggunakan aksara runik. Setiap simbol runik mewakili suara dan elemen tertentu, menciptakan hubungan erat antara bahasa dan elemen alam.
"Bahasa Elementa Script memiliki bunyi yang kuat dan dinamis, mencerminkan kekuatan elemen-elemen yang membentuk dunia Terrapolitan."
--------------------------------------------------------------------------
•Konsonan:
Bumi: /t/, /d/, /r/
Air: /m/, /n/, /s/
Api: /k/, /g/, /z/
Udara: /h/, /l/, /w/
•Vokal:
/a/, /e/, /i/, /o/, /u/
•Kosakata dan Frasa:
Bahasa Elemental memiliki kosakata yang kaya dan bervariasi, terutama yang terkait dengan alam dan sihir.
•Salam dan Perkenalan:
Halo: "Terra salu" (Salam dari Bumi)
Apa kabar?: "Aqua ventis?" (Bagaimana arus air?)
Saya: "Mika"
Kamu: "Tika"
Nama saya adalah: "Mika nomen es..."
--------------------------------------------------------------------------
"Baiklah, aku sudah mengerti aksara runik ini... Elementa Script ternyata tidak sesulit yang aku kira---"
Kazumi menyadari Shizumichi yang sedang tertidur di atas meja dimana ia langsung menghela nafasnya, "Merepotkan sekali..."
Dia sekarang mulai membaca pengetahuan tentang mata uang dunia ini.
"Mata Uang yang disebut dengan Terran Orbs, Touriverse adalah sebuah dunia di mana empat elemen utama - Bumi, Air, Api, dan Udara - mendominasi alam dan kehidupan sehari-hari penduduknya."
"Di sini, kekuatan dan keseimbangan dari elemen-elemen ini sangat dihormati dan digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ekonomi."
"Mata uang utama yang digunakan di Terrapolitan adalah Terran Orbs, bola-bola kecil yang terbuat dari elemen-elemen tersebut."
"Terran Orbs adalah bola-bola kecil yang terbuat dari bahan elemen Bumi, Air, Api, dan Udara."
"Setiap bola bersinar dengan cahaya lembut yang mencerminkan elemen asalnya."
"Berbentuk bulat sempurna dengan permukaan yang halus dan berkilauan."
"Ukurannya diperkirakan diameter sekitar 3 cm, mudah dibawa dalam kantong kecil.
"Nilai Terran Orbs ditentukan oleh elemen yang mendominasi bola tersebut seperti..."
--------------------------------------------------------------------------
Orb of Earth (Terra-Orb): Berwarna coklat atau hijau, terbuat dari mineral tanah, digunakan untuk transaksi sehari-hari seperti makanan dan pakaian.
Orb of Water (Aqua-Orb): Berwarna biru atau transparan dengan kilauan air, digunakan untuk barang dan jasa yang lebih mahal seperti peralatan rumah tangga dan kendaraan.
Orb of Fire (Pyro-Orb): Berwarna merah atau oranye, terbuat dari kristal magis yang bersinar seperti api, digunakan untuk transaksi besar seperti properti atau perdagangan besar.
Orb of Air (Aero-Orb): Berwarna putih atau biru pucat, terbuat dari kristal yang sangat ringan dan bersinar dengan kilauan udara, sangat langka dan bernilai tinggi, digunakan untuk transaksi sangat besar atau dalam perdagangan antar wilayah.
--------------------------------------------------------------------------
Kazumi mulai berkeringat seketika karena ia sekarang sudah mengetahui jelas pengetahuan dari mata uang dunia ini.
Dia kali ini membaca bukunya dengan suara yang bergetar, "T-Terran Orbs tidak hanya sebagai alat tukar, tetapi juga memiliki kegunaan khusus dalam ritual dan sihir."
"Penyihir dan pengguna elemen dapat memanfaatkan energi yang terkandung dalam Orbs untuk memperkuat mantra mereka atau dalam berbagai ritual keagamaan dan magis."
"Be-Begitu ya..."
Kazumi menatap jam tangannya itu, jarinya perlahan-lahan mendekatinya untuk menekan jam tersebut sampai memunculkan kembali tulisan yang berupa tujuan pemberian dari Touriverse.
"KITA HARUS MEMILIKI 100.000 TERRAN ORBS DENGAN ELEMEN BERBEDA!?!?!?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Sir Ai
Kemampuan paling berguna
2024-06-24
0
Yang penting nulis
dan tentu saja berotak senku
2024-06-14
1
vesuca
sensei
2024-06-14
1