Frost Titan

Pagi itu, ketika sinar matahari pertama mulai menembus jendela istana, Shizumichi sedang berjalan melewati lorong-lorong yang masih sepi.

Setelah peristiwa kemarin, istana masih dalam suasana tenang dan waspada.

Shizumichi menikmati momen-momen sepi ini, merenungkan langkah-langkahnya ke depan.

Tiba-tiba, dia melihat Hiroshi, saudara Raja yang bijaksana, berdiri di ujung lorong.

Dengan senyum hangat, Hiroshi melangkah mendekat dan memberi isyarat agar Shizumichi mengikutinya ke sebuah ruangan tersembunyi di dalam istana.

Begitu mereka masuk ke ruangan itu, Shizumichi melihat meja kayu besar yang dikelilingi oleh peta dan dokumen rahasia.

Di atas meja, tergeletak sebuah peti kayu berukir indah. Hiroshi menatap Shizumichi dengan mata yang penuh penghargaan dan rasa terima kasih.

"Shizumichi," kata Hiroshi pelan namun penuh wibawa.

"Aku ingin mengucapkan terima kasih atas bantuanmu kemarin. Kau telah membuktikan bahwa dirimu adalah orang yang dapat diandalkan dalam saat-saat krisis."

Shizumichi mengangguk pelan, merasa sedikit terkejut dengan penghargaan yang datang dari Hiroshi. "Aku hanya melakukan tugasku, Yang Mulia."

Hiroshi tersenyum dan membuka peti kayu itu, memperlihatkan isi yang sangat berharga.

Di dalamnya, terdapat Aero-Orbs dalam jumlah yang sangat banyak, bercahaya dengan energi magis yang luar biasa.

"Walau tidak banyak, aku ingin mengapresiasi kehebatan dirimu dalam memecahkan kasus itu."

"Isi dari peti ini berjumlah 150.000 Aero-Orb, seharusnya ini cukup untuk membuatmu menjadi seseorang yang kaya raya bukan?" Hiroshi terkekeh.

Mata Shizumichi melebar melihat jumlah Aero-Orbs yang begitu banyak. "Ini... sangat berharga, Yang Mulia. Kenapa memberikannya padaku?"

Hiroshi menatap Shizumichi dengan penuh keyakinan. "Karena aku percaya padamu, Shizumichi."

"Kau telah membuktikan dirimu dalam pertempuran dan dalam menghadapi situasi yang sulit."

"Ini adalah bentuk penghargaan kami atas dedikasimu."

Shizumichi merasakan campuran rasa bangga dan tanggung jawab yang besar.

Dia tahu bahwa Aero-Orbs ini bisa sangat berguna, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk menyelesaikan misi dari Touriverse.

"Terima kasih, Yang Mulia. Aku akan menggunakan ini dengan bijaksana."

Hiroshi mengangguk dan menepuk bahu Shizumichi. "Aku yakin kau akan."

"Dan ingatlah, Shizumichi, kau selalu memiliki dukungan kami. Apapun rencana yang kau miliki, kami akan berada di belakangmu."

Shizumichi mengangguk, merasa lebih bersemangat dari sebelumnya. Dengan Aero-Orbs ini, dia merasa bahwa dirinya bisa saja menyelesaikan tujuannya sekarang juga.

"50.000 Aero-Orb seharusnya cukup untuk memaksimalkan Terra-Orb, Pyro-Orb, dan juga Aqua-Orb."

"Oh iya, pangeran... mengapa Anda disebut sebagai Pangeran, tetapi adikmu itu seorang Raja?" Shizumichi mempertanyakan sesuatu yang tidak begitu penting.

"Maaf jika pertanyaannya terkesan sensitif."

"Hahaha, itu pertanyaan yang mudah untuk dijawab."

"Bisa dibilang Ayah kami adalah seorang Raja dimana beliau memberikan warisan itu kepada kami."

"Karena aku tidak memiliki niatan menjadi seorang Raja maka aku berikan kepada adikku saja yang memiliki tanggung jawab besar soal itu."

"Sayang sekali dia malah lebih melirik pria polos itu ya." sarkas Shizumichi dengan ekspresi kesal.

"Maafkan adik saya yang selalu mementingkan keinginan putrinya itu."

"Tidak apa. Setidaknya aku menerima sesuatu yang sangat berharga untuk petualanganku ke depannya." Shizumichi tersenyum.

...

...

Shizumichi kembali menemui Kazumi dimana dia sedang menunggu di luar ruangan, melihat senyum di wajah Shizumichi dan tahu bahwa sesuatu yang baik telah terjadi.

"Apa yang terjadi, Kak?" tanyanya dengan penasaran.

Shizumichi menunjukkan Aero-Orb yang baru diterimanya dan menceritakan percakapannya dengan Hiroshi.

Kazumi tersenyum lebar dan merasakan kebanggaan yang sama. "Dengan ini, misi kita dari Touriverse bisa terselesaikan bukan?"

Shizumichi mengangguk. "Benar, Kazumi. Ini baru permulaan."

"Ke depannya kita harus mempersiapkan diri untuk menerima tujuan seperti apa yang akan diberikan oleh Touriverse."

Setelah menyelesaikan semua keperluan dalam kota kerajaan itu, mereka memulai perjalanan mereka menuju tempat di mana Frost Titan berada.

Jalan yang mereka lalui dipenuhi dengan hutan lebat dan pegunungan yang tertutup salju.

Angin dingin bertiup kencang, memberikan tantangan tersendiri dalam perjalanan mereka.

Meskipun demikian, semangat mereka tidak surut, terutama setelah mendapatkan banyak sekali hadiah yang berharga dari Hiroshi dan juga adiknya.

Di tengah perjalanan, Rex sempat bertanya kepada Shizumichi mengenai hadiah apa yang dia terima dari Hiroshi.

"Hei, Shizumichi. Apa yang kau dapatkan dari Pangeran Hiroshi kemarin?" tanya Rex dengan nada penasaran.

Shizumichi, yang sempat terkejut dengan pertanyaan langsung itu, mencoba menyembunyikan kegugupannya.

"Oh, hanya beberapa barang yang tidak terlalu penting," jawabnya dengan senyum canggung, berharap itu cukup untuk mengalihkan perhatian Rex.

Namun, Kars, yang selalu penuh rasa ingin tahu, tidak puas dengan jawaban tersebut. "Ayo, jangan begitu! Kami semua tahu bahwa Pangeran Hiroshi sangat dermawan."

" Pasti kau mendapatkan sesuatu yang luar biasa, kan?"

Kazumi, yang berdiri di samping Shizumichi, ikut tertawa kecil dan menepuk bahu kakaknya. "Ya, Kak. Ceritakan pada mereka. Jangan biarkan kami semua penasaran."

Shizumichi merasa tekanan semakin besar, dan dia tidak ingin membuat timnya kecewa. Namun, dia juga tahu bahwa Aero-Orbs tersebut sangat berharga untuk misinya ke depan.

"Sebenarnya, itu hanya sedikit hadiah untuk jasa kita kemarin," katanya, mencoba meremehkan nilainya.

Chen, yang selama ini diam, ikut angkat bicara. "Sedikit hadiah dari seorang pangeran biasanya bukan sesuatu yang kecil, Shizumichi. Kami adalah tim, jadi sebaiknya kau jujur dengan kami."

Merasa sudut pandang teman-temannya benar, Shizumichi menarik napas panjang. "Baiklah, aku akan memberitahu kalian."

"Pangeran Hiroshi memberiku 150.000 Aero-Orb," katanya akhirnya, dengan nada serius.

Rex, Kars, Chen, dan Jofir terkejut mendengar jumlah yang begitu besar.

"150.000 Aero-Orb? Itu jumlah yang luar biasa!" seru Rex dengan takjub.

Shizumichi segera menambahkan, "Tapi aku mohon kalian untuk tidak menyebarkan informasi ini."

"Aku berencana untuk menggunakan Aero-Orbs ini dengan bijaksana untuk misi kita selanjutnya. Jika banyak orang tahu, kita bisa menjadi target."

Mendengar penjelasan Shizumichi, timnya mengangguk mengerti. Rex tersenyum dan menepuk punggung Shizumichi.

"Kami mengerti, Shizumichi. Kami percaya padamu dan keputusanmu. Jika kau merasa itu yang terbaik, maka kami akan mendukungmu."

Kazumi menatap Shizumichi dengan bangga. "Kak, kau selalu tahu apa yang terbaik untuk kita semua."

"Aku yakin dengan Aero-Orbs itu, kita akan lebih siap menghadapi Frost Titan dan tantangan lainnya."

"Apa yang sebenarnya Kazumi rencanakan... padahal seharusnya dia bantu aku untuk menyembunyikan Aero-Orb ini dari mereka." batin Shizumichi.

Shizumichi merasa lega dan bersyukur atas pengertian dan dukungan timnya.

Dengan semangat yang lebih besar, mereka melanjutkan perjalanan menuju tempat Frost Titan berada.

Sementara itu, Shizumichi terus merencanakan bagaimana menggunakan Aero-Orbs tersebut agar tidak dibagikan kepada rekannya itu.

Di tengah perjalanan, mereka terus berdiskusi tentang strategi dan rencana untuk menghadapi Frost Titan.

Shizumichi, dengan pemikiran yang lebih jernih, merasa lebih siap dari sebelumnya.

Dengan tim yang solid dan sumber daya yang melimpah, dia yakin bahwa mereka bisa mengatasi segala rintangan dan mencapai tujuan mereka di Touriverse.

Setelah percakapan serius tadi, suasana perjalanan kembali tenang. Namun, dalam hati Shizumichi tetap merasa gelisah tentang Aero-Orbs yang dia simpan.

Meskipun timnya telah memahami alasannya, Shizumichi tahu mereka masih penasaran.

Saat mereka berkemah untuk makan siang, Rex memulai pembicaraan yang sedikit bercanda namun bernada serius.

"Hei Shizumichi, bagaimana kalau kau bagi sedikit Aero-Orbs itu dengan kami?"

"Setidaknya kami bisa membelikan sesuatu yang enak di kota berikutnya."

Shizumichi tertawa canggung, berusaha menjaga situasi tetap santai. "Aku rasa tidak perlu, Rex. Lagipula, kita semua punya misi yang lebih besar untuk diselesaikan."

Kars, dengan nada menggodanya, menambahkan, "Oh, ayolah, Shizumichi."

"Kami hanya minta sedikit. Mungkin kau bisa bagi satu atau dua ribu? Kau punya seratus lima puluh ribu, kan?"

Shizumichi menggelengkan kepala dengan tegas. "Tidak, tidak. Semua ini untuk misi kita. Setiap Aero-Orb sangat berharga."

Chen, yang biasanya pendiam, ikut bersuara, "Kau tahu, Shizumichi, berbagi adalah bentuk keadilan juga. Kami semua bekerja keras bersama-sama."

Kazumi, sambil tersenyum jahil, menyindir kakaknya, "Benar sekali, Kak. Jangan kikir, ya."

Jofir, yang duduk agak jauh dan mendengarkan percakapan itu, tiba-tiba mendapat ide.

Dia mengangkat tangannya dan mulai mengucapkan mantra dengan senyum lebar di wajahnya. "Jika kau tidak mau berbagi dengan sukarela, maka Mage Hand bisa membantu."

Tiba-tiba, sebuah tangan magis yang bercahaya muncul di udara dan bergerak menuju Shizumichi.

Tangan itu mulai meraba-raba kantong dan pakaian Shizumichi dengan cepat.

Shizumichi berteriak terkejut dan mencoba menghindar, tetapi Mage Hand terlalu gesit.

"He-hey! Apa yang kau lakukan, Jofir?!" seru Shizumichi panik, mencoba menepis tangan magis itu.

Namun, Mage Hand tetap beraksi, membuat Shizumichi tampak seperti sedang menari lucu di tempatnya sendiri.

Tim yang lain tertawa terbahak-bahak melihat Shizumichi yang kebingungan dan berusaha keras melawan tangan tak terlihat itu.

"Lihat dia! Seperti menari tarian lucu!" kata Rex sambil tertawa sampai perutnya sakit.

Kazumi tidak bisa menahan tawanya, "Kak, kau terlihat sangat lucu! Mungkin kau harus mempertimbangkan menjadi penari!"

Akhirnya, Shizumichi menyerah dengan napas terengah-engah, wajahnya merah karena malu dan marah.

"Baiklah, baiklah! Aku akan berbagi, tapi hanya sedikit!" katanya sambil mengeluarkan beberapa Aero-Orbs dari kantongnya.

Jofir menghentikan mantra Mage Hand-nya dan tersenyum lebar. "Itu baru adil, Shizumichi."

"Dasar kikir," kata Kars dengan nada bercanda sambil menepuk punggung Shizumichi.

Chen mengangguk setuju, "Benar sekali. Jangan terlalu pelit, Shizumichi."

Dengan wajah merah padam, Shizumichi meletakkan beberapa Aero-Orbs di tangan mereka masing-masing.

"Ini, puas? Tapi ingat, ini hanya untuk keperluan penting!"

Timnya tertawa dan menerima Aero-Orbs dengan gembira, sementara Shizumichi hanya bisa menggelengkan kepala dan tersenyum.

"Baiklah, kalian menang kali ini," katanya dengan nada mengalah, tetapi dalam hatinya dia merasa lega bahwa timnya tetap kompak dan ceria.

Mereka melanjutkan perjalanan dengan semangat yang lebih tinggi, siap menghadapi Frost Titan dengan persahabatan yang lebih erat dan banyak tawa.

"Urgh... Mengapa kau setuju dengan mereka?" Shizumichi bertanya kepada Kazumi yang sedang memegang sebuah buku.

"Kita masih memiliki 100.000 Aero-Orb bukan? Lagi pula itu seharusnya cukup." jawab Kazumi.

"Jangan lupa juga bahwa kita masih bisa menjual bagian-bagian dari keempat monster tersebut serta mendapatkan hadiahnya dari Guild."

"Oh iya... Benar juga ya." Shizumichi terkekeh.

Rex dan rekannya masing-masing mendapatkan 10.000 Aero-Orb dimana itu terkesan cukup adil sampai Shizumichi dan Kazumi masih tetap memiliki uang yang cukup untuk memenuhi tujuan Touriverse.

Setelah peristiwa lucu dengan Aero-Orbs, tim kembali melanjutkan perjalanan mereka. Jalan menuju tempat Frost Titan berada penuh dengan tantangan dan keindahan yang luar biasa.

Mereka melewati Hutan Azzura yang terkenal dengan pohon-pohon raksasanya yang berwarna biru dan memiliki dedaunan yang berkilauan di bawah sinar matahari.

Burung-burung eksotis dengan bulu berwarna-warni terbang rendah, menciptakan pemandangan yang indah.

Chen, dengan keahliannya dalam alam, memimpin jalan, memastikan mereka tetap pada jalur yang aman.

Kars, sebagai pelindung tim, berjalan di garis depan, siap menghadapi ancaman apapun yang mungkin muncul dari dalam hutan.

Suara gemerisik daun dan kicauan burung membuat suasana menjadi damai namun tetap waspada.

Setelah melewati hutan, mereka tiba di Sungai Argent yang lebar dan deras. Airnya yang jernih berkilauan seperti perak, sehingga dinamakan Sungai Argent.

Rex dan Kars memotong beberapa pohon untuk membuat rakit sederhana agar mereka bisa menyeberang.

Shizumichi menggunakan kekuatannya untuk mengarahkan rakit dengan tongkat Tobrut-nya, sementara Kazumi dan Jofir menjaga keseimbangan.

Angin sepoi-sepoi meniup wajah mereka, memberikan kesegaran saat mereka perlahan menyeberangi sungai.

Mereka harus berhati-hati terhadap arus kuat dan bebatuan tajam yang tersembunyi di bawah permukaan air.

Perjalanan mereka semakin menantang saat mereka mulai mendaki Pegunungan Glacier.

Udara semakin dingin dan tipis, membuat setiap langkah terasa lebih berat. Salju putih menutupi jalur, menciptakan medan yang licin dan berbahaya.

Chen, yang memiliki pengetahuan tentang medan pegunungan, menunjukkan jalur-jalur yang lebih aman untuk didaki.

Kazumi, dengan semangat juangnya, selalu memberikan dukungan moral kepada tim. "Kita hampir sampai, teruslah bergerak!"

Di malam hari, mereka berkemah di sebuah gua yang cukup hangat, berlindung dari angin dingin yang menusuk.

Jofir menggunakan sihirnya untuk menciptakan perapian kecil, memberikan kehangatan dan cahaya.

Mereka berbagi cerita dan tawa, mempererat ikatan mereka sebelum menghadapi tantangan berikutnya.

Keesokan harinya. Saat mereka mendekati tempat Frost Titan bersemayam, mereka menemukan reruntuhan kuno yang tersembunyi di bawah lapisan salju.

Pilar-pilar besar dan patung-patung es yang megah menunjukkan kemegahan masa lalu.

Shizumichi memimpin tim dengan hati-hati melalui reruntuhan tersebut, merasa ada sesuatu yang misterius namun menakjubkan di tempat ini.

Rex dan Kars selalu siaga, siap menghadapi apapun yang mungkin tersembunyi di balik reruntuhan.

Akhirnya, mereka tiba di sebuah lembah besar yang dikelilingi oleh puncak-puncak gunung yang tertutup salju.

Di tengah lembah, Frost Titan berdiri dengan anggun namun menakutkan.

Tubuhnya yang besar terbuat dari es biru yang berkilauan, memancarkan aura dingin yang menyelimuti seluruh lembah.

Tim mengambil posisi mereka, mempersiapkan strategi yang telah direncanakan sebelumnya.

Kars maju ke depan dengan perisainya, siap menahan serangan pertama dari Frost Titan.

Chen mengambil posisi strategis untuk membidik titik lemah makhluk raksasa itu.

Jofir mulai mengumpulkan Essence, siap untuk memberikan dukungan magis. Rex mengatur formasi tim dan memberikan arahan terakhir.

Shizumichi dan Kazumi, dengan semangat dan tekad yang kuat, berdiri bersama di garis depan, siap untuk menghadapi salah satu tantangan terbesar dalam petualangan mereka.

Dengan persiapan dan kerja sama yang solid, mereka tahu bahwa mereka memiliki peluang untuk mengalahkan Frost Titan dan melanjutkan misi mereka dengan lebih percaya diri.

"Ini dia, teman-teman," kata Shizumichi dengan suara tegas.

"Mari kita tunjukkan bahwa kita siap menghadapi segala tantangan."

Dengan semangat tinggi, mereka maju bersama, siap untuk pertempuran epik melawan Frost Titan.

Di tengah lembah yang dingin, Frost Titan mengeluarkan raungan yang menggema, memecahkan keheningan dan menggetarkan tanah di bawah kaki mereka.

Tim Shizumichi bersiap menghadapi makhluk raksasa yang menakutkan ini, setiap anggota tim mengambil posisi mereka.

Frost Titan memulai serangan dengan menghentakkan kakinya yang besar ke tanah, menyebabkan gelombang es bergerak cepat ke arah tim.

Kars maju ke depan, mengangkat perisainya untuk melindungi tim dari serangan tersebut.

Es menghantam perisainya dengan keras, membuat Kars terdorong beberapa langkah ke belakang.

"Bertahanlah, Kars!" teriak Shizumichi.

Chen mengambil kesempatan untuk melepaskan beberapa panah ke arah titik lemah di tubuh Frost Titan.

Panah-panahnya menancap di antara celah es, namun Titan tampaknya hanya merasakan sedikit dampak.

Rex mengarahkan serangan tim, "Chen, arahkan ke lututnya! Jofir, berikan kita perlindungan magis!"

Jofir mengeluarkan Essence miliknya, menciptakan perisai magis yang melindungi tim dari serangan berikutnya.

Sementara itu, Rex dengan cepat menyerang dengan kapaknya, membidik bagian-bagian yang rentan di tubuh Frost Titan.

Namun, setiap tebasannya hanya menghasilkan sedikit kerusakan.

Titan mengayunkan lengannya yang besar, menghempaskan Rex dan Kars ke tanah.

Kars berdiri dengan susah payah, merasakan nyeri di lengannya. Rex menggeram, "Kita tidak bisa menyerah! Terus serang!"

Frost Titan mengeluarkan hembusan napas dingin yang membekukan, mengarah langsung ke Shizumichi. Shizumichi mengangkat tongkat Tobrut, mencoba menahan serangan es tersebut.

Namun, sebagian dari es itu tetap mengenai tubuhnya, membuatnya menggigil.

"Argh, ini dingin sekali!" katanya sambil menggertakkan giginya.

Melihat kesulitan timnya, Kazumi memutuskan untuk mengubah taktik.

"Kita harus fokus pada satu titik! Serang lututnya bersamaan!" Semua anggota tim mengarahkan serangan mereka ke lutut kiri Frost Titan.

Kars dengan perisai dan pedangnya, Chen dengan panahnya, Kazumi dengan pedangnya, dan Jofir dengan sihirnya.

Serangan gabungan mereka akhirnya membuat lutut Frost Titan retak. Makhluk raksasa itu mengeluarkan raungan kesakitan, jatuh berlutut di satu kaki.

Ini adalah momen mereka. "Sekarang, serang kepala dan lehernya!" perintah Kazumi.

Frost Titan, meskipun terluka, masih sangat berbahaya. Dengan satu ayunan lengannya, dia berhasil menghempaskan Kars ke tanah, membuatnya terkapar dengan nyeri di punggungnya.

Chen, dengan panah terakhirnya, membidik mata Frost Titan, berhasil menembusnya dan membuat Titan mengerang marah.

Jofir mengeluarkan sihir terkuatnya, melemparkan bola api besar ke arah leher Frost Titan, menciptakan ledakan es dan api yang spektakuler.

Rex, dengan seluruh kekuatannya, menyerang leher Frost Titan dengan kapaknya, menambah kerusakan yang signifikan.

Dengan Frost Titan yang semakin melemah, Shizumichi tahu ini adalah saatnya.

Dia mengumpulkan seluruh kekuatannya ke dalam tongkat Tobrut dan melancarkan serangan terakhir ke jantung Frost Titan.

Serangan magis tersebut menembus es dan membuat Frost Titan mengeluarkan raungan terakhir sebelum akhirnya runtuh, hancur berkeping-keping menjadi es yang berhamburan di sekitar mereka.

Tim Shizumichi berdiri di antara pecahan es, napas mereka terengah-engah dan tubuh mereka terluka, tetapi mereka tahu mereka telah menang.

Kazumi berdiri dengan bantuan Chen, wajahnya penuh rasa sakit tetapi juga bangga.

"Kita berhasil," katanya dengan suara serak.

Jofir mengangguk, wajahnya pucat tetapi penuh kepuasan. "Ini adalah pertarungan yang sulit, tetapi kita berhasil mengalahkannya."

Shizumichi, meskipun terluka, tersenyum lemah. "Kerja tim yang hebat, semuanya. Ini adalah kemenangan kita."

Mereka berdiri di antara puing-puing Frost Titan yang telah runtuh, mengatur napas dan merasakan kebanggaan atas kemenangan mereka.

Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Tanah di bawah kaki mereka mulai bergetar lagi, dan suara retakan es yang mengerikan terdengar di seluruh lembah.

Dengan mata yang melebar, mereka melihat pecahan es mulai bergerak dan bersatu kembali.

Dalam hitungan detik, Frost Titan bangkit kembali, lebih besar dan lebih menakutkan dari sebelumnya.

Mata yang dulunya hanya satu sekarang bersinar dengan cahaya biru dingin yang mematikan.

"Ini tidak mungkin!" teriak Kazumi, terhuyung ke belakang.

Frost Titan, dengan kekuatan yang diperbarui, mengeluarkan raungan yang menggema.

Ia mengangkat tangannya yang besar dan melemparkan bongkahan es raksasa ke arah tim.

Kars dan Rex berusaha menangkis serangan tersebut dengan perisai mereka, tetapi kekuatan yang sangat besar itu memaksa mereka terdorong ke tanah, terluka dan tertatih-tatih.

Chen mencoba melepaskan beberapa panah lagi, tetapi es yang menyelubungi Frost Titan sekarang tampak lebih tebal dan lebih keras.

Panah-panahnya hanya memantul, tidak memberikan dampak yang berarti.

"Panahku tidak cukup kuat!" serunya putus asa.

Titan mengeluarkan serangan napas dinginnya lagi, kali ini lebih kuat dan lebih dingin, membuat lapisan es tebal menutupi tanah di sekitar mereka.

Shizumichi merasakan dingin yang menusuk tulangnya, menggigil hebat. "Kita harus menemukan cara untuk menghentikannya, sekarang!"

Rex mencoba menyerang dengan kapaknya, tetapi Frost Titan menangkapnya dengan satu tangan raksasa, lalu melemparkannya ke tanah dengan kekuatan yang luar biasa.

Rex jatuh keras, terluka parah dan tidak bisa bergerak untuk beberapa saat.

Jofir, yang selalu menjadi penyelamat dengan sihirnya, sekarang berjuang keras.

Dia melemparkan serangan sihir bertubi-tubi, tetapi setiap serangannya hanya membuat Frost Titan semakin marah.

Dengan satu gerakan cepat, Titan menghantam tanah di depan Jofir, menciptakan gelombang kejut yang menghempaskannya jauh ke belakang.

Jofir jatuh, merasakan sakit yang luar biasa di punggungnya.

Rex, dengan kapaknya, mencoba serangan putus asa terakhir ke arah kaki Frost Titan. Namun, Titan menyapu dengan kakinya, menghantam Rex dan membuatnya terlempar ke sisi lembah.

"Rex!" teriak Chen, matanya penuh kekhawatiran.

Shizumichi, meskipun terluka dan kelelahan, tidak menyerah. Dia mengumpulkan semua kekuatannya, mencoba melancarkan serangan magis terakhir dengan tongkat Tobrut.

Tapi Frost Titan mengayunkan lengannya, menghantam Shizumichi dengan kekuatan penuh.

Shizumichi terlempar jauh, jatuh keras ke tanah dan merasakan nyeri yang luar biasa di seluruh tubuhnya.

Mereka semua terluka parah, tetapi tidak menyerah. Dengan sisa kekuatan yang ada, mereka bangkit kembali.

Kars, dengan tubuh yang penuh luka, mengangkat perisainya lagi, memberikan perlindungan untuk timnya.

"Kita harus mengakhirinya sekarang, atau kita semua akan mati di sini," katanya dengan tegas.

Chen, dengan panah terakhirnya, membidik mata Frost Titan sekali lagi. Jofir, dengan sisa kekuatan sihirnya, memberikan perlindungan sihir dan memperkuat serangan tim.

Rex, meskipun terluka, mengumpulkan kekuatannya untuk satu serangan terakhir dengan kapaknya.

Shizumichi, dengan napas terengah-engah, berdiri dan mengarahkan tongkat Tobrut ke arah jantung Frost Titan.

Dengan konsentrasi penuh, dia melancarkan serangan sihir terkuatnya.

Gelombang energi yang besar melesat dari tongkatnya, menembus es yang menyelubungi jantung Frost Titan.

Dengan raungan terakhir yang mengguncang bumi, Frost Titan runtuh lagi, kali ini untuk selamanya.

Pecahan esnya tersebar, tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangkit kembali.

Mereka semua tergeletak di tanah, terluka dan kelelahan. Kazumi berdiri dengan bantuan Chen, tubuhnya gemetar.

"Kita berhasil... kita berhasil," katanya dengan napas terengah-engah.

Jofir, meskipun pucat dan kelelahan, tersenyum lega. "Ini adalah pertarungan terberat kita, tetapi kita berhasil."

Shizumichi, meskipun terluka, merasakan kemenangan yang manis. "Kerja tim yang hebat, semuanya. Kita berhasil mengalahkan Frost Titan."

Mereka berdiri di tengah-tengah pecahan es, merasakan kebanggaan yang mendalam atas kemenangan mereka.

Pertarungan melawan Frost Titan adalah salah satu tantangan terbesar yang mereka hadapi, dan mereka telah membuktikan bahwa bersama-sama, mereka bisa mengatasi apapun.

Shizumichi melirik ke arah Kazumi yang terlihat masih bisa tersenyum dan berbicara dengan Chen.

Shizumichi tersenyum lalu memejamkan kedua matanya, "Hahhhhhh..."

"...satu lagi ya."

Terpopuler

Comments

vesuca

vesuca

aowkaowkaow mampus lu, makanya jangan kikir

2024-06-20

0

vesuca

vesuca

menjadi kikir

2024-06-20

0

vesuca

vesuca

tanda petiknya

2024-06-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal Suatu Cerita
3 Keluarga Besar
4 Hasil dari Ceritanya
5 Ide Gila
6 Cara Untuk Bisa Masuk ke Dalam Cerita
7 TOURIVERSE
8 Terrapolitan
9 Pengetahuan Dunia Ini
10 Sihir Essence
11 Membutuhkan Rekan
12 Sebagai Satu Regu
13 Crystal Serpent
14 Rendang
15 Rencana Kuliner
16 Kasus Kerajaan
17 Frost Titan
18 Pertarungan Pertama
19 Hidup atau Mati
20 Dewa Turun Tangan
21 Plot Armor
22 Akademi Sihir
23 Sebagai Murid
24 Bekerja Bekerja Bekerja
25 Sulap
26 Makanan Kantin
27 Pria Bertopeng
28 Rencana Ini
29 Senjata Baru
30 Ujian
31 Kebenaran Terungkap
32 Kerugian Besar
33 Yang Lama Dikenal
34 Serangan Iblis
35 Amarah
36 Masih Terlalu Kuat
37 Inovasi Bisnis
38 Perdebatan
39 Pertarungan Adik dan Kakak
40 Serangan Dahsyat Seorang Iblis
41 Tamat
42 Hari yang Indah
43 Fiksi Aneh
44 Murid yang Dijadikan Senjata
45 Budak
46 Tertangkap Basah
47 Plot Armor Berhasil Didapatkan
48 Menikah
49 Mempelajari Plot Armor
50 Plot Twist
51 Melawan Berbagai Karakter Utama
52 Mulai Montasenya!
53 Fiksi Dungeon
54 Adik-Adik Aneh
55 Dia Beruntung Aku Masih Berada Di Fiksi Lain
56 Mempelajari Segalanya
57 Bunuh Tanpa Segan
58 Dengan Mengandalkan Aspek Cerita
59 Memperdalam Kegunaan The Mind
60 Luas dalam Pikiran
61 Melihat Dari Sudut Pembaca
62 Menghabisi Teman Kelasnya
63 Plot Armor Yang Terus Diperkuat
64 Penghakiman
65 Semua Ingin Membalas Dendam
66 Dipersatukan Kembali
67 Turun Tangan Mengurusinya
68 Ohio
69 Kemerdekaan
70 Sirkel
71 Skibidi
72 Markas Rahasia
73 Hebat dalam Teknologi
74 Konten
75 Dalam Dunia Maya
76 Terjebak dalam Game
77 Hampir Saja
78 Melawan Raja Iblis
79 Game Ditaklukkan
80 Keluarga Selalu Bersatu
81 Dalam Perpustakaan
82 Masa Lalu yang Kacau
83 Melanjutkan Tekad
84 Kebahagiaan Keluarga
85 Serum
86 Narsistik
87 Karakter Utama Melawan Karakter Utama
88 Setiap Rencana
89 Rencana Sang Adik Kecil
90 Fiksi Terakhir
91 Pertarungan Paling Epic
92 Intensitas Pertarungan
93 Sang Raja Iblis
94 Keluarga Ryuusaku
95 Harus Berakhir Sekarang
96 Kembalinya Dia
97 Siapa yang Akan Melindungimu?
98 Aku adalah Legenda
99 Sebagai Kakak Tertua
100 Legends Never Dies
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Prolog
2
Awal Suatu Cerita
3
Keluarga Besar
4
Hasil dari Ceritanya
5
Ide Gila
6
Cara Untuk Bisa Masuk ke Dalam Cerita
7
TOURIVERSE
8
Terrapolitan
9
Pengetahuan Dunia Ini
10
Sihir Essence
11
Membutuhkan Rekan
12
Sebagai Satu Regu
13
Crystal Serpent
14
Rendang
15
Rencana Kuliner
16
Kasus Kerajaan
17
Frost Titan
18
Pertarungan Pertama
19
Hidup atau Mati
20
Dewa Turun Tangan
21
Plot Armor
22
Akademi Sihir
23
Sebagai Murid
24
Bekerja Bekerja Bekerja
25
Sulap
26
Makanan Kantin
27
Pria Bertopeng
28
Rencana Ini
29
Senjata Baru
30
Ujian
31
Kebenaran Terungkap
32
Kerugian Besar
33
Yang Lama Dikenal
34
Serangan Iblis
35
Amarah
36
Masih Terlalu Kuat
37
Inovasi Bisnis
38
Perdebatan
39
Pertarungan Adik dan Kakak
40
Serangan Dahsyat Seorang Iblis
41
Tamat
42
Hari yang Indah
43
Fiksi Aneh
44
Murid yang Dijadikan Senjata
45
Budak
46
Tertangkap Basah
47
Plot Armor Berhasil Didapatkan
48
Menikah
49
Mempelajari Plot Armor
50
Plot Twist
51
Melawan Berbagai Karakter Utama
52
Mulai Montasenya!
53
Fiksi Dungeon
54
Adik-Adik Aneh
55
Dia Beruntung Aku Masih Berada Di Fiksi Lain
56
Mempelajari Segalanya
57
Bunuh Tanpa Segan
58
Dengan Mengandalkan Aspek Cerita
59
Memperdalam Kegunaan The Mind
60
Luas dalam Pikiran
61
Melihat Dari Sudut Pembaca
62
Menghabisi Teman Kelasnya
63
Plot Armor Yang Terus Diperkuat
64
Penghakiman
65
Semua Ingin Membalas Dendam
66
Dipersatukan Kembali
67
Turun Tangan Mengurusinya
68
Ohio
69
Kemerdekaan
70
Sirkel
71
Skibidi
72
Markas Rahasia
73
Hebat dalam Teknologi
74
Konten
75
Dalam Dunia Maya
76
Terjebak dalam Game
77
Hampir Saja
78
Melawan Raja Iblis
79
Game Ditaklukkan
80
Keluarga Selalu Bersatu
81
Dalam Perpustakaan
82
Masa Lalu yang Kacau
83
Melanjutkan Tekad
84
Kebahagiaan Keluarga
85
Serum
86
Narsistik
87
Karakter Utama Melawan Karakter Utama
88
Setiap Rencana
89
Rencana Sang Adik Kecil
90
Fiksi Terakhir
91
Pertarungan Paling Epic
92
Intensitas Pertarungan
93
Sang Raja Iblis
94
Keluarga Ryuusaku
95
Harus Berakhir Sekarang
96
Kembalinya Dia
97
Siapa yang Akan Melindungimu?
98
Aku adalah Legenda
99
Sebagai Kakak Tertua
100
Legends Never Dies

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!