Shizumichi mendarat dengan mantap di atas tanah yang kini merupakan medan pertempuran.
"Baiklah! Perlihatkan apa yang bisa kalian lakukan!" Shizumichi terbakar penuh semangat seolah-olah ia sudah tidak sabar untuk menghajar siapapun yang bisa dia hajar.
"Tunggu, Kakak! Kita sendiri tidak tahu apakah kita masih memiliki kekuatan dan kemampuan yang sama!"
"Siapa yang peduli? Aku akan mengatasi semua ini dengan fisikku dan pengalamanku sebagai bangsa Legenda!!!"
Di sekeliling mereka, makhluk-makhluk aneh dengan bentuk yang menakutkan mulai mendekat, memancarkan aura mengancam.
Tapi Shizumichi tidak gentar. Mata yang sebelumnya penuh dengan ketidakpastian kini bersinar dengan semangat yang membara.
Ia memandang Kazumi yang tampak cemas, kemudian menatap para makhluk dengan keyakinan yang kuat.
"Jangan khawatir, Kazumi! Aku akan melindungimu!" teriak Shizumichi dengan penuh semangat.
"Itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang Kakak yang baik!" ia mengangkat tangannya, mengambil kuda-kuda khas pencak silat, mengalirkan energi melalui tubuhnya dengan gerakan yang elegan namun penuh kekuatan.
Dengan gerakan cepat, Shizumichi meluncur ke depan, tubuhnya bergerak lincah seperti angin.
Kaki dan tangannya meluncur dengan presisi dan kekuatan, menghantam makhluk-makhluk tersebut satu per satu.
Setiap pukulan dan tendangan yang dilancarkannya memancarkan gelombang energi yang kuat, membuat makhluk-makhluk itu terlempar mundur dan jatuh tak berdaya.
Kazumi, meskipun masih terkejut dengan situasi ini, merasa kekaguman terhadap kakaknya yang telah berubah menjadi pahlawan yang tak kenal takut.
Ia melihat bagaimana Shizumichi dengan mahir menggunakan seni bela diri pencak silat, menghabisi para monster dengan gerakan yang memukau.
Shizumichi melompat ke udara, melakukan tendangan berputar yang mengenai beberapa makhluk sekaligus.
Mereka terhempas ke tanah dengan suara berdebum keras. Gerakannya begitu cepat dan lincah sehingga para makhluk itu kesulitan untuk mengimbanginya.
Seekor makhluk raksasa dengan cakar tajam melompat ke arah Shizumichi, namun dengan gerakan memutar yang elegan, ia berhasil menghindar dan menendang makhluk itu dengan keras, menghantamkan tubuhnya ke tanah.
"Hoaaah!" teriak Shizumichi saat ia menghantamkan sikunya ke kepala makhluk lain yang mencoba menyerangnya dari belakang. Makhluk itu langsung roboh, tidak bergerak lagi.
Kazumi, yang awalnya merasa cemas, sekarang mulai merasakan semangat yang sama. Ia tahu bahwa mereka adalah tim yang kuat dan Shizumichi memiliki kemampuan luar biasa.
Dengan keberanian yang baru ditemukan, Kazumi mulai menggunakan kemampuan The Mind untuk membantu kakaknya.
Ia menciptakan perisai energi yang melindungi Shizumichi dari serangan yang datang dari berbagai arah.
Shizumichi terus meluncur dengan gerakan-gerakan yang cepat dan bertenaga, menggunakan berbagai teknik pencak silat untuk menghabisi musuh-musuh mereka.
Setiap gerakan yang dilakukannya tampak seperti tarian yang mematikan, penuh dengan kekuatan dan keanggunan.
Makhluk-makhluk itu semakin berkurang jumlahnya, sementara Shizumichi dan Kazumi bekerja sama dengan harmoni yang sempurna.
Ketika Shizumichi meluncurkan serangan, Kazumi menciptakan serangan pendukung menggunakan The Mind, membuat mereka menjadi duet yang tak terhentikan.
Akhirnya, hanya beberapa makhluk yang tersisa. Shizumichi, dengan napas yang sedikit tersengal namun semangat yang tetap menyala, meluncurkan serangan terakhirnya.
Dengan tendangan kuat yang menggelegar, ia berhasil menghabisi makhluk terakhir, membuat medan pertempuran hening seketika.
Kazumi mendekati Shizumichi, matanya berbinar dengan kagum. "Kak, kau luar biasa! Aku seharusnya tidak perlu mencemaskan apapun."
Shizumichi tersenyum lebar, menghapus keringat di dahinya. "Ini semua berkat latihan yang diberikan Ayah dan Ibu. Kalau soal pertarungan, akulah yang berada di puncak."
"Tapi, kita harus terus waspada. Dunia ini penuh dengan bahaya yang belum kita ketahui."
Kazumi mengangguk, merasa lebih tenang sekarang. "Kita harus mencari cara untuk kembali ke dunia kita."
"Sebelum itu..."
Kazumi menatap Shizumichi dengan campuran kekaguman dan amarah.
Meskipun merasa lega karena mereka berhasil mengalahkan makhluk-makhluk itu, Kazumi tidak bisa melupakan kejadian sebelumnya.
"Kakak, kau memang luar biasa dalam bertarung," Kazumi memulai dengan suara tenang.
"Tapi jangan pikir aku sudah melupakan kesalahanmu!"
Sebelum Shizumichi sempat merespons, Kazumi langsung meraih kedua pipi kakaknya dan menariknya dengan kuat. "Ini semua salahmu!"
"Kalau saja kau tidak cerewet dan mengganggu konsentrasiku, kita tidak akan terjebak di sini!"
Shizumichi mengerang kesakitan, tapi tidak bisa melawan kekuatan adiknya. "Kazumi, aduh! Aku tahu, aku tahu! Lepaskan, sakit!"
Kazumi tidak mengurangi tekanan pada pipi Shizumichi. "Kau tahu berapa banyak typo yang kau buat?"
"Itu membuat ritualnya jadi kacau! Sekarang kita terjebak di dunia yang tidak stabil ini karena kecerobohanmu!"
Shizumichi mencoba tersenyum meskipun pipinya tertarik. "Aku hanya terlalu bersemangat, Kazumi."
"Maafkan aku! Tapi lihat sisi positifnya, kita punya petualangan keren di depan kita."
"Bukannya itu tujuan awal kita?"
Kazumi melepaskan cengkeramannya, tetapi masih menatap kakaknya dengan tajam. "Kau selalu melihat sisi positif dari segalanya, ya?"
"Baiklah, kita akan menghadapi ini bersama-sama. Tapi kau harus lebih serius dan bertanggung jawab mulai sekarang!"
Shizumichi mengangguk sambil mengusap pipinya yang merah. "Iya, iya, aku janji. Aku akan lebih berhati-hati. Sekarang, mari kita cari cara untuk kembali ke dunia kita."
Ketika mereka berniat untuk melanjutkan perjalanan, kedua gadis itu dikejutkan oleh kedatangan Touriverse yang muncul di antara mereka berdua.
"Uwah!" Shizumichi melompat ke belakang sedangkan Kazumi langsung menunjuk ke arah alat itu.
"Akhirnya kau datang juga! Cepat bawa kami pulang sekarang juga," perintahnya.
"Itu mustahil."
"Apa?! Akulah yang menciptakan dirimu, seharusnya kau mendengarkan apa yang aku perintahkan!" Kazumi mulai merasa kesal.
"Tapi, pencipta, ini bukan hanya keinginanmu saja melainkan keinginan Kakakmu juga dimana kalian berdua menghasilkan sebuah kombinasi atas tujuan yang tidak bisa ditinggalkan."
"Aku bisa dipanggil sebagai Tool for Outstanding and Unparalleled Realistic Interactive Virtual Experiences with Rich Story Elements---"
Kazumi menyela, "Ya, ya, kami tahu. Bisa disingkat Touriverse, kau Touriverse. Kami mengerti!"
"Tidak, Kazumi! Itu bukan Touriverse!" Shizumichi ikut menyela dengan ekspresi seriusnya.
"Itu adalah TFOAURIVEWRSE!!!" dia mengatakannya dengan penuh kepercayaan diri hingga keheningan mulai terjadi seketika.
"Intinya petualangan sudah dimulai karena diriku yang telah tercipta dimana aku akan memberikan kalian semua berbagai macam tugas demi bisa keluar."
"Itu artinya kita memang terjebak di sini...? Dalam waktu yang sangat lama?" tanya Kazumi.
"Betul sekali! Seharusnya tidak lama jika kalian bisa melakukan tugas itu dengan baik." Touriverse terus berbicara selagi mengelilingi mereka.
"Jika kalian memutuskan untuk berhenti dan tak memenuhi tugas yang aku berikan maka anggap saja dunia sebagai dunia yang akan kalian tempati untuk selamanya."
Kazumi memasang ekspresi panik seketika, berbeda dengan Shizumichi yang terlihat sangat bersemangat dimana ia tahu dirinya sudah bebas dari siapapun itu.
Untungnya dia tidak sendirian di sini karena adiknya menemaninya untuk melalui banyak sekali hal bersama sampai Kazumi mencoba untuk menolak.
"Ti-Tidak bisa seperti itu! Aku masih belum siap untuk memasuki dunia asing ini!"
"Tidak ada yang tidak siap. Dengan kecerdasanmu maka semuanya pasti bisa kau jalani bersama Kakak bodohmu!"
"Woi!" teriak Shizumichi.
Kazumi sudah kehabisan opsi untuk bisa keluar secara langsung, mau tidak mau dia memang harus menjalani semuanya secara alami seolah-olah mereka telah direinkarnasi dalam dunia lain.
Tarikan nafas dia lakukan serta dengan hembusan yang begitu panjang sampai ia pikir semua ini memang merepotkan, "Hahhhhhh..."
"Nggh! Merepotkan sekali! Tapi ini juga merupakan keinginanku untuk bisa merasakan cerita secara nyata!" Kazumi mengalami konflik dalam dirinya itu.
Touriverse mulai merasa senang mendengar Kazumi sekarang mulai menerima nasibnya itu, dia memunculkan wajah yang terbuat dari cahaya ungu itu.
Bagaikan wajah yang selalu mempertahankan senyumannya itu dimana ia memulai penjelasannya, "Baiklah, Shizumichi, Kazumi. Selamat datang di Touriverse!"
"Ini adalah dunia yang kalian tulis sendiri, hanya saja kalian tidak berperan sebagai penulis atau pencipta di sini melainkan bagaikan dari cerita itu."
"Justru itu jauh lebih menarik! Siapa sih yang suka cerita dimana karakter utamanya sudah sangat kuat! Itu terkesan sangat dipaksakan!"
"Nah! Itulah kenapa dunianya seperti ini karena merupakan idealisme yang tergabung dari kalian berdua."
"Lebih baik kalian berjalan lurus ke depan sampai melihat sebuah kota yang begitu mengagumkan selagi mendengar penjelasan dari pemandu kalian yaitu aku!"
Touriverse langsung berubah menjadi alat berbentuk jam tangan yang menempel pada pergelangan tangan Kazumi dan Shizumichi, "Dengan ini kita bisa berinteraksi kapan pun."
"Perlu diingat juga bahwa suaraku tidak akan bisa didengar oleh penduduk cerita ini, hanya kalian saja."
"Aku juga tidak akan banyak berbicara. Aku berbicara ketika suatu tujuan sudah terpenuhi dan ketika tujuan baru tercipta."
"Oh, jangan lupa aku juga pasti akan memberikan sedikit penjelasan yang sudah sepastinya akan dimengerti oleh Kazumi lebih cepat."
Mereka mengikuti arahan Touriverse dengan melakukan langkahan ke depan, melewati banyak sekali semak-semak yang dipenuhi buah dan sayuran berbentuk kecil.
Kazumi mendengarkan penjelasan Touriverse dengan ekspresi serius sedangkan Shizumichi tidak mendengar sama sekali karena ia terbawa suasana dengan pemandangan di sekelilingnya.
Touriverse menjelaskan bahwa mereka sudah memiliki kekuatan dan kemampuan yang dikembangkan dalam kehidupan sebelumnya.
Hanya saja kekuatan dan kemampuan mereka disesuaikan dengan dunia tersebut demi keseimbangan yang diinginkan oleh idealisme Kazumi agar petualangannya bisa memiliki kesan perjuangan yang bermakna.
Tidak banyak penjelasan yang diberikan karena Kazumi dan Shizumichi sudah memiliki pengetahuan mereka sendiri ketika seseorang berpindah ke dunia lain yang kesan fantasinya sangat kental.
"Untuk sekarang kalian sudah sepastinya bisa melewati semua rintangan tanpa masalah agar tujuan yang aku berikan bisa terpenuhi."
"Bersenang-senang lah karena mimpi kalian telah aku kabulkan!"
"Saksikan! Tujuan pertama kalian dalam dunia ini!" Jam tangan mereka memancarkan sinar emas yang langsung memperlihatkan tulisan dengan bahasa aneh.
"Hah!? Tulisan apa ini?!" Kazumi tidak bisa membaca tulisan yang memiliki bahasa asing baginya.
"Quaerere... Terra-Orb, Aqua-Orb, Pyro-Orb, et... Aero-orb... centum milia..." Shizumichi membacanya pelan-pelan sampai ia sendiri tidak mengerti.
"Ya~ aku tidak mengerti, hehe."
"Sudah diduga juga sih." Kazumi menghela nafas.
"Touriverse, sebenarnya bahasa apa ini!?" dia menanyakannya langsung kepada Touriverse dimana tidak ada jawaban apapun yang ia terima.
"Oi, cepat jawab!!!" Kazumi mulai panik seketika.
"Kazumi, Kazumi." Shizumichi menggelengkan kepalanya itu selagi menepuk pelan bahu adiknya yang terlihat cemas kembali.
"Kau sendiri harusnya ingat bahwa cerita yang kita tulis berbeda dengan cerita fantasi jaman sekarang."
"Kebanyakan cerita karakter utamanya akan dimanjakan dengan berbagai macam kekuatan, kemampuan, dan pengetahuan yang berlebihan."
"Tidak untuk kita. Kita akan memperjuangkan semuanya sendiri walaupun tahu bahwa Touriverse hampir menyamai entitas yang bisa memberikan kita segala kelebihan."
Kazumi menghela nafasnya, "Berbicara itu mudah. Melakukannya sulit! Itulah penjelasan yang tepat untuk siapa dirimu ini!!!"
"Sudahlah! Mari kita nikmati dunia ini bersama-sama seperti yang selalu kita inginkan! Adventure!!! Iyeeeyyyy!!!" Shizumichi berlari ke depan selagi melakukan banyak sekali lompatan.
"Tunggu, Kakak!" Kazumi mengejarnya dari belakang.
"Kita tidak perlu mengkhawatirkan apapun itu selama memiliki The Mind yang dapat membantu kita untuk beradaptasi bukan?"
Melihat Shizumichi yang sangat bersemangat, entah kenapa memberikan sedikit harapan kepada Kazumi yang mulai tersenyum secara perlahan.
Dalam dunia ini, mereka sudah pasti akan mengandalkan satu sama lain karena memiliki kelebihan serta kekurangannya sendiri.
Kazumi melepaskan helaan napas yang lebih panjang sekarang, "Apa yang akan terjadi dengan kehidupanku sekarang..."
Mereka berjalan melewati hutan lebat yang dipenuhi pohon-pohon tinggi dengan daun-daun yang bersinar dalam warna-warna pelangi.
Suara gemercik sungai kecil yang mengalir di antara pepohonan menambah kedamaian suasana, membuat mereka merasa sejenak lupa akan bahaya yang baru saja mereka hadapi.
Burung-burung eksotis dengan bulu berwarna-warni terbang melintasi mereka, melantunkan nyanyian yang merdu.
Namun, di tengah-tengah keindahan alam tersebut, sesuatu yang lebih menakjubkan menanti mereka. Saat mereka keluar dari hutan, Kazumi dan Shizumichi melihat pemandangan yang membuat napas mereka tertahan.
Di kejauhan, sebuah kota megah tampak melayang di atas punggung kura-kura batu raksasa yang berjalan perlahan di atas daratan.
Kura-kura itu memiliki kulit yang kasar dan bertekstur seperti batuan granit, dengan lumut hijau tumbuh di beberapa bagian punggungnya yang luas.
Kura-kura tersebut bergerak dengan lamban namun mantap, setiap langkahnya menciptakan getaran halus di tanah. Di atas punggungnya, sebuah kota yang menakjubkan berdiri dengan megah.
Bangunan-bangunan di kota itu terbuat dari batu putih yang bersinar di bawah sinar matahari.
Arsitekturnya menggabungkan gaya klasik dan futuristik, dengan menara-menara tinggi yang menjulang ke langit serta jembatan-jembatan yang menghubungkan berbagai bangunan.
Beberapa menara memiliki balkon-balkon yang dihiasi dengan tanaman merambat dan bunga-bunga yang bermekaran dalam berbagai warna.
Di pusat kota, terdapat sebuah istana besar dengan atap yang menjulang tinggi dan dinding-dinding yang dipenuhi ukiran-ukiran rumit.
Istana itu tampak seperti pusat administrasi dan tempat tinggal para pemimpin kota.
Di sekeliling istana, terdapat alun-alun luas yang dipenuhi oleh pasar, di mana penduduk kota terlihat sibuk dengan kegiatan sehari-hari mereka.
Orang-orang yang tinggal di kota itu tampak mengenakan pakaian yang unik, perpaduan antara gaya tradisional dengan sentuhan modern.
Mereka berjalan dengan penuh percaya diri di atas punggung kura-kura, tampaknya sudah terbiasa dengan kehidupan yang terus bergerak.
"Kazumi, lihat itu!" seru Shizumichi dengan mata berbinar.
"Itu pasti kota yang kita ciptakan! Kota di atas punggung kura-kura batu!"
Kazumi menatap kota tersebut dengan kagum, merasakan campuran antara kebanggaan dan keterkejutan. "Ya, itu luar biasa... Tapi bagaimana kita bisa sampai ke sana?"
Shizumichi menunjuk ke arah sebuah jalan setapak yang tampaknya menuju ke arah kota. "Mari kita ikuti jalan itu. Mungkin kita akan menemukan cara untuk naik ke atas kura-kura."
Mereka berdua mulai berjalan menyusuri jalan setapak yang dipenuhi dengan batu-batu kerikil yang tertata rapi.
Sepanjang jalan, mereka melewati ladang-ladang yang dipenuhi tanaman aneh yang tampak bersinar dalam warna-warna cerah.
Beberapa penduduk yang mereka temui menyapa dengan ramah, seolah-olah kehadiran Kazumi dan Shizumichi adalah hal yang biasa.
Setelah berjalan beberapa saat, mereka tiba di sebuah tangga besar yang tampaknya memimpin ke punggung kura-kura.
Tangga itu terbuat dari batu yang sama dengan kulit kura-kura, kokoh dan stabil. Mereka mulai mendaki tangga tersebut, merasakan setiap langkah yang mereka ambil semakin mendekatkan mereka ke kota yang megah di atas.
Saat mereka mencapai puncak tangga, pemandangan yang terbentang di depan mata mereka benar-benar menakjubkan.
Mereka sekarang berada di punggung kura-kura, dan kota yang megah itu berada tepat di depan mereka.
Jalan-jalan kota terhampar dengan batuan marmer yang berkilau, sementara air mancur indah menghiasi alun-alun kota.
Kazumi dan Shizumichi berdiri sejenak, mengagumi keindahan kota yang telah mereka ciptakan.
Mereka tahu bahwa petualangan mereka baru saja dimulai, dan dunia yang penuh dengan keajaiban ini menanti untuk dijelajahi.
"Kak, ini luar biasa," bisik Kazumi, suaranya penuh dengan kekaguman.
Shizumichi mengangguk dengan penuh semangat. "Ini hanya permulaan, Kazumi. Mari kita jelajahi kota ini dan lihat apa yang menunggu kita."
"Ayo!!!"
"Tunggu sebentar!!!" Kazumi dan Shizumichi dikejutkan dengan seorang pria yang datang dari belakang mereka bersama pria lainnya.
Kedua pria itu terlihat mengenakan pakaian kesatria yang sangat mengkilap sampai Kazumi langsung mengira bahwa mereka adalah penjaga yang peka terhadap kedatangan orang baru.
"Kami tidak membuat masalah apapun di sini." Kazumi mengangkat kedua lengannya selagi menggelengkan kepalanya itu.
"Kami tahu. Kami hanya ingin meminta kartu identitas kalian."
"Heh? Kartu identitas...?" Kazumi tersenyum canggung dengan kepala yang sedikit dia miringkan.
"Tunggu dulu... kenapa aku bisa berbicara bahasanya...?" Kazumi sadar bahwa ia telah mengatakan bahasa dunia itu secara spontan.
"Kalian sedang berbicara bahasa apa sih?" Shizumichi di sisi lainnya tidak mengerti apa yang mereka katakan.
"Nos non facimus ullam molestiam hic itu apa?! Kenapa penjaga itu berkata Nos scimus. Tantum volume petere tesserae identitatis vestrae!?'
"Bahasa apa ini!? Alien!?"
"Bicara apa dia ini?" tanya penjaga itu selagi menatap Shizumichi.
"Ah, Kakakku di sini tidak bisa berbahasa itu dengan baik. Sejujurnya kami baru saja tiba di dalam kota ini."
Kedua penjaga itu langsung menatap satu sama lain, senyuman licik terpampang jelas seolah-olah mereka mengisyaratkan sesuatu sampai Kazumi peka terhadap hal itu.
"The Mind." Kazumi menggunakan kemampuan The Mind sampai pikiran mereka terbaca jelas bahwa kedua penjaga itu bisa dibilang bermasalah.
"Hei, Tyner. Mereka sepertinya orang asing yang baru saja tiba di Terrapolitan."
"Uang nih! Uang! Mari kita manfaatkan mereka."
Itulah isi pikiran dari kedua penjaga yang berencana untuk menipu Kazumi sampai dia tidak menyangka kota pertama mereka sudah dihadapi permasalahan seperti ini.
"Sayang sekali ya, nona. Tanpa kartu identitas maka kalian terhitung sebagai penyusup." Penjaga itu kembali berbicara.
"Be-Begitu ya. Bagaimana cara kita bisa membuat kartu identitas itu?"
"Mudah sekali~ mudah! Berikan kami 100 Aero-Orb saja maka kami akan memberikan kartu identitas itu."
"Aero-Orb? Apakah itu semacam mata uang dunia ini...?" batin Kazumi.
"Jika sudah seperti ini maka aku harus mencuci otak mereka dengan The Mind..."
"...Ayah bilang bahwa aku bisa mengubah pikiran mereka." Kazumi langsung mengubah pikiran mereka yang berniat jahat menjadi baik dimana keduanya siap membantu dengan tulus.
"Tenang saja, Nona. Kami akan membantu kalian." Kedua penjaga itu berbalik badan.
"Mari-mari. Kami akan membawa kalian menuju Hall of Elements."
Penjaga itu mulai memimpin jalanan dimana Kazumi bersama Shizumichi mengikutinya, "Terima kasih, kalian sangat membantu."
"Heh... Berhasil... menggunakan The Mind dengan cara seperti ini seharusnya layak."
"Yang benar saja!? Kalian sebenarnya berbicara bahasa apa sih...!?!?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Rhakean Djati
ada kemungkinan ni system konyol juga.hahahaa
2024-06-15
1
Yang penting nulis
Hal yang paling gua tunggu tunggu wak
2024-06-14
1
Yang penting nulis
Blok ... 🗿
2024-06-14
1