Kasus Kerajaan

Keesokan paginya, setelah perayaan kemenangan yang penuh tawa dan hidangan lezat di desa, Shizumichi dan timnya memutuskan untuk mengunjungi kota kerajaan yang megah.

Mereka sudah lama mendengar tentang keindahan dan kemegahan kota ini, dan dengan kemenangan mereka yang baru saja diraih, perjalanan ke sana terasa seperti hadiah yang sempurna.

Saat mereka mendekati gerbang utama kota kerajaan, mereka terpesona oleh pemandangan yang luar biasa.

Dinding-dinding batu yang kokoh dan tinggi menjulang, dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit dan bendera-bendera berkibar yang melambangkan kejayaan dan kekuatan kerajaan.

Di gerbang utama, patung-patung penjaga yang terbuat dari marmer putih berdiri tegak, masing-masing memegang tombak dan perisai yang berkilauan di bawah sinar matahari pagi.

Mereka melangkah melalui gerbang besar yang terbuat dari kayu ek tebal dan diperkuat dengan besi hitam, memasuki kota yang segera menyambut mereka dengan hiruk-pikuk kehidupan.

Jalanan berbatu yang lebar dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu-lalang, pedagang yang menjajakan dagangannya, dan seniman jalanan yang mempertontonkan keahlian mereka.

Suara tawar-menawar, tawa, dan musik memenuhi udara, menciptakan suasana yang hidup dan dinamis.

"Suasananya menyamai Terrapolitan ya." Kazumi mulai berbicara.

"Tentu saja, lagi pula seseorang yang menemukan Terrapolitan tinggal di sini." jawab Jofir.

"Mengapa kau bisa tahu itu, Jofir?" Kars bertanya.

"Orang mana sih yang tidak tahu sesosok raja? Dia ini raja yang sangat dikenal oleh keseluruhan dunia loh karena bisa menciptakan berbagai macam kota hebat."

"Dia memutuskan untuk tinggal di sini dengan tujuan agar bisa menikmati kehidupan damai."

Di sisi jalan, deretan bangunan megah berdiri berjajar, masing-masing dengan arsitektur yang memukau.

Beberapa bangunan memiliki dinding berwarna-warni dengan jendela-jendela besar berbingkai emas, sementara yang lain terbuat dari batu bata merah dengan atap-atap genteng yang melengkung elegan.

Di tengah alun-alun utama, sebuah air mancur besar berdiri, airnya memancar tinggi ke udara sebelum jatuh kembali ke kolam yang dikelilingi oleh patung-patung mitologi.

"Tempat ini benar-benar luar biasa," ujar Kazumi dengan mata yang berbinar-binar.

"Lihatlah semua itu, Kak!"

Shizumichi mengangguk, kagum dengan pemandangan di sekelilingnya. "Ya, aku belum pernah melihat kota seperti ini sebelumnya."

Rex, yang berjalan di depan, menoleh ke arah mereka. "Ayo, kita akan menuju istana. Kita harus melaporkan keberhasilan kita kepada Raja dan Ratu."

Jalan menuju istana dipenuhi dengan lebih banyak keajaiban. Toko-toko dengan barang-barang mewah memajang permata berharga, kain sutra, dan bumbu-bumbu eksotis dari negeri-negeri jauh.

Di beberapa tempat, terdapat taman-taman kecil dengan bunga-bunga warna-warni yang dirawat dengan hati-hati, memberikan sedikit kelegaan hijau di antara gedung-gedung batu yang megah.

Saat mereka mendekati istana, mereka bisa melihat menara-menara tinggi yang menjulang ke langit, dinding-dindingnya terbuat dari batu putih yang berkilauan.

Istana itu sendiri adalah karya seni arsitektur, dengan pilar-pilar besar yang dihiasi dengan ukiran rumit dan atap-atap berlapis emas yang memantulkan cahaya matahari.

Di depan gerbang istana, prajurit-prajurit kerajaan berdiri berjaga, mengenakan baju zirah mengkilap dan memegang tombak panjang.

Para prajurit mengenali tim Rex dan memberikan penghormatan sebelum membuka gerbang besar istana.

Di dalam, aula utama yang luas dan megah menyambut mereka. Lantai marmer yang berkilauan, karpet-karpet merah yang lembut.

Dinding-dinding yang dihiasi dengan lukisan-lukisan indah dan permadani mewah menciptakan suasana kemewahan yang tiada tanding.

Di ujung aula, Raja dan Ratu duduk di atas takhta mereka, mengenakan pakaian kebesaran yang berkilauan dengan permata.

Raja, dengan janggut tebal dan mata yang tajam, menyambut mereka dengan senyuman bangga.

Ratu, anggun dan penuh wibawa, memandang mereka dengan mata lembut namun kuat.

"Selamat datang, pahlawan-pahlawan kami," ujar Raja dengan suara yang dalam.

"Kami telah mendengar tentang keberanian kalian melawan Thunder Behemoth."

"Kalian telah membawa kehormatan besar bagi kerajaan ini."

Shizumichi dan Kazumi menatap satu sama lain dimana mereka tidak menyangka sesosok raja dan ratu akan mengetahui perjuangan mereka.

Shizumichi sempat melirik ke arah Rex yang sedang berbicara dengan rekan-rekannya itu sampai ia merasakan suatu keanehan.

"Apakah sebenarnya mereka melakukan ini untuk mendapatkan kehormatan raja?" Shizumichi bertanya dengan melakukan telepati kepada Kazumi.

"Jangan berprasangka buruk dulu. Kita bisa menanyakannya nanti."

"Kedua gadis ini adalah rekanmu yang baru itu?" Raja itu bertanya kepada Rex.

"Ya, mereka sudah membantu kami berjuang dalam mengalahkan Thunder Behemoth termasuk dengan Crystal Serpent." Rex menjawab dengan nada penuh hormat.

"Perjuangan kami masih belum selesai di titik ini karena masih ada Frost Titan dan juga Shadow Wraith."

"Frost Titan dan Shadow Wraith ya... perjuangan kalian masih jauh sekali sampai kedua monster itu bisa dibilang sangat berbahaya."

"Tetapi, karena Thunder Behemoth sudah dikalahkan maka kota ini tidak akan tertimpa dengan badai yang tak terkendali."

"Sebagai raja, saya berterima kasih sebesar-besarnya."

"Perjuangan kalian akan dibayar dengan bayaran yang besar."

Tubuh Shizumichi bersinar seketika sampai mereka langsung melirik ke arahnya yang terlihat gembira sampai kedua matanya berbinar-binar.

"Bayaran!? Uang!?"

"Ya, tentu saja."

"Tolong ceritakan perjuangan kalian pada kami, dan malam ini kita akan berpesta."

Shizumichi dan timnya memberikan penghormatan kepada Raja dan Ratu, merasa terhormat dan bangga dengan pengakuan tersebut.

Mereka kemudian bercerita tentang pertempuran mereka, menceritakan detail-detail yang mengesankan tentang kerjasama dan strategi yang mereka gunakan.

Setelah audiensi dengan Raja dan Ratu, mereka diberi kesempatan untuk menjelajahi lebih jauh istana dan menikmati jamuan makan yang megah di aula perjamuan.

Meja-meja dipenuhi dengan hidangan lezat, dari daging panggang, roti segar, buah-buahan eksotis, hingga kue-kue manis yang memanjakan lidah.

Malam itu, aula perjamuan istana dipenuhi dengan tawa, cerita-cerita pahlawan, dan musik yang merdu.

Para tamu menikmati berbagai hidangan lezat yang disajikan dengan mewah. Shizumichi dan timnya duduk di meja kehormatan, berbincang dengan Raja dan Ratu serta para bangsawan lainnya.

Lampu kristal yang menggantung di langit-langit memancarkan cahaya lembut yang membuat suasana semakin hangat dan meriah.

Shizumichi menatap sekeliling ruangan dengan kagum, menikmati momen kebahagiaan yang langka ini.

Di tengah percakapan mereka, Raja mengangkat cangkir anggurnya, tersenyum bangga kepada semua orang di ruangan itu.

"Kepada para pahlawan kita, yang telah menyelamatkan kerajaan ini dari ancaman badai Thunder Behemoth."

"Perjuangan dan keberanian kalian adalah inspirasi bagi kita semua."

"Mari kita minum untuk keberanian mereka dan kejayaan kerajaan!" seru Raja dengan suara lantang, diikuti oleh sorakan dan tepukan tangan para tamu.

Semua orang mengangkat cangkir mereka dan meneguk anggur mereka dengan gembira.

Namun, tiba-tiba, wajah Raja berubah menjadi pucat. Dia terhuyung-huyung, memegang dadanya dengan tangan yang gemetar.

Anggur dari cangkirnya tumpah ke lantai saat dia terjatuh dari kursinya.

"Raja!" teriak Ratu, berlari ke arahnya dengan wajah panik.

Para tamu berdiri dari kursi mereka, kebingungan dan ketakutan menyelimuti ruangan.

Penjaga-penjaga segera masuk ke dalam ruangan, bergegas untuk mengamankan area dan memastikan tidak ada yang keluar.

"Kunci semua pintu! Pastikan pelaku tidak kabur!" perintah kapten penjaga dengan suara tegas.

Shizumichi dan timnya segera bangkit, mencoba untuk membantu. Jofir berlari ke arah Raja, menggunakan sihir penyembuhnya untuk mencoba mengidentifikasi racun dan menyelamatkan nyawa Raja.

Tangan Jofir bersinar dengan cahaya biru saat ia meletakkan tangannya di dada Raja, mencoba menstabilkan kondisinya.

"Ini racun yang sangat kuat," kata Jofir dengan suara tegang.

"Aku butuh lebih banyak waktu untuk menyembuhkannya, tapi kita harus menemukan penawar sesegera mungkin."

Rex, dengan tatapan tajamnya, mengamati para tamu dan pelayan di sekitarnya.

"Seseorang di sini pasti bertanggung jawab," gumamnya, matanya memantau setiap gerakan mencurigakan.

Kazumi berdiri di dekat pintu, memastikan tidak ada yang bisa keluar tanpa izin. "Kita harus mencari tahu siapa yang melakukan ini," ujarnya dengan suara tegas.

Chen, dengan keahlian pengamatannya, mulai memeriksa meja dan cangkir Raja.

"Ini pasti direncanakan dengan sangat hati-hati," katanya sambil memeriksa sisa-sisa anggur di cangkir Raja.

"Bajingan... situasi ini..." Shizumichi memasang ekspresi kesal karena dia tahu sesuatu yang sangat tidak ia sukai akan datang.

Shizumichi, yang memegang tongkat Tobrut-nya, mencoba mengendalikan kekacauan di dalam ruangan.

"Tenang semuanya! Kami akan mencari tahu siapa pelakunya dan memastikan Raja mendapat bantuan yang dia butuhkan," serunya dengan suara tegas, mencoba menenangkan para tamu yang panik.

...

...

Keesokan harinya, istana yang biasanya ramai dengan aktivitas pagi, diliputi oleh suasana tegang dan cemas.

Kabar tentang racunnya Raja telah menyebar ke seluruh penjuru kota, menimbulkan kekhawatiran di antara rakyat.

Di dalam aula besar, Shizumichi dan timnya berkumpul bersama para bangsawan dan pejabat tinggi kerajaan.

Ratu berdiri di dekat singgasana dengan wajah yang masih dipenuhi kekhawatiran, meskipun Jofir telah berhasil menstabilkan kondisi Raja untuk sementara waktu.

Raja masih terbaring lemah di kamarnya, dijaga dengan ketat oleh para pengawal dan penyihir istana.

Pintu aula besar terbuka dengan dramatis, dan seorang pria tinggi dengan aura otoritas yang kuat memasuki ruangan.

Semua orang mengenalinya sebagai Kakak dari Raja tersebut, Pangeran Hiroshi, seorang bangsawan yang dikenal dengan kebijaksanaannya dan ketegasan dalam memimpin.

Di sampingnya, seorang pria muda dengan wajah tenang dan penuh percaya diri berjalan dengan langkah mantap.

Dia mengenakan jubah putih yang bersinar dengan lambang penyembuh di dada kirinya.

"Sudah kuduga..." Shizumichi tahu jelas siapa yang dibawa oleh Hiroshi.

"Saudaraku," kata Ratu dengan suara lega dan penuh harap.

"Kedatanganmu adalah anugerah bagi kita semua. Tolong, bantu kami menyelamatkan Raja."

Pangeran Hiroshi mengangguk, matanya menunjukkan tekad yang sama dengan milik Ratu. "Aku datang secepat mungkin begitu mendengar berita ini."

"Ini adalah Tuan Naoya Takozuki," katanya sambil memperkenalkan pria muda di sampingnya.

"Dia adalah penyembuh terhebat yang pernah kutemui. Bukan hanya mampu menyembuhkan, dia juga memiliki kemampuan luar biasa untuk melacak asal mula racun."

"Naoya telah membantuku dalam menyembuhkan istriku yang buta maka aku yakin masalah ini bisa diselesaikan oleh dia."

Naoya mengangguk hormat kepada Ratu dan semua orang di ruangan itu. "Yang Mulia, izinkan saya melihat kondisi Raja segera."

"Waktu sangat berharga dalam situasi seperti ini," katanya dengan suara tenang namun penuh keyakinan.

Ratu mengangguk cepat. "Tentu, silakan."

"Bawa dia ke Raja," perintahnya kepada para pengawal.

Naoya segera dibawa ke kamar Raja, diikuti oleh Pangeran Hiroshi, Shizumichi, dan beberapa anggota tim lainnya.

Di dalam kamar, Raja terbaring lemah di tempat tidurnya, wajahnya pucat namun tetap menunjukkan tanda-tanda perlawanan.

Naoya mendekati Raja dengan langkah tenang, mengeluarkan beberapa ramuan dan alat penyembuh dari tasnya.

Dengan hati-hati, dia mulai memeriksa kondisi Raja, tangannya bergerak dengan keahlian seorang penyembuh yang berpengalaman.

Sementara itu, di luar kamar, Pangeran Hiroshi berbicara dengan Shizumichi dan timnya. "Aku telah mendengar tentang keberanian dan kehebatan kalian."

"Kali ini, kita harus bekerja sama untuk menemukan pelaku kejahatan ini."

"Naoya tidak hanya akan menyembuhkan Raja, tapi juga akan membantu kita mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas racun ini."

Rex mengangguk, menunjukkan bahwa mereka semua siap untuk tugas ini.

"Kami siap membantu dengan apa pun yang diperlukan," katanya dengan suara tegas.

Di dalam kamar, Naoya menyelesaikan pemeriksaannya dan menyiapkan ramuan khusus.

Dia mencampurkan beberapa bahan yang tampak misterius, menghasilkan cairan berwarna hijau zamrud yang memancarkan cahaya lembut.

Dengan hati-hati, dia menuangkan ramuan itu ke mulut Raja.

Beberapa menit kemudian, Raja tampak mulai bernapas lebih stabil, wajahnya yang tadinya pucat mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Naoya tersenyum kecil, tahu bahwa langkah pertama telah berhasil.

"Sekarang, kita harus fokus pada tahap berikutnya," kata Naoya sambil berdiri.

"Aku akan memerlukan bantuan kalian untuk melacak asal mula racun ini."

"Racun ini sangat jarang dan hanya bisa didapat dari sumber tertentu."

"Jika kita bisa menemukan sumbernya, kita bisa menemukan pelakunya."

Pangeran Hiroshi menatap Naoya dengan penuh keyakinan. "Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menemukan pelaku dan memastikan keadilan ditegakkan."

Setelah memastikan kondisi Raja mulai stabil, Naoya mengarahkan perhatian ke aula besar tempat Raja menerima racun tersebut.

Aula itu kini kosong, diselimuti oleh suasana sunyi yang penuh ketegangan. Para penjaga memastikan tak ada yang keluar-masuk tanpa pengawasan ketat.

Naoya berdiri di tengah aula, matanya tertutup sejenak saat dia mengumpulkan Essence untuk menggunakan kemampuan 'Investigate'-nya.

Cahaya lembut mulai memancar dari tubuhnya, mengalir melalui tangannya yang terentang.

Semua orang di ruangan itu terdiam, memperhatikan dengan penuh rasa ingin tahu.

"Investigate," bisik Naoya, suara tenangnya menggema di aula besar.

Cahaya biru lembut merambat dari ujung jarinya, menyebar perlahan ke seluruh ruangan.

Cahaya itu melingkupi setiap sudut, mengalir melalui meja, kursi, dan lantai, menelusuri jejak yang mungkin tertinggal oleh pelaku.

Mata Naoya terpejam rapat, konsentrasinya mendalam. Semua orang menahan napas, menunggu dengan cemas hasil dari penyelidikan ini.

Cahaya biru itu berkelip-kelip, seolah-olah mencari sesuatu yang tak terlihat oleh mata biasa.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti keabadian, cahaya itu mulai membentuk gambaran samar.

Naoya membuka matanya, yang kini berkilauan dengan kilatan biru magis. Dia melihat bayangan-bayangan masa lalu yang terukir di dalam cahaya.

"Dari sini, Raja menerima minumannya," kata Naoya, menunjuk ke sebuah meja di ujung aula.

"Cangkir yang digunakan berada di sini, dan jejak racun ditemukan di tepiannya."

Dia mendekati meja itu, memperhatikan dengan seksama. "Racun ini sangat langka, hanya bisa didapatkan dari wilayah terpencil di pegunungan utara."

"Butuh waktu dan usaha untuk mendapatkannya, yang berarti pelaku memiliki akses dan pengetahuan tentang bahan ini."

Naoya menggerakkan tangannya, cahaya biru itu mengikuti pergerakannya, menyoroti jejak yang tertinggal.

"Jejak ini mengarah ke dapur, tempat minuman itu disiapkan. Ada sesuatu yang aneh di sini."

Mereka semua mengikuti Naoya ke dapur, tempat di mana para koki dan pelayan istana sibuk dengan tugas mereka.

Ketika mereka memasuki dapur, semua orang berhenti bekerja, menatap dengan cemas pada Naoya dan rombongan.

Naoya berhenti di salah satu sudut dapur, menatap tajam ke sebuah meja kecil yang tampak biasa saja. Dia mendekat, dan cahaya biru itu menyoroti jejak-jejak tak kasat mata yang tertinggal.

"Dari sini, seseorang menambahkan racun ke dalam minuman Raja," kata Naoya dengan suara tenang namun tegas.

"Pelaku menyamar dengan sangat baik, tapi dia meninggalkan jejak yang tak terlihat oleh mata biasa."

Dia mengarahkan pandangannya ke para pelayan dan koki yang berkumpul di dapur.

"Siapa yang bertugas menyiapkan minuman Raja malam itu?" tanyanya dengan nada yang memerintah.

Salah satu pelayan maju dengan wajah pucat. "Itu adalah tugas Nari,"

"Tapi dia menghilang sejak malam itu. Kami tidak tahu ke mana dia pergi." katanya dengan suara gemetar.

Naoya mengangguk, tampak semakin yakin. "Nari adalah orang yang kita cari. Dengan menggunakan kemampuan Investigate, aku bisa merasakan jejak Essence miliknya.'

"Dia mencoba melarikan diri, tapi kita masih bisa mengejarnya."

Pangeran Hiroshi segera memberi perintah kepada para penjaga. "Temukan Nari dan bawa dia ke sini. Kita harus mendapatkan jawaban."

Shizumichi mulai menarik lengan Kazumi sampai mengagetkan dirinya itu, tetapi ia langsung memberikan isyarat untuk diam.

"Kazumi, tolong bantu aku sebentar saja."

"Bantu apa...?"

"Gunakan The Mind untuk..." Shizumichi berbisik kepada Kazumi.

...

...

Setelah beberapa jam pencarian intensif, para penjaga akhirnya menangkap Nari dan membawanya kembali ke aula istana.

Semua mata tertuju pada pelayan yang gemetar itu, wajahnya pucat dan penuh ketakutan. Naoya berdiri dengan yakin di depan Nari, siap untuk mengungkap kebenaran.

"Nari," kata Naoya dengan suara tenang namun tegas.

"Kau telah tertangkap. Mengapa kau meracuni Raja?"

Nari menggelengkan kepalanya dengan air mata mengalir di pipinya. "Aku tidak tahu apa-apa tentang racun itu! Aku hanya mengikuti perintah!"

Suasana di aula berubah menjadi tegang, semua orang menahan napas, menunggu penjelasan lebih lanjut.

Shizumichi, yang berdiri di sudut ruangan, memperhatikan dengan seksama.

Tatapannya tajam, memperhatikan setiap detail. Akhirnya, dia melangkah maju, menghentikan Naoya.

"Tunggu," kata Shizumichi dengan suara tenang namun tegas.

"Aku pikir kita semua perlu berhenti sejenak dan melihat gambaran yang lebih besar di sini."

Semua orang menatap Shizumichi dengan kebingungan. Bahkan Naoya tampak terkejut oleh interupsi ini.

"Aku telah memperhatikan sesuatu yang aneh selama penyelidikan ini," lanjut Shizumichi.

"Naoya, kau memang hebat dalam menggunakan kemampuan Investigate, tetapi ada sesuatu yang kau lewatkan."

Shizumichi mendekati meja tempat minuman Raja disiapkan. Dia memeriksa dengan seksama, kemudian berbalik untuk menatap semua orang di aula.

"Racun ini, seperti yang kau katakan, hanya bisa didapatkan dari wilayah terpencil di pegunungan utara," kata Shizumichi.

"Tetapi, apa yang tidak kau ketahui adalah bahwa hanya ada satu orang di istana ini yang memiliki akses ke wilayah tersebut secara rutin."

Naoya tampak bingung. "Siapa yang kau maksud, Shizumichi?"

Shizumichi mengarahkan tatapannya ke salah satu koki yang berdiri di sudut ruangan, terlihat sangat gugup.

"Kau, Herman. Kau adalah koki pribadi yang sering dikirim oleh istana untuk mencari bahan-bahan langka di pegunungan utara."

Semua mata beralih ke Herman, yang wajahnya semakin pucat.

"Herman," lanjut Shizumichi.

"Kau berusaha menjebak Nari untuk kejahatan yang kau lakukan."

"Kau tahu bahwa Nari yang bertugas menyiapkan minuman malam itu, jadi kau memastikan racun itu ditambahkan saat dia tidak melihat."

Herman mulai berkeringat, matanya liar mencari jalan keluar.

"Kenapa, Herman?" tanya Shizumichi dengan suara yang kini penuh emosi.

"Kenapa kau melakukan ini?"

Herman akhirnya meledak dalam kemarahan dan ketakutan. "Karena aku muak dengan perlakuan istana!"

"Aku telah bekerja keras selama bertahun-tahun dan tetap diperlakukan seperti pelayan biasa."

"Aku hanya ingin mereka merasakan sedikit penderitaan yang kurasakan!"

"Alasan klasik. Pembalasan dendam. Sungguh membosankan." Shizumichi menghela nafasnya.

Semua orang terkejut, termasuk Naoya. Mereka tidak menyangka pengkhianatan ini datang dari salah satu orang yang paling dipercaya di dapur istana.

Naoya mengangguk pelan, menerima kenyataan bahwa dia telah salah menuduh.

"Aku minta maaf, Nari," katanya dengan tulus.

"Aku salah menuduhmu."

Shizumichi tersenyum sinis mengetahui rencananya berhasil untuk menggagalkan aksi dari Naoya yang bisa memecahkan semua itu dengan mudah.

Tapi, mulai dari sekarang semua masalah yang ia ingin selesaikan akan dipersulit oleh Shizumichi agar ia bisa mengenal arti dari perjuangan.

Memang benar Nari pelakunya, tetapi karena Shizumichi meminta Kazumi untuk menggunakan The Mind maka dia bisa mengubah skenarionya tanpa masalah.

Dia menambahkan sebuah pemikiran dan juga pilihan baru terhadap Koki tersebut agar dia bisa menjadi alasan besar mengapa Nari meracuni Raja demi membuat Naoya gagal memecahkan kasus ini.

Nari menangis lega, sementara para penjaga segera menangkap Herman. Shizumichi mendekati Naoya dan menepuk bahunya.

"Lain kali jangan asal menuduh ya. Nama baikmu itu bisa semakin buruk loh."

"Maaf..."

Ketika suasana di aula mulai tenang, Naoya merasa campuran rasa lega dan frustrasi.

Meskipun dia telah salah menuduh Nari, setidaknya Raja bisa selamat dari bahaya racun tersebut. Shizumichi, di sisi lain, menyembunyikan senyumnya yang sinis di balik ekspresi tenangnya.

Dia tahu bahwa dia telah berhasil menggagalkan aksi Naoya, setidaknya untuk sementara.

Putri Raja, Arisa, yang telah mengamati semua yang terjadi dari sudut ruangan, melangkah maju dengan air mata kebahagiaan dan rasa terima kasih di matanya.

Dia mendekati Naoya dan tanpa ragu-ragu memeluknya erat.

"Terima kasih, Naoya," kata Arisa dengan suara penuh emosi.

"Kau telah menyelamatkan Ayahku. Tanpa jasamu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi."

Naoya terkejut dengan pelukan itu, tetapi dia merasakan kehangatan dan ketulusan dalam ucapan Arisa.

"Aku hanya melakukan tugasku, Putri Arisa. Aku minta maaf karena salah menuduh Nari."

Arisa melepaskan pelukannya dan memandang Naoya dengan penuh kekaguman. "Tidak, kau telah menunjukkan keberanian dan keteguhan hati."

"Itulah yang membuatmu istimewa."

"Halah, ngent--" Kazumi menutup mulut Shizumichi.

Raja, yang terbaring di tempat tidur di ruangan sebelah, mulai sadar kembali.

Ketika mendengar suara anaknya, dia mengangkat kepala dan melihat Naoya berdiri di samping Arisa.

Meskipun masih lemah, Raja merasakan rasa syukur yang mendalam.

"Arisa, siapa yang telah menyelamatkanku?" tanya Raja dengan suara serak.

"Ayah, ini Naoya. Dia yang menemukan pelakunya dan memastikan kau mendapatkan perawatan yang tepat," jawab Arisa dengan bangga.

"Menemukan pelaku?!" Shizumichi merasa kesal ketika Arisa menunjuk Naoya sebagai orang yang telah memecahkan kasus itu.

Raja mengangguk pelan dan menatap Naoya dengan penuh penghargaan. "Naoya, kau telah menyelamatkan nyawaku. Aku berutang budi padamu."

Arisa, dengan semangat yang membara di matanya, berbalik dan memegang tangan Ayahnya. "Ayah, aku ingin meminta sesuatu darimu."

Raja mengangkat alis, terkejut dengan kesungguhan putrinya. "Apa itu, Arisa?"

"Aku ingin kau mempertimbangkan untuk menunangkanku dengan Naoya," kata Arisa dengan tegas.

"Dia telah menunjukkan keberanian, kebijaksanaan, dan dedikasi. Aku percaya dia akan menjadi pendamping yang sempurna."

Naoya terkejut mendengar permintaan itu termasuk juga dengan ketiga gadis di belakangnya yang merupakan rekannya.

Dia menatap Arisa dan kemudian Raja, yang merenungkan permintaan putrinya dengan saksama.

"Arisa, ini adalah keputusan besar," kata Raja pelan.

"Tetapi aku tidak bisa menyangkal bahwa Naoya telah menunjukkan kualitas yang luar biasa."

"Jika itu yang kau inginkan, aku akan mendukung keputusanmu."

Arisa tersenyum lebar dan memeluk Ayahnya erat. "Terima kasih, Ayah. Kau tidak akan menyesal."

Naoya masih terkejut dengan perkembangan ini, tetapi dia merasa kehormatan besar dan tanggung jawab yang menanti.

Dia menundukkan kepala hormat kepada Raja dan Arisa.

"Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi harapan kalian," kata Naoya dengan suara yang penuh keyakinan.

Shizumichi, yang menyaksikan momen ini dari kejauhan, merasakan kebencian yang memuncak dam dirinya sampai usahanya dalam memecahkan pelaku tak diakui.

Meskipun dia telah mengatur rencana untuk menggagalkan Naoya, ternyata situasi ini justru menusuknya dari belakang.

Dengan tunangan barunya, Naoya akan lebih terikat dengan istana dan lebih mudah diawasi.

Kazumi, yang berada di samping Shizumichi, tersenyum kecil. "Sekarang apa yang akan kau lakukan?"

"Aku ingin membunuh gadis pirang sialan itu!!!" Shizumichi memunculkan Tobrut dengan ekspresi penuh amarah.

"Sudahlah, lebih baik kita fokus dengan tujuan kita selanjutnya."

"Ah, cape ah."

Terpopuler

Comments

vesuca

vesuca

aowkaowkaowk mending selesaiin dulu misi guildnya baru cabut dari kota ini😂😂

2024-06-20

0

vesuca

vesuca

aowkaowkaowka gw ngerti perasaan lu/Facepalm/

2024-06-20

0

vesuca

vesuca

pangeran?

2024-06-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal Suatu Cerita
3 Keluarga Besar
4 Hasil dari Ceritanya
5 Ide Gila
6 Cara Untuk Bisa Masuk ke Dalam Cerita
7 TOURIVERSE
8 Terrapolitan
9 Pengetahuan Dunia Ini
10 Sihir Essence
11 Membutuhkan Rekan
12 Sebagai Satu Regu
13 Crystal Serpent
14 Rendang
15 Rencana Kuliner
16 Kasus Kerajaan
17 Frost Titan
18 Pertarungan Pertama
19 Hidup atau Mati
20 Dewa Turun Tangan
21 Plot Armor
22 Akademi Sihir
23 Sebagai Murid
24 Bekerja Bekerja Bekerja
25 Sulap
26 Makanan Kantin
27 Pria Bertopeng
28 Rencana Ini
29 Senjata Baru
30 Ujian
31 Kebenaran Terungkap
32 Kerugian Besar
33 Yang Lama Dikenal
34 Serangan Iblis
35 Amarah
36 Masih Terlalu Kuat
37 Inovasi Bisnis
38 Perdebatan
39 Pertarungan Adik dan Kakak
40 Serangan Dahsyat Seorang Iblis
41 Tamat
42 Hari yang Indah
43 Fiksi Aneh
44 Murid yang Dijadikan Senjata
45 Budak
46 Tertangkap Basah
47 Plot Armor Berhasil Didapatkan
48 Menikah
49 Mempelajari Plot Armor
50 Plot Twist
51 Melawan Berbagai Karakter Utama
52 Mulai Montasenya!
53 Fiksi Dungeon
54 Adik-Adik Aneh
55 Dia Beruntung Aku Masih Berada Di Fiksi Lain
56 Mempelajari Segalanya
57 Bunuh Tanpa Segan
58 Dengan Mengandalkan Aspek Cerita
59 Memperdalam Kegunaan The Mind
60 Luas dalam Pikiran
61 Melihat Dari Sudut Pembaca
62 Menghabisi Teman Kelasnya
63 Plot Armor Yang Terus Diperkuat
64 Penghakiman
65 Semua Ingin Membalas Dendam
66 Dipersatukan Kembali
67 Turun Tangan Mengurusinya
68 Ohio
69 Kemerdekaan
70 Sirkel
71 Skibidi
72 Markas Rahasia
73 Hebat dalam Teknologi
74 Konten
75 Dalam Dunia Maya
76 Terjebak dalam Game
77 Hampir Saja
78 Melawan Raja Iblis
79 Game Ditaklukkan
80 Keluarga Selalu Bersatu
81 Dalam Perpustakaan
82 Masa Lalu yang Kacau
83 Melanjutkan Tekad
84 Kebahagiaan Keluarga
85 Serum
86 Narsistik
87 Karakter Utama Melawan Karakter Utama
88 Setiap Rencana
89 Rencana Sang Adik Kecil
90 Fiksi Terakhir
91 Pertarungan Paling Epic
92 Intensitas Pertarungan
93 Sang Raja Iblis
94 Keluarga Ryuusaku
95 Harus Berakhir Sekarang
96 Kembalinya Dia
97 Siapa yang Akan Melindungimu?
98 Aku adalah Legenda
99 Sebagai Kakak Tertua
100 Legends Never Dies
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Prolog
2
Awal Suatu Cerita
3
Keluarga Besar
4
Hasil dari Ceritanya
5
Ide Gila
6
Cara Untuk Bisa Masuk ke Dalam Cerita
7
TOURIVERSE
8
Terrapolitan
9
Pengetahuan Dunia Ini
10
Sihir Essence
11
Membutuhkan Rekan
12
Sebagai Satu Regu
13
Crystal Serpent
14
Rendang
15
Rencana Kuliner
16
Kasus Kerajaan
17
Frost Titan
18
Pertarungan Pertama
19
Hidup atau Mati
20
Dewa Turun Tangan
21
Plot Armor
22
Akademi Sihir
23
Sebagai Murid
24
Bekerja Bekerja Bekerja
25
Sulap
26
Makanan Kantin
27
Pria Bertopeng
28
Rencana Ini
29
Senjata Baru
30
Ujian
31
Kebenaran Terungkap
32
Kerugian Besar
33
Yang Lama Dikenal
34
Serangan Iblis
35
Amarah
36
Masih Terlalu Kuat
37
Inovasi Bisnis
38
Perdebatan
39
Pertarungan Adik dan Kakak
40
Serangan Dahsyat Seorang Iblis
41
Tamat
42
Hari yang Indah
43
Fiksi Aneh
44
Murid yang Dijadikan Senjata
45
Budak
46
Tertangkap Basah
47
Plot Armor Berhasil Didapatkan
48
Menikah
49
Mempelajari Plot Armor
50
Plot Twist
51
Melawan Berbagai Karakter Utama
52
Mulai Montasenya!
53
Fiksi Dungeon
54
Adik-Adik Aneh
55
Dia Beruntung Aku Masih Berada Di Fiksi Lain
56
Mempelajari Segalanya
57
Bunuh Tanpa Segan
58
Dengan Mengandalkan Aspek Cerita
59
Memperdalam Kegunaan The Mind
60
Luas dalam Pikiran
61
Melihat Dari Sudut Pembaca
62
Menghabisi Teman Kelasnya
63
Plot Armor Yang Terus Diperkuat
64
Penghakiman
65
Semua Ingin Membalas Dendam
66
Dipersatukan Kembali
67
Turun Tangan Mengurusinya
68
Ohio
69
Kemerdekaan
70
Sirkel
71
Skibidi
72
Markas Rahasia
73
Hebat dalam Teknologi
74
Konten
75
Dalam Dunia Maya
76
Terjebak dalam Game
77
Hampir Saja
78
Melawan Raja Iblis
79
Game Ditaklukkan
80
Keluarga Selalu Bersatu
81
Dalam Perpustakaan
82
Masa Lalu yang Kacau
83
Melanjutkan Tekad
84
Kebahagiaan Keluarga
85
Serum
86
Narsistik
87
Karakter Utama Melawan Karakter Utama
88
Setiap Rencana
89
Rencana Sang Adik Kecil
90
Fiksi Terakhir
91
Pertarungan Paling Epic
92
Intensitas Pertarungan
93
Sang Raja Iblis
94
Keluarga Ryuusaku
95
Harus Berakhir Sekarang
96
Kembalinya Dia
97
Siapa yang Akan Melindungimu?
98
Aku adalah Legenda
99
Sebagai Kakak Tertua
100
Legends Never Dies

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!