Seperti yang diharapkan Kinanti,pertemuan dua keluarga untuk mendekatkan Aldo dan Ghea.Namun tidak di sambut indah oleh Aldo,lelaki itu bahkan terus menghindar ketika Ghea mendekati.
Tubuhnya bersama keluarga namun pikiran nya mengarah hanya ke Leta.
Mencari waktu untuk bisa berbicara dengan Leta sangat susah,ia bahkan hanya bisa melihat lewat layar ponsel nya.
"Al..." seru Ghea,gadis itu pun mendekat.
Merasa dirinya di panggil Aldo hanya menoleh sekilas lalu kembali ke ponsel nya mematikan sambungan telfon dengan Gandi.
"Aldo,aku mencari kemana mana untung saja bertemu mamah di depan pintu!"
Diam,Aldo tidak menjawab ia terus melihat layar benda pipih nya.Membuka satu persatu foto yang sari kirim kepada nya.
"Aldo... Aku bertanya kepada mu!" Ghea mencoba merebut ponsel Aldo,lelaki itu pun merasa Ghea melewati batas.
"Jaga tingkah mu,ini ponsel dan privasi ku!" ucap Aldo.
"Aku sedang bicara dengan mu bagaimana bisa kau memandangi ponsel mu terus menerus.Aku calon istri mu Al!" ujar Ghea,gadis itu sungguh sangat percaya diri.
Aldo menatap wajah Ghea dekat "Baru calon,jangan percaya diri dulu!" ia pun berlalu dari sana dan meninggalkan Ghea sendiri.
Bukan nya jera dan berhenti di sana, Ghea masih saja menguntit Aldo dan mencoba menyamai langkah yang panjang dan tegap.Mana mungkin Ghea bisa meraih Aldo,yang ia tahu Kinanti sudah memastikan jika Aldo mau dinikahkan dengan nya tanpa tapi.
"Bagaimana jika kita memilih tanggal nya sekalian?!"
"Mah!..."
.
.
.
"Bisa tidak jangan mengikuti ku terus,aku juga ingin sendiri,aku punya privasi!" ucap Leta,nada nya seolah menekan dan ia tidak suka.
"Tapi nona ini perintah dan saya hanya..."
Blamm!!
"Nona...Nona...Nonaaa... Buka pintunya,saya mohon jangan mempersulit kami, Nona ayolah buka pintunya!" hingga sari lelah mencoba merayu nona nya yang tak kunjung membuka pintu kamar.Ia pun turun ke bawah meminta bantuan Gandi,namun Gandi juga sedang di dalam kamar nya dan Sari enggan mengganggu.Akhirnya sari pergi ke dapur untuk meminta tolong pada Pak Lee,namun lelaki gemulai itu malah tersenyum tangan nya menutupi bibir.
"Pak bantu aku membujuk nona,ayolah Pak Lee"
"Biarkan saja, benar apa katanya.Ia juga butuh privasi,tugas mu laporkan saja pada Tuan!" saran Lee pada Sari.
Sari pun menghela nafas pasrah,ia merogoh kantung bajunya dan membuka ponsel.Dengan cepat memberikan kabar pada Aldo jika Leta mengurung diri di kamar
Bip!!
Biarkan saja,aku punya kunci cadangan.Dia tidak akan melukai diri nya sendiri,nanti aku akan pulang!
Begitulah isi pesan singkat Aldo pada Sari.
.
.
.
Sebelas hari kemudian.
Ucapan Aldo hanya bualan semata,nyatanya ia tidak kunjung datang.Bisa dibilang sebagian apa yang Aldo ucapkan tentang Leta benar.Wanita itu membuka pintu kamar nya di waktu makan tiba.
Hanya membuka dan tidak keluar,tugas Sari hanya melayani dan mengingatkan waktu makan mandi dan jika sudah pagi hari tirai belum dibuka Sari pasti tidak akan beranjak dari depan pintu hingga ada jawaban dari Leta.
"Selamat pagi nona?" ucap Sari,tangan nya mendorong membawa masuk troli makanan.
"Sudah mandi non?" tanya Sari lagi,namun Leta hanya menggeleng dan sesekali memegang kepala nya.
"Nona sakit?" tanya Sari mencoba mengetahui keadaan Leta.
"Kepala ku pusing Mba..Dimana rumah sakit disini atau apotik?" tanya Leta, Sari mengerutkan keningnya.
"Bagian mana yang sakit,apa tidak bisa ditahan?"
Sari berusaha mendekati dan menyentuh,namun Leta enggan di pegang oleh Sari.
"Aku ingin pulang,biasa nya punggung ku dikerik oleh Ibu jika seperti ini.Rasanya ingin tidur sepanjang hari!"
"Kalau begitu saya yang akan mengerik Nona!" tangan nya sudah akan mencari minyak angin namun Leta menolak dan lebih memilih merebahkan diri kembali.
"Aku butuh obat apa saja yang penting bisa menurunkan sakit kepala ku!" ujar Leta.
Semakin bertambah bingung pula Sari menanggapi nya,tidak mungkin ia memberikan obat asal untuk nona nya,lagi pula tidak ada stok obat apapun disini.Semua yang sakit di pulangkan dan akan kembali lagi setelah sembuh.
"Tapi saya tidak tahu tentang obat.." suara Sari lirih.
"Dimana kotak P3K biar aku sendiri yang mencarinya!" tawar Leta pada sari,ia mulai beranjak dari ranjang namun secepat kilat sari melangkah ke depan pintu dalam.
"Jangan,biarkan saya saja yang mencari nya!"
Pergerakan sari membuat Leta curiga pasal nya ia mencoba menarik kunci lalu menutup nya dari luar.
"Mba.. Mba.Sarii..." akhirnya hanya sebuah nama Leta memanggil sari karena ia berlari dari ranjang hingga menabrak pintu yang di tutup dari luar oleh Sari.
"Sari!!!... Buka pintunya,aku tidak mau dikunci dari luar Sari!" teriak Leta namun sia sia sari bahkan sudah berlalu dari depan kamar nya.
Tubuh Leta melorot,ia merasa menjadi tawanan,walau mengunci dirinya ataupun dikunci dari luar.
Bibirnya pun mendesis saat merasakan kening yang sedikit sakit karena terbentur pintu.
.
.
.
Membuat Leta menjadi ketergantungan pada Aldo,wanita itu merasa hanya Aldo yang bisa membebaskan dari ini semua karena Aldo yang membuat nya jatuh terlalu dalam.
Menunggu Aldo hingga hampir dua Minggu lamanya dan ini hari ke tiga belas dia berada di sana,tubuhnya sudah letih untuk menentang sari dan pengawal.Bahkan ia tidak punya tenaga untuk berdebat dengan siapapun termasuk Gandi yang sering di sana.
"Nona..."
Sari membuka kunci kamar dan masuk,mendapati Leta yang merebahkan diri.Wanita itu pun menoleh pada Sari yang membawakan nya lagi dan lagi makanan.Setelah hari itu Lee dan Sari membuatkan Leta makanan yang cocok di lidah nya.
Tap
Tap
Tap
"Arleta Adelia.."
Leta menoleh dan seketika mata nya membola.
"Aldo...!" ia turun dari ranjang setengah berlari menghampiri lelaki itu.Memeluk,lengan nya melingkar di leher.
Kaget tentu saja,Aldo tidak menyangka jika wanita yang bandel,galak,dan urakan di pelukan nya akan menyambut seperti ini.
"Bawa aku pergi dari sini,aku bosan,aku bosan dengan orang orang mu,anak buah mu,dan sari mengunci ku di dalam kamar lama.Aku bukan tawanan mu yang akan di tumbalkan kan.Bawa aku keluar dari sini Aldo!"
Lebih terkejut dengan ucapan Leta barusan,wanita nya merasa terkekang dan tidak terima dengan mereka.
"Untuk apa pergi dari sini,ini rumah mu.Rumah kita!" jawab Aldo.
Mendengar itu jeratan tangan Leta mengendur,ia pun mundur.
"Kita tidak seperti itu,aku asing dan terpenjara disini.Aku ingin pulang Aldo!"
Sari bahkan diam melihat adegan itu,begitu juga Aldo melirik pada Sari.
"Keluar lah Sar,aku butuh privasi dengan Leta!" perintah Aldo.
Sari pun membungkukkan tubuhnya berlalu dari sana, meninggalkan Tuan dan Nona nya.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ditawan dalam sangkar emas.
2024-06-22
0