BAB. 7 Sandiwara

"Oh jadi seperti itu,tapi teman mu itu tidak apa-apa kan?" tanya Bu Enti namun Leta pun menggeleng.

Leta berbicara jika teman nya ada yang sakit saat itu, kesehatan teman nya drop dan langsung dilarikan ke rumah sakit,berhubung tidak ada sanak saudara jadi terpaksa ia menunggu hingga salah seorang saudara dari teman nya datang.

Meski pun Gabriel bertanya tentang cctv itu,Leta pun menjawab jika mobil yang Briel lihat itu mobil tamu yang dimintai tolong oleh Leta.

"Ibu kira kamu berbohong Leta" ucap Enti.

Mendengar itu Briel percaya saja tanpa curiga sedikit pun,padahal pakaian yang Leta kenakan kemarin dan hari ini sangat lah berbeda namun Briel sama sekali tidak tahu itu.

Langit semakin gelap seiring air hujan mulai menerpa aspal,gemuruh di atap pun mulai terdengar.

"Leta mandi dulu ya Bu,gerah..."

Bu Enti mengangguk,Briel yang berada tak jauh dari sana pun hanya melirik sekilas lalu ia fokus pada layar laptop nya kembali.Beberapa pekerjaan nya belum selesai.

Malam ini Leta memutuskan tetap di rumah saja,ia bingung harus berangkat ke club atau tidak.Paman nya telah menjual ke lelaki yang sebenarnya ia mengenali namun entah lah,ia sendiri seperti asing.

Jika diri nya datang pasti lelaki itu akan kesana mencari nya dan Paman Hadi pasti akan menyeret nya kembali ke Aldo.

Membasuh tubuhnya,sekelebat bayangan ia saat di gagaih oleh Aldo terlintas.Beberapa kali mata Leta terpejam mencoba melupakan tetap saja sulit,hingga ia terus menggelengkan kepala.

Selesai mandi,memakai handuk kimono.Rambutnya di ikat tinggi hingga leher jenjang nya sangat terlihat.Berjalan memasuki kamar.Rumah nya tidak sebagus rumah orang kaya,Bu Enti dan Briel bahkan sangat sederhana hingga hanya kamar Briel saja yang ada kamar mandi dalam.

"Leta,,telinga mu kenapa?" tanya Briel mendekat,mata nya memicing saat tangan Briel menyingkirkan helaian rambut.

"Sebrengsek itu kah tamu tamu nya?" ucapan Briel membuat Leta terkejut.

"Kenapa?"

"Kamu tidak tahu apa bodoh sih,di bawah telinga mu merah.Aku bukan anak kecil Leta,ini kecupan bibir!" ucap Briel,mendengar itu Leta pun menyingkirkan tangan Briel dari sana.

"Oh,ini iya yang waktu itu hanya saja belum hilang bekas nya!"

Leta terkesan bingung,dan mengada ada.

"Ahh,sudahlah biarkan saja aku masuk kamar dulu" Leta melangkah.

"Tidak kerja,aku antar dan jaga di sana Leta!" ucap Briel suara nya cukup kencang.

"Tidak!.. Aku ingin libur hari ini!" seru Leta dari dalam kamar.

.

.

.

Dua malam Leta tak menampakkan wajah nya di club Pandora,Hadi pun tak mencari nya karena lelaki tua itu belum pulang dari luar negri.Roni di tugaskan hanya untuk mengawasi Leta dari jauh karena perintah Aldo.

Hal yang sama juga pada Aldo,lelaki itu pergi keluar kota untuk menyelesaikan pekerjaan nya.Setiap hari yang ia pandangi hanyalah foto foto Leta di ponsel wanita itu.

Ternyata alasan Aldo membuat Leta percaya jika ponsel Leta hilang dan jatuh karena dirinya ingin melihat isi galeri dan chat di ponsel Leta.

Seperti sekarang,lelaki itu bahkan emosi sendiri saat melihat kedekatan Leta dan Gabriel.Memeluk,menggendong,hingga hidung dan kening Gabriel sangat dekat dengan pipi Leta.

"Kamu milik ku Leta,tunggu besok akan aku seret lagi dan ku kurung di bawah kungkungan ku!" terlihat kekesalan Aldo di kilat mata nya.

Untuk saat ini ia masih sabar,terpenting Leta dalam keadaan baik dan di tempat yang aman.

Tidak akan pernah menyangka gadis incaran nya dari dulu adalah gadis club Pandora,Aldo juga meyakini jika Leta menjadi pemandu lagu merangkap plus plus,namun nyata nya ia yang mendapatkan keperawanan Leta.

"Kau benar benar wanita terhormat Leta,mungkin karena keadaan kau bekerja seperti itu!" gumam Aldo.

Aldo mengantongi ponsel Leta kembali,dan mengeluarkan ponsel nya sendiri,ia mencoba menelfon sekretaris pribadinya.

"Gan,aku Mita tolong carikan satu unit rumah mewah di kawasan elit,kau tau sendiri untuk apa.Pakai uang pribadiku dan jangan ada satu pun yang tahu!"

"Termasuk nyonya bos?"

"Ya termasuk Mamah!"

"Baiklah!" Gan mengangguk,seiring panggilan telfon di matikan oleh Aldo.

Awal rencana Aldo berjalan mulus,ia tinggal merencanakan membeli rumah,untuk siapa lagi jika bukan untuk Leta.

Apa yang ada di pikiran Aldo tak satu orang pun yang tahu,kecuali dirinya.Lain dengan Gandi sekretaris pribadi nya,ia bahkan tahu segala nya termasuk Arleta Adelia.Wanita yang selama ini bos nya cari.Mempertahankan status single nya dan menolak berkali kali perjodohan hanya untuk mencari dan berharap bisa bersama Leta.Miris bagi Gandi karena kenyataan nya Leta bekerja di club malam,dan pasti akan di tolak oleh keluarga besar Aldo.Terutama keluarga Yunita,Mamah dari Aldo.

"Sangat beruntung Arleta." ucap Gandi bergumam.

.

.

.

Di lain tempat,Roni mencoba mendekati Leta namun sangat sulit karena Briel selalu bersama nya,dan tidak pernah kemana pun.Akhir nya ia meminta tolong Eva untuk mendatangi rumah Briel dan membujuk Leta.

"Ini perintah Bos Va,aku tidak bisa menembus perlindungan Briel.Kamu tahu sendiri kan ia menganggap Leta seperti adik,tp menjaga nya seperti istri.Bahkan dia sangat cemburu jika Leta di lirik orang lain!"

"Tapi dia mengijinkan Leta bekerja disini!" ucap Eva sinis.

"Itu karena Leta yang memaksa,dia merasa hutang Budi pada bos!"

"Itu artinya,jika tidak dengan Leta Briel tidak bisa di bujuk?" tanya Eva dan Roni mengangguk.

Kedua nya terdiam dan berfikir.Jalan satu satu nya hanya lah menemui Leta lalu bicara empat mata dengan wanita itu.Briel terlalu kolot dan tidak bisa ditawar bagi mereka.

"Ok..Besok aku coba,tapi aku pun tidak janji."

"Bujuk dia untuk datang,katakan ada seseorang orang ingin mengembalikan tas dan seisinya!"

Eva menganggu,ia mengerti apa yang Roni maksud.Namun ia tidak tahu jika Leta sudah di jual oleh Hadi,mereka hanya tahu Aldo tamu spesial dan hanya dengan Leta yang lelaki itu inginkan.

Hari berikutnya Eva mencoba mendatangi Leta di kediaman Briel,kebetulan sekali wanita itu sedang menyapu halaman.

"Hai eonni Eva.." Ya,Leta yang menyapa Eva dulu,karena perempuan itu sengaja hanya melewati Eva pura pura tidak melihat nya.

"Leta?...Kamu,baik baik saja?" tanya Eva.

Semoga kepura-puraan ku tidak terlihat.

"Aku baik Mbak Korea!" ucap Leta.Sudah menjadi hal yang biasa Leta memanggil wanita itu dengan sebutan lain.Mempunyau tubuh yang tidak cukup tinggi,berkulit putih,dan bermata sipit,jangan salahkan Leta jika ia memanggil Eonni yang berarti sebutan kakak perempuan,atau biasa juga Mbak Korea.

Eva pun berhenti,dan Leta membukakan pintu gerbang yang tidak cukup lebar.

"Waktu itu Briel mencari mu,dia mengamuk bahkan semua properti di club ia pecahkan.Sebenarnya kau kemana Leta?"

Leta menatap Eva.Meyakini bahwa wanita di depan nya ini tidak tahu apapun tentang jual beli dirinya yang dilakukan oleh Hadi.

"Aku dan Roni sempat kena bogem mentah Briel , beruntung emosi nya reda.Jemarinya berdarah apa kau tahu?"

Leta menggeleng,ya dia memang sama sekali tidak tahu dan tidak menelisik itu.

"Oia, beberapa hari ini kami mendapati seseorang.Ia mencari mu,kata nya ingin mengembalikan tas beserta isi nya!"

"Hah?!" Leta terkejut.

"Sudah dua hari kau tidak bekerja,bekerja lah nanti malam.Bos belum pulang,kebanyakan tamu mencari mu,club sepi tanpa suara mu Arleta!"

Leta hanya tersenyum getir mendengar itu,bisa di simpulkan jika memang Eva tidak tahu apapun.

.

.

.

To be continue

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***