*POV FAREN
Aku tidak tahu lagi harus kemana mencari Keyna, dia pergi begitu saja setelah mengobrol dengan daddy. Ponselnya dia matikan sehingga aku tidak dapat menghubunginya,bahkan ketika sampai di Jakarta aku langsung mencarinya di penginapan namun teman sekamarnya Hana memberitahukan bahwa dia belum pulang. Ku minta Rian dan Doni untuk mencarinya,sebelum itu aku sudah menitipkan pesan pada Hana agar memberitahu ku jika Keyna sudah pulang.
Tepat pukul 18.30 Hana memberikan kabar bahwa Keyna sudah kembali, aku segera bergegas menuju ke penginapan mereka untuk melihat keadaannya.
*POV KEYNA
Hana memegang kedua tanganku dan memintaku duduk sebentar di ruang tunggu lobi, wajahnya nampak sangat khawatir
"Key, kamu kemana saja? kata tuan Faren kamu pergi begitu saja tadi"
"Aku baik-baik saja Han, sudahlah masuk saja aku lelah"
"Tunggu Key"
"Kenapa lagi? "
"Tadi tuan Faren kemari, dia mencari mu"
"Aku sudah tahu, dari raut wajahmu semuanya sudah terbaca Han. Sudahlah aku capek mau ke kamar"
Ku tinggalkan Hana dan berjalan menuju kamar, sesampainya disana ku lihat beberapa papper bag berisi beragam aneka oleh-oleh khas Jakarta di atas meja. Apakah Hana membeli semua ini? bukankah dia bilang tidak ingin terlalu boros ketika disini? ah sudahlah aku tak ingin memikirkannya, lebih baik aku pergi mandi sekarang dan segera tidur. Badanku rasanya pegal-pegal sekali, sungguh naik motor di tengah udara sedingin Bogor membuatku bisa masuk angin nantinya.
Tak berselang lama suara ketukan pintu menggema, kenapa Hana masih saja mengetuk pintu? kenapa gak masuk aja langsung? aku masih tak mempedulikan suara tersebut, sampai-sampai hal itu benar-benar menggangguku. Buru-buru ku kenakan handuk dan berjalan ke arah pintu, ku buka lalu ku tinggal begitu saja
"Apasih Han tinggal buka juga, aku tuh lagi mandi" ucapku
Namun tak terdengar suara jawaban dari Hana, aku membalikkan badan dan betapa terkejutnya melihat tuan Faren berdiri di depan pintu menatapku yang masih hanya mengenakan handuk. Buru-buru ku tarik selimut di ranjang dan mengenakannya untuk menutupi tubuhku
"Tu tuan Faren.... "
"Saya tak melihatnya, saya akan tunggu di luar"
Aku berlari menuju pintu begitu tuan Faren keluar, ku kunci dan berdiri diam di baliknya. Jantungku tiada hentinya berlari kencang, aku merasa sangat malu bahkan hampir ketakutan apabila hal-hal yang tak di inginkan terjadi.
Setelah ku kenakan baju, ku buka kembali pintu tersebut dan tak ku dapati tuan Faren disana. Tak berapa lama kemudian Hana datang
"Key di tunggu tuan Faren di lobi" ucapnya tanpa menatapku
"Biarlah, aku capek mau istirahat"
"Kamu gak ingin menemuinya? "
"Nggak, biarkan saja"
"Tapi dia menunggumu Key"
"Biarkan Han, bukan urusan kamu juga"
"Kamu kenapa sih Key? perkataanmu begitu ketus, apa salahku? "
"Kamu ngapain pakai acara kasih tahu tuan Faren kalau aku udah balik? aku malas bertemu dengannya Han"
"Aku cuma menyampaikan amanah"
"Oh sejak kapan kalian dekat sampai kamu begitu mengikuti perkataannya? "
"Kamu aneh Key, kenapa? ada apa? "
"Bukan urusanmu, sudahlah aku mau tidur"
Ku letakkan tubuhku di atas ranjang dan menutupinya dengan selimut. Sungguh aku benar-benar marah kepada Hana, sejak kapan dia berpihak pada tuan Faren dan menurut padanya. Tiba-tiba suara pintu di banting, aku membuka selimut dan tak mendapati Hana di dalam kamar, biarlah mungkin ia sedang mengadu pada tuan Faren kalau aku tidak mau menemuinya.
*
Keesokan harinya aku bangun dan segera bersiap untuk pulang, tak ku dapati lagi Hana di dalam kamar ini. Ku lihat kopernya sudah tidak ada di almari, mungkinkah dia meninggalkanku? Selesai bersiap aku segera turun ke bawah dan menemui semua tim sudah bersiap di lobi menunggu mobil jemputan, terlihat Hana berdiri di antara yang lainnya. Ku hampiri dia untuk meminta maaf atas kejadian semalam
"Han kok kamu tadi gak bangunin aku? " ucapku yang tiada jawab
"Kamu masih marah padaku ya Han? " tanyaku lagi
Hana masih diam dan berjalan menjauh dariku, benar-benar dia marah kepadaku. Aku memutuskan untuk memberi Hana waktu meluapkan amarahnya, begitu mobil datang kamipun segera masuk ke posisi duduk masing-masing. Tadinya Hana duduk di sebelahku namun kali ini dia meminta Bagas bertukar tempat dengannya
"Hay Key.... "ucap Bagas
"Hay"
"Kamu gak keberatan kan aku duduk disini? "
"Enggak, enggak sama sekali"
"Sorry ya Key, Tiba-tiba Hana ngajak tukeran"
"Its okay"
Perjalanan pun di tempuh dengan lelah dan semua tim marketing tidur, sampai di rest area ternyata sudah pukul 12.00. Sembari istirahat kamipun mencari makan, Hana masih tak mau berbicara padaku dia terus menghindar sampai akhirnya aku terpaksa mengirimkan pesan permintaan maaf padanya. Meski tiada balas aku berharap pesan itu dapat menggambarkan betapa menyesalnya aku semalam telah berkata kasar kepadanya, perjalanan kurang satu jam setengah lagi kamipun melanjutkannya dengan beberapa hiburan musik di dalam mobil travel.
Pukul 14.00 kami tiba di kantor cabang, semua tim marketing turun dan pulang masing-masing. Saat aku berniat memesan ojek online tiba-tiba Hana datang kepadaku
"Pesan taksi online aja Key, aku gak kuat kalau harus naik ojek online" ucapnya padaku
Aku tersenyum dan segera memesan taksi online, begitu taksi kami tiba perjalanan pulang segera di lanjutkan. Selama perjalanan suasana Hana dan aku sudah agak mendingan, hingga saatnya aku memberanikan diri mengajaknya mengobrol terlebih dahulu
"Han.... "
"Hmm"
"Kamu masih marah sama aku? "
"Enggak, aku tahu kamu semalam capek jadinya agak terbawa suasana"
"Makasih ya Han udah mau mengerti aku, maafkan aku semalam"
"Aku sudah memaafkan kok Key, oh ya semalam tuan Faren menitipkan sesuatu padaku"
"Apa? "
Hana memberikan papper bag kecil berwarna biru, di sana tertulis Swarovski jewellery
"Kamu kok mau sih Han disuruh sama tuan Faren? "
"Buka deh Key"
Aku membuka paper bag itu, disana ada sebuah kitak perhiasan dan saat ku buka sebuah gelang yang sangat cantik berada di dalamnya
"Aku harus mengembalikan ini Han, aku gak bisa menerimanya" ucapku
"Key, tuan Faren juga memberikan hal yang sama padaku"
"Maksud kamu? "
"Aku juga dapat gelang itu" ucap Hana sembari menunjukkan pergelangan tangannya
"Kamu Terima? "
"Iyalah Key, ini rezeki"
"Astaga Han, kita gak boleh menerima sesuatu dari pria yang sudah beristri. Kita kembalikan ini"
"Apa ....?? "
Perkataanku barusan nampaknya membuat Hana terkejut, aku benar-benar membuka identitas tuan Faren padanya sekarang. Meski dia begitu senang menerima pemberian dari tuan Faren namun aku tidak ingin hal ini membuat rumah tangga orang lain hancur terlebih lagi dia sudah memiliki seorang anak yang masih kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments