Aku tidak punya waktu banyak, mereka semakin dekat dan posisi tuan Faren masih sama saja. Ku tatap wajahnya dan ku jawab dengan anggukan karena dalam kondisi ini aku tidak mungkin berbicara, saat karyawan gudang menemukan kami terlihat aku dan tuan Faren sedang mengecek jumlah barang
"Mbak Keyna disini rupanya... "
"Oh ada apa mas? "
"Saya panggil-panggil dari tadi"
"Oh maaf saya tidak mendengarnya, kebetulan lagi fokus cek ketersediaan barang"
"Kenapa gak tunggu saya aja mbak? "
"Kebetulan klien ingin lihat sendiri stock barang kita"
"Oh baiklah, jadi gimana mbak? ada yang kurang? "
"Nanti biar tim pendataan yang mengirim jumlah barangnya"
"Baik mbak siap"
"Kalau begitu kami permisi"
"Baik mbak Keyna"
Aku dan tuan Faren keluar dari gudang, kami berjalan kembali menuju ruangan pak Budi. Saat berada di dalam lift dia tidak adanya hentinya menatapku, bahkan ujung mata itu semakin runcing seperti tengah mengintimidasi.
Sesampainya di depan ruangan pak Budi, tuan Faren meminta izin untuk pulang. Saat aku di minta untuk mengantarkan mereka sampai di lobi sebelum tuan Faren masuk ke dalam mobil ia berbicara sebentar denganku
"Sore ini Rian akan menjemputmu setelah selesai bekerja"
"Jemput? mau kemana? "
Belum sempat dia menjawab mobilnya telah datang dan ia langsung pergi begitu saja. Astaga rasanya jantungku seperti mau lepas saja setiap kali bertemu dengan tuan Faren.
*
Jam pulang kantor tiba, saat aku turun ke lobi bersama Hana security tiba-tiba menghampiri kami
"Mbak Keyna"
"Iya Pak? "
"Sudah di tunggu di depan"
"Siapa? "
"Saya tidak tahu mbak"
Buru-buru aku berjalan menuju halaman depan, terlihat mobil mewah milik tuan Faren dengan Rian berdiri di sampingnya. Tangannya melambai dan tersenyum kepadaku dengan hormat
"Siapa Key" tanya Hana yang tiba-tiba sudah berada di sampingmu
"Engga tahu"
"Wah ganteng banget Key, pacar ya? "
"Engga, apaan sih Han"
"Kalau bukan aku masih ada kesempatan dong"
"Apaan sih, aku kesana dulu ya"
"Okey"
Ku hampiri Rian yang masih setia menungguku
"Tuan Rian"
"Silahkan nona Keyna" ucapnya sambil membukakan pintu
"Tunggu, kita mau kemana? "
"Tuan meminta anda datang menemuinya"
"Sekarang? tapi aku harus pulang"
"Saya hanya di beri perintah untuk menjemput anda nona"
"Tunggu, biar saya telefon dulu"
Aku mengambil ponsel dari dalam tas lalu menekan tombol nama tuan Faren, setelah tersambung aku kemudian mencari penjelasan darinya
"Halo tuan Faren"
"Hay nona Keyna"
"Ini maksudnya apa ya? kenapa tuan Rian diminta untuk menjemput saya? "
"Bukankah saya sudah bilang kalau kita akan bertemu setelah kamu pulang kerja?"
"Tapi saya belum menjawab ya, kenapa mendadak begini"
"Saya tidak mendadak nona Keyna, hanya saja kamu tidak konfirmasi kepada saya jika berhalangan jadi saya fikir kamu bisa"
Benar juga kata tuan Faren, ah bodoh sekali aku. Pekik ku dalam hati, ku lihat Hana yang masih tetap berdiri menungguku sampai akhrinya Dimas datang
"Hallo nona Keyna.... "
"Baiklah saya akan datang" ku tutup panggilan itu dan kembali ke arah Rian
"Tunggu sebentar saya harus bilang ke teman saya"
"Baik nona"
Aku menghampiri Hana yang sedang mengobrol dengan Dimas
"Han... kamu pulang duluan saja ya, Dim kamu tolong antar Hana"
"Terus kamu gimana Key? " tanya Dimas
"Aku balik nanti, masih ada urusan"
"Kamu mau nginap lagi Key? wah seneng aku"
"Nggak Han, aku akan balik ke rumah. Nanti aku naik ojek online saja"
"Ya sudah deh kalau begitu kita dulu" ucap Dimas
Setelah Hana dan Dimas pergi aku kembali menghampiri Rian dan kamipun berangkat menuju tempat dimana akan menemui tuan Faren.
Jalanan yang cukup padat saat jam pulang kerja membuat perjalanan merasa begitu panjang, jam sudah menunjukkan pukul 18.00 dan kami masih belum sampai. Saat mobil memasuki halaman sebuah restauran mewah aku pun merasa bingung
"Kita mau bertemu tuan Faren kan? kenapa malah kesini? "
"Tuan ada di dalam nona"
Aku turun begitu Rian membukakan pintu, ku langkahkan kaki mengikuti Rian sampai akhirnya berhenti di sebuah ruangan private untuk hanya sekedar menemui tuan Faren. Rian membuka pintu seperti biasa lalu mempersilahkan ku masuk, di dalam terlihat tuan Faren tengah duduk di sofa sembari memainkan ponselnya. Dengan sedikit canggung aku menghampirinya
"Sudah datang, duduk" ucapnya
Aku duduk di hadapan tuan Faren, begitu ia menepukkan tangannya beberapa pelayan masuk membawakan makanan untuk kami. Sebuah steak? bahkan ini baru pertama kalinya aku memakan barang mewah itu.
"Makan" ucapnya
Aku mencoba memakan dengan pengalaman yang sudah ku lihat ketikan menonton televisi, namun semuanya tak semudah ketika menyaksikan di dalam film. Butuh efforts besar untuk memotong sebuah daging di hadapanku ini sampai-sampai tak sengaja gelas berisi anggur di samping piring tersenggol dan isinya tumpah di atas celana berbahan kain milik Hana
"Ahhh.... "
Tuan Faren terkejut dan meminta pelayan membawakan kain untuk menyeka bekas minuman tersebut, benar-benar basah sampai aku bisa merasakan pahaku yang dingin.
"Apa kamu perlu berganti pakaian nona Keyna??? "
"Tidak tuan"
"Tidak apa, biar saya suruh Rian mencarikannya untukmu"
"Tidak perlu tuan, itu hanya akan merepotkan tuan Rian"
"Sudah ikuti saja, saya tidak mau kamu menjadi pandangan orang-orang apalagi warna merah itu nampak jelas di kemeja biru muda yang kau kenakan"
Memang benar, aku sendiri tidak membawa cardigan untuk menutup pakaianku yang penuh noda anggur itu. Akhirnya mau tak mau aku menerima tawaran tuan Faren, sembari menunggu Rian mencarikan baju untukku ia meminta agar aku membersihkan diri di toilet. Setelah Rian memberikan sebuah totebag padaku aku segera mengganti baju, selera Rian cukup bagus ternyata.
Atasan dengan rumbai pendek di lengan dan sangat jelas menampakkan bagian leher hingga batas dada membuatku semakin tak berani menatap tuan Faren ketika keluar dari toilet, dia tersenyum dan berdiri di hadapanku
"Cocok " ucapnya
"Rian punya selera yang bagus" jawabku
Aku tersenyum menahan malu, ia meletakkan tangannya di belakangku lalu mengantarkan ku keluar dari restauran. Sesampainya di parkiran tuan Faren meminta Rian mengantarku pulang sementara ia akan di jemput oleh Dito, setelah berpamitan Rian pun meluncur meninggalkan restauran tersebut dan membawaku pulang. Benar-benar aku merasa di perlakukan secara special malam ini oleh tuan Faren, oh tidak tunggu-tunggu apa aku telah jatuh cinta padanya?? apa jangan-jangan menerima tawarannya adalah keputusan yang tepat, namun aku dan tuan Faren belum terlalu lama kenal untuk saling jatuh cinta. Apa dia benar-benar menyukaiku atau hanya cinta sesaat tentang ketertarikan lawan jenis yang hanya bersifat sementara? astaga aku bingung, takut, namun aku juga harus memikirkan kehidupan keluargaku.
...DITO...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments