Hari ini adalah hari terakhir aku bertugas di Jakarta, selama lima hari ini kami bisa memenuhi target untuk bulan depan. Karena ini hari terakhir pak Romeo memberitahukan bahwa kami di bebas tugaskan dan diminta untuk jalan-jalan sebelum akhirnya besok pulang, Hana begitu senang sampai-sampai telah menyusun beberapa rencana untuk tempat yang akan ia kunjungi.
"Key, kita ke Ancol yuk" ajak Hana
"Sayang Han uang tiketnya bisa buat kita beli oleh-oleh"
"Iya juga sih, tapi kapan lagi mumpung kita di Jakarta"
"Ke pantai aja ya? "
"Oke deh, sebelum ke pantai kita ke mall dulu ya jalan-jalan"
"Aduh Han memangnya kamu gak bosan apa? udah lima hari ini kita event di mall"
"Ya itukan kerja Key, ini jalan-jalan"
"Yaudah deh terserah kamu"
"Ya udah sana buruan siap-siap"
"Sekarang? "
"Tahun depan Key"
"iya-iya bentar"
Akupun segera bangkit dari tempat tidur dan bersiap, setelah kami berdua keluar dari kamar dan turun menuju lobi mataku tertuju pada laki-laki yang baru saja turun dari mobil di hadapanku ini. Ya itu adalah tuan Faren dan Rian, mata kami bertemu namun bedanya tuan Faren kali ini melempar senyuman padaku setelah hampir tiga hari ini kami tidak bertemu.
"Morning nona Keyna"
"Tuan Faren... " jawab Hana
"Hana, kalian mau kemana? "
"Kita mau ke mall tuan, kebetulan hari ini free dan terakhir kami di Jakarta jadi kami berniat jalan-jalan sebelum pulang"
"Loh bukankah masih besok minggu pulangnya? "
"Tidak tuan kami hanya sampai kemarin saja, memang event terakhir besok namun tim kantor pusat yang akan menutupnya"
"Kalau begitu hari ini kita jalan-jalan bersama" jawab tuan Faren
"Wah ide bagus itu tuan" sahut Hana
Aku menginjak kaki sahabatku itu dengan sengaja
"Apasih Key, sakit tahu"
"Tuan kami ada rencana sendiri"
"Key tuan Faren berniat baik, kita di ajak bareng jadi gak perlu pesan taksi online lebih hemat kan"
"Benar juga apa kata teman kamu, jadi kita berangkat sekarang? "
Aku menatap wajah Hana yang kegirangan, aku tidak mungkin menolak tawaran tuan Faren karena ia pasti akan terus memaksa.
"Baiklah"
Rian membuka pintu agar aku masuk, saat Hana ingin ikut masuk tiba-tiba ia mencegahnya
"Maaf nona Hana, anda bisa duduk di kursi depan" ucap Rian
"Oh baiklah"
"Gak usah biar Hana disini saja" sahut ku
Aku menatap wajah Rian yang menggeleng, lalu hanya bisa diam dan mengikuti perintahnya. Mobil berjalan menuju mall, sampai disana tuan Faren mengajak kami berkeliling dan membelikan kami berdua beberapa barang-barang mahal. Meski sudah beberapa kali ku tolak tetap saja dia begitu memaksa sampai-sampai aku sungkan karena tidak bisa menerima semua ini.
"Han, sebaiknya kita keluar dari mall ini"
"Kenapa Key memangnya? "
Aku mengigit bibirku dan melirik ke arah tuan Faren, Hana sedikit memahami maksudku. Untunglah dia setuju
"Nona Hana, sepertinya anda sangat lelah. Bagaimana jika kamu melakukan beberapa treatment? kebetulan saya ada langganan spa terbaik disini" ucap tuan Faren tiba-tiba
"Wah boleh tuh"
"Tidak tuan, kami tidak memerlukan itu" sahut ku
"Nona Keyna, saya menawarkannya pada nona Hana. Jadi apakah nona Hana mau pergi kesana? "
"Mau tuan"
"Kalau begitu Rian tolong kamu antarkan nona Hana kesana, saya akan meminta Doni mengantarkan mobil"
"Baik tuan"
Hana masuk ke dalam mobil bersama Rian dan meninggalkanku begitu saja, sementara aku terdiam duduk di cafe teras mall bersama Faren yang sibuk dengan ponselnya. Tak lama kemudian Doni datang membawa sebuah mobil lain yang lebih mewah dari pada yang tadi Rian kemudikan
"Silahkan tuan"
"Terimakasih Don"
"Sama-sama tuan"
Tuan Faren menggandeng tanganku dan memintaku masuk ke dalam mobil begitu ia membuka pintunya, setelah kami di dalam mobil ia segera melaju entah kemana tujuannya. Lalu lalang kendaraan menjadi pemandangan ku memecah kesepian yang ku rasakan di dalam mobil ini,
"Kita mau kemana tuan" tanyaku yang sudah tidak bisa harus diam seperti ini
"Nanti kamu tahu sendiri"
"Saya perlu tahu sekarang"
"Tidak sabaran rupanya, no problem i like that"
"Kita mau kemana?"
"Mengunjungi orang tuaku"
"Seriously? dengan penampilanku yang seperti ini?"
"Kamu tenang saja, saya sudah siapkan semuanya"
"Tapi kenapa serba mendadak seperti ini? "
"Saya hanya ingin meyakinkan bahwa saya benar-benar jatuh cinta dengan kamu nona Keyna, ini adalah bukti kesungguhan saya"
"Tapi tuan"
"Kamu tenang saja, daddy ku orangnya simpel dan tidak neko-neko banyak maunya. Pasti kamu akan mudah berbaur dengannya nanti"
"Tapi tuan tidak pernah bilang kalau keluarga tuan ada yang di Jakarta? "
"Saya memang kelahiran sini"
"Lalu saat di kantor saya kemarin? "
"Saya hanya singgah sebentar"
Kamipun sampai di sebuah butik, tuan Faren memintaku turun dan memberitahu pelayan untuk memberikan sebuah dress yang cocok untuk ku kenakan. Setelah hampir setengah jam kamipun selesai dan melanjutkan perjalanan, cukup jauh ternyata. Rumah itu ada di puncak Bogor yang membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk sampai disana, di sebuah kawasan perumahan elite mobil pun berhenti di depan halaman rumah berpilar besar dan tinggi itu.
Aku menarik nafas panjang saat akan memasuki rumah yang bak istana tersebut, begitu penjaga keamanan memberitahu bahwa ayah tuan Faren ada di halaman belakang kamipun segera menemuinya.
Terlihat laki-laki yang di katakan berumur lima puluh tahun itu duduk di halaman belakang dengan jas cokelat bermotif kotak-kotak itu menatap kehadiran kami, pria dengan tubuh yang masih gagah dan wajah yang tidak pantas untuk umur lima puluh tahun itu tersenyum melihat kehadiran kami.
"Dady.... "
"Halo boy, siapa ini yang kamu bawa? "
"Kenalkan dad, ini Keyna"
"Halo om, salam kenal Keyna"
"Elsen.... "
Sambil menjabat tanganku ia menatapku dari atas sampai bawah berulang kali, nampaknya dia benar-benar memperhatikan dengan cermat perempuan yang di bawa pulang oleh putranya.
"Sepertinya kamu bukan orang sini? "
"Memang bukan om, saya asli desa"
"Wow fantastik, sejak kapan kamu menjelajah hingga ke desa Ren? "
"Belakangan ini Faren pergi ke cabang-cabang untuk cari barang buat investor kita dad"
"Dan kamu menemukan Keyna? "
Tuan Faren hanya tersenyum
"Do you like coffee,nona Keyna? " tanya tuan Elsen
"Saya tidak begitu menyukainya namun saya bisa meminumnya"
"Perfect answers, kamu memberitahu kita bahwa kamu tidak begitu menyukai kopi tetapi kamu tetap bisa meminumnya jika ada orang yang menawarkan untukmu"
Aku tersenyum mendengar penuturan tuan Elsen, kamipun pergi menuju ruang tamu dan setelah pelayan menyediakan kopi kamipun menyesap aroma khas kopi biji pilihan itu sembari mengobrol beberapa hal pribadi.
...TUAN ELSEN ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments