Ku putuskan untuk pergi ke event menghampiri teman-temanku yang lain, rasa kesalku mungkin akan terbayar jika bisa mengobrol dan bercanda dengan teman-teman lainnya. Setibanya disana semua orang senang kecuali Bella, ya dia tahu betul aku akan mencuri perhatian customer karena dia tidak begitu ahli di bidang marketing lapangan.
"Loh Ra, urusan kamu udah kelar? " tanya Hana
"Udah Han"
"Oh ya pak Mitra barusan kirim pesan ke grup bahwa besok tim marketing satu akan ada event besar di Jakarta, mungkin dua atau tiga hari"
"Bagus deh, aku bisa sedikit menghilangkan stres"
"Tapi masalahnya, gak ada nama kamu disana"
"Maksud kamu? "
"Aku dengar posisi kepala tim di ganti dengan Bella"
"Serius? "
"Iya"
"Gak bisa gitu dong, gimanapun aku tetap harus ikut"
"Ya coba deh kamu ngomong ke pak Budi"
"Nggak, aku akan ngomong langsung ke pak Mitra"
"Kamu serius Key? "
Aku berjalan dengan gusar mencari tempat yang sunyi, ku cari nomer telefon pak Mitra dan segera ku hubungi dia
"Halo, Keyna ada apa? "
"Pak Mitra mohon maaf menggangu waktunya"
"Oh tidak tidak sama sekali, ada apa Key? "
"Saya mau tanya, kenapa untuk event di Jakarta nama saya di ganti oleh Bella ya pak? "
"Ouh itu, saya dengar dari pak Budi kamu ada event di Semarang. Jadi terpaksa harus di ganti oleh Bella, sebenarnya saya justru lebih senang jika kamu yang jadi kepala timnya"
"Pak, itu semua gak benar. Justru event di sini Bella yang pegang, saya gak dapat bagian sama sekali pak"
"Loh bagaimana ini? "
"Pak tolong bertindak tegas, selama ini Bella yang selalu jadi anak emas pak Budi karena Bella selalu bisa mencuri perhatiannya. Tapi yang di utamakan dalam pekerjaan ini adalah skill bukan pak? saya rasa bapak harus ambil sikap akan hal ini"
"Baiklah Key, nanti saya kabari lagi. Saya akan konfirmasikan kepada pak Budi"
"Baik Pak terimakasih sebelumnya"
Aku kembali menuju meja event dan membantu teman-teman yang lain mempresentasikan produk kami pada customer, dalam waktu satu jam saja sudah masuk hampir lima puluh pesanan. Dengan begini target hari ini pun sudah tembus bahkan bisa untuk besok
"Senangnya kamu ada disini Key, kita closing banyak cuma dalam waktu satu jam" ucap Hana
"Iya Key, lebih baik besok Jakarta kamu yang pimpin. Aku gak yakin deh kalau Bella yang pegang"
"Apasih sama aja kok, kita pulang yuk lagian kita udah tembus target kan" anakku
"Okey deh"
"Eh kalian mau kemana? " teriak Bella
"Pulang lah kita hari ini closing 50 berkat Keyna, kamu malah asyik-asyik lihat promosi orang lain"
"Enak aja ya, aku juga sambil promosi ke mereka"
"Udah-udah kita balik aja gausah dengerin mereka"
"Tunggu.... " teriak Bella
"Apalagi sih Bel? "
"Besok event Jakarta kamu yang pegang, barusan pak Budi bilang dia mau ada acara penting dan minta aku buat mendampinginya"
"Hah seriusan Keyna sama kita?" teriak Citra tim marketing ku
"Horee.... selamat deh kita" imbuh Hana
"Ya udah kalau gitu kita balik deh, kita prepare buat besok"
Aku dan Hana hari ini berniat untuk pulang ke rumah masing-masing, selain untuk packing beberapa barang kami juga berniat meminta izin pada orang tua. Sengaja hari ini kami menyewa taksi online agar bisa pulang bersama sekaligus menghemat biaya, jarak rumahku dan Hana hanya beberapa rumah saja sehingga memudahkan kami jika ingin berangkat bersama.
Setibanya dirumah aku pun membereskan beberapa barang yang akan ku bawa besok, setelah selesai akupun pergi mandi. Baru saja aku keluar dari kamar mandi Ayu berlari menghampiriku
"Mbak... mbak Keyna"
"Ada apasih Yu, kamu ini bikin kaget aja"
"Mas-mas yang anterin mbak kemarin datang kesini"
"Hah siapa? "
"Pacar mbak Keyna itu lho"
"Pacar? "
Aku berjalan menuju teras dengan handuk yang masih tersampir di bahuku, terlihat Rian datang membawa beberapa papper bag yang di letakkan di atas meja yang ada di depan rumah.
"Tuan Rian"
"Nona Keyna"
"Key teman kamu di suruh masuk, biar ibu buatkan minum" ucap ibu sembari mempersilahkan Rian masuk
"Masuk tuan Rian"
"Panggil Rian saja nona"
"Tidak saya tidak bisa"
"Saya justru tidak enak jika nona Keyna memanggil saya seperti ini"
"Okey, kalau begitu kamu juga panggil Keyna saja"
"Tapi nona"
"Tidak ada penolakan"
"Baiklah nona, maaf Keyna. Namun saya tetap akan memanggil dengan nona ketika di hadapan tuan"
"Terserah kamu saja"
Ku persilahkan Rian masuk, ku lihat wajahnya tetap tenang meski seperti sedang bertamu ke rumah calon mertuanya. Ku lirik papper bag berisi beberapa barang-barang mewah.
"Apa ini? " tanyaku
"Tuan meminta saya mengantarkan ini"
"Untuk apa? "
"Sebagai tanda permintaan maaf tuan pada Keyna"
"Tidak perlu, saya tidak membutuhkannya"
"Tuan akan marah jika anda menolaknya"
"Bilang saja aku menolak"
"Tapi Keyna"
"Kalau begitu tinggalkan alamat kantor tuan Faren, saya akan datang jika sempat"
Rian mengeluarkan secarik kertas berupa kartu nama tuan Faren, saat ibu datang membawa minuman akupun bersikap seolah-olah telah akrab dengan Rian.
"Silahkan diminum nak Rian"
"Terimakasih tante"
"Oh ya nak Rian ini teman satu kerjaan Keyna?"
"Bukan bu, Rian ini teman atasan Keyna"
"Ouh begitu, sudah lama kenal? "
"Ba..... "
"Sudah, sudah lama" sahut ku sebelum Rian selesai berbicara
"Key ibu tanya nak Rian malah kamu sibuk menjawab"
"Oh ya Rian, bukankah kamu tadi bilang ada pekerjaan lain sehingga tidak bisa berlama-lama? "
"Iya benar tante, saya harus pamit karena ada pekerjaan lain"
"Oh begitu, yasudah diminum dulu tehnya"
"Baik tante"
Setelah meminum teh itu Rian berpamitan dan pergi, aku dapat bernafas lega karena akhirnya ibu tidak bertanya banyak hal lagi. Namun sekarang pandangannya berubah pada dua tottebag yang berjajar di atas meja ruang tamu
"Ini apa Key? "
"Oh itu titipan bu, punya Bella teman kantor Keyna"
"Kenapa dibawa kesini? "
"Ya Rian gak tahu rumah Bella, jadi dia nitip ke Keyna buat di berikan padanya"
"Jadi nak Rian ada hubungan dengan Bella teman kamu itu?"
"I iya seperti ibu"
"Kamu ini, ibu kira nak Rian pacaran sama kamu"
"Ibu ini apaan sih, udah ya Keyna ke kamar dulu mau istirahat. Lagi pula besok harus berangkat pagi-pagi"
"Ya sudah kalau begitu kamu tidur sayang, jangan kelelahan"
"Iya bu, selamat malam bu"
"Malam Key"
Aku pun masuk dan meletakkan tottebag berisi sepatu dan tas bermerk itu di atas meja yang ada di dalam kamar, aku tidak tahu apa maksud tuan Faren mengirimkan barang-barang ini padaku. Sengaja sedari tadi pesan darinya tak ku baca dan aku malas sekali rasanya mengingat kejadian tadi siang yang seolah-olah dia dapat berbuat seenaknya. Ku matikan lampu kamar dan segera memejamkan mata agar besok tidak kesiangan.
...BELLA...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments