Seperti biasa Hana selalu kepo kemana aku pergi setiap menginap di kosan miliknya, dengan nada bercanda ia menggodaku
"Habis pergi sama siapa Key? Dimas ya"
"Apaan sih Han, enggak"
"Udah jujur saja, kalau memang dia orang yang selama ini ada di hati kamu"
"Enggak, ih kamu ni. Aku mandi dulu ya, oh ya pinjem baju kamu seperti biasa"
Kebetulan ukuran kami sama sehingga untuk bekerja pun setiap aku lupa bawa baju Hana selalu meminjamkan miliknya begitupun sebaliknya, setelah selesai mandi ku sisir rambut dan mengajak Hana yang tengah memainkan ponselnya di atas ranjang untuk pergi mencari makan.
"Han.... "
"Hmm"
"Makan yuk"
"mau makan apa Key? yang murah-murah aja ya"
"Tumben, biasanya si paling bingung nyari menu"
"Biasa tanggal tua"
"Dih bentar lagi, udah ah ayo laper ni"
"Iya-iya bentar"
Kamipun turun dan berjalan kaki menuju depan gang yang jaraknya hanya beberapa langkah dari kos, pilihan kami jatuh pada ketoprak yang selalu menjadi langganan ketika aku menginap disini.
"Han.. "
"Apaan"
"Kamu masih pengen merantau gak sih? "
"Pengen lah, tapi kamu tahu sendiri kan nyari kerjaan susah. Kenapa emang?"
"Kalau di pikir-pikir kayaknya aku juga harus merantau deh Han"
"Lah ngapain? gaji kamu lebih dari cukup deh Key buat hidup"
"Bukan masalah itu"
"Lalu? "
"Beberapa bulan lagi Ayu akan masuk Perguruan tinggi, biaya kuliahnya juga akan besar karena ibu pengen dia masuk fakultas hukum"
"Iya juga sih, lagian si Ayu mau kalau kuliah di universitas itu? "
"Ya tadinya gak mau, tapi setelah ku bujuk dengan alasan aku akan membayar setiap biaya kuliahnya maka dia mau deh"
"Beruntung tuh si Ayu punya kakak kek kamu, coba kakak ku pada begitu. Menawarkan untuk membiayai pendidikan adiknya ini, pasti aku gak akan berakhir disini"
"Oh nyesel kerja sama aku? "
"Ya bukan gitu Key, aku gak habis pikir aja kakak pertamaku kamu tahu sendiri kan nikah sama janda bahkan rumahnya jauh. Sementara yang satunya kerja kadang pilih-pilih dan duit habis buat pacarnya"
"Kita emang selalu ada kesulitan masing-masing ya Han, ku harap hidup kita berubah tahun depan"
"Kamu pikir power rangers? "
"Ya siapa tahu di ijabah sama yang di atas"
"Serah kamu deh Key"
Setelah selesai menyantap makan malam kamipun kembali ke kos dan beristirahat.
*
Keesokan harinya saat aku baru saja datang ke kantor tiba-tiba pak Budi memanggilku untuk ke ruangannya, aku kaget karena menurutku sejak kemarin aku tidak membuat masalah sampai akhirnya harus berujung menghadapnya sepagi ini. Dengan jantung yang berdegup cukup cepat aku datang ke ruangannya, ku ketuk pintu dan Bella membukanya untukku
"Masuk Key" ucap Bella dengan nada sedikit dingin
Aku masuk dan melihat tuan Faren bersama sekretarisnya yaitu Doni sedang duduk di hadapan pak Budi
"Keyna kamu sudah datang" ucap pak Budi
"Iya Pak, ada apa ya saya di panggil kemari? "
"Ini tuan Faren kemari untuk mengantarkan dokumen kerjasama kita, sekaligus dia ingin bertemu denganmu. Katanya ada beberapa hal yang masih belum ia pahami mengenai produk, jadi beliau ingin kamu menjelaskan ulang secara detail"
"Disini pak? "
"Bagaimana sembari kamu tunjukkan contoh barangnya? masih ada beberapa kan di gudang? "
"Iya Pak"
"Oke kamu bisa bawa tuan Faren kesana"
"Baik Pak, kalau begitu mari tuan"
"Doni kamu tunggu sini dan selesaikan kontraknya, saya akan lihat sendiri " perintah tuan Faren
"Baik tuan"
Kami turun ke lantai satu menuju gudang penyimpanan barang yang ada di paling belakang gedung, sepagi ini para karyawan bagian gudang memang belum berdatangan. Aku meminta kunci pada security lalu berlenggang kesana, sesampainya di gudang ku perlihatkan beberapa barang yang akan di beli oleh tuan Faren
"Silahkan tuan ini contoh barangnya"
Tuan Faren justru menatapku dengan sorot mata tajamnya seperti biasa, dia diam sambil terus melangkah maju hingga membuatku mundur dan tersudut.
"Tu tuan.... "
"Keyna Eliza Alatas, harus saya apakan kau sehingga membuatku tidak bisa berhenti memikirkanmu"
"Maksud tu tuan.... "
"Saya sangat tertarik padamu, bahkan dua hari ini saya tidak ada hentinya memikirkanmu"
"Tuan sungguh lucu, untuk apa memikirkan saya"
"Lucu bukan? bahkan hal seperti ini sampai terpikirkan pada saya agar bisa melihat kamu lebih lama"
Aku benar-benar sudah berada di sudut tumpukan kardus-kardus berisi barang, tuan Faren membentangkan tangannya di setiap sisi sembari masih terus menatapku
"Tu tuan.... tolong hentikan"
"Hentikan? setelah kamu meracuni otak saya dengan parasmu ini? jawablah saat saya mengatakan bahwa saya menyukai kamu apa respon kamu? "
"Jangan bercanda tuan, untuk apa menyukai karyawan rendahan sepertiku? "
"Itu bukan masalah, pada intinya apa kamu juga memiliki perasaan yang sama terhadap saya"
"Sa saya mana be berani tuan"
"Kenapa? "
"Saya lebih takut kehilangan pekerjaan ini dari pada harus memenuhi keinginan saya sendiri"
"Kalau memang kamu bisa mewujudkan keinginan kamu apakah kamu mau menjadi milik saya? "
"Maksud tu tuan...? "
"Saya ingin kamu jadi milik saya Key, saya ingin kamu menjadi pasangan saya"
"Tuan ini terlalu cepat untuk mengatakan rasa suka, kita baru beberapa kali bertemu bahkan pengenalan saja tidak cukup untuk menumbuhkan rasa cinta"
"Oh Ngomong-ngomong soal cinta saya akan beri waktu kamu sebulan, selama itu kita akan sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Apakah dengan begitu kamu bisa menumbuhkan rasa cinta itu pada saya?"
"Tuan jangan membuat lelucon"
"Jawab Key, kamu bersedia atau tidak? "
Suara derap langkah kaki memasuki ruangan yang sama, itu sudah pasti para karyawan gudang. Jika mereka sampai melihat kami sedang melakukan hal yang tidak pantas ini pasti akan menjadi berita yang sangat memalukan dan berimbas pada pekerjaanku
"Tuan tolong lepaskan saya"
"Saya akan lepaskan setelah kamu menjawabnya, ya atau tidak? "
"Tuan, jika ada yang melihat kita sedang seperti ini maka akan menjadi pemberitaan nantinya"
"Saya tidak peduli, ya atau tidak"
"Kalau saya jawab tidak apa yang tuan lakukan? "
"Mungkin akan ada pemberitaan lebih besar seperti seorang karyawan terpergok sedang bermesraan dengan rekan bisnis atasannya di sebuah ruangan"
"Tolong jangan lakukan itu tuan, saya butuh pekerjaan ini"
"keputusan ada di tangan kamu, ya atau tidak? "
"Tuan.... "
"Sepertinya ada seseorang di dalam sini... " ucap seorang karyawan
"Keyna dari tim marketing, security memberitahuku tadi saat mau mengambil kunci" jawab rekannya
"Bagaimana Key...? "
"Mbak Keyna..... " panggil karyawan gudang
"Tuan tolong.... "
Tuan Faren hanya tersenyum dengan seringai menakutkan di ujung bibirnya, sedangkan derap langkah kaki itu semakin mendekat ke arah kami. Aku tidak tahu harus berbuat apa, jangan sampai mereka melihat kami sedang dalam posisi yang tidak sepantasnya ini
"Mbak Keyna..... "
Suara itu semakin dekat kira-kira hanya berjarak lima langkah dari posisiku sekarang, terlihat tuan Faren masih tidak gentar dengan niatnya sehingga membuatku begitu panik.
...DONI...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments