Setibanya dirumah Rian membuka pintu untukku, ibu dan Ayu keluar dari rumah kontrakan yang hanya berukuran beberapa meter itu dan menatap ku yang turun dari mobil. Baru kali ini aku di antarkan pulang menggunakan mobil sehingga para tetangga ikut merumpi menyaksikannya, tatapan penuh tanda tanya tergambar dari ekspresi ibu yang sudah dua hari ini melihat putrinya tidak pulang
"Nona Keyna kalau begitu saya pamit dulu"
"Tidak mau mampir dulu tuan Rian? "
"Tidak nona, terimakasih"
"Sama-sama nona"
Dengan menganggukkan kepala kepada ibu yang masih tetap menunggu berdiri di teras Rian pun pergi meninggalkan halaman rumah. Nampak ibu tersenyum kecil lalu melihatku yang berjalan menghampirinya
"Dari mana saja Key? "
"Maaf Bu, kemarin Keyna sudah bilang ke Ayu kalau menginap di kos Hana. Keyna harus lembur event"
"Lalu siapa pria tadi? "
"Oh, dia.. "
"Pacar ya kak" celetuk Ayu
"Bukan" jawabku tegas
"Sudah-sudah kita masuk, gak enak jadi tontonan para tetangga"
Kami bertiga lalu masuk ke dalam rumah, aku kemudian membersihkan diri dan kembali ke dalam kamar.
"Baju baru ya mbak? " tanya Ayu yang menungguku di depan televisi
"Apasih Yu... "
"Bagus mbak, branded juga. Mbak habis jalan-jalan? "
"Enggak, kata siapa? Ibu dimana Yu? "
"Di kamar"
Aku berjalan menuju kamar ibu dan mengetuk pintu sebelum akhirnya masuk ke dalam kamarnya, ku lihat ibu memangku kotak perhiasan miliknya
"Bu, kenapa dengan perhiasannya? " tanyaku yang duduk di depan ibu
"Kalau ibu jual bagaimana Key? "
"Loh kenapa di jual bu? itukan tabungan ibu"
"Ini kan juga kamu yang belikan, rencananya ibu mau belikan motor supaya kamu tidak perlu kesusahan ketika lembur"
"Astaga bu, tidak perlu. Keyna bisa kok bareng Dimas setiap hari"
"Tapi kalian kan tidak seharusnya selalu bersama seperti itu Key, semua tetangga mengira kalian pacaran bahkan banyak yang berharap kalian memenikah"
"Apasih bu, Keyna sama Dimas cuma berteman"
"Itukan cuma asumsi kalian Key, tapi orang-orang"
"Sudahlah bu gausah di pikirkan, intinya Keyna dan Dimas tidak ada apa-apa"
"Apa laki-laki tadi pacar kamu? "
"Haa ibu apaan sih? "
"Kalau memang benar tidak apa kok Key, lagi pula usia kamu sudah waktunya menikah"
"Enggak ah bu, Keyna masih ingin kerja masih ingin belikan ibu ini itu"
"Key sayang, kamu kapan memikirkan dirimu sendiri. Jangan terus menerus memforsir diri untuk memikirkan kebahagiaan orang lain"
"Bu, Ayu dan ibu adalah satu-satunya yang Keyna punya. Siapa lagi yang akan Keyna bahagiakan kalau bukan kalian? "
"Sudah cukup Key, sudah cukup kamu membahagiakan kami. Sekarang saatnya kamu pikirkan diri sendiri"
"Udah ah bu, Keyna capek gak mau debat Keyna ke kamar dulu ya bu"
Setibanya di kamar aku mendapati ponselku yang terus berdering, aku melihat nama tuan Faren di atas layar. Buru-buru ku jawab panggilannya itu
"Halo tuan Faren"
"Keyna, dari mana saja?"
"Saya baru selesai mandi, ada apa tuan?"
"Kamu sudah memikirkan tawaran saya? "
"Tawaran? "
"Apakah kamu lupa? saya memberikan kamu waktu satu bulan untuk menumbuhkan rasa cinta"
"Tapi tuan ini baru sehari"
"Lalu apakah kesan pertama kamu? "
"Saya belum bisa memastikannya tuan, yang jelas tuan cukup baik kepada saya selama ini"
"Apakah itu bisa menjadi bahan pertimbangan untuk kamu menerima saya?"
"Saya tidak tahu tuan, bisakah anda memberi saya waktu"
"Baiklah"
"Kalau begitu saya akhiri panggilan ini tuan, saya mau istirahat"
"Baik, selamat istirahat nona Keyna"
"Terima kasih tuan"
Aku menutup telfon dengan jantung yang berdegup kencang, entah kenapa hatiku rasanya seperti di ujung tombak setiap berbicara dengan tuan Faren.
*
Keesokan harinya seperti biasa Dimas menungguku di halaman rumah
"Mbak jemputanmu udah datang tuh... " teriak Ayu menggodanya
Aku berjalan menghampiri mereka yang mengobrol di depan
"Apasih Yu.... Kamu gak bantuin ibu? "
"Iya mbak bentar lagi"
"Buruan, kasian ibu"
"Iya mbak iya"
"Yaudah mbak berangkat dulu ya Yu"
"Iya mbak"
"Yuk Dim berangkat"
Aku dan Dimas pergi diikuti suara serapan motor yang lalu lalang di sekitar kami
"Key, kata ibuku semalam kamu di antar seseorang pakai mobil ya? "
"Udah kedengar aja sampai kampung kamu Dim"
"Emang bener ya Kay? "
"Iya, sopir kantor"
"Seriusan? "
"Iya enggaklah, dia sopir atasanku kebetulan kemarin habis dari event aku pulang gak ada temen yaudah sekalian di antar aja"
"Kirain"
"Kenapa emang Dim? "
"Gak, gak apa"
"Kamu pasti mengira dia beneran pacarku ya? "
"Ha?? enggak, siapa bilang kalau dia pacar kamu? memang benar kamu udah punya pacar? "
"Apasih Dim, kamu sama ibuku sama aja. Selalu tanya soal pacar"
"Memangnya kenapa Key? bukannya usia seperti kita ini udah cocok ya kalau pacaran? bahkan nikah pun kayaknya udah pantes"
"Aku gak mau buru-buru Dim, lagian Ayu kan juga baru saja masuk Perguruan tinggi. Pasti banyaklah uang yang harus keluar untuk biaya pendidikannya"
"Iya sih Key, tapi kamu juga harus ingat umur"
Tak terasa kamipun sampai, setelah Dimas menurunkan ku di depan gerbang ia kemudian pergi menuju kantornya sendiri. Setibanya di ruangan, aku melihat bucket bunga di atas meja, nampaknya ada yang salah kirim. Ku panggil Hana yang ada di seberang ku menyeringai nakal sambil menyipitkan matanya
"Han.... "
"Kenapa?"
"Ini kayaknya ada yang salah taruh bunga deh"
"Mana mungkin sih Key? jelas-jelas nama kamu tertulis disana"
"Tapi aku gak mesen ini"
"Bilang aja kamu mau main rahasia-rahasian sama aku, kamu udah punya pacar kan"
"Pacar? enggak kata siapa"
"Terus bunga dari siapa kalau bukan pacar kamu"
Aku mengambil bucket mawar merah itu, di sana ada sebuah kertas kecil terselip yang baru aja ku lihat. Tertera sebuah tulisan GOOD MORNING MY SUNSHINE dengan di akhiri inisial F. Astaga sudah pasti ini dari tuan Faren, aku benar-benar tidak tahu jalan pikirannya sampai dia seberani ini mengirimkan bucket bunga yang berukuran cukup besar.
Sebuah telepon masuk dan bertepatan dengan Bella yang datang menghampiri ku
"Bunga dari siapa Key? salah kirim kayaknya"
ucap Bella
"Bukan urusan kamu"
"Belagu loe, baru dapat proyek gede aja udah sombong banget. Tuh di panggil pak Budi di ruangannya"
"Hmm"
"Buruan, jangan pacaran mulu"
Akupun meletakkan kembali ponselku kedalam tas dan berjalan menuju ruangan atasanku, sesampainya disana aku melihat pak Budi tengah tersenyum menyambut kehadiranku
"Permisi pak, bapak mencari saya?"
"Iya, duduk Keyna"
"Terimakasih pak, ada keperluan apa ya pak?"
"Saya mau mengucapkan selamat akhirnya tuan Faren berhasil menjadi klien terbesar kita bulan ini, beliau langsung mengambil seribu barang dan akan bertambah setiap bulannya"
"Alhamdulillah saya senang mendengarnya"
"Bonus bulan ini, pak Mitra langsung yang akan memberikannya padamu. Saya hanya ingin menyampaikan itu"
"Baik Pak terimakasih, kalau memang sudah tidak ada yang ingin di bicarakan saya permisi"
"Okey"
Aku keluar dari ruangan pak Budi dan kembali menuju meja ku, sampai akhirnya Hana memanggilku dengan gugup
"Han, kenapa? "
"Di ruang tunggu ada seseorang mencarimu"
"Siapa? "
"Aku juga gak tahu, dia kira-kira lebih tua dari kita tapi dia ganteng banget"
"Stop deh Han, ya sudah aku kesana dulu"
Aku melangkah menuju ruang tunggu, penyampaian Hana sudah menjelaskan bahwa itu tuan Faren tapi kenapa dia sepagi ini datang kemari? bukankah urusan kami sudah selesai?
...AYU...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments