Keesokan harinya pukul 05.00 mobil yang akan mengantarku ke Jakarta telah tiba, penerbangan pukul 08.00 dan harus ke Semarang terlebih dahulu memakan waktu sekitar dua jam dari tempatku. Setelah berpamitan kepada ibu dan Ayu akupun berangkat
"Yu titip ibu ya, jaga baik-baik kamu jangan bandel-bandel"
"Siap mbak"
"Keyna berangkat dulu ya Bu... " ucapku sembari memeluk ibu
Tak lupa ku peluk sahabatku Hana, air mata membasahi wajahnya yang mungil itu. Ia mengantarku sampai ke dalam mobil dan kamipun berpisah disana.
"Kalau sudah sampai kabarin ya Key" ucap Hana
"Iya Han, aku titip ibu ya Assalamu'alaikum semuanya"
"Waalaikumsalam" jawab ibu dan yang lain serentak
*
Aku tiba di Jakarta pukul 12.00 dan langsung menemui pak Mitra di kantor pusat, kedatanganku di sambut ramah olehnya.
"Duduk Key"
"Terimakasih pak"
"Selamat datang di kantor pusat, oh ya ini kesekian kalinya kamu kemari"
"Iya Pak"
"Untuk tempat tinggal saya sudah siapkan apartemen"
"Apartemen pak? bukannya mess karyawan saja? "
"Ini memang fasilitas untuk kamu"
"Ini terlalu berlebihan pak"
"Sudah tidak apa, oh ya kamu tanda tangan disini untuk pemindahan posisi setelah itu sopir akan mengantarkan kamu ke apartemen"
"Baik Pak"
Setelah menandatangani beberapa berkas akupun segera kembali menuju lobi untuk di antarkan ke apartemen, aku tidak merasa asing disini karena beberapa karyawan kantor pusat sudah banyak yang mengenalku.
*
POV FAREN
Saat selesai meeting aku mendapatkan kabar dari Rian bahwa Keyna sudah tiba di Jakarta, ternyata cepat juga tuan Mitra memenuhi permintaanku. Tanpa menunggu lama aku segera mengambil ponsel untuk berbasa-basi menanyakan kabar Keyna, karena sejak panggilan terakhir itu aku sama sekali tidak pernah menghubunginya.
"Rian.... "
"Iya tuan"
"Katakan pada Doni bahwa mulai besok segala urusan kantor dia yang handel, saya akan fokus untuk memperbaiki hubungan ini dengan nona Keyna"
"Baik tuan"
Aku sudah memiliki rencana panjang terhadapnya, kali ini aku akan benar-benar membuktikan untuk membawa dia dalam kehidupanku.
*
POV KEYNA
Aku tidak menyangka fasilitas yang di berikan oleh pak Mitra sangat di luar dugaan, apartemen semewah ini bahkan kendaraan pribadi. Meski aku belum begitu mahir dan berani mengemudikan mobil sendiri namun ia tetap menyediakan sopir untuk antar jemput kemanapun aku pergi. Setelah menelusuri isi apartemen dan meletakkan barang-barang ku putuskan untuk mandi, saat selesai dan berniat untuk berganti baju ponselku berdering dan ternyata panggilan dari tuan Faren
"Tuan Faren.... " ucapku
"Nona Keyna, saya dengar nona ada di Jakarta? "
"Benar tuan"
"Bisa kita bertemu?"
"Baik tuan"
"Saya akan menjemputmu lima belas menit lagi"
"Baik tuan"
Tunggu, menjemputku? apa dia tahu alamat apartemen ini?
"Halo tuan.... "
Tut tut tut tut
Astaga telfonnya sudah berakhir, padahal aku belum sempat menberikan alamat tempat tinggal ku.
Setelah selesai bersiap aku pun berniat pergi menuju lobi, sebuah panggilan masuk dari tuan Faren
"Hallo tuan"
"Saya sudah di lobi, apakah saya perlu ke unit kamu nona Keyna? "
"Tidak perlu tuan, saya sedang perjalanan menuju lobi"
"Baiklah saya tunggu"
Begitu lift sampai di lantai lobi akupun segera mencari dimana tuan Faren, tak ku temukan kesana kemari tiba-tiba sebuah sentuhan tangan di pinggang membuatku sangat terkejut
"Haa.... " reflek aku berteriak kecil
"Nona Keyna, kenapa?" ucap tuan Faren yang sudah di belakang ku
"Tidak, saya hanya terkejut"
"Maafkan saya jika membuat nona Keyna terkejut"
"Tidak apa tuan"
"Kita berangkat sekarang? "
"berangkat kemana? "
"Kemanapun nona Keyna mau"
"Sungguh? kalau begitu kita ke coffe shop terdekat saja. Ada yang ingin saya bicarakan dengan anda"
"Okay"
Kamipun pergi dengan mobil tuan Faren, kali ini sopirnya bukanlah Rian akan tetapi Dion.
"Nona Keyna, kenapa anda mengembalikan semua barang-barang yang pernah saya berikan? " tanya tuan Faren secara tiba-tiba
"Saya tidak berhak mendapatkan itu semua tuan"
"Kenapa nona Keyna? itu adalah hadiah dari saya untuk anda"
"Tuan, ada hal penting yang ingin saya katakan."
Mobil berhenti di sebuah coffe shop dan kamipun turun, setelah mendapatkan tempat duduk dan memesan minuman aku pun mulai membuka pembicaraan.
"Tuan... "
"Bagaimana nona Keyna"
"Saya akan melunasi biaya kuliah adik saya meski harus dengan bertahap, entah kenapa anda bisa tahu soal kuliah adik saya tersebut dan juga kenapa anda harus melunasinya padahal saya tidak meminta dan tidak pernah
membicarakan hal ini dengan anda sebelumnya"
"Tunggu nona Keyna, jadi maksud anda akan mengganti biaya yang sudah saya bayarkan untuk pendidikan adik anda?"
"Ya tuan, ini sementara ada dua puluh juta untuk cicilan pertama. Saya harap tuan bisa bersabar sampai saya bisa melunasinya, sebelumnya saya juga mengucapkan banyak terimakasih"
Aku meletakkan amplop coklat berisi seluruh uang tabungan yang ku miliki pada tuan Faren, aku tidak ingin merasa berhutang apapun kepadanya. Terlebih lagi jika nanti istrinya tahu bahwa suaminya mengeluarkan uang sebanyak itu untuk perempuan lain, pasti di pikirannya pelakor mana yang berhasil merayu suaminya.
"Nona Keyna anda tidak perlu melakukan ini"
"Saya tidak mau memiliki hutang pada siapapun tuan, tolong Terima ini"
"Baiklah,.... "
Tuan Faren terdiam sambil memainkan ponselnya, ia seperti sedang menghubungi seseorang
"Halo Doni, tolong kamu transfer lima puluh juta ke rekening nona Keyna"
Aku terkejut bukan main, untuk apa dia melakukan itu
"Tuan apa yang anda lakukan? "
"Saya hanya mengganti apa yang sudah kamu berikan pada saya"
"Tuan cukup, jangan karena anda punya harta berlebih bisa membeli apa yang anda mau termasuk kesenangan. Cukup hargai apa yang ada sekarang tuan, anak dan istri tuan menunggu anda di rumah sementara anda di luar rumah justru asyik bermain dengan perempuan lain. Saya tidak ingin menjadi salah satu dari sekian banyak perempuan perusak rumah tangga orang di luar sana"
"Tunggu, nona Keyna bagaimana kamu tahu saya sudah memiliki anak dan menikah? "
"Memang benar apa kata saya bukan? bahkan anak laki-laki seusia Hiru masih butuh sosok ayah seperti anda"
"Sungguh saya tidak pernah bercerita soal keluarga saya pada anda nona Keyna, tapi kenapa anda sampai tahu nama anak saya?"
"Karena tuan berniat menutupi semua itu"
"Hiru memang putra semata wayang saya namun kami..... "
"Sudah cukup tuan, saya harap kita tidak pernah saling bertemu lagi. Untuk uang saya akan transfer tolong kirimkan nomer rekening anda"
"Tidak nona Keyna tolong dengarkan saya"
"Saya permisi"
Aku berdiri dari kursi dan meninggalkan tempat itu, tuan Faren terlihat mengejar dan begitu juga Doni akan tetapi tuan Faren mencegah anak buahnya tersebut untuk tetap membiarkan aku pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments