Sore ini sebelum pulang kerja aku menghubungi dimas untuk memberitahukan bahwa hari ini aku tidak pulang bersama dengannya, meski mungkin ini hal yang baru bagi dimas setelah sekian pertanyaan untuk membuat dia percaya bahwa aku harus lembur untuk tutup bulan. Begitu jam pulang tiba aku segera memesan ojek online yang akan mengantarku menuju hotel tempat pertemuan dengan tuan Faren, tak tunggu lama dalam waktu dua puluh menit aku sampai disana. Masih dengan pakaian kantor yang ku kenakan saat tadi siang bertemu dengannya, hanya saja kali ini aku yakin akan mendapatkan hasil memuaskan darinya.
Setibanya di lobi hotel aku pergi ke meja resepsionis, ya benar saja tuan Faren sudah menitipkan pesan pada mereka jika aku datang untuk segera mengantarkan ke kamarnya. Sesampai di lantai lima aku segera mencari kamar nomer 217 tempat tuan Faren berada, ku ketuk pintu berwarna coklat tua itu. Terdengar suara derap langkah kaki di belakangku ternyata dia adalah Rian asisten tuan Faren
"Nona Keyna... "
"Oh tuan Rian, saya kemari.... "
"Iya nona tuan Faren sudah berpesan pada saya"
Rian berlalu menempelkan sebuah kartu ke smart lock lalu pintu di hadapanku itu terbuka
"Silahkan masuk nona, tuan Faren sudah menunggu anda di dalam"
"Terimakasih"
Begitu aku masuk Rian menutup pintu tersebut dari luar, aku mengamati setiap sudut ruangan namun tak ku temukan tuan Faren. Aku mendengar suara gemericik air mungkin ia sedang di kamar mandi, aku hanya bisa berdiri di belakang jendela sambil memandang keluar sampai akhirnya suara deheman tuan Faren mengejutkan ku. Aku membalikkan badan dan melihat pria itu setengah telanjang, hanya handuk melingkar di pinggangnya saja. Buru-buru ku balikkan badan menghadap ke jendela lagi
"Tu tuan Faren... "
"Kau sudah datang nona Keyna, silahkan duduk"
"Ba baik tuan"
Aku berjalan dengan membelakanginya, seperti kepiting yang berjalan kesamping
"Tu tuan, sebaiknya anda segera berpakaian"
"Baiklah, saya juga tidak mungkin menandatangani invoice itu dengan bertelanjang dada seperti ini yang ada kamu akan betah disini nanti" ucapnya dengan nada bercanda
Tuan Faren keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai, beberapa kancing kemejanya ia biarkan terbuka sehingga menampakkan bulu-bulu halus di dadanya itu. Aku meneguk salifa dan menundukkan pandanganku saat tatapan mata kami saling bertemu
"Baiklah sampai mana kita tadi? " tanya tuan Faren
"Ini invoice yang Anda minta tuan, dan beserta data barang yang akan anda beli"
"Lupakan itu, Rian yang akan mengurusnya. Sekarang bersantailah sejenak saya akan memanggil pelayanan kamar untuk menyiapkan makan malam"
"Tidak usah tuan, saya harus segera pulang"
"Bukankah jarak rumahmu cukup jauh dari sini, kenapa kamu tidak menginap saja? "
"Disini? "
"Kalau kamu mau, atau saya bisa memberikan kamar lain untuk kamu nina Keyna"
"Tidak terimakasih tuan, saya akan menginap di kos teman ku"
"Bagaimana jika sebelum pulang kita makan malam dulu? "
"Ti..... "
"Ini bukan sebuah penawaran akan tetapi sesuatu yang harus di lakukan, sebagai tanda kerja sama kita"
"Anda ternyata tipe yang suka memaksa" ucapku dengan nada bergurau
"Katakan saja begitu"
"Baiklah, namun saya tidak bisa berlama-lama"
"Okay"
Kamipun turun ke lantai dua menuju restauran, ternyata hari sudah gelap karena tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 18.30. Kami duduk di meja yang hanya ada dua kursi, cukup dekat bahkan kami terlihat seperti adik dan kakak yang tengah makan malam bersama. Setelah pelayan menghidangkan makanan tuan Faren mempersilahkan ku untuk menyantapnya, kami menikmati malam itu dengan sedikit mengobrol santai
"Oh ya nona Keyna kalau boleh saya tahu apakah kamu asli daerah sini? "
"Iya tuan, akan tetapi rumah saya sedikit jauh dari kantor"
"Naik ojek online juga? "
"Saya bersama teman satu kampung tuan, kebetulan kami bekerja di daerah yang sama"
"Kamu berapa saudara? "
"Dua tuan"
"Kakak? "
"Adik perempuan"
"Ouh, lalu orang tua? "
"Ibu berdagang di kantin sekolah"
"Ayah? "
"Dua sudah lama tiada"
"Saya turut berduka cita"
"Tidak apa tuan, semua sudah berlalu"
"Nona Keyna.... "
"Iya tuan"
"Mengenai percakapan kita tadi siang..... "
"Percakapan? "
"Soal saya yang.... "
"Tuan, sepertinya sudah agak malam. Saya harus segera pulang, jika terlalu malam saya takut ojek online akan susah di dapatkan"
"Baiklah, biar Rian mengantarkan kamu pulang"
"Tidak perlu tuan"
"Sudah tidak apa, saya akan tenang untuk memastikan kamu sampai di tujuan"
"Baiklah jika tuan Faren memaksa"
Kami berdiri dan menuju lobi, selama di dalam lift tuan Faren memainkan ponselnya sementara aku menghibur diri dengan menatap ke arah angka lantai. Sesampainya di lobi Rian menemui kami, mobil sudah siap di halaman hotel. Setelah berpamitan pada tuan Faren aku dan Rian berlalu pergi menuju mobil, ia membuka pintu penumpang dan mempersilahkan ku masuk.
"Saya duduk di belakang? " tanyaku padanya
"Memang peraturannya begitu nona"
"Baiklah"
Aku segera masuk dan Rian pergi ke kursi pengemudi, mobil melaju begitu ku beri tahu alamat tempat kos Hana berada. Selama perjalanan hanya sunyi senyap yang menghiasi suasana di dalam mobil, tidak ada musik ataupun obrolan antara aku dan Rian.
"Tuan Rian, bolehkah saya bertanya? "
"Iya nona, ada yang bisa saya bantu? "
"Tuan Faren asli sini ya? "
"Tidak nona, tuan asli Jakarta beliau kemari hanya untuk mencari beberapa perlengkapan kantor yang akan di buka beberapa bulan lagi"
"Sepertinya dia orang yang baik dan pekerja keras"
"Belum pernah saya temui orang sebaik tuan" jawab Rian membuatku tertawa
"Kenapa nona? " tanya Rian lagi
"Tidak, hanya saja kesetian Anda kepada tuan Faren begitu tinggi"
Rian hanya tersenyum, waktu terasa begitu cepat saat kami asyik mengobrol. Kami sudah tiba di depan kos Hana, Rian membuka pintu untukku lalu security kos keluar menyambut kami
"Terimakasih atas tumpangannya tuan Rian"
"Sama-sama nona, sudah tugas saya"
"Tolong sampaikan pada tuan Faren jika dokumennya paling lambat besok untuk di kirim ke email perusahaan"
"Baik nona, kalau begitu saya permisi"
Ku lihat mobil sedan mewah itu pergi meninggalkan kos Hana, security menghampiriku dan memintaku melapor dan mengisi buku kunjungan. Aku di persilahkan masuk dan segera ku hampiri kamar Hana di lantai dua, terlihat dia sangat senang karena aku menginap untuk malam ini. Sejujurnya aku dan Hana memang sedang berencana untuk merantau keluar kota untuk memperbesar penghasilan, membayangkan bisa tinggal satu kamar mungkin akan lebih menyenangkan lagi. Akan tetapi aku masih belum tega meninggalkan ibu sampai nanti Ayu selesai di terima di perguruan tinggi dan bisa membantu ibu.
...RIAN...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments