Aku sampai di kantor dan mendapati Bella sedang berdiri di meja admin, menatapku yang baru datang dengan berkacak pinggang.
"Anak emas bukannya jadi contoh malah datang gak tepat waktu" celotehnya
"Dimana pak Budi? " tanyaku padanya
"Kenapa cari pak Budi?"
"Dimana? "
"Aku tanya ngapain cari pak Budi? " jawab Bella lagi dengan nada yang semakin tinggi
Aku berlalu pergi dari hadapannya dan menuju ruangan pak Budi, sesampainya disana aku melihat ia sedang berbicara dengan seseorang.
"Permisi pak" ucapku setelah mengetuk pintu
"Hey Keyna masuk, kebetulan kamu ada disini"
"Maksudnya pak? "
"Kenalkan, ini Rama kepala tim satu pengganti kamu"
"Pengganti saya pak? maksud bapak gimana ya?"
"Kamu akan di transfer ke Jakarta mengganti pak Romeo"
"Memangnya ada apa dengan pak Romeo? "
"Dia di jadikan kepala di kantor baru yang ada di Surabaya, kamu di tunjuk oleh pak Mitra menjadi penggantinya"
"Tapi pak"
"Ini perintah langsung dari pak Mitra, jika kamu keberatan bisa langsung hubungi beliau"
"Halo nona Keyna, saya Rama" ucap Pria berkacamata dengan tampilan agak culun itu
"Keyna"
"Mohon bantuannya"
"Keyna sebulan sebelum kamu di transfer ke Jakarta tolong ajari Rama semua yang harus dia kerjakan dalam menjadi kepala tim kamu"
"Pak saya butuh waktu untuk memikirkan ini"
"Saya sudah bilang silahkan negosiasi dengan pak Mitra langsung"
"Baik pak, kalau begitu saya permisi"
Aku keluar dari ruangan pak Budi dengan amarah yang cukup tinggi, kenapa keputusan ini di ambil secara sepihak tanpa pemberitahuan kepadaku terlebih dahulu.
Aku duduk di kursiku, Hana melihatku yang agak muram dan diam.
"Kenapa kamu Key?"
"Han, aku jadi merantau"
"Hah serius? kamu mau resign? kok gak ngajak-ngajak sih Key? "
"Bukan resign lebih tepatnya di transfer ke kantor pusat"
"Wah enak sekali, aku juga mau ikut"
" tapi aku belum siap aku belum bisa ninggalin Ayu dan ibu sendirian"
" lalu kamu mau menunggu sampai kapan Key? ini kesempatan besar buat kamu, tahu sendiri kan rata-rata gaji minimum di Jakarta seberapa? kamu bisa lebih cepat mengubah hidup kamu bahkan kamu bisa membiayai kuliah Adik kamu"
" tapi kan biaya hidup di sana juga mahal Han"
" coba kamu tanya dan negosiasi ke Pak Mitra siapa tahu ada mess karyawan"
" aku memang harus bernegosiasi dengan Pak Mitra lagi pula keputusan ini diambil secara mendadak bahkan tanpa sepengetahuanku"
" kalau aku jadi kamu sih key aku akan terima tawaran ini kapan lagi ya kan bahkan gaji di sana bisa kamu pakai buat mengubah hidup"
Aku terdiam mendengar penuturan Hana barusan Memang benar aku sedang membutuhkan uang untuk membiayai hidup dan memperbaiki ekonomi tapi untuk tinggal jauh dari rumah rasanya aku benar-benar belum siap.
*
setelah kukirim pesan kepada Pak Mitra selang Dua jam dia pun menghubungiku dering ponsel yang sedang aku tunggu akhirnya terjawab
" Halo Key Ada apa kata pak Budi kamu mencari saya"
" benar pak Maaf jika saya mengganggu waktunya saya ingin bertanya soal pemindahan tugas saya di kantor pusat"
" Oh iya kenapa Key kamu keberatan dengan hal itu? "
" Saya hanya merasa kenapa sebelumnya tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada saya Pak kenapa ini begitu tiba-tiba? "
" memang Ki tadinya saya tidak ada rencana untuk mentransfer kamu ke kantor pusat tapi saya ada urusan di luar kota dan saya butuh Romeo untuk menjalankan kantor di Surabaya yang baru buka kemarin dan kebetulan Romeo juga merekomendasikan kamu sebagai gantinya"
" Jadi begitu ya pak tapi kalau boleh saya tahu apa ada mess untuk karyawan Pak"
" kalau memang kamu yang meminta saya akan menyediakannya jadi bagaimana apakah kamu siap Key? "
" Saya akan hubungi lagi besok Pak saya perlu bicara kepada orang tua dan keluarga terlebih dahulu"
" Baiklah saya tunggu kabar baiknya begitu kamu siap saya akan segera mengirimkan tiket dan juga fasilitas yang kamu butuhkan selama berada di sini"
" Baik Pak terima kasih kalau begitu saya akhiri panggilan ini"
Aku benar-benar merasa bingung,di satu sisi aku memang membutuhkan pekerjaan ini apalagi tawaran gaji kantor pusat sangat menggiurkan.Akan tetapi aku tidak bisa meninggalkan Ibu sendirian bersama Ayu, dia pasti akan begitu sibuk mengurus kuliahnya.
*
Sepulangnya dari kantor aku mendapati ibu yang sudah menunggu di ruang tamu, dengan kwitansi pembayaran kuliah Ayu di tangannya
"Assalamu'alaikum bu" ucapku
"Waalaikumsalam, duduk sini Key ibu mau bicara"
"Iya bu, ada apa"
"Kamu sudah melumasi biaya kuliah adik kamu sampai akhir, dapat uang dari mana kamu? "
"Itu bu sebenarnya teman Kena yang bayar semuanya, dia berbaik hati meminjamkannya dan akan Kena ganti secara bertahap"
"Key kamu tidak perlu memaksakan diri, uang segini itu sangat banyak. Ibu tidak mau kamu terus membanting tulang hanya memikirkan kami, kamu juga berhak bahagia ndok"
"Gak apa-apa bu, Keyna sudah janji akan membiayai pendidikan Ayu agar dia bisa merubah ekonomi keluarga kita"
"Ndok, kamu sudah cukup berkorban selama ini. Sekarang pikirkan kebahagiaan kamu"
"Kebahagiaan ibu dan Ayu itu juga kebahagiaan Keyna bu"
"Ibu tahu, sekarang ibu ingin kamu juga memikirkan masa depan kamu sendiri. Temukan tambatan hatimu dan menikah, ibu juga ingin segera melihat kamu menjalani hidup bahagia"
"Iya bu nanti, belum saatnya saja"
"Ibu sudah merestuinya, apalagi kita dan keluarga Dimas sudah saling dekat sejak lama"
"Loh bu kok jadi ke Dimas?"
"Mbak, sudah pulang? " ucap Ayu yang langsung menghampiriku dan mengecup tanganku
"Iya Yu" aku agak terkejut karena tidak biasanya Ayu seperti ini
"Mbak, makasih banyak ya mbak sudah sangat berkorban untuk Ayu"
"Sama-sama Yu, kamu yang rajin belajarnya. Jangan kecewakan mbak"
"Iya mbak, oh ya mbak teman mbak yang namanya Faren itu baik ya"
"Hah.... kamu kok tahu? "
"Dia kan yang sudah minjemin mbak uang buat bayar kuliah aku sampai wisuda"
"Oh iya"
"Kamu ajak dia kemari Key, ibu akan masakan apapun untuknya sebagai tanda terimakasih"
"I iya bu lain kali"
"Jadi kak Faren atau kak Dimas mbak? "
"Ayu apaan sih, enggak ada apa-apa antara mbak dan Dimas"
"Cielah malu, semua orang kampung udah tahu kok kalau mbak ada hubungan special dengan kak Dimas"
"Udahlah Yu, bu Keyna masuk kamar dulu ya"
"Iya ndok"
Aku menutup pintu kamar dan merebahkan diri di atas ranjang, aku teringat tawaran pak Mitra tadi. Kenapa tidak ku bicarakan sekalian dengan ibu dan Ayu tadi soal tawarannya, mungkinkah mereka merestui keputusan ini? tapi bagaimana jika aku ke Jakarta? ibu dan Ayu? tidak ada sanak saudara yang bisa ku percaya disini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments