10

Gamaliel Angkasa Wijaya. Salah satu anggota geng 0 yang saat ini paling banyak memiliki penggemar. Setelah Anzel, si ketua geng, yang tak lagi single, Gama menjadi pilihan selanjutnya untuk digandrungi cewek-cewek seantero SMA Bina Bangsa.

Wajah tampan Gama yang memiliki setitik darah keturunan bule, melipat gandakan pesonanya. Gama juga satu-satunya anggota geng 0 yang paling urakan, badboy but jenius, begitulah julukan yang sesuai untuknya. Satu-satunya anggota geng 0 yang masuk ke kelas IPA dan mendapat peringkat 5 besar secara keseluruhan.

Gama hanya terlalu banyak bermain-main, padahal semua orang yakin, kemampuan akademisnya bisa lebih maksimal jika ia mau. Gama lebih suka menekuni cabang olahraga renang dan taekwondo. Terbukti, ia mengkoleksi banyak piala penghargaan memenangkan berbagai kompetisi olahraga renang dan taekwondo sejak duduk di bangku SMP.

Seharusnya Gama mudah saja mendekati perempuan manapun yang ia mau. Kriteria cewek yang dia mau memang cewek-cewek kalem dan lugu. Namun, sekalem dan selugu apapun cewek di sekolahnya, siapa yang tak kepincut kalau Gama sudah masuk ke mode merayu. Pesona seorang Gamaliel tak terbantahkan.

Tapi kali ini berbeda. Ada yang mengganjal di hati remaja 18 tahun itu. Sejak pulang dari ulang tahun Amanda waktu itu, pikirannya dipenuhi oleh bayang sosok gadis bernama Celsa. Pacar pura-puranya.

Tanpa alasan yang jelas, ia terus memeriksa laman chat yang belum terbalas hingga detik ini. Padahal dichat terakhirnya, Gama secara tulus meminta maaf pada gadis itu karena telah asal menuduh Celsa mencelakai Meyza. Namun, jangankan diterima permintaan maafnya, dibalas satu hurufpun tidak.

Harga diri Gama terluka? Iya. Tapi yang lebih parah dari itu, Gama merasa tak tenang. Wajah Celsa, tawa Celsa, tangisan gadis itu, setiap umpatan kasar Celsa, bahkan rasa manis bibir Celsa terus berputar-putar di kepala Gama. Ciuman di malam ulang tahun temannya waktu itu teramat kuat membekas di memori Gama.

Siang tadi, ketika ia baru turun dari rooftop sekolah dan akan kembali ke kelas, Gama berpapasan dengan Celsa di koridor lantai 3. Gama menghela nafas kesal melihat raut wajah Celsa yang menyiratkan seolah Gama adalah makhluk astral yang tak kasat mata. Dengan impulsif lelaki itu mencengkram lengan Celsa, hingga gadis itu terpaksa menghentikan langkah.

"Apaan sih lo?"

"kenapa lo ga bales chat gue?"

"Kenapa harus gue bales?" ketus Celsa dengan tatapan menantang yang amat menyebalkan di mata Gama.

"Gue udah minta maaf ya ke elo!" Gama tak mau kalah.

"Waktu gue ngejelasin kalau gue ga ndorong Meyza, emang lo mau dengerin gue?! Sekarang lo minta maaf, dan nyuruh gue harus bales chat lo? Sakit jiwa!" Celsa terkekeh setelah mengucapkannya. Sungguh ia ingin menertawai keegoisan Gama.

Gama tau dirinya yang salah. Mengingat betapa paniknya Celsa saat Meyza tercebur di kolam dari rekaman video Dion. Lalu tanpa tendensi apapun, Gama menuduh Celsa yang mendorong Meyza. Ia pun bersikap kasar pada gadis itu. Mendorongnya sampai nyaris terjerembab ke jalan dan meninggalkannya di hotel seorang diri. Tanpa tau bagaimana cara Celsa bisa kembali pulang malam itu.

"Karna itu gue minta maaf. Kurang? Mau lo apa sebenarnya?" cecar Gama. Cengkramannya menguat, tak ingin Celsa pergi menghindarinya.

"Gue gak peduli! Mau gue, kita gak berurusan lagi. Jelas?"

Gama bergeming. Membiarkan Celsa menghempaskan lengannya dan pergi menjauh. Ada rasa tidak rela saat Celsa mengatakan tidak mau berurusan lagi dengannya. Sudah gilakah ia? Apa ruginya jika tidak berurusan lagi dengan ja*lang kecil itu?

Toh, urusannya dengan Celsa memang sudah selesai. Anzel tidak pernah berani menemui Celsa lagi. Gadis itu juga benar-benar sudah memblokir nomor Anzel dan semua sosial medianya. Meyza pun sudah tidak pernah lagi mengeluhkan sikap Anzel. Jadi apa salahnya?

Tapi Gama seolah baru melihat sisi menarik dari seorang Celsara Arkadinata. Perempuan yang katanya bar-bar dan binal itu, entah kenapa terus mengusik pikiran Gama. Seolah tak mau lekang, Gama justru bersikap aneh demi menarik perhatian gadis unik itu.

Ia membiarkan cewek-cewek centil di sekolahnya mendekatinya dengan mudah. Ia sengaja memberi akses pada Alisha, Shella, dan beberapa cewek lain duduk di dekatnya, bergelayut manja di lengannya. Bak playboy sejati yang tak punya hati.

Ia sesekali melirik ke arah Celsa. Berharap Celsa melihatnya dengan sedikit saja rasa cemburu di pancaran netranya. Tapi nihil. Jangankan cemburu, Celsa bahkan tidak menggubrisnya sedikitpun.

...----------------...

Brakk !!

Gama berjingkat. Pintu kamarnya dibuka dan dihentakkan dengan keras. Gama yang sedang melamun di balkon kamar seraya merokok spontan berdiri.

"Papi.. Ngagetin aja sih." gerutunya lirih, begitu tau yang masuk menerobos ke kamarnya adalah kedua orang tuanya. Cepet-cepat ia membereskan meja yang berantakan di depannya. Tangannya menggerus batang rokok yang masih tersisa setengah. Kemudian duduk kembali seolah tak terjadi apa-apa.

"Lihat, Mi.. Anak ini semakin seenaknya saja." tunjuk sang ayah. Maminya hanya menggeleng lemah. Wanita yang masih tampak cantik di usia senjanya itu menatap sendu sang putra.

"Ayo, El.. Keluar ke depan. Mami sama papi mau ngobrol sama kamu."

Gama menurut. Ia berjalan ke ruang tengah unit apartmentnya mengekori langkah kedua orang tuanya. Ia sudah bisa memprediksi apa yang akan dibahas mami dan papinya hari ini.

"Papi denger kemarin lusa kamu ke club sama teman cewekmu. Benar?" tuding Daniel Wijaya, sang ayah, begitu mereka duduk di sofa santai ruang tengah apartment.

Gama tak ingin mengelak. Ia mengangguk seraya menundukkan kepala

"Papi kecewa, El. Kamu sudah tau peraturan dari papi. Tapi masih saja kamu langgar."

"Kenapa El?" kali ini mami Marsya yang bertanya. Ia kecewa pada putra kesayangannya. Dulu, ia yang meyakinkan sang suami jika Gamaliel bisa dipercaya, dan diijinkan tinggal sendiri di apartment.

"Maafin El, Mi.. Pi.." jawab Gama. Tidak ada yang bisa ia katakan selain memohon maaf. "Tapi mami dan papi bisa percaya sama El. El sama sekali ga aneh-aneh. El bahkan ga minum alkohol setetes pun."

Papi Daniel melotot. "Ga aneh-aneh gimana? Kamu bahkan ke club sama temen cewekmu kan? Siapa namanya? Sella?"

"Dia pacar kamu, sayang? Siapa yang ngajarin kalau punya pacar dibawa ke club?" tanya Mami Marsya.

"Eh, engga Mi.. Bukan. Sumpah. Dia cuma teman sekolahku. Kita gak pacaran kok..."

"Trus ngapain kamu ke club sama cewek itu?"

"Ehm....-" Gama tidak tau harus mengatakan apa. Tidak mungkinkan dia jujur pada orang tuanya, kalau ia mengunjungi beberapa club hanya untuk mencari tau keberadaan Celsa yang terkenal sebagai ratu party? Bisa dipecat jadi ahli waris kalau papinya sampai murka.. Ngeri.

"Gak bisa jawab kamu?" geram papi Daniel semakin murka. "Kesempatan kamu cuma sampai di debat english 2 bulan lagi El. Kalau performa kamu jelek, papi akan cabut apartment ini dan satu unit sebelah yang kamu pakai untuk markas."

Gama membuka mulut untuk melayangkan protes, tapi urung. Karena melihat kemarahan di netra sang ayah yang menyiratkan kekecewaan. Pun sang mami juga diam saja. Tak berniat membelanya seperti biasa.

"Tidak hanya itu, papi juga akan tarik semua fasilitas kamu. Mobil, motor, dan credit card kamu."

"Pi... Tega banget sih..." lirih Gama.

"Papi akan kembalikan semua kalau nilai ujian kamu bagus. Kalau tidak, jangan harap kamu bisa kuliah dengan uang papi.."

Gama hanya bisa mendengus. Ia paham kekecewaan orang tuanya. Gama diijinkan tinggal di apartemen dan keluar dari rumah mewahnya dengan sederet persyaratan. Salah satunya, tidak boleh menginjakkan kaki di tempat hiburan malam. Tentu alasannya karena Gama belum cukup umur.

Namun Gama juga tidak bisa menjelaskan kegilaan di otaknya. Ia menerima ajakan Sella untuk mengunjungi club malam hanya untuk mencari tau, club mana yang biasa didatangi Celsa. Gama sudah masuk ke tiga club malam dalam waktu semalam, dan belum menemukan jejak Celsa di manapun.

Gila kan?

Pernahkah Gama se-tolol ini hanya demi 1 perempuan?! Tidak pernah! Sekalipun, tidak.

'Lalu... Di club mana ratu party itu berdansa setiap hari..?'

...----------------...

BERSAMBUNG 🥀

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!