Warisan Dewi Lin Hua

Warisan Dewi Lin Hua

Chapter 1

Pagi hari yang cerah, seorang pemuda dengan karung lusuh ditangannya sedang berjalan menyusuri selokan dan tempat-tempat pembuang sampah untuk mengais botol bekas, kaleng, karton dan berbagai sampah yang dapat didaur ulang.

Saat sore hari menjelang malam, dia biasanya pergi ketempat pembuangan sampah TPU karena disana berbagai macam jenis Sampah yang bisa didaur ulang tersedia.

Lin Chen saat ini berusia dua puluh tahun. Dia hidup sebatang kara. Sejak bayi dia ditinggalkan oleh orang tuanya didepan pintu sebuah pondok milik orang tua yang saat itu sedang sakit-sakitan. Dia diletakan saat tengah malam dimana tidak ada seorangpun yang lewat.

Pagi harinya, saat sang kakek bangun dan hendak membuka pintu, dia dikagetkan oleh sebuah keranjang yang berisi seorang bayi yang masih merah.

Dan anehnya bayi tersebut tidak pernah menangis sepanjang malam. Kakek itu merasa dirinya tidak mampu untuk merawat karena dirinya sakit-sakitan dan memutuskan untuk membawa bayi itu kesebuah panti asuhan yang terletak dua kilo meter dari pondoknya.

Pihak panti asuhan menerimanya dengan senang hati keberadaan bayi malang itu. Saat digendong, sang kakek menemukan kertas kecil dengan sebaris tulisan 'Lin Chen'. Jadi kakek itu menyimpulkan mungkin saja itu nama yang hendak di berikan kepada bayi malang itu.

Sang kakek memberitahu pihak panti asuhan tentang kertas kecil itu dan pihak panti asuhan juga setuju dengan usulan itu untuk memberi nama bayi itu Lin Chen.

Lin Chen tidak tahu siapa orang tuanya karena tidak ada satupun peninggalan kecuali sebuah Liontin hijau yang tergantung dilehernya.

"Kenapa harus dilahirkan jika pada akhirnya dibuang begitu saja. Kenapa di buat tapi tidak ingin merawat. Terkadang Lin Chen menyesal dilahirkan didunia ini. Dia hanya menyalahkan kedua orang tuannya dan dunia ini yang tidak adil padanya. Sudahlah, mungkin dewa punya alasan lain mengapa aku dibiarkan hidup." Gumamnya dalam hati dan menghela nafas sambil menatap langit.

Buk!

Sebuah botol bekas menghantam kepala Lin Chen kemudian terdengar gelak tawa. Yah, Lin Chen sering diperlakukan seperti ini tapi dia tidak pernah marah atau pun tersinggung.

Dia hanya tersenyum sambil berkata, "Terima kasih Tuan semoga Dewa memberi sesuatu yang lebih!"

Saat itu ada seorang pemuda yang dikelilingi banyak wanita cantik. Lin Chen disuruh merangkak seperti anjing dan disuruh menggonggong dan dijanjikan sepotong daging.

Dia pun menggonggong dengan lantang tapi tak kunjung diberikan daging. Dengan alasan suaranya tidak mirip. Lin Chen pun terus menggonggong sampai suaranya habis. pemuda kaya yang dikelilingi wanita cantik itu malah pergi sambil mencemooh. Lin Chen hanya tersenyum pahit dan tidak berani melakukan apapun.

Karena dia tahu konsekuensi apa yang akan dia terima jika menyinggung orang kaya, pasti akan berakhir buruk.

Lin Chen awalnya hendak pergi ke tempat pembuangan sampah TPA. Tapi dia mengurungkan niatnya. Seharian ini, dia hanya mendapat sedikit. Dia memutuskan untuk menyusuri sungai, kalau-kalau menemukan sedikit tambahan dua atau tiga buah botol plastik. Walaupun ada larangan membuang sampa di sungai. Pasti ada orang yang mengabaikannya. Dia terus menyusuri sungai itu, namun tiba-tiba saja dia melihat sekelompok orang yang sedang menyeret sebuah kantong panjang dan membuang bungkusan plastik panjang yang telah diikat itu.

Byurrr!

Riak air sungai sedikit bergelombang. Setelah melihat sekelompok pria itu pergi dan menghilang dari pandangannya, dia berjalan menghampiri lokasi dimana kantong itu dibuang. Karena hari sudah malam, pandang Lin Chen agak terbatas. Tapi kantong itu belum sepenuhnya tengelam.

"Wah ini pasti sampah yang banyak!" pikirnya.

Pasti banyak kaleng didalamnya, ini berkah dari Dewa. tanpa berpikir panjang, dia langsung menyembur ke sungai lalu berenang untuk meraih kantong panjang itu. namun begitu dia hendak memegang kantong itu, kantongnya Malah tengelam. Setelah menghirup nafas panjang kemudian menahannya dia langsung menyelam.

Untung saja kantong hitam itu tenggelamnya belum terlalu dalam, makanya dia dapat dengan muda meraih kantong panjang itu.

Kemudian dengan susah payah dia menyeretnya ke tepi. Setelah sampai ditepian Lin Chen tidak sabaran untuk melihat apa isinya. Dia pun langsung membuka kantong plastik panjang itu. Seketika matanya terbelalak. Karena didalam kantong itu, bukan sampah melainkan seorang gadis muda dan cantik dengan pakaian yang mewah dan indah.

Wajahnya lebam, setelah Lin Chen memeriksa nafas di hidungnya. gadis itu tidak bernafas. Dia kemudian memeriksa denyut nadinya. ternyata masih berdenyut. Lin Chen pun panik.

"Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku menemukan mayat? Apakah aku harus lapor polisi? Atau membuangnya lagi? Hah! kenapa masih ada gerakan di jarinya? Tapi mengapa dia tidak bernafas?"

Seketika sesuatu terlintas dalam benaknya, "Yah, nafas buatan, nafas buatan mungkin bisa membantu!" Lin Chen pun mendekatkan mulutnya untuk memberi gadis itu bantuan nafas. Ketika bibirnya bersentuhan dengan bibir gadis itu, tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat. Dia tidak menyadari bahwa liontin yang berada dilehernya mengeluarkan sinar hijau masuk melalui lubang hidungnya.

Sesaat kemudian, gadis itu tiba-tiba terbatuk

Uhuk!

Uhuk!

"Kamu ... Siapa kamu? Dimana aku? Menjauh dariku!" gadis itu mendorong Lin Chen.

"Maaf Nona, siapa kamu sebenarnya! mengapa ada orang yang ingin mencelakai kamu dan hendak dibuang ke sungai?"

"Siapa disana?" terlihat sinar terang dari kejauhan menyorot kearah Lin Chen. Orang-orang berbaju hitam itu mendekati mereka satu persatu menuruni anak tangga yang ada ditepi sungai dan bergegas kearah Lin Chen berada.

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba ada suara terdengar dibenak Lin Chen.

[Ahh akhirnya bisa terbangun setelah ribuan tahun tertidur]

"Siapa ... Siapa yang bicara?" tanya Lin Chen.

[Aku bodoh! Aku seorang Dewi yang ada di Liontin mu] seketika liontin yang ada dileher Lin Chen berkedip-kedip mengeluarkan cahaya hijau.

[Oh oh, baru bangun langsung bertemu dengan lima kultivator alam fana tingkat awal]

"Haha jangan bercanda! Didunia ini mana ada kultivator!" kata Lin Chen.

[Hei bodoh! Bagaimana mungkin didunia ini tidak ada kultivator, bagaimana orang jaman dulu memprediksi gunung akan meletus, bagaimana mereka memprediksi bencana alam lainnya?]

[Itu karena adanya seseorang yang mampu berbicara dengan alam, mampu menyerap energi spiritual langit dan bumi dan orang seperti itu dinamakan kultivator. Kalau tidak ada kultivator pada waktu dan jaman itu, bagaimana ada manusia yang akan selamat dari berbagai serangan iblis, bencana alam yang dahsyat dan lain sebagainya]

"Hei orang gila! Kenapa kamu bicara sendiri? Apakah kau tahu kita sedang dalam bahaya?" bentak gadis itu pada Lin Chen yang sedang mendengar penjelasan dari orang yang mengaku Dewi dalam benaknya.

"Apakah mereka yang mencelakai kamu?" tanya Lin Chen.

"Aku tidak tahu tapi tolong bantu aku untuk mengulur waktu, aku akan bersembunyi, jika kamu berhasil menyelamatkanku, aku akan memberimu banyak uang!"

"Baiklah!"

"Cepat bersembunyi!"

"Anak muda, katakan dimana gadis itu? Kalau kamu tidak memberitahuku dimana gadis itu, kamu akan mati tanpa tau alasan kenapa kamu mati!" kata sala satu dari orang berbaju hitam itu.

"Maaf Tuan-tuan, aku tidak mengerti apa yang anda katakan!"

[Dasar bodoh! Sepuluh detik kemudian, mereka akan menyerang kamu dengan belati. Jika kamu tidak ingin mati, ikuti instruksi ku!] kata Dewi yang ada dibenak Lin Chen.

"Baik Dewi! Aku mengerti!" jawab Lin Chen dengan ekspresi serius.

Sepulu detik kemudian, pria berbaju hitam itu menghunuskan belati dan langsung menusuk kearah Lin Chen.

[Bergerak ke kanan] Lin Chen pun mengikuti instruksi sang Dewi. benar saja, dia terhindar dari serangan belati dari pria berbaju hitam itu.

Pria berbaju hitam itu tercengang,. serangannya meleset.

[menunduk!] kali ini sebuah serangan menyerang kearah leher Lin Chen. Namun karena reaksi Lin Chen terlambat belati itu mengenai sedikit rambutnya.

[Aku bilang menunduk, bodoh! Apa kamu ingin mati?]

"Kamu memberitahuku terlalu mendadak!" Lin Chen membela diri.

[Jangan banyak protes! fokus!]

"Haha ... Ini menarik, seorang awam bisa menghindar serangan seorang kultivator. Mungkin aku sudah mulai tua." kata pria yang menyerang Lin Chen.

Terpopuler

Comments

Ibuk'e Denia

Ibuk'e Denia

aq mampir thor

2024-06-18

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

hadir

2024-06-15

0

y@y@

y@y@

👍👍🏾🌟👍🏾👍

2024-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!