Di pinggiran kota Taohua.
Ada sebuah rumah tua. Disanalah Lin Chen dibesarkan bersama saudara-saudaranya yang lain.
Nenek Luan dan kakek Huang adalah pasangan tanpa anak sehingga mereka memutuskan untuk mengumpulkan anak-anak yatim dari berbagai sudut kota.
Pasangan itu mengajari mereka beberapa keterampilan dan pengetahuan umum. Jika memungkinkan ada orang baik yang mau membantu ataupun mengadopsi maka pasangan itu pun menerima dengan senang hati. Tapi sebaliknya, jika itu adalah orang yang mencurigakan, maka mereka tidak berani mengambil resiko.
Saat pulang, Lin Chen membeli banyak makanan dan sayur-sayuran, daging serta buah-buahan. Saat nenek Luan melihat itu, dia pun kaget. Lin Chen tidak biasanya seperti ini, dia pun bertanya, "Lin Chen dari mana kamu mendapatkan semua ini?"
"Aku kebetulan menyelamatkan seseorang yang sedang tenggelam dan kebetulan dia orang yang sangat baik dan memberikanku imbalan yang cukup besar."
"Ini buat adik-adik untuk beberapa hari dan ini uang buat nenek, simpanlah untuk keperluan lain."
Mengapa kamu memberikan semuanya kepada nenek, simpanlah untuk kuliah atau untuk kamu menikah nanti!" kata nenek Luan.
"Aku masih mudah nek. dan aku memutuskan untuk tidak kuliah. Setelah mengambil ijazah besok. Mungkin aku akan mencari pekerjaan yang layak, agar kelak adik-adik semuanya berkecukupan."
"Anak yang baik! Baiklah, nenek akan menyimpannya. Jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu bilang sama nenek!"
"Baik Nek, aku akan beristirahat dulu!" Lin Chen pun pergi ke kamarnya dan berbaring.
[Bodoh! Apa kamu mau tidur?] kata Dewi dalam benaknya.
"Oh ya Dewi, siapa kamu sebenarnya?"
[Aku adalah Dewi Lin Hua yang sedang dihukum oleh dewa]
"Mengapa kamu dihukum? Eh namaku Lin Chen. Nenekku mengatakan bahwa itu nama yang tertulis disebuah kertas kecil saat aku ditemukan. Sebenarnya aku tidak tahu marga apa, tapi kenapa ada kebetulan seperti itu. Kamu memiliki marga Lin saya juga demikian."
[Aku dihukum Karena membunuh seorang dewa yang sedang mengintip saat aku Menganti baju. Itu bukan kebetulan bodoh, aku yang menginginkan nama itu.]
"Hah ... Baiklah! Tapi apa dewa juga memiliki hobi seperti itu?"
[Tentu saja. Dewa adalah manusia fana yang telah mencapai keabadian.]
"Mengapa kamu selalu memanggilku bodoh?"
[Karena aku sangat membenci laki-laki]
"Oh ... Jadi kamu menyukai sesama perempuan?"
[Bukan itu bodoh! Aku hanya bisa berkultivasi dari perempuan yang berkontak fisik tapi harus ada pemicu Sebuah perasaan seperti, marah, benci, sedih, takut, suka ataupun cinta]
"Maksud Dewi apa?"
[Saat menyelamatkan wanita itu, dengan cara memberinya nafas buatan, gadis itu ada perasaan takut akan kematian, atau kau ditampar seorang gadis dan gadis ada perasaan marah padamu. Selagi kamu kontak fisik diarea dekat Liontin, maka itu akan menjadi sumber energiku untuk berkultivasi. jadi, satu gadis saja tidak cukup]
"Kenapa bisa seperti itu?"
[Bodoh! Adakah seseorang akan memiliki begitu banyak perasaan dalam waktu tertentu? perasaan murni adalah perasaan yang timbul secara spontanitas. Atau pun secara tidak disengaja.]
"Apa lagi itu? Aku tidak mengerti!"
[Kamu memang bodoh! Jika kamu melihat seorang gadis, lalu kamu menyukainya, itu adalah perasaan murni. Jika kamu melihat seorang gadis terus menerus lalu menyukainya, itu tidak lagi murni. perasaan itu dipicu setelah melihat bentuk tubuh, sifat ataupun kepribadiannya.]
"Oh ... Aku mengerti! misalnya saat aku naik bis dan berdesakan, dan tidak sengaja menyentuh bokong saat bis melakukan rem mendadak, atau melewati jalan yang bergelombang, kemudian gadis itu menamparku, itu adalah perasaan murni? Dan jika gadis tersebut mengerti bahwa itu bukan karena disengaja memberiku ciuman setelah ditampar, ini adalah jenis perasaan tidak murni?"
[Yah, seperti itulah sumber energi yang akan menjadi sumber kultivasi saya]
"Lalu bagaimana denganku ..."
[Kamu akan memiliki fisik dan Meridian yang bisa menyalurkan aura atau tenaga dalamku. dengan kata lain, kamu yang memiliki kekuatan fisik, aku yang memiliki kekuatan jiwa.]
"Baiklah, seberapa kuat fisikku saat ini?"
[Cukup kuat, tapi tidak untuk orang yang tingkat kultivasinya lebih tinggi dari orang paya itu. Ingatlah satu hal. Kultivasi adalah gabungan dari kekuatan fisik dan jiwa. Jika seseorang hanya memiliki kekuatan jiwa, dia hanya bisa menjadi penyihir atau ahli mantra yang hanya meminjam energi langit dan bumi. Sedangkan mereka yang hanya memiliki kekuatan fisik, mereka hanya akan menjadi ahli beladiri.]
"Aku paham! Itu artinya, aku harus mencari gadis yang memiliki perasaan murni itu melatih fisikku. Baiklah aku sedikit mengerti tentang persoalan ini."
Karena hari sudah larut malam, Lin Chen pun tertidur lelap. Saat dirinya tertidur. Lin Chen tidak menyadari bahwa liontin yang ada dilehernya memancarkan Sinar dan ada satu sosok yang muncul dari dalam Liontin itu.
Sosok itu begitu anggun, cantik dengan bibir merah muda dan bentuk dada yang yang besar dan padat. Sosok itu adalah Dewi Lin Hua.
Dewi Lin Hua memang sempurna, jadi tidak heran dia selalu menjadi incaran para Dewa. Dia melayang-layang diatas Lin Chen yang tertidur pulas.
Kemudian Dewi Lin Hua menempelkan keningnya pada kening Lin Chen
"Terimakasih karena kebaikanmu telah menolong orang, sehingga aku terbebas setelah ribuan tahun terkurung. Aku akan menjagamu sampai dimana aku memiliki tubuh fisik dan kembali ke alam abadi!"
Cling!
Dewi Lin Hua menghilang dan Liontin tidak mengeluarkan sinar lagi.
Pagi Hari ...
Setelah mandi dan sarapan, Lin Chen bergegas untuk pergi ke kediaman keluarga Yun.
Dia masih bingung bagaimana akan mengajari Yun Feiya.
"Ah ... Biarlah nanti tinggal mengatakan, belum ada yang diajarkan atau dikuasai."
Setelah membaca alamat dari kartu nama yang diberikan oleh Yun Feiya. Dia memutuskan untuk naik angkutan umum, berharap tidak sengaja menyentuh bokong seorang gadis. Kemudian gadis itu menamparnya.
[Haha ... Perasaan murni adalah perasaan yang diberikan langit, tidak akan mungkin terjadi setelah kamu mengharapkannya] kata Dewi Lin Hua dalam benak Lin Chen.
"Itu artinya sangat sulit untuk menemukan wanita yang memiliki perasaan murni?" tanya Lin Chen.
Lin Chen turun dari angkutan umum. ini adalah pusat kota Taohua.
Kota Taohua adalah kota bisnis. Banyak gedung pencakar langit, papan reklame yang lebar. Mobil lalu lalang menghiasi jalanan yang ramai.
Dimanakah gedung Group Yunar itu? Sepertinya saya harus menanyai seseorang.
"Permisi!"
"Permisi!"
"Permisi!"
Entah berapa kali Lin Chen berusaha menghentikan orang yang lewat untuk bertanya. Namun mereka menatapnya sinis dan mengabaikan Lin Chen.
"Orang-orang ini mungkin sedang sibuk mengejar waktu untuk bekerja. Mungkin saya harus ketaman untuk mencari seseorang yang sedang santai untuk menanyainya.
Setelah beberapa langkah berjalan, Lin Chen tiba-tiba ditabrak seseorang dari belakang.
Lin Chen pun berbalik untuk melihat siapa yang menabraknya. Dia kemudian menemukan bahwa yang menabraknya adalah seorang gadis remaja yang mengenakan seragam sekolah.
Terlihat bahwa gadis kecil itu terengah-engah. Wah kebetulan sekali.
"Maaf Nona muda, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu!"
Namun sebelum gadis itu berbicara, terdengar teriakan dari belakang, "woy ... Berhentilah berlari gadis kecil." yang mengejarnya ada sepuluh orang yang mengenakan pakaian preman yang memakai anting dan rambut diwarnai. Kesepuluh orang itu masing-masing memegang tongkat bisbol.
Gadis kecil itu bersembunyi dibelakang Lin Chen dan memeluknya erat-erat.
"Kakak, tolong aku. Orang jahat itu akan menangkapku!" kata gadis remaja itu yang memeluk Lin Chen semakin erat, sehingga pelipisnya bersentuhan dengan leher Lin Chen.
Seketika, tubuh Lin Chen berdesir. Kejadian sebelumnya terulang lagi. Liontin mengeluarkan sinar hijau dan kabut ungu memasuki hidung Lin Chen.
[WOW ... Perasaan murni] kata Dewi dalam benak Lin Chen.
"Baiklah gadis kecil, tolong lepaskan pelukanmu. Aku akan mengusir orang-orang jahat itu!" kata Lin Chen penuh percaya diri.
"Dewi, apa kamu sudah siap?" tanya Lin Chen dalam benaknya.
[Itu tidak perlu. Orang-orang ini tidak memiliki kultivasi, fisikmu sudah mampu melawan mereka]
"Lalu bagaimana aku bisa melawan mereka? Mereka banyak orang." tanya Lin Chen sedikit mengernyit.
[Asal tendang dan pukul saja, kamu pasti menang]
"Baiklah! Seperti yang kamu katakan!" jawab Lin Chen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
hadeh lanjut seruuu
2024-10-02
0
Jimmy Avolution
terus
2024-06-15
0
y@y@
hilangkan kata bodoh thor
2024-06-09
0