chapter 13

"Anak muda, serahkan gadis itu maka kami akan membiarkanmu pergi, jika tidak jangan salahkan kami!" kata sala satu dari orang yang berada kelompok itu sambil menunjuk Lin Chen.

"Benar, apa kamu tidak tahu siapa kami? Kami dari sekte Pedang Darah, dan gadis di belakangmu itu adalah calon menantu dari calon ketua sekte kami." Tamba seseorang dari kelompok itu.

"Mereka berbohong ... Aku hanya dimanfaatkan!" teriak gadis itu.

Mendengar itu, Lin Chen menjadi prihatin kepada gadis muda itu. Karena Lin Chen tahu, seberapa merepotkan dipaksa menikah.

Apalagi, kalau orang yang akan dinikahi bukan orang yang dicintai, itu pasti sangat menyakitkan.

Lin Chen sendiri yang terpaksa memiliki tiga istri juga sedikit merepotkan, walau ketiganya adalah gadis yang manis dan cantik,

"Kalian ingin membawa gadis ini? Itu tidak akan terjadi. Apa kalian lihat ini? pasti kalian paham jika seorang wanita memberikan kantong wewangian kepada seorang pria, bukan?" kata Lin Chen sambil mengeluarkan kantong wewangian dari kantong celananya.

Lin Chen berpikir bahwa ini adalah cara yang tepat untuk menyelamatkan gadis itu, yaitu dengan berpura-pura menjadi pacarnya atau semacamnya.

Melihat kantong itu, gadis dibelakangnya tercengang. Padahal dia meninggalkan kantongnya, hanya untuk bertemu Lin Chen untuk membalas mentraktirnya makan suatu hari nanti.

Kelompok orang berjubah hitam itu tercengang. Mereka sangat paham maksud dari seorang gadis memberikan kantong wewangian pada seorang pria. Walaupun memang wanita itu akan bertemu lagi dengan pria yang diberi kantong wewangian.

Sudah pasti keduanya memiliki hubungan khusus. Kalau tidak, mengapa rela memberi kantong wewangiannya.

"Haha ... Dasar pria lemah tidak tahu diri!" kata sala satu dari kelompok berjubah hitam yang kelihatannya dia adalah pimpinannya.

Dimata mereka Lin Chen bukanlah seorang kultivator. Hanya pemuda lemah yang sombong dan tidak takut mati. Bahkan dia rela mati demi gadis yang tidak dikenal dan menipu orang demi makan.

"Hei, mengapa sebelum bertarung kamu tidak mengambil makan siangmu dulu, yang tergantung di depan gerbang gedung ini. Pada akhirnya kamu terluka, kan? karena tidak bertenaga."

Mendengar itu, gadis itu lagi-lagi tercengang. Jadi selama ini, pemuda inilah yang mengirim makanan? Dia mengira, hanya kebetulan ada orang yang meletakan makanan.

"Ba ... Bagaimana kamu ..." gadis itu berkata terbata-bata. Ya, bagaimana Lin Chen bisa tahu dia bersembunyi disini? Dan bagaimana Lin Chen bisa datang di atap gedung ini tepat disaat dirinya dalam bahaya?

"Jangan harap kamu bisa kabur setelah kamu menipuku. Untuk saat ini, aku tidak tahu apa masalahmu, tapi aku akan membantumu sebisaku. jangan khawatir." kata Lin Chen saat melihat ekspresi bingung diwajahnya.

"Bajingan ... Hanya serangga kecil, beraninya kau mengabaikan ku. Cari mati ..." teriak pemimpin itu marah karena merasa diabaikan.

Mendengar teriakan sang pemimpin, sekelompok orang berjubah hitam itu tanpa ragu menghunuskan pedang dan menyerang Lin Chen. Tetapi, sebelum mendekati Lin Chen, sebuah ledakan keras terdengar didepan mereka.

Bum!

Sebuah batang besi yang ukurannya cukup besar tertancap menembus hingga ke dasar lantai gedung yang memiliki tiga lantai itu.

Gedung itu pun bergetar hebat Hingga mencapai beberapa meter disekitarnya. beberapa burung beterbangan kesegala arah, bahkan gedung yang tidak jauh dari sana merasakan getaran itu sehingga membunyikan alarm tanda bahaya.

Melihat itu, gadis dibelakan Lin Chen dan sekelompok orang berjubah hitam itu terperangah dan gemetar ketakutan.

Hanya Lin Chen yang terlihat biasa saja. Karena dia sudah diberitahu sang Dewi dalam benaknya bahwa, ketiga istrinya akan datang dalam beberapa menit lagi.

Dia pun tahu siapa bilang kerok dari kejadian itu. pasti perbuatan si usil Qianyi.

Tak berselang lama ketiga gadis itu turun dari langit dengan elegan. Seperti sosok putri yang turun dari khayangan. Ketiganya terlihat begitu cantik dan menawan.

Lin Chen saja hampir tidak mengenali bahwa mereka adalah istri-istrinya.

"Hei, manusia jelek ... berani sekali kalian menyerang suami kami?" teriak Qianyi dengan suara yang melengking sambil menunjukan jari mungilnya.

"Kelihatannya, aku mengenal orang-orang ini." kata Feiya dengan ekspresi mengingat-ingat.

"Apa maksudnya? Apa kamu pernah bertemu dengan mereka?" tanya Shin Yin.

"Oh ... Aku baru ingat, merekalah yang menculikku waktu itu." kata Feiya setelah dia mengingat penculik yang menculiknya dan membuangnya ke sungai.

Mendengar itu, semua orang tercengang. Lin Chen pun tidak menyangka akan ada kebetulan seperti ini.

Kelompok berbaju hitam itu pun lebih terkejut lagi. Mereka memang telah mendapat informasi bahwa, gadis yang mereka culik telah membuka Meridian, dan mereka tidak menyangka dia akan sekuat ini. Bahkan telah mencapai Alam Langit tingkat menengah. Sebanding dengan Tetua tertinggi di sekte mereka.

"Itu sangat bagus. Sudah lama aku ingin menghajar orang-orang ini!" kata Qianyi sambil menulis sesuatu diudara dengan telunjuknya.

Seketika, kuba transferan terbentuk diatas langit melapisi area gedung terbengkalai itu.

Sekelompok orang berjubah hitam itu terlihat tidak berdaya. Mereka terlambat bereaksi untuk melarikan diri. padahal mereka sudah berancang-ancang. Namun gagal. Karena keburu diblokade oleh kekuatan Qianyi.

Dengan itu, mereka tentunya tidak ada kemungkinan untuk bisa melarikan diri. Mereka mana mampu menembus blokade yang telah dipasang oleh seorang kultivator tahap langit tingkat akhir. Sedangkan mereka baru berada di tingkat fondasi akhir.

"Aku juga sama!" Shin Yin tidak mau kalah dan mengerjakan kepalannya dan bergerak layaknya seorang petinju profesional yang sedang melakukan pemanasan.

Lin Chen menghela nafas panjang melihat tingkah istri-istrinya yang mendominasi itu.

"Tunggu ... Biar aku saja!" Feiya menegaskan dan langsung melangkah maju dengan tenang.

"Sepertinya ini sedikit menghalangi!" kata Feiya sambil menyentuh tiang besi dengan telunjuknya. Dia kemudian melakukan gerakan seperti sedang menari.

Sesaat kemudian tiang itupun kembali terangkat ke udara secara perlahan. Lalu bergerak turun diatas tanah kosong disamping gedung terbengkalai itu tanpa menimbulkan efek suara pun.

"Kelak, aku tidak ingin membuat para istri-istriku marah." gumam Lin Chen sambil menghela nafas.

[ Tidak disangka, istri ke tigamu Feiya begitu cepat menguasai jurus tarian Phoenix surgawi ] seru Dewi Lin Hua dalam benak Lin Chen.

Diatas atap gedung itu, keadaan semakin mencekam bagi sekelompok pria berjubah hitam itu. Nyawa mereka makin terasa seperti telah berada diujung tanduk. Ingin menyerah dan meminta maaf, itu sudah tidak mungkin.

Karena mereka menyadari bahwa, mereka sudah melakukan hal yang tidak bisa ditolerir, karena merekalah yang menculik gadis itu sebelumnya. Jika tidak, mungkin masih ada ruang untuk bernegosiasi.

Dengan membungkusnya dengan plastik lalu dibuang ke sungai, siapa yang akan memaafkan perbuatan itu? belum lagi, orang yang mereka perlakukan seperti itu sedang berada didepan mereka.

Yun Feiya, gadis yang ingin mereka bunuh ternyata tidak mati, bahkan kini memiliki kultivasi yang jauh lebih tinggi dari mereka.

Walaupun mereka hanya menjalankan tugas, mereka masih harus membayar atas apa yang telah mereka lakukan. Apa yang kau tanam, itu yang akan kamu tuai.

"Tunggu dulu ... Belum saatnya menyerah untuk kematian. Masih ada jalan yang mungkin dapat menyelamatkan mereka."

"Bukankah pria muda yang tanpa kultivasi ini adalah suaminya. Ya ... dengan menyandera suaminya, mereka akan mudah untuk melarikan diri." katanya dalam hati

Wush!

Dengan kepalan tangan mungil Qianyi, sebuah bayangan tinju berwarna biru transparan langsung menghantam kepala pemimpin kelompok berjubah hitam itu, hingga kepalanya langsung meledak. Darah dan otak berceceran kemana-mana.

Pimpinan kelompok itu langsung tumbang dan langsung berpindah alam.

"Qianyi, bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku sendiri yang akan menangani orang-orang ini untuk membalas perbuatan mereka padaku?" protes Feiya.

"Maafkan aku, pria itu berniat menyandera suami kita. Aku tidak bisa melihat suami kita diculik. Jadi aku langsung membersihkan otak kotornya." kata Qianyi menjelaskan tanpa rasa bersalah.

"Aku juga mengetahui itu, aku hanya ingin tahu, kenapa dan siapa yang menyuruh mereka menculikku." protes Feiya.

Shin Yin hanya tertawa cekikikan, karena dia pun tahu tentang itu.

Lin Chen merasa heran, bagaimana mereka tahu pikiran orang lain dan menebaknya dengan sempurna!

[ Tentu saja mereka tahu.saat mereka tidak jauh darimu, mereka yang berada di alam langit akan mampu berbagi dengan persepsiku] jelas Dewi Lin Hua dalam benaknya.

"Apa kalian punya kata-kata terakhir? Kalau tidak aku akan memulainya!" kata Feiya sambil menatap lurus kearah anggota kelompok berjubah hitam itu.

"Serang!" perintah dari seseorang dari mereka.

Mereka menyadari bahwa mereka akan mati, tapi akan sangat memalukan jika mati tanpa perlawanan. Sebagai seorang kultivator, itu wajib dilakukan. entah menang atau kalah.

Mendengar teriak dari rekannya, sekelompok berjubah hitam itu langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerbu kearah Feiya secara bersamaan.

Dengan mengerjakan jarinya, Feiya satu persatu menyentuh dada mereka dengan jarinya tanpa terlihat mengunakan tenaga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!