Setelah berpamitan dengan temannya, Lin Chen pun berjalan menuju gerbang.
Didepan gerbang, sudah terparkir sebuah mobil Bentley. Disamping mobil, Qianyi dengan arogan berkacak pinggang.
"Suamiku, hari ini, aku yang menjemputmu pulang."
Lin Chen tidak berdaya. Setelah Yun Feiya dan Xiao Ling. Dia merasa tidak adil kepada Qianyi dan Shin Yin.
Qianyi dan Shin Yin sepakat bahwa, dia harus bersama mereka selama dua hari.
Sang driver pun menyalakan mobilnya setelah Qianyi dan Lin Chen masuk kedalam mobil.
Lin Chen dan Qianyi duduk dikursi belakang. Qianyi memeluk suaminya dengan erat, sesekali jari mungilnya menyentuh dada Lin Chen.
"Suamiku, bagaimana kalau kita lakukan sekarang?" Kata Qianyi menggoda.
"Lakukan apa?" tanya Lin Chen pura-pura bodoh.
"Latihan berciuman lah ..." memangnya apa lagi? Kamu belum pernah memenuhi tugasmu sebagai suami kepadaku. Sedangkan adik ketiga dan keempat sudah! Aku buka sekarang ya?"
"Sayang, Kitakan lagi didalam mobil. Nanti di lihat pak drivernya bagaimana? Iya, kan pak driver?"
"Iya ... I ... Iya tuan muda!" jawab sang driver gelagapan.
"Aku akan memotong gajimu!" Qianyi sangat kesal karena rencananya digagalkan oleh sang driver.
"Tenang pak, aku akan. Mengatakan pada kakek Yun Baitian untuk menaikan gajimu dua kali lipat." Lin Chen mengatakan itu, karena dia melihat pak drivernya ketakutan.
"Kamu ... Huh!" Qianyi mendengus kesal sambil memalingkan wajahnya.
Tidak berapa lama, Lin Chen dan Qianyi pun sampai di panti asuhan.
Jalan sudah diperlebar, bangunan sudah direnovasi. Terdapat juga taman bermain dan lahan parkir.
Diparkiran, terdapat beberapa mobil mewah yang sedang terparkir. Terdapat juga sebuah Van yang cukup besar yang bertuliskan nama panti asuhan.
Mungkin mobil itu dikhususkan untuk mengantar adik-adiknya pergi ke sekolah.
Dulu di namakan panti asuhan Kasih Sayang karena, agar ada orang baik yang akan membantu.
Namun, sekarang karena sudah tidak kekurangan, maka digantikan namanya dengan Rumah Kasih sayang.
Bahkan sekarang sudah tidak menerima bantuan tapi malah akan memberikan bantuan kepada siapa saja yang memerlukan bantuan. Anak yang tidak sekolah, akan disekolahkan dengan gratis. Bahkan suami yang tidak memiliki pekerjaan, bisa dicarikan pekerjaan di konstruksi milik keluarga Yun.
Bahkan jika ada yang kekurangan makanan, maka tinggal datang dan mengambil di gudang Rumah Kasih Sayang.
Kompleks Rumah Kasih Sayang, memang kompleks paling pinggiran dikota Taohua yang perekonomiannya paling rendah.
Tapi penduduknya adalah yang paling bisa bekerja sama dan saling membantu satu sama lain.
Dahulu, saat Rumah Kasih Sayang dalam kekurangan pun, mereka bergotong royong saling membantu.
Maka tidak heran jika Rumah Kasih Sayang ingin membalas Budi mereka.
"Kakak Qianyi, mana oleh-olehnya untuk kami?" adik-adik di panti asuhan yang masih kecil berlarian menyambut Qianyi.
Setelah Lin Chen dan Qianyi turun dari mobil.
"Baiklah! Jangan berebutan!" Qianyi membuka bagasi mobil, didalam terdapat banyak makanan ringan yang sudah disiapkan Qianyi sebelum datang.
"Bahkan kalian tidak menyambut aku?" protes Lin Chen saat melihat tingkah adik-adiknya.
"Kakak Lin Chen orangnya pelit, tidak pernah memberi kamu makanan ringan, mengapa harus disambut? Kami hanya sayang sama kakak-kakak perempuan karena mereka semuanya baik. Terimakasih Kakak Qianyi!" kata anak-anak itu serempak.
Ini pasti sudah dicuci otak mereka oleh istri-istrinya. Adik-adiknya yang sudah lama tinggal bersamanya, kini berubah hanya dalam beberapa hari saja.
Lin Chen menatap Qianyi, sementara disisi lain, Qianyi dengan dagu terangkat, menyombongkan dirinya dengan bangga.
"Hoho ... Mereka adalah adik-adikku!"
Tanpa banyak bicara, Lin Chen masuk kedalam rumah. Kondisi dalam rumah sudah berubah total. Ruang tengah telah disulap menjadi ruangan yang rapi dan indah.
Bahkan disamping Rumah Kasih Sayang ada bangunan baru yang sedang dibangun. Bangunan keterampilan.
bangunan itu dijadikan untuk adik-adiknya yang berumur diatas enam tahun, belajar keterampilan.
Xiao Ling mengajari puisi, Yun Feiya mengajari menari sedangkan Shin Yin m ngajari cara bermain musik.
Mereka bebas belajar, tidak ada sedikitpun paksaan. Mereka bebas memilih minat dan keterampilan mereka masing-masing.
"Suamiku, kamu sudah kembali?" sapa Yun Feiya. Karena dia sibuk mengajar menari, dia pun hanya menyapanya singkat.
"Suamiku, selamat datang!" Shin Yin yang sedang sibuk juga ikut menyapa Lin Chen.
"Adik kedua, hari ini kamu yang menemani suami. Akhir Minggu, baru giliran saya. Hari ini, aku akan fokus untuk mengajari adik-adik dulu." kata Qianyi.
"Tunggu! bagaimana dengan kami?" tanya Yun Feiya dan Xiao Ling hampir bersamaan.
"Adik ketiga dan keempat, bukan kah kita sepakat bahwa kalian mendapat giliran Minggu depan?" kata Qianyi dengan senyum kemenangan.
Lin Chen tidak bisa berkata-kata. Dia pun pergi ke dapur untuk menyapa kedua orang tua Shin Yin, ditemani Shin Yin yang sejak tadi memeluk tangannya.
"Paman dan bibi! Apa kabarnya? Apa kalian betah tinggal disini? Kalau tidak, aku bisa bicara dengan kakek Huang dan kakek Yun Baitian untuk membukakan kalian restauran baru." kata Lin Chen.
"Eh ... Nak Lin Chen datang ..."
Nak Lin Chen, bagaimana kami tidak betah tinggal disini. Makan enak, tidur nyenyak, semua kebutuhan telah disediakan. Sebagai balasan, kami akan memasak dan menyediakan makan yang lezat untuk adik-adik kalian."
"Baiklah, terimakasih atas bantuan kalian selama ini." Lin Chen pun memberi hormat lalu berbalik pergi.
Lin Chen pergi untuk menyapa kakek Huang dan nenek Luan yang sedang duduk dibawah sebuah pohon yang rindang.
Saat ini, nenek Luan sedang menyulam. Sambil menikmati pemandangan sore sambil meminum teh.
"Kakek, nenek, aku kembali!" Lin Chen menyapa dengan hormat.
"Cucu menantu, sini lihat nenek menyulam." panggil nenek Luan kepada Shin Yin.
Setelah memberi hormat kepada keduanya, Shin Yin pun pergi menghampiri nenek Luan.
Sementara Lin Chen menghampiri kakek Huang. Kemudian menyeduh teh lalu menuangkan dalam gelasnya.
"Cucuku! Kamu memiliki begitu banyak istri. Sebenarnya itu tidak masalah, cuma ingatlah untuk membahagiakan mereka dan berprilaku adil pada mereka. Karena berkat bantuan mereka kita bisa hidup seperti sekarang." kata kakek Huang kepada Lin Chen sambil menyesap tehnya.
"Kakek jangan khawatir. Kakek, aku ingin membuka sebuah tokoh obat-obatan didekat kampus. Apa kakek mengizinkannya?" kata Lin Chen mengutarakan niat awalnya dia datang ke panti asuhan.
"Tolong panggilkan Qianyi."
Beberapa saat kemudian, Qianyi pun datang menghampiri kakek Huang dan bertanya, "Nak Qianyi, apakah tidak masalah dengan membuka sebuah perusahaan? Dan apa tidak masalah juga, jika kakek meminta secara berlebihan kepada Tuan Yun?" tanya kakek Huang dengan ekspresi serius.
"Suamiku, apa yang sedang kamu pikirkan? Bahkan omset perusahaan Group Yun semakin meningkat, berkat bantuanmu. Group Yun dan Group Xiao sudah berkolaborasi. dengan adanya kolaborasi itu, maka omset Perusahaan keluarga Yun dan Xiao semakin meningkat.
"Benarkah?" tanya Lin Chen merasa tidak percaya.
"Sudahlah, ajak istrimu keluar untuk berjalan-jalan." kata kakek Huang. Lin Chen dan Qianyi Shin Yin pun pergi meninggalkan kedua pasangan tua itu.
Setelah berdiskusi, Lin Chen meminjam mobil Yun Feiya dan pergi meninggalkan panti asuhan. Di sampingnya ada Shin Yin yang saat ini sedang tersenyum penuh arti.
"Kemana kita akan pergi?" tanya Lin Chen.
"Ketempat yang sepuh!" jawab Shin Yin.
Lin Chen tidak m ngerti apa maksud Shin Yin. namun dia menyetujui dan berhenti ditengah hutan pinggiran kota.
Saat melihat sekeliling, dan tempat itu amat sepuh, tanpa diduga, Shin Yin langsung membuka seluruh pakaiannya lalu memeluk Lin Chen dan menciumnya dengan ganas.
"Shin Yin, apa yang ingin kamu lakukan?" kata Lin Chen.
"Suamiku, kamu sudah melakukan itu kepada adik ketiga, ingatkah untuk bersikap adil." kata Shin Yin.
"Setelah mengingat apa yang dikatakan kakek Huang sebelumnya, bahwa dia harus bersikap adil kepada semua istrinya.
Lin Chen hanya bisa mengikuti kemauan Shin.
Setelah melihat reaksi Lin Chen selanjutnya, Shin Yin kemudian perlahan melepaskan satu persatu pakaian yang melekat ditubuh Lin Chen.
Dia kemudian mencium seluruh tubuh Lin Chen yang membuat Lin Chen panas dingin.
Shin Yin sudah mempersiapkan dirinya dengan baik, jika di lihat dari caranya melayani Lin Chen.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments