Feiya ingin menghentikan Mei Xiao Ling, tapi Lin Chen membisikan sesuatu kepada Feiya, "Biarkan dia pergi. Aku punya rencana!"
Mendengar bisikan sang suami, Feiya pun tidak berniat untuk membantah lagi dan membiarkan Mei Xiao Ling pergi.
"Suamiku, apa yang sedang kamu rencanakan? Mengapa kamu membiarkan dia pergi? Dia hanya wanita lemah, dia pasti akan terbunuh!" kata Feiya pada Lin Chen setelah melihat Mei Xiao Ling telah benar-benar menghilang dari pandangan mereka.
"Nanti kita akan melacak persembunyian markas Sekte sesat itu!" kata Lin Chen.
"Maksud kamu bagaimana? Aku masih belum paham!" seru Feiya dengan ekspresi bingung.
"Bukankah Mei Xiao Ling mengatakan bahwa, Sekte sesat itu berlatih kultivasi yang aneh. dengan memakan jantung seorang gadis. Jika memang itu benar, maka kemungkinan Mei Xiao Ling akan dibawah ke Sekte, karena menurut sepengetahuanku, jantung yang dimakan harus segar!" kata Lin Chen .
Memang benar, seperti itulah cara sekte sesat itu berkultivasi.
Seperti para siluman, yang sering kita nonton di serial televisi, jika mereka mampu memakan daging seorang biksu yang suci, maka mereka akan memperoleh kekuatan kultivasi serta keabadian.
"Suamiku, apa kamu yakin bisa melacak Sekte Pedang Darah lewat keberadaan Mei Xiao Ling? Aku tidak yakin!"
"Apakah kamu meragukan kemampuan suamimu?" tanya Lin Chen dengan ekspresi sombong.
"Tentu saja aku ragu. Bahkan aku meragukan kehebatanmu ditempat tidur. Apakah kamu yakin menyukai perempuan?" kata Feiya menggoda.
"Apa yang kamu katakan? tentu saja aku menyukai wanita!" kata Lin Chen membela diri.
"Kalau kamu seorang pria normal, lantas mengapa kamu selalu menolak setiap kali diajak? Apakah bentuk tubuhku tidak sesuai seleramu?" tanya Feiya.
"Feiya, bukannya aku menolak, cuma waktunya yang kurang Tepat!" sanggah Lin Chen
"Kalau begitu, apakah ini waktu yang tepat? Hanya kita berdua yang berada dikamar ini!" Feiya membuka sehelai demi helai pakaiannya sambil menatap Lin Chen.
"Bagaimana ini Dewi?" tanya Lin Chen dalam benaknya.
[Jangan tanya aku, kalau kamu ingin melakukannya, lakukanlah. Kita tidak tahu, apakah ada musuh yang kuat yang menunggu kita nanti] kata Dewi dalam benak Lin Chen.
"Oke, ini demi meningkatkan kultivasi Feiya dan meningkatkan kekuatan fisikku."
"Feiya, jangan salahkan, Aku!"
Lin Chen mendekati Feiya, lalu memegang kedua pundaknya. Dia perlahan mendekatkan wajahnya lalu sedikit menundukkan kepalanya sesaat kemudian bibir keduanya saling bertaut.
Keduanya berciuman dengan gairah. Merasakan kulit tubuh Feiya yang sejak tadi menanggalkan pakaiannya, membuat gairah Lin Chen meningkat. Darah diseluruh tubuhnya mendesir.
Feiya perlahan melepaskan baju Lin Chen. Saat melihat bentuk tubuh Lin Chen yang berotot, gairah Feiya juga meningkat seketika. Dengan desahan yang menggoda dia mencium seluruh tubuh Lin Chen dengan penuh gairah.
Karena ini adalah pertama kalinya mereka melakukan itu, mereka tidak banyak melakukan pemanasan, sehingga Feiya membisikan sesuatu, ditelinga Lin Chen, "Sayang, cepatlah ... Aku sudah tidak bisa menahannya."
Mendengar itu, Lin Chen langsung mengubah posisinya yang awalnya dia tidur terlentang, sekarang dia menindih Feiya.
Dengan hati-hati, Feiya mengarahkan tongkat daging itu, sambil berkata, "Jangan digoyang dulu sayang, dorong saja masuk secara perlahan."
Lin Chen hanya mengangguk dan perlahan dia menekan tongkat dangingnya
Jleb!
Rintihan Feiya semakin menjadi tatkala dia bisa merasakan tongkat daging itu memenuhi guanya. Setelah menembus pertahanannya Lin Chen membiarkan tongkat dagingnya beradaptasi dengan sarang gua yang dia masuki itu.
Setelah satu menit berlalu, dia pun perlahan-lahan menggoyangkan punggungnya.
Desahan demi desahan keduanya memenuhi kamar hotel yang dilengkapi kedap suara itu, sehingga suara desahan Feiya tidak terdengar diluar.
Kultivasi ganda pun dimulai dengan dahsyat. Tiga puluh menit kemudian, keduanya mencapai puncak bersamaan sehingga desahan keduanya benar-benar mengema didalam kamar itu.
Setelah melakukan itu, keduanya tertidur, namun tiba-tiba Lin Chen mendengar panggilan dari Dewi Lin Hua dalam benaknya.
[Hei, Mei Xiao Ling sudah berada di Sekte Pedang Darah, cepat bangun! Jika kalian telat, Mei Xiao Ling akan berada dalam bahaya! ] kata Dewi Lin Hua.
Mendengar apa yang dikatakan sang Dewi. Lin Chen dengan segera membangunkan Feiya.
"Sayang, bangun!"
Feiya kemudian membuka matanya dan bertanya dengan tersipu, "Suamiku, apa kamu mau lagi? Aku masih lemas, sudah tidak ada tenaga lagi yang tersisa!" kata Feiya dengan suara manjanya.
Sebenarnya, kekuatan Feiya sudah meningkat pesat.
"Dasar wanita lemah!"
"Bukan aku yang lemah sayang, tapi kamu yang terlalu perkasa!" Kata Feiya.
"Penghancuran Sekte sesat itu akan segera dimulai. Aku sudah melacak tempatnya. Kalau kamu tidak mau ikut, kamu tinggallah disini, tunggu aku pulang!" kata Lin Chen santai.
"Bantu aku memulihkan staminaku!" kata Feiya sambil mencium Lin Chen dengan bantuan Dewi Lin Hua, stamina Feiya akhirnya dipulihkan.
Keduanya langsung mengenakan pakaian dan pergi meninggalkan hotel itu.
...
Disebuah gunung terpencil di sebelah selatan kota awan, disitulah letak Sekte Pedang Darah.
Dengan dikelilingi hutan dan jalanan tersembunyi, tidak akan mudah untuk menemukan sekte ini selain murid Sekte Pedang Darah itu sendiri.
Ditengah aula Sekte, Mei Xiao Ling dan kakeknya yang merupakan kepala keluarga Xiao diikat disebuah kursi. Kakek Mei Xiao Ling disiksa sedemikian rupa hingga mengalami luka serius di sekujur tubuhnya. Pada akhirnya dia tidak sadarkan diri.
Mei Xiao Ling tidak kalah mengenaskan saat ini. Dia dicambuk oleh Long Nan dengan sangat brutal.
Semua pakaian yang dikenakan, berlumuran darah dan robek akibat bekas sayatan. Wajah cantiknya sudah tidak terlihat. Yang ada hanya darah dan wajahnya yang membengkak. rambut yang biasanya terurai indah, sekarang berantakan.
"Cepat katakan, siapa yang yang membantu kalian? Siapa yang membunuh anggota Sekte kami?" teriak Long Nan sambil mengayunkan cambuk ditangannya dan diarahkan kepada Mei Xiao Ling .
"Bunuh saja aku! Bunuh aku!" kata Mei Xiao Ling sambil menangis kesakitan. Jelas terlihat bahwa dia lebih baik mati dari pada disiksa seperti ini.
Keluarga Xiao sudah musnah, kakeknya yang terikat disebelahnya sudah tidak ada yang tahu bagaimana nasibnya.
Dengan luka sebanyak itu pada tubuhnya yang rentan, sudah dapat dipastikan, dia tidak akan bertahan lama.
"Long Nan, sudah ... Ambil saja jantungnya. Selagi dia masih hidup. Jika dia sudah mati, itu sudah tidak berguna lagi." kata kepala Sekte Pedang Darah.
"Benar, untuk masalah siapa yang membunuh semua anggota sekte, kita masih bisa menyelidikinya." kata sang ketua kepada Long Nan.
Mendengar perintah sang ketua, Long Nan langsung merobek pakaian Mei Xiao Ling. Kedua gunung kembarnya yang besar langsung terlihat jelas.
Seandainya Mei Xiao Ling tidak mengalami banyak luka sayatan diseluruh tubuhnya, Long Nan tentu ingin mencicipinya terlebih dahulu baru mengambil jantungnya.
Long Nan kemudian mengambil belati dan hendak menyayat dada Mei Xiao Ling. Namun ...
Bum!
Dua sosok yang begitu familiar bagi Mei Xiao Ling pun muncul dari langit menghancurkan atap bangunan itu. Saat melihat ternyata yang datang adalah Feiya dan Lin Chen.
Dia pun langsung terkulai lemas dan tidak sadarkan diri.
Long Nan dan orang sekitarnya yang berada dibawa Rana Alam Bumi terhempas oleh gelombang energi yang dahsyat dari Feiya dan Lin Chen.
Setelah mendarat dengan mantap di lantai bangunan, Lin Chen lalu menghampiri Mei Xiao Ling kemudian membuka ikatan dan memberinya energi alam dari Dewi Lin Hua.
Setelah Mei Xiao Ling kembali sadar, Mei Xiao Ling langsung berlari menghampiri kakeknya. Lin Chen juga membantu dan menyembuhkan kakek Mei Xiao Ling .
"Anak muda, meski aku tidak tahu siapa kamu, tapi tolong jaga cucuku. Dia sudah tidak memiliki siapapun didunia ini. Cucuku, menikahlah dengannya." setelah mengucapkan kata-kata terakhirnya, kakek Mei Xiao Ling pun menghembuskan nafas terakhirnya.
"Kakek ... Jangan tinggalkan aku!" Mei Xiao Ling menangis sekencang-kencangnya sambil memeluk kakek yang sudah tak bernyawa itu.
Feiya menyaksikan itu. Dia kemudian melepaskan energi Rana Alam langit tahap puncaknya. Itu yang membuat para murid sekte Pedang Darah kembali terhempas.
Merasakan teror dan kekuatan Yun Feiya, sang Ketua Sekte gemetar ketakutan.
"Nyonya ... Kami tidak mengenal anda, mengapa anda membuat keributan disini?"
"Apa yang baru saja kamu katakan? Kau telah melukai adikku dan membunuh kakeknya, tapi kamu mengatakan hal seperti itu?" teriak Yun Feiya dengan marah.
"Apa maksud anda nyonya? Setahu saya, dia tidak memiliki kakak perempuan. jangan membuat alasan konyol!" kata sang ketua Sekte.
"Hei tua Bangka, alasan konyol maksudmu? Apa telingamu tuli? Dia adalah istri keempat dari suamiku, kalau dia bukan adikku, lalu apa?" kata Yun Feiya dengan suara lantang.
Mendengar pengakuan Yun Feiya, semua anggota Sekte tercengang.
Hari menjelang malam, di Sekte Pedang Darah yang dikelilingi hutan belantara, suara lolongan serigala terdengar begitu menyeramkan. Seolah sedang memanggil malaikat pencabut nyawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Jumadi 0707
MC ceroboh Mei xiou ling pulang sendiri mlh ngurusin weik wik dng feiya jd deh sekte xiou musnah
2024-07-28
1
Oe Din
30 menit, lumayan lah...
😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
2024-06-17
0
Hiu Kali
laah..cuman 30 menit.. ishh..iishh..isssh..lemah banged MC nyaah..
2024-06-15
0