Chapter 6

Setelah berbincang beberapa saat, merekapun berpisah.

Lin Chen kembali ke tujuan awalnya yaitu mencari alamat Yun Feiya.

"Sial, aku lupa menanyakannya pada Shin Yin." gumam Lin Chen.

Lin Chen mulai berjalan tanpa arah yang jelas dengan gelisah dia memikirkan alamat yang dia tuju sampai saat ini pun masih belum ada petunjuk.

Bagaimana bisa aku menemukan alamat ini? Dimana aku menemukannya? Dimana ...

[Hei, kenapa lagi dengan otakmu? mengapa bernyanyi tidak jelas?] bentak Dewi Lin Hua dalam benak Lin Chen.

"Alamat Yun Feiya saya tidak tahu!" kata Lin Chen.

[Sepertinya, dia berada di gedung paling tinggi sebelah barat.] kata Dewi Lin Hua.

"Dewi, bagaimana kamu tahu Yun Feiya ada disana?" tanya Lin Chen penasaran.

[ Apa kamu lupa, kita terikat kontrak takdir dengannya!]

"Apa itu kontrak takdir Dewi? Aku tidak paham!" tanya Lin Chen bingung.

[Karena sepenuhnya kamu bodoh! tentu saja karena dia telah memicu kekuatan kita. Aku Telah mengambil perasaan murninya, jadi tentu saja kita terikat. Ibaratnya kamu adalah pohon dan dia adalah daunnya. Hal ini dinamakan kontrak takdir, dan akan terikat satu sama lain!] Dewi Lin Hua menjelaskan.

[Jadi tidak peduli seberapapun jauh jarak Yun Feiya, kamu bisa merasakan keberadaannya.]

"Mengapa kamu tidak mengatakannya sejak awal Dewi yang cantik?" goda Lin Chen.

[Dari mana kamu tahu kalau aku cantik?] tanya sang Dewi.

"Kalau Dewi tidak cantik, mana mungkin para dewa mau mengintip anda saat itu?" kata Lin Chen

Sang Dewi hanya diam setelah mendengar perkataan konyol Lin Chen. Dia pun berkata,

[Bagaimana aku memberitahumu jika kamu tidak bertanya? Lagi pula aku sedang sibuk mempelajari dunia fana ini lewat ingatan dan penglihatan kamu.]

"Oh ya, mengapa Dewi tadi bilang mau pingsan?" tanya Lin Chen.

[Aku terpaksa mengambil alih kesadaran dan tubuhmu secara terpaksa. Juga menyembuhkan beberapa preman dengan esensi Dewa, jadi aku banyak kehilangan kekuatan dan energiku. Untung saja Shin Yin memiliki perasaan murni. Menurutku istri kecilmu itu sangat spesial!]

Mendengar itu, Lin Chen tersenyum getir. Dia tidak tahu maksud perkataannya untuk menghibur. Malah disalah artikan oleh mereka.

[Oh ... tidak, istri kecilmu memasuki kamarmu dan menemukan majalah erotis dibawa bantalmu!]

"Ah ...sudahlah. Terserah saja, aku hanya ingin fokus menemukan alamat Yun Feiya dan menemukan pekerjaan darinya." seru Lin Chen.

Setelah berjalan beberapa waktu, Lin Chen akhirnya sampai pada sebuah gedung tinggi. Dan banyak mobil mewah yang berjalan keluar masuk gedung tersebut.

Disamping gerbang, seorang petugas keamanan sedari tadi memperhatikan gerak gerik Lin Chen yang mencurigakan.

Mata Lin Chen berbinar saat melihat mobil mewah yang lalu lalang itu. Sifat pemulungnya belum sepenuhnya hilang, karena dia terus terkagum-kagum dengan kemewahan yang ada didepan matanya.

Tidak sampai disitu, dia pun berpikir, jika saja dia membawa perlengkapan memulungnya, pasti dia sudah mengorek sampah yang ada disamping petugas keamanan itu.

"Anak muda, apa yang kamu lakukan disana? Cepat pergi ..." kata petugas keamanan itu yang berjalan menghampiri Lin Chen lalu mendorongnya agar menjauh.

Karena Tubuh Lin Chen sudah semakin kuat, dengan dorongan seperti itu, tubuh Lin Chen tidak bergeming. Sebaliknya, malah tubuh petugas keamanan itu yang terdorong dengan sendirinya oleh tenaga dari Tubuh Lin Chen.

"Ah ... Maaf tuan, anda tidak apa-apa?" tanya Lin Chen merasa bersalah yang melihat petugas keamanan itu terdorong hingga terduduk dilantai dengan tatapan kosong.

Lin Chen pun membantu petugas keamanan itu untuk kembali berdiri.

"Terimakasih anak muda, tapi tolong kamu segera pergi dari sini. Saya takut, tamu atau bos kami merasa terganggu. Kalau kamu mau memulung sampah, nanti saya akan kumpulkan itu untukmu." kata petugas keamanan itu dengan ekspresi memohon.

"Haha ... Anda salah paham pak. Aku disini tidak untuk memulung. Aku datang kesini untuk bertemu seseorang." kata Lin Chen sambil menyodorkan kartu nama Yun Feiya.

Melihat itu, petugas keamanan itu mulai panik dan dia pun segera berkata, "Maafkan saya anak muda, aku pikir kamu pemulung. Ternyata tamu nona Yun. Mari saya antar ke pos keamanan untuk mengkonfirmasi." kata petugas keamanan itu yang sikapnya langsung berubah menjadi agak sopan.

Dia menatap pakaian yang dikenakan Lin Chen dengan tidak percaya. Bagaimana mungkin nona muda bisa berteman dengan pria yang penampilannya seperti ini?

Karena saat ini, Lin Chen memakai kaos bolong warna putih yang penuh dengan bekas noda, celana pendek yang dipotong terlihat jelas dari celana panjang dan memakai sendal jepit usang.

Lin Chen pun berjalan mengikuti petugas keamanan itu menuju pos keamanan.

Setelah mempersilahkan Lin Chen duduk, petugas keamanan itupun kemudian menghubungi sebuah nomor melalui ponselnya.

"Hallo ... Ada seorang pemuda berusia sekitar sembilan belas atau dua puluh tahun ingin bertemu nona Yun. Namanya ..."

"Maaf, namamu siapa?" tanya petugas itu.

"Lin Chen!" jawabnya singkat.

Setelah memberitahu nama Lin Chen, dia pun mengakhiri panggilannya. Dia kemudian kembali menatap Lin Chen dengan ekspresi tidak percaya.

Tak berselang lama terdengar suara langka kaki lalu muncul sekelompok orang masuk kedalam pos keamanan.

Sesaat kemudian,

Buk!

Sekelompok orang itu langsung berlutut dan berkata, "Maafkan murid ini yang tidak menyambut guru dengan hormat." kata seorang gadis yang saat ini sedang berlutut dihadapan Lin Chen.

Gadis itu tidak lain adalah Yun Feiya.

Melihat nona mudanya berlutut, petugas keamanan itu pun ikut berlutut dengan segera.

"Tidak perlu sehormat itu Nona Yun. Lagi pula, aku tidak pantas dipanggil guru." Lin Chen kemudian melangka maju dan membantu Yun Feiya untuk berdiri.

"Guru, kakekku ingin bertemu!" kata Yun Feiya lagi.

"Baiklah! Antar aku untuk menemuinya." kata Lin Chen santai.

Mereka pun masuk kedalam gedung dan diikuti oleh beberapa pengawal dibelakang mereka.

Gedung itu sangat tinggi memiliki 36 lantai. Lantai satu sampai dua puluh, adalah perkantoran. Sedangkan dua puluh satu keatas dijadikan apartemen untuk para staf dan banyak pekerja kantor yang bekerja lembur. Sementara untuk keluarga Yun mendiami lantai tiga puluhan keatas.

Lin Chen dan lainnya menaiki lift.

Keluarga Yun sebenarnya tinggal di vila utama yang mewah di Utara kota Taohua.

Ketika mendengar kabar tentang keberadaan Lin Chen, Tuan besar Yun kebetulan sedang berada di gedung itu. Dan beberapa kultivator di keluarga nya.

Setelah sampai di lantai 30, Lin Chen diantar masuk kedalam ruangan arena tinju.

Saat masuk, disana sudah banyak orang berkumpul. Diantaranya ada seorang pria tua berjanggut serta berambut putih panjang yang disanggul membentuk sebuah kuba kecil.

Dia adalah kakek Yun Feiya sekaligus kepala keluarga Yun, Yun Baitian

Baitian berumur delapan puluhan tahun. Walaupun dia terlihat Tua namun dia sangat enerjik. Kulitnya keriput, tapi otot-ototnya masih terlihat kekar dan berpola.

Otot dada Baitian berkedut-kedut. Sesekali otot perutnya bergelembung seperti tahu bulat.

Dengan bertelanjang dada, Baitian berdiri diatas arena tinju sambil berkata, "Maaf tetua Lin Chen bukannya saya mau lancang, mohon anda memberi sedikit petunjuk kepada yang lebih tua ini!" kata Baitian terlihat sangat hormat tapi ada sedikit merendahkan dari sorot matanya.

Karena menurutnya, tetua sebuah sekte harusnya sudah berumur dan memiliki aura kultivasi yang kuat. Bukan seorang pemuda lusuh yang tidak memiliki inti energi sedikitpun.

[ Orang tua ini sangat sombong dengan tingkat bumi saja ingin menantang kita] kata Dewi dalam benak Lin Chen.

"Huh ... Aku mengira dia ingin mendengarku berceramah. Aku sampai mengarang kata-kata yang bagus.

[Huh, kamu memang tidak bisa diandalkan. Jelas dia sedang memprovokasi kita dengan memperlihatkan otot-ototnya pada kita?]

"Aduh ... Dewi cantik, tingkat kultivasi itu ada berapa sih? Aku tidak paham karena ini Pertama kalinya aku mendengar tentang kultivasi.

[ Huh ... Dasar bocah. Tingkat kultivasi itu ada enam tingkatan. Alam Fondasi, Alam Bumi, Alam Langit, Alam Suci, Alam Dewa, dan Alam Semesta. Dari setiap tingkat memiliki Tiga alam kecil. Yaitu tingkat awal, menengah dan akhir] Dewi Lin Hua menjelaskan.

"Oh ... jadi seberapa kuat kultivasi Dewi sekarang?" tanya Lin Chen.

[Sudah cukup untuk mengalahkan orang tua yang sombong ini.]

"Maaf guru, kakek saya tidak percaya dengan apa yang kami ceritakan padanya saat itu. Jadi tolong jangan dimasukin kedalam hati!" kata Yun Feiya dengan ekspres menyesal.

"Jangankan kakekmu, aku sendiri juga tidak percaya pada diriku sendiri. Jadi jangan merasa bersalah seperti itu!" kata Lin Chen dengan santai.

Melihat Lin Chen yang masih tidak bergerak, Yun Baitian mulai gundah dan marah karena merasa diabaikan.

"Tuan Lin Chen, jika anda tidak mengizinkan saya mencoba kemampuanmu, maaf jika aku harus mengatakan bahwa, kamu tidak layak menjadi guru dari cucuku. Dan aku menuntut untuk mengembalikan uang yang kau terima dari cucuku sepuluh kali lipat!" teriak Baitian dengan sedikit marah.

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

good job Thor lanjut

2024-10-02

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

lanjut

2024-06-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!