Chapter 2

"Orang tua! Apakah kamu butuh bantuanku untuk menyerang serangga kecil ini?" kata teman yang menyerang Lin Chen pertama kali.

"Diam kau pria tua mesum!" kata pria tua itu. Sambil mengeratkan pegangan belatinya.

[Sepuluh menit kemudian orang-orang ini akan menyerang kamu bersamaan! Ingat kamu harus fokus, kalau tidak kamu akan mati, kalau kamu mati, aku juga akan mati. Jadi kamu harus fokus dan dengarkan instruksi ku.]

sepulu detik kemudian

[Mundur kebelakang, menunduk sambil menyilangkan tangan lalu tendang pria pria dibagian kirimu.]

Bruk!

[Bagus, kamu telah memberinya tendangan fatal.]

"Wow! Aku hebat." gumam Lin Chen.

[Aku yang hebat bodoh] terlihat sala satu pria penyerang itu terpental jauh dan langsung tidak sadarkan diri.

Beberapa pria yang tersisa merasa tidak percaya dengan pemandangan itu.

"Ini sangat menarik. Seekor serangan kecil yang tidak memiliki kultivasi bisa mengalahkan pria tua itu."

"Dua orang maju!" perintah sang pemimpin.

[Hei bodoh, cepat ambil belati pria yang tidak sadarkan diri itu] Lin Chen pun mengambil belati yang tergeletak tidak jauh darinya.

"Dewi, apa kamu ingin aku membunuh orang?" tanya Lin Chen pada Dewi yang ada dibenaknya.

[Tidak! Kita hanya akan memukulnya hingga pingsan. Aku juga ingin tahu seberapa kuat tulangmu]

"Apakah tulangku kuat?"

[Kuat, tapi aku hanya bisa menyalurkan sedikit energi kedalam inti energimu!]

[Hei bodoh! Kita akan menyerang kedua orang itu setelah mereka melakukan dua serangan.] seru sang Dewi.

Detik selanjutnya, dua orang langsung bergerak bersamaan menyerang kearah Lin Chen. Namun Lin Chen fokus mendengar instruksi dari Dewi

[Kamu harus fokus! Jangan melamun!] sang Dewi mengingatkan.

"Siapa yang melamun?" seru Lin Chen bingung.

[Jangan berbohong, aku tahu kamu sedang membayangkan bagaimana rasanya memukul bokong wanita barusan.]

[Lompat!] perintah Dewi itu.

Shut!

Dua belati langsung menyambar dibawa kaki Lin Chen.

[Salto kedepan!]

Dua belati milik kedua pria itu langsung tertancap di rerumputan.

[Sekarang berdiri, dan lempar belati itu ke kiri angkat kaki gerakkan badanmu ke kanan!]

Ting!

Terdengar Bunyi kedua belati itu saat beradu. kemudian terdengar

Bruk!

Seorang pria sebelah kanan berputar beberapa kali dan berhenti dengan posisi menggulung dan langsung tidak sadarkan diri.

[Sayang sekali, kecepatan kamu terlalu lamban, hingga pria sebelah kiri bisa lolos dari serangan kita. Aku yakin jika terkena, jarinya akan terputus!] seru Sanga Dewi.

"Berhenti menyerang! Kelihatannya, anak ini tidak sesederhana kelihatannya. kamu masih beruntung yang disasar jarimu bukan jantung atau leher!" kata pemimpin kelompok itu.

"Ketua, apa maksudmu?" tanya pria tua yang hampir terputus jarinya.

"Coba kamu lihat, belati yang kamu pegang tadi!"

Tanpa sadar, Lin Chen dan pria tua itu melirik kearah belati itu

"Wow! Kamu benar-benar hebat Dewi, belati yang kita serang langsung patah menjadi dua bagian."

[Itu karena kamu telat melemparkan belati itu. Coba kalau tidak, jari pria tua itu pasti terputus.]

"Kamu masih dilindungi oleh langit, karena terpeleset kulit pisang yang tidak sengaja kamu injak. Jika tidak, jari-jarimu akan terpotong." jelas sang pemimpin pada pria tua itu.

"Siapa yang mereka culik? siapa itu Tetua?" tanya Lin Chen.

[Tetua adalah orang terhebat dalam sebuah sekte atau keluarga besar!] jelas sang Dewi kepada Lin Chen.

"Eh kok Dewi tahu?"

[Bukan tahu, hanya kamu yang terlalu kurang berpengalaman!]

Tiba-tiba saja gadis yang diselamatkan Lin Chen berjalan keluar dari persembunyiannya.

Dia sedikit terkejut, ternyata yang bertarung dengan Lin Chen adalah pengawal dari keluarga gadis ini.

"Berhenti bertarung, pemuda ini yang menyelamatkan saya." seru gadis itu.

Melihat nona mudanya baik-baik saja, pemimpin dan beberapa pria tua itu menghela nafas lega.

"Nona muda, syukurlah anda baik-baik saja. Tolong hukum atas kelalaian kami." kata beberapa pria tua itu.

"Sudahlah! Aku baik-baik saja sekarang. Anak muda ini yang menolong saya." kata gadis itu menerangkan.

"Oh iya, siapa namamu? Maaf telah membuatmu terlibat masalah!" kata gadis cantik itu dengan tatapan lembut.

Melihat tatapan gadis itu, Lin Chen kembali membayangkan saat bibirnya dan bibir gadis itu bersentuhan.

Gejolak birahi mendesir dalam tubuh Lin Chen.

[Oh jadi seperti itu! Pantas saja aku terbangun] kata Dewi dalam benak Lin Chen.

"Na ... Namaku Lin Chen Nona!" jawab Lin Chen gagap.

"Maaf Tuan Chen! Kami salah menilai mu. kamu seharusnya bertanya terlebih dahulu sebelum menyerang Tuan Chen." kata para pria itu sambil berlutut satu kaki.

"Oh ... Tidak masalah!" jawab Lin Chen sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Lin Chen pun melambaikan tangannya untuk menyuruh mereka berdiri.

Melihat itu, Nona muda itu mengerutkan alisnya dan bertanya, "Ada apa ini?"

Mendengar itu pria tua berbaju hitam itu berbisik pada nona mudanya itu.

Setelah mendengarnya, nona muda itu pun berkata pada Lin Chen.

"Tuan Chen, apakah anda berkenan menjadi pengawal sekaligus guruku? Namaku Yun Feiya!"

Setelah berkata demikian, Yun Feiya memerintahkan para pengawalnya untuk memberikan sejumlah uang pada Lin Chen beserta kartu namanya.

"Ini adalah sedikit uang, saya mohon anda berkenan menerimanya." kata Yun Feiya sambil berlutut dan menyerahkan kartu nama dan uang sebanyak ratusan Yuan.

Lin Chen menatap Yun Feiya dalam-dalam dan berpikir, apakah saya harus menerima uang tersebut atau tidak.

Jika dia menerima uangnya, itu artinya, dia juga telah bersedia menjadi gurunya. Jika tidak menerimanya, jelas dia sangat membutuhkan uang untuk biaya hidupnya.

Lin Chen sangat dilema.

[Terima saja bodoh, apa yang kau lakukan hanya bergumam dalam hati saja] bentak sang Dewi dalam benak Lin Chen.

"Baiklah, aku akan menjadi pengawalmu dan selanjutnya, apakah aku bisa mengajarimu sesuatu atau tidak!" kata Lin Chen setelah berpikir sejenak.

Walaupun dia tidak tahu apa yang harus dia ajarkan nanti, tapi menurutnya itu adalah satu-satunya alasan yang cukup masuk akal.

"Terimakasih! Yun Feiya memberi hormat pada guru! Kata Yun Feiya sambil membungkuk badan pada Lin Chen. kemudian Yun Feiya melanjutkan, "Kelak guru cukup memanggilku Feiya kedepannya!"

"Baiklah, kamu boleh kembali. Nanti aku akan berkunjung ketempat kalian jika punya waktu!" kata Lin Chen sambil melambaikan tangannya.

"Baik guru!" kata Yun Feiya sambil mengepalkan tangannya depan dadanya dan membungkuk.

Lin Chen dengan cepat berjalan sambil menyeret karung lusuh ditangannya.

Melihat itu, beberapa pria tua yang menyerangnya tadi semakin mengganggumu Lin Chen. "Sungguh master yang rendah hati, apakah kalian pernah mendengar tentang beberapa master tersembunyi yang berpura-pura menjadi pengemis, pemulung ataupun gembel? Mungkin kali ini kita diberkahi langit karena kita bisa melihat sala satu dari mereka.

Yun Feiya dan beberapa pengawal berbaju hitam itu kembali ke vila keluarga Yun.

Keluarga Yun adalah keluarga kultivator, selain itu mereka juga memiliki usaha dibidang real estate. Sudah bukan menjadi rahasia jika sebagian besar pebisnis real estate terlibat dalam perebutan lahan.

Oleh karena itu, jika tidak didukung oleh kekuatan tertentu, maka bisnis mereka tidak akan bisa berkembang sebagaimana mestinya.

Alasan mengapa Yun Feiya diculik oleh pesaing bisnis beberapa waktu yang lalu adalah masalah lahan di timur kota.

Awalnya Yun Feiya hanya dijadikan Sandra. Karena tidak ada kesepakatan dengan keluarga Yun dan tidak bersedia menyerahkan sebidang tanah itu, pihak lain pun tidak segan-segan membunuh Yun Feiya dan membuangnya ke sungai. Untungnya, Lin Chen sedang lewat dan melihat belasan orang itu saat membuang tubuh Yun Feiya ke sungai. Jika tidak di selamatkan tepat waktu, Yun Feiya mungkin telah menjadi mayat dan membusuk didasar sungai. tujuannya dibuangnya kesungai adalah untuk menghilangkan bukti.

Saat Yun Feiya tiba di vila keluarga Yun, sang kakek terkejut, dia mengira jika Yun Feiya telah mati. Setelah itu, Yun Feiya menjelaskan mengapa dirinya bisa selamat. Setelah mendengar cerita Yun Feiya, semua orang tercengang.

"Apa kamu yakin dia adalah seorang kultivator yang kuat?" tanya Tuan besar Yun.

"Saya tidak mungkin salah menilai, dia tampak muda usianya sekitar dua puluhan tahun. Tapi Ming su dan lu meng kalah dalam satu serangan!" jelas Akong.

"Lihat kedua belati ini Tuan Yun. Ini belati milik Ming su dan ini milik lu Meng. Walaupun saya tidak ikut bertarung, aku bisa merasakan kekuatan orang itu." kata Akong.

Pemuda itu melemparkan belati milikku untuk menghadang belati milik Ming su. alhasil belati milik Ming su patah menjadi dua bagian sementara belati milikku tanpa sedikitpun goresan." jelas Lu Meng.

"Syukurlah jika dia bersedia menjadi pengawal sekaligus guru dari cucuku! Aku semakin penasaran dan ingin bertemu dengannya. Apakah kalian punya nomor teleponnya untuk bisa dihubungi?" tanya Tuan Besar Yun.

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

semangat Thor lanjut

2024-09-28

0

Oe Din

Oe Din

semakin "mengagumi" Lin Chen.

2024-06-16

0

Oe Din

Oe Din

"kami" seharusnya bertanya...

2024-06-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!