Yun Feiya pun tidak menolak, karena kini mereka satu keluarga. Yun Feiya juga akan menjelaskan kepada keluarga Yun, apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah kembali ke asrama kampus, Lin Chen pun segera istirahat karena hari ini memang cukup melelahkan baginya.
Pagi keesokan harinya, Lin Chen bangun dan segera membersihkan diri untuk masuk ke kelas untuk pertama kalinya.
Dengan teman sekamar, mereka berjalan menuju ruangan kelas. Kedua pria muda itu satu jurusan, yaitu jurusan kedokteran dan teknik medis kuno.
Saat Lin Chen dan temannya masuk, semua mata tertuju pada mereka. Ya, tentu saja, selain penampilannya yang mencolok semua mahasiswa belum mengenalnya.
Saat ini, Lin Chen memakai pakaian yang sangat sederhana dibandingkan dengan yang lainnya. Dia hanya memakai kemeja murahan, sepatu dan celananya pun tidak kalah sederhananya.
Sedangkan mahasiswa lainnya terlihat modis dan trendy. Berpakaian mahal dan bermerek.
Teman sekamarnya pun demikian. Dia tidak terlihat sedang memakai pakaian murahan, jika dibandingkan dengan yang lainnya, harganya lebih terjangkau.
Lin Chen tidak peduli dengan hal itu, karena itu memang hal yang wajar, seseorang yang masih mudah memang ingin selalu tampil menarik.
Tapi beda dengan Lin Chen, dia lebih memilih, uang digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat dari pada hanya untuk sekedar pakaian yang bagus
Tak berselang lama, dosen pun memasuki kelas. Lin Chen diminta untuk memperkenalkan diri. Setelah perkenalan singkat, kelas pun dimulai.
Waktu terus berlalu, hingga kelas pertama Lin Chen pun selesai.
"Sobat, setelah ini kamu mau kemana?" tanya Lin Chen.
"Karena tidak ada kelas sore, aku mau bekerja!" jawabnya.
"Apa kamu mau kuantar? Ata bagaimana kalau aku mentraktir kamu makan siang dulu di kedai mie kemarin?" Lin Chen menawarkan diri
Melihat temannya tidak menjawab, Lin Chen pun menarik tangannya, "Ayo kita pergi makan, kamu tidak perlu sungkan ini bukan makan gratis karena setelah ini, aku akan meminjam buku catatanmu untuk disalin. Kamu tahu sendirikan, aku ketinggalan mata kuliah!" karena Lin Chen melihat temannya tidak enak hati karena terus-menerus ditraktir oleh Lin Chen.
"Baiklah, jika karena itu, aku tidak akan sungkan!"
"Ayo kita berangkat." Lin Chen merangkul bahu temannya sambil melangkah pergi.
"Oh ya ... Kapan gadis berdada besar itu akan menemuimu lagi?" tanya teman Lin Chen.
"Entahlah! Apa kamu menyukainya? Sayang sekali, dia makan terlalu banyak. Kalau berhubungan dengannya, aku pasti tidak bisa memberinya makan!" kata Lin Chen asal.
"Kamu benar, aku pun tidak sanggup. Untuk makan diri sendiri saja sudah!"
Setelah beberapa saat merekapun tiba di kedai mie, kemudian memesan. Mereka berdua pun makan siang di kedai yang mereka kunjungi kemarin.
Setelah makan, Lin Chen ingin mengantar temannya ke tempat kerja. Tapi temannya menolak. Lin Chen pun tidak memaksa dan langsung kembali ke kamar asrama.
Dia kemudian duduk di meja belajar dan mulai menyalin catatan yang diberikan temannya.
Lin Chen hanya mencatat tentang ilmu medis moderen saja. Karena untuk medis kuno, Lin Chen dapat belajar dari Dewi Lin Hua yang ada dalam benaknya.
"Oh ya Dewi, katamu istri-istriku memiliki jurus khusus. Kalau boleh tahu jurus apa saja itu?"
[ Baiklah! Karena kamu ingin tahu, maka aku akan menjelaskan kepadamu satu persatu.]
[Istri pertamamu Yun Qianyi, dia ternyata memiliki hobi menulis puisi sejak kecil. jadi jurus yang dia kuasai adalah jurus puisi dara surgawi. Ini adalah jurus dari Dewa syair.]
"Jadi mengapa Qianyi yang hanya seorang manusia fana bisa menguasai jurus itu?" tanya Lin Chen dengan sedikit bingung dan tidak percaya dengan penjelasan Dewi Lin Hua.
[Entahlah, ketika pertama kali melihatnya, aku juga bingung, saat aku membuka Meridiannya, aku melihat, dia tidak memiliki inti energi, tapi dia memiliki inti esensi Dewa yang tersegel mantra]
Mendengar itu, Lin Chen tercengang.
[Itu memang benar. Eh ... Tunggu dulu, aku baru ingat, dulu seorang dewa syair memiliki seorang anak perempuan. Ketika beliau mengajari kaisar langit menulis syair. Putrinya ikut menemani dan membantunya untuk menghaluskan batu tinta. Tapi secara tidak sengaja, dia memercikan sedikit tinta keatas kandas puisi yang dibuat oleh kaisar langit. Lalu putri dewa syair pun dihukum.]
[Dasar kamu ini, ini tidak asal memakai kata jangan-jangan ...] kata Dewi dalam benak Lin Chen yang membuatnya sedikit terkejut.
"Jangan-jangan apa Dewi?" Lin Chen ikut penasaran.
[Kamu memiliki tugas dari langit untuk membantu Dewi-Dewi yang dihukum dari langit kedalam fana untuk kembali ke alam dewa.]
"Apa? mengapa harus saya? Saya tidak memiliki inti energi. Dan hanya manusia lemah!" Lin Chen semakin heran setelah mendengar penjelasan dari Dewi Lin Hua.
[Pasti begitu. Coba kamu simak dan ingat kembali penjelasan saya. Shin Yin istri keduamu, dia memiliki fisik dengan kekuatan besar, persis seperti dewa kerbau dan memiliki sifat ceroboh seperti Dewi kipas. Dia persis seperti putri dewa kerbau dan Dewi kipas. Yang dihukum karena menganggu perjalanan biksu Tong kebarat]
[Istri ketigamu, Yun Feiya menguasai tarian Phoenix surgawi. Dulu ada seorang Dewi penari yang disukai oleh kaisar langit. Kaisar langit ingin menjadikannya selir. karena dia menolak, dia akhirnya dihukum!]
[Dan istri ke empatmu, dia menguasai melodi jiwa surgawi. Sewaktu kaisar langit ulang tahun, ada seorang dewa yang memberinya hadiah kecapi. Dan seorang Dewi ahli dalam bermain kecapi disuruh untuk mencoba untuk memainkan sebuah lagu. Tetapi entah mengapa, karena sial atau bagaimana, Dewi itu maka merusak kecapinya, kemudian Dewi itu pun dihukum.]
"Jika demikian, aku sungguh tidak menyangka akan ada kebetulan seperti itu didunia ini." kata Lin Chen sambil membelalakkan matanya.
[Kamu juga harus ingat. Aku juga Dewi yang dihukum. Dan secara tidak terduga, kamu telah membangkitkan aku. Ini bukan lagi sebuah kebetulan. tapi ini adalah takdir dari langit. Dan kamu adalah bagian dari rencana langit itu]
Lin Chen menengadah dan menatap langit dengan tatapan tajam.
Baiklah, jika memang ini adalah takdir dari langit, aku akan menjalani tugas ini dengan baik.
Di vila keluarga Yun.
Seluruh anggota keluarga Yun berkumpul setelah sarapan. rapat keluarga diadakan setelah mendengar penjelasan dari Xiao Ling. Yun Feiya juga ikut membantu menjelaskan. Agar seluruh keluarganya dapat menerima Xiao Ling dengan senang hati.
Karena masalah yang telah dilewati, sebagai saingan bisnis telah berlalu. seluruh anggota keluarga Xiao pun sudah hancur dan hanya tinggal Xiao Ling seorang diri.
Setelah rapat dan diskusi panjang, akhirnya group Yun dan Xiao bersatu menjadi Group baru.
"Baiklah, terimakasih untuk semua bantuannya!" Xiao Ling membungkukkan badan sembilan puluh derajat untuk semua orang yang berada didalam ruangan rapat itu.
"Jangan begitu sungkan, kita semua adalah keluarga. Kelak, panggil aku kakek." kata Yun Baitian dengan tulus.
Xiao Ling berpikir bahwa, wasiat kakeknya adalah hal yang paling tepat untuk mengikuti Lin Chen.
Kini dia telah memiliki keluarga baru yang tulus memaafkan, memberikan tempat berlindung dan memberinya tempat untuk kembali yang disebut rumah dengan penuh kehangatan.
Setelah rapat pengabungan kedua Group keluarga Yun dan Xiao itu berakhir, Yun Feiya dan Xiao Ling pergi bertemu dengan istri Lin Chen yang lainnya.
Sekarang waktunya untuk rapat para istri.
"Suami kita memiliki empat istri. apakah menurut kalian, suami kita akan menambah istri lagi?" Yun Qianyi sebagai pertama membuka obrolan.
"Entahlah. Harus diakui, suami kita memiliki tenaga yang lebih. Aku saja dalam sekali bercinta, sudah tidak bisa melanjutkan ronde selanjutnya karena aku kehabisan tenaga!" kata Yun Feiya. Sambil tersipu.
"Ya, aku yang baru pemanasan saja sudah kalah total!" kata Xiao Ling menambahkan.
"Kakak pertama, suami kita tidak adil kepada kita berdua. Bagaimana menurutmu?"
Gubrak!
mendengar itu, Yun Qianyi memukul meja marmer. Seketika, meja itu langsung hancur berkeping-keping.
Waktu terus berlalu. Tidak terasa akhir pekan telah tiba didepan mata. Sore ini, Lin Chen berencana untuk kembali kerumah.
Lin Chen ingin mengajak teman sekamarnya, tapi dia menolak dengan sopan karena dia ingin bekerja paru waktu untuk menutupi biasa keperluan sehari-harinya.
Lin Chen paham betul tentang hal itu. dulu, untuk menyambung hidup, Lin Chen juga bekerja keras dengan menjadi pemulung.
Melihat temannya setiap hari bekerja dengan keras, Lin Chen sedikit tersentuh dan ingin membantu temannya itu membuka usaha kecil-kecilan.
Karena alasan ini juga, sore nanti Lin Chen akan pulang kerumah untuk berdiskusi dengan kakek Huang.
Lin Chen ingin membuka toko obat dekat dengan universitas. supaya dia juga mempunyai kegiatan jika ada waktu luang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments