...❦ ════ •⊰❂ BAB-19 ❂⊱• ════ ❦...
Arga masih sibuk melemahkan pagar sihir yang ada di pintu laboratorium yang sudah tidak terpakai lagi. Arga baru menyadari bahwa arwah Aruka yang asli tidak mungkin jauh dari tempat dimana ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Pagar sihir itu sungguh sangat kuat, matra yang Arga ucapkan hanya mampu melemahkan tidak akan mudah bagi arwah Aruka untuk melewati pagar sihir itu.
"Tolong... Tolong," Ucap Arwah Aruka yang asli.
"Tenanglah, aku akan berusaha mencari cara agar arwah mu bisa tenang," Ucap Arga.
Tiba-tiba Dafa datang dengan nafas tersengal-sengal ia berhenti di depan Arga yang langsung menaikkan kedua alisnya.
"Ada apa dengan mu Daf," Tanya Arga
"Tuan muda kita harus pergi sekarang tuan besar Alex mengatakan sesuatu yang besar akan terjadi" Ucap Dafa.
"Tapi aku harus menolong nya terlebih dahulu" Ungkap Arga pada Dafa yang tidak dapat melihat arwah Aruka.
Dafa menghela nafas panjangnya, tak lama ponselnya berdering Dafa langsung mengangkat panggilan telpon tersebut.
Sekitar 5 menit Dafa hanya menganggukkan kepalanya tanpa bicara apapun dan di akhiri dengan tatapan mata yang mengarah pada sosok Arga.
"Tuan muda tidak ada waktu lagi kita kembali sekarang sesuai perintah tuan besar" Ucap Dafa.
Arga yang masih fokus pada arwah Aruka tidak mendengarkan ucapan Dafa yang ingin menarik tangan Arga kini berada di tengah-tengah pagar sihir yang kini mulai melemah akibat tubuh Dafa yang menjadi penghambat pagar sihir itu.
Arga tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia menarik tangan Aruka dengan kekuatan supranaturalnya. Kilatan cahaya muncul membuat Dafa pingsan.
Arga berhasil mengeluarkan arwah Aruka dari jeratan pagar sihir, Dafa pingsan saat kilatan cahaya menutup pintu laboratorium tersebut. Sementara Arga tangannya sedikit sakit tapi ia mencoba menahan rasa sakitnya.
Arga menatap arwah Aruka yang masih diam membisu di sampingnya.
"Aruka Isabella," Sapa Arga pada arwah Aruka.
Seperti orang linglung seperti itu gambar arwah Aruka yang kini ada disamping Arga. Arwah Aruka menatap Arga ia tadi ingat Arga menarik tangannya maka ia berusaha kembali menarik tangan Arga, tapi sayang tidak dapat dia gapai karena tembus pandang.
"Berhentilah melakukan hal konyol itu Aruka," Ucap Arga pada arwah Aruka.
Aruka menatap Arga dengan perasaan sedih, ia ingin sekali memeluk ibunya tapi tidak mungkin bisa karena dalam pikirannya pasti akan sama ia tidak bisa menggapai Tubun ibunya. Arga yang melihat hal itu dan tampak terkejut saat arwah Aruka mulai terisak.
"Hei hentikan tangisan mu itu Aruka, kau akan bertemu ibu Bella, tapi sebelum itu kau harus ikut denganku menemui seseorang," Terang Arga pada sosok arwah Aruka.
Dafa sadar dari pingsannya ia meringis karena mengingat kilatan cahaya yang menyilaukan hingga membuatnya pusing lalu pingsan.
"Arrrrrrrgggghhh.... Kepalaku" ucap Dafa
"Kau sudah sadar Daf" Sahut Arga yang ada di sampingnya.
"Hah.. Tuan muda apa yang anda lakukan, biarkan saya yang menyetir mobil ini tuan muda" Ucap Dafa menyadari dirinya di kursi penumpang.
"Istirahat lah terlebih dahulu Daf, sebelum aku menyusahkan dirimu nanti" Ucap Arga yang kini fokus menyetir mobil.
"Hah.. Terimakasih tuan muda, tapi ini bukan perjalanan menuju kediaman Narendra" Ucap Dafa
"Kita memang tidak menuju kesana, kita harus ke rumah sakit sekarang" Sahut Arga yang main fokus
"Tapi bagaimana dengan tuan besar tuan muda" Ucap Dafa yang di buat pusing oleh kelakuan Arga.
"Kakek akan mengerti nanti" Sahut Arga dengan santainya masih fokus ke jalanan.
Tidak terasa mereka sampai di parkiran rumah sakit. Arga sudah memarkirkan mobilnya di parkiran ai turun dari mobil di ikuti oleh Dafa dan arwah Aruka tentunya.
Arga melirik ke belakang dimana arwah Aruka mengikuti langkah kakinya hingga sampai di lorong koridor rumah sakit arwah Aruka terdiam melihat Reno duduk di kursi tunggu dengan kepala tertunduk sambil menahan tangis.
"Dia sangat kehilangan dirimu," Ungkap Arga pada sosok arwah Aruka.
Sosok itu mendekati Reno yang tidak dapat melihat. Reno masih duduk di sana dengan kepala tertunduk kebawah. Reno melihat langkah kaki Arga ia menatap kepada Arga.
"Dia ada disini, kau mau berkomunikasi dengannya" Ucap Arga kepada Reno.
"Apa maksud mu," Jawab Reno menatap Arga.
Arga mendekati Reno dan arwah Aruka, kemudian ia mengucapkan beberapa kata mantra sambil mengusap muka Reno.
"Mungkin ini akan membantu mu," Ucap Arga setelah mengusap muka Reno.
Entah keajaiban apa yang Arga berikan pada Reno, Reno dapat melihat sosok arwah Aruka yang kini berada di hadapannya. Reno langsung berdiri ia menatap tak percaya ia bisa melihat arwah Aruka.
"Aruka," Ucap Reno
"Hmm.. Kau bisa melihat ku, maafkan aku dan ikhlaskan kepergian ku Ren," Ucap Aruka sambil tersenyum pada Reno.
"Kenapa kita harus berpisah seperti ini Aruka," Ucap Reno dengan sedih.
"Lanjutkan hidupmu Ren, Aku akan selalu mencintaimu di kehidupan selanjutnya," Sahut Aruka dengan senyum manisnya.
Arga menatap pasangan yang sudah berbeda alam itu dengan perasaan rumit. Misi terakhirnya yaitu mempertemukan arwah Aruka dengan arwah sang ibu yang masih menunggu kedatangan sang anak.
"Reno," Ucap Arga. Dan Reno menoleh kepada Arga yang satu langkah mendekatinya sambil menepuk pundak Reno.
"Sudah Ren, sudah saatnya melepaskan Aruka aku ingin ia bertemu dan bersama-sama pergi ke alam baka bersama ibu Bella" ucap Arga yang mendapatkan anggukan kepala oleh keduanya.
"Hmm kau duluan saja, aku akan mengurusi pemakaman Aruka" Jawab Reno dengan senyuman tipisnya.
Arga dan arwah Aruka beserta dengan Dafa meninggalkan rumah sakit, kini tujuannya adalah halte di dekat rumah sederhana yang Arga beli untuk ia hidup sendiri.
...****************...
...****************...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
piyo lika pelicia
1 bunga untuk eomma
2024-06-23
0
piyo lika pelicia
huhuhu 😭
2024-06-23
0