Aura Baik

╔╦══• •✠•❀ ||| ❀•✠ • •══╦╗

​ B⃢ ​​ A⃢ ​​ B⃢ ​- 5

╚╩══• •✠•❀ || ❀•✠ • •══╩╝

Arga masih duduk dengan muka tertunduk kebawah saat sang kakek mengingatkan kembali akan kekuatan dan kemampuan yang ia miliki.

Tok...Tok...Tok...

Pintu yang tidak terkunci dan sedikit terbuka itu dapat melihat dengan jelas siapa orang dibalik ketukan pintu itu. Ternyata ia adalah Lisa tetangga sebelah rumahnya Arga.

Arga menatap pintu dengan tatapan rumit, di lain sisi Arga mengkhawatirkan Lisa yang akan di cerca oleh pertanyaan sang kakek nantinya.

"Maaf kalau mengganggu, Arga gue cuma mau anterin ini dari mama" ucap Lisa

"Duduklah dulu nak" ucap sang kakek.

Lisa yang di panggil dan tawari untuk duduk merasa tidak enak jika menolak maka ia memenuhi permintaan kakek Arga itu. Lisa duduk di sofa yang dekat dengan pintu keluar, pandangan mata Lisa menatap pada Arga seolah bertanya siapa kakek yang ada di hadapannya saat ini.

Arga paham arti dari tatapan Lisa hanya tersenyum kepada Lisa. Ia tidak mungkin menjelaskan siapa kakeknya saat ini karena sang kakek sendirilah yang akan memulai menjelaskan dirinya sendiri begitulah pikiran Arga saat ini.

"Siapa nama mu anak cantik?" tanya kakek Arga pada Lisa.

"Melissa Sanjaya kek, saya hanya teman satu sekolahnya Arga saja kek sekaligus tetangganya juga kek " jawab Lisa dengan lancar.

"Teman satu sekolahnya ya...Anak baik terimakasih sudah mau berteman dengan cucu kakek" sahut Kakek Arga.

"Cucu kakek, gue pikir lo sebatang kara ga" ucap Lisa spontan ia lalu menyadari perkataannya kemudian menutup mulutnya.

"Oh... Jadi anak nakal ini tidak cerita jika ia masih memiliki seorang kakek" sahut Kakek Arga dengan wajah sendunya.

Arga menatap tak percaya pada sang kakek, tidak ada angin tidak ada hujan kakeknya ini pasti sedang berakting memperlihatkan wajah sedihnya untuk membuat Lisa tidak enak hati.

Dan ternyata itu benar, Arga melihat seringai mafia yang kakek ketika menatap dirinya.

'Kakek gue emang paling jago dalam memainkan peran' Ucap Arga dalam hatinya.

"Maafkan Lisa kek, Lisa nggak maksud begitu wajar jika Arga tidak beritahu tentang kakek soalnya Lisa baru juga kenalan sama Arga kek" Sahut Lisa dengan pelan.

"Ya kamu benar nak, cucu kakek ini orangnya emang jarang bergaul dengan orang lain. Kakek harap kamu bisa jadi teman yang baik untuknya nak" ucap Kakek Arga sambil mengusap kepala Lisa.

"Baik kek" jawab cepat Lisa.

"Kamu percaya akan hantu Lisa?" tanya tiba-tiba dari sang kakek

"Ah hantu, kalau menurut Lisa sih percaya nggak percaya kek soalnya Lisa sendiri nggak begitu yakin akan hal itu kek" jawab Lisa jujur.

"Baiklah, tapi kamu harus tetap waspada nak jika sewaktu-waktu kamu bertemu dengan mereka" ucap kakek Arga.

'Ini kakek kenapa bahas masalah hantu sih mana udah mau magrib lagi' ucap Lisa dalam hatinya yang dapat di dengarkan oleh Arga.

Arga hanya tersenyum menanggapi batin Lisa yang menurutnya begitu konyol dan menggemaskan.

"Kekek ini seperti orang yang sering masuk majalah itu ya" Tanya Lisa tiba-tiba ketika ia merasakan sesuatu yang harus ia tanyakan secara langsung dari narasumbernya.

"Wah..wah apa kakek seterkenal itu Lisa" Tanya balik kakek Arga

"Aku pernah melihat wajah kakek di majalah bisnis milik papa, kalau tidak salah kakek ini yang bernama Alex Wirawan Narendra bukan" Lisa terlihat serius menanyakan hal itu pada kakek Arga.

"Hahaah lihat Sam bahkan Lisa lebih baik memanggil namaku dari pada bocah nakal ini" ujar Kakek Arga sambil melirik paman Sam yang sedari tadi duduk di samping Arga.

"Jadi benar kakek pengusaha sukses itu" Ucap Lisa kegirangan.

Kakek Arga yang bernama Alex itu hanya tersenyum menatap Lisa. Sementara di tempat duduknya Arga seperti ingin secepatnya Lisa pulang saja kalau tidak semua identitasnya akan terbongkar.

"Lisa ini sudah mau magrib bukankah mama Lia akan mencari mu" ucap Arga.

"Oh iya aku melupakan hal itu, kalau begitu Lisa permisi dulu ya semua sampai ketemu lagi" ucap Lisa sambil pamit pada kakek dan Paman Sam.

Setelah kepergian Lisa, kakeknya menatap Arga dengan tatapan tajam. Seolah meminta penjelasan dengan hal yang tadi.

"Apa yang kakek pikirkan, aku tidak seperti itu kek" ucap Arga membuka suaranya.

"Apakah gadis itu mengetahui kekuatan mu?" tanya Kakek Alex pada Arga.

"Tidak... dan jangan sampai ia mengetahuinya dia akan sama dengan temanku yang lain" ungkap Arga.

"Dia gadis yang baik dan auranya sangat baik untuk mu Arga" ucap kakek sambil tersenyum.

"Sudahlah kek, aku hanya ingin hidup normal" ungkap Arga.

"Hidup normal, aku juga mendambakan hal itu sejak dulu tapi tidak bisa karena kita keturunan Narendra Arga" tegas kakek Alex.

Arga menghela nafasnya lalu ia menatap paman Sam, ia yakin pamannya akan lebih bijaksana dari pada kakeknya sendiri.

"Benar yang di sampaikan tuan besar tuan muda, tugas kita hanya bisa membantu dan jangan ikut campur terlalu jauh" ucap paman Sam pada Arga.

"Hmm baiklah" Putus Arga pada akhirnya.

...✍️(◔◡◔) • (◔◡◔)✍️...

Keesokan harinya Arga pergi ke sekolah lebih pagi dari hari sebelumnya ia berjalan seorang diri. Kembali ia menatap halte dan disana ia bertemu dengan sosok Bella.

Sosok yang selama ini di lihat oleh Arga adalah sosok Bella yang menangis di halte sedang menunggu kedatangan putrinya.

Dengan langkah pelan Arga duduk di halte itu, sambil mengeluarkan ponselnya, setelahnya ia baru mengeluarkan suaranya.

"Hari ini aku akan mencari informasi mengenai putrimu, tapi aku tidak bisa berjanji padamu" ucap Arga dengan pelan sambil menatap lurus kedepan.

"Terimakasih sudah mau membantu ku anak muda" ucap Bella.

"Baiklah aku pergi dulu, jangan terus menangis disini nyonya" ucap Arga seraya berdiri dari duduknya.

Arga berjalan menuju ke sekolahnya, ia sedikit kelaparan lantaran tidak makan malam semalam dan pagi ini ia hanya meminum segelas susu saja.

Ia melihat ada pedangan bubur ayam yang berdiri tidak jauh dari sekolahnya, sambil melihat jam tangannya Arga memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu dari pada ia harus menahan lapar hingga istirahat sekolah nanti.

"Mang pesan buburnya satu ya" Ucap Arga pada pedangan bubur itu.

"Iya mas siap" jawab sang pedagang dengan ramah.

Akhirnya Arga menyantap bubur ayam untuk sarapannya kali ini, ia akan mencari informasi terkait putri dari sosok wanita yang bernama Bella itu. Arga sudah mendapatkan nama putri Bella ia akan mencarinya nanti di perpustakaan atau ia akan bertanya pada Lisa yang pasti memiliki informasi mengenai hal itu.

...****************...

...****************...

...****************...

Terpopuler

Comments

Bening

Bening

emg cri nma org di perpustakaan, bisa kah

2024-07-10

0

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

semangat eomma ☺️

2024-06-03

1

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

heem ibu yang baik tapi sayang sepertinya putrimu juga telah pergi, dan terjebak di sekolah itu 😔

2024-06-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!