╔╦══• •✠•❀ ||| ❀•✠ • •══╦╗
B⃢ A⃢ B⃢ - 3
╚╩══• •✠•❀ || ❀•✠ • •══╩╝
Arga menceritakan kepada mbak Tami bahwa ayah dari mbak Tami meninggal dunia di rumah itu karena sakit yang ayah mbak Tami derita selama ini bukan karena meminum racun.
Ayah mbak Tami hanya ingin keluarganya mengikhlaskan kepergian sang ayah dan terus melanjutkan hidup.
Ayahnya tidak memberitahu penyakitnya selama ini karena ia tidak ingin keluarganya merasa sedih.
"Begitulah mbak, saya hanya menyampaikan pesan terakhir ayah mbak beliau meminta untuk mbak hidup bahagia dengan keluarga kecil mbak dan mengikhlaskan kepergiannya" ucap Arga.
"Bagaimana mungkin mas Arga tahu semua yang tidak saya ketahui selama ini mas" ucap mbak Tami.
Arga menatap kesamping tepat dimana mbak Tami duduk lalu ia mengangguk kepalanya sebelum membuka suara kembali.
"Mbak Tami bisa cek ke rumah sakit persada mbak disana hubungi dokter Romi dokter itu yang selama ini merawat ayah mbak Tami" ucap Arga.
"Baiklah mas Arga, saya akan mencari dokter Romi. Kalau begitu saya pamit mas Arga dan saya akan menjalankan pesan ayah saya ketika saya sudah mendapatkan informasi yang sebenarnya" ucap Mbak Tami berdiri dari duduknya.
"Baiklah mbak Tami" ucap Arga menatap sendu punggung mbak Tami.
'Semoga bapak tenang setelah ini' ucap Arga dalam hatinya.
Setelah menemui mbak Tami, Arga berjalan keluar cafe ia ingin melanjutkan perjalanan ke minimarket sebelum pulang ke rumah.
"Tolong .... Tolong aku"
Kembali lagi suara itu muncul saat ia keluar dari cafe tersebut. Arga melihat ke sekeliling ia menatap tajam sosok wanita yang sama ia lihat di sekolah.
Sosok itu diam saja menerima tatapan Arga, seolah sosok itu memang menginginkan hal itu sedari tadi.
Arga hanya tersenyum lalu ia pergi menuju minimarket, sosok tadi melihat kepergian Arga dengan sendu.
Setelah melewati perjalanan yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya ia sampai di depan minimarket. Arga masuk kedalam mini market dan tidak sengaja mendengar isi pikiran kasir yang sedang menjaga minimarket tersebut.
'Bagaimana cari uang untuk bayar sekolah adikku gajian saja masih satu minggu lagi mau kasbon pasti pak manager marah' begitulah isi pikiran kasir perempuan yang sedang menjaga toko itu.
Arga melanjutkan langkahnya ia mencari barang-barang yang ia butuhkan untuk keperluan rumahnya.
Setelah selesai mencari apa saja yang ia butuhkan, Arga membawa keranjang belanjaannya ke depan kasir kebetulan suasana di minimarket itu tampak lenggang hanya ada beberapa orang yang sedang sibuk mencari apa yang mereka mau.
"Totalnya Rp 250.000 mas" ucap kasir itu.
Arga tersenyum dan menganggukkan kepalanya sambil mengeluarkan dompetnya kebetulan uang cash miliknya ada lima lembar uang merah dan dua lembar uang berwarna biru.
Arga keluarkan uang lima lembaran merah lalu memberikannya pada kasir, perempuan yang menjaga kasir itu bingung dan menatap Arga sambil berkata.
"Maaf mas jumlah belanjaannya hanya Rp. 250.000 saja mas ini uangnya lebih" ucap kasir itu mengembalikan dua lembar uang merah itu pada Arga.
"Bayar belanjaan saya mbak, sisanya untuk mbak itu rejeki dari yang di atas" ucap Arga sambil tersenyum.
"Masnya beneran ini semua untuk saya" ucap kasir itu memastikan.
"Iya mbak, belanjaannya udah kan saya balik pulang dulu mbak. Jika suatu saat ada yang membutuhkan mbak maka bantulah semampu mbak" ucap Arga sambil mengangkat kantong belanjaannya meninggalkan minimarket.
"Terimakasih banyak mas saya akan ingat pesan mas" Teriak kasir itu sambil tersenyum.
...****************...
Singkat cerita Arga yang membawa sekantong belanjaan ia berjalan menuju arah rumahnya dengan jalan yang sama yang ia lalui bersama Lisa tadi pagi.
Kembali Arga menatap halte bus yang tadi pagi ia lihat. Arga menatap iba pada halte bus itu tapi ia tidak dapat berbuat banyak saat ini. Arga kembali berjalan menuju arah rumahnya.
Hingga di depan pagar ia mendengar beberapa ibu-ibu kompleks perumahan itu sedang bercengkrama di dekat pagar rumahnya, ada juga pedangan sayur-mayur yang sedang menunggu ibu-ibu itu selesai berbelanja.
"Mas yang pindah kemarin ya" tanya salah satu dari ibu-ibu itu.
"Benar Bu, saya Arga tetangga baru penghuni rumah ini salam kenal" ungkap Arga.
"Mas tinggal sendirian disini" ucap ibu itu bertanya kembali.
"Iya Bu, saya sendirian disini" jawab Arga apa adanya.
"Oh begitu, semoga betah mas tinggal di kompleks sini"
"Iya Bu, saya permisi masuk dulu Bu mari" ucap Arga sebelum pergi meninggalkan ibu-ibu yang sedang berbelanja di depan pagar rumahnya.
Arga masuk ke dalam rumahnya ia juga menata belanjaan yang ia beli tadi di minimarket.
Arga kembali mendengar obrolan ibu-ibu yang masih berada di depan pagar rumahnya ada salah satu ibi yang sedang membatin dan Arga mengetahui apa yang sedang di batinkan oleh sang ibu.
'Apakah anak itu tidak apa-apa berada di dalam rumah yang sudah lama kosong kasihan sekali dia' batin ibu itu yang terdengar oleh Arga.
"Hmm banyak orang baik di sekitar sini" gumam Arga sambil menatap keluar jendela rumahnya.
Arga masuk ke kamar miliknya lalu ia merasakan ada energi lain yang mendekati area rumahnya tapi seperti terhalang sesuatu.
Arga yang penasaran akan energi dingin yang akan memasuki rumahnya lalu menatap keluar rumah. Arga menyisir pandangannya mencari sumber energi dingin yang terhalang oleh pagar sihir.
"Pagar sihir" gumam Arga.
Ia terkejut ternyata rumahnya di Pagari oleh pagar sihir, sebelumnya ia tidak mengetahui ada pagar sihir di area rumah ini penghuni sebelum juga tidak menceritakan mengenai pagar sihir.
Pagar sihir itu menghalangi hawa dingin, tapi Arga seperti familiar dengan hawa dingin itu hawa dingin itu tidak bisa masuk ke dalam rumahnya hanya sebatas pagar saja.
"Energi ini lagi, apakah aku harus membantunya" gumam Arga sambil berpikir.
Benar Arga harus punya persiapan matang untuk membantu makhluk tidak kasat mata bukan tanpa alasan jika kekuatan itu lebih besar dari pada energi yang ada pada dirinya Arga tentu tidak dapat melawan ia akan kehilangan kendali dan keseimbangan pada tubuhnya dan hal itu akan berakibat fatal pada dirinya sendiri nantinya.
Apalagi jika alter egonya keluar dan menjadi doppelganger itu sangat membahayakan orang sekitarnya. Arga tidak mau hal itu terjadi lagi salam hidupnya. Ia tidak mau sampai Alter egonya turut andil dalam tubuhnya dan menguasai tubuhnya.
Hal itulah yang selalu Arga khawatirkan jika ia berhubungan dengan makhluk tidak kasat mata. Ia hanya mampu membantu makhluk itu untuk menyampaikan pesan atau untuk menunjukkan sesuatu yang berhubungan sebelum kematian makhluk tersebut.
Arga masih menimbang-nimbang baik buruknya jika ia membantu sosok yang terus mengikuti dan bahkan berusaha berkomunikasi dengannya.
...****************...
...****************...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
🔵꧁ঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
/Coffee//Rose//Rose/ meluncur....👍👍
2024-07-15
0
🔵꧁ঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
wah si Arga kemampuannya keren /Shy//Shy/
2024-07-15
0
Bening
serem kakak, aku gk mau di ikutin mahluk tak kasat mata
2024-07-10
0