Tanpa dirasa hari pelelangan telah tiba, Weiruo tentu saja menggunakan identitasnya sebagai putri mahkota selama menggantikan Xuan Guoxin nanti.
Weiruo memakai gaun dengan bahan berkualitas tinggi, memakai beberapa perhiasan yang cocok untuk dirinya, rambutnya ditata rapi oleh Yinyi. Penampilan Weiruo sekarang jauh berbeda dari hari-hari biasa, hari ini dirinya terlihat lebih elegan dan berwibawa dengan gaun biru tua yang dikenakannya.
Melihat penampilan nonanya membuat Yinyi begitu senang karena baru pertama kalinya melihat sang nona dengan aura yang begitu berwibawa.
“Ya, cukup cantik.” Weiruo memperhatikan pantulan dirinya di cermin, entah kenapa gadis tersebut merasa seperti melihat dirinya di kehidupan pertama.
‘Aku tetaplah aku.’
Weiruo beranjak dari tempatnya dan pergi menemui Xuan Guoxin ditemani Yinyi yang mengikutinya.
“Putriku, kau terlihat begitu cantik,” puji Xuan Guoxin ketika Weiruo memasuki ruang kerjanya.
“Terima kasih atas pujiannya, Ayah. Aku akan pergi ke pelelangan, semua yang kubeli hari ini akan sepenuhnya Ayah tanggung, ‘kan?” Weiruo tersenyum penuh arti.
Xuan Guoxin tentu mengiyakan ucapan Weiruo, tapi entah kenapa perasaannya tidak enak setelah melihat senyuman Weiruo.
“Ayah tidak perlu mengirim pengawal, aku sudah memiliki satu.”
“Satu? Tidak boleh seperti itu, kau adalah Putri Mahkota, bagaimana jika terjadi sesuatu di luar sana?”
“Terjadi sesuatu padaku dan pasukan khusus yang Ayah banggakan bahkan tidak bisa mengatasinya. Satu orang itu lebih dari cukup,” sanggah Weiruo.
Xuan Guoxin kehabisan kata-kata, tentu dirinya tahu jika Weiruo menyinggung kejadian penculikan yang menimpanya, yang bahkan Prajurit Bayangan tidak mampu mengatasinya. Akibat kejadian itu Prajurit Bayangan mendapat pelatihan ulang oleh Panglima Gong.
“Aku pergi dulu.”
Weiruo berpamitan dan segera pergi meninggalkan Xuan Guoxin.
...***...
“Lang,” panggil Weiruo.
Xiao Lang menoleh, mendapati Weiruo sudah menunggu di dalam kereta kuda yang baru saja keluar dari gerbang selatan istana.
“Ayo berangkat.”
Sebenarnya Weiruo sudah meminta Xiao Lang untuk menunggu di kediamannya, tapi pemuda tersebut menolak dan menunggu di samping gerbang istana.
“Naiklah.”
“Tidak perlu.”
“Aish, cepat naik saja!” Weiruo membuka pintu kereta kudanya dan menarik Xiao Lang ke dalam.
Kereta kuda segera melaju melewati jalan menuju Asosiasi Teratai Biru, pelajan kaki segera membukakan jalan ketika mengetahui jika kereta kuda kerajaan hendak melewati jalan.
Segera mereka tiba di asosiasi setelah setengah jam perjalanan, sebenarnya dapat lebih cepat, tapi karena kondisi jalan yang ramai akhirnya kereta kuda kerap kali berhenti.
“Kembalilah, aku akan kembali bersama dia nanti,” ucap Weiruo pada kusir yang mengantarnya.
Weiruo masuk bersama Xiao Lang, setelah menunjukkan kartu VIP khusus milik kaisar, Weiruo diantar seorang karyawan ke ruang VIP khusus milik kaisar.
Tempat tersebut terlihat begitu mewah dengan begitu banyak perabot berbahan kayu kualitas tinggi. Terdapat dua kursi yang langsung mengarah ke panggung lelang, di belakang kursi terdapat sekat yang membatasi ruang bersantai.
Pelelangan belum dimulai sehingga Weiruo memilih untuk menikmati hidangan yang disiapkan untuk tamu VIP. Xiao Lang memilih untuk berdiam di sudut ruangan sembari mengawasi Weiruo.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Weiruo melihat Xiao Lang yang diam di sudut ruangan.
“Mengawasi anda, sekarang saya adalah pengawal anda.”
“Itu hanya untuk menghindari pengawal dari Ayah, bersikap seperti biasa saja.” Weiruo mengulurkan sebuah kue pada Xiao Lang.
Xiao Lang awalnya ingin menolak, tapi entah kenapa dirinya hanya bisa menurut dan duduk tidak jauh dari Weiruo.
Weiruo hendak mengupas apel, tapi Xiao Lang mengambil apel di tangan gadis tersebut dan mengupaskannya.
“Ini bisa langsung dimakan.”
“Aku tidak suka kulit apel, rasanya pahit.” Weiruo beranjak dari tempat duduknya dan mengintip dari balik tirai untuk melihat orang-orang yang sibuk mencari tempat duduk mereka.
Ada total 20 ruang VIP, 1 khusus untuk kaisar, ruangan VIP terletak di atas, sedangkan tamu biasa berada lantai bawah yang dapat menampung lima ratus orang tamu.
“Sudah dikupas.”
Weiruo berbalik dan segera mendatangi Xiao Lang yang sudah mengupaskan sebuah apel untuknya.
Sementara Weiruo menikmati hidangan yang diberikan, Xiao Lang sibuk berlatih. Weiruo mengamati pemuda tersebut selama menghabiskan waktunya sebelum acara dimulai.
Setengah jam kemudian acara lelang segera dimulai, Lao Mian menjadi pembawa acara.
Barang pertama adalah sebuah pedang yang terbuat dari tulang binatang spiritual, terjual dengan harga cukup tinggi.
Kemudian satu per satu barang mulai ditunjukkan, Weiruo hanya mengamati dari balik tirai. Karena tirai di ruang VIP dibuat dua lapis, Weiruo bisa melihat lelang tanpa harus menunjukkan wajahnya karena tertutup tirai transparan.
“Kita sampai pada barang ke-12! Sebagian dari kalian mungkin sudah mengetahui telur apa ini....” Lao Mian menunjukkan sebuah telur berwarna merah keemasan dengan ukuran yang jauh lebih besar dari telur unggas biasa.
“Telur Burung Api?”
“Sudah selesai berlatih?”
Xiao Lang mengangguk dan duduk di kursi samping Weiruo. Pemuda tersebut menjelaskan jika Weiruo pernah melihat Burung Api satu kali di Hutan Kabut.
“Ah, burung merah waktu itu.”
“Harga dimulai dari tiga ribu koin emas! Penawaran kelipatan seratus koin emas!”
“Tiga ribu seratus!”
Para tamu mulai menawar, tapi tidak terlalu banyak bahkan tamu VIP masih diam sedari awal pelelangan dimulai.
“Empat ribu!” Weiruo kini ikut menawar.
Weiruo awalnya biasa saja, tapi setelah tawarannya tidak ada satupun yang menawar.
‘Apa karena identitasku?’ batin Weiruo.
“Empat ribu satu kali! Empat ribu dua kali! Empat ribu tiga kali! Telur Burung Api terjual pada tamu VIP ruang 1!”
Lao Mian segera mengeluarkan barang berikutnya dan lelang kembali berlanjut dengan persaingan harga yang cukup tinggi, semakin tinggi sesuai dengan urutan barang tersebut.
Setelah barang ke-20, Luo Mian memberi sebuah jeda selama lima menit sebelum kembali melanjutkan acara.
Acara terus berlangsung tapi Weiruo tidak tertarik dengan barang yang dipamerkan, dirinya hanya menikmati acara sambil menikmati hidangan yang disediakan, sesekali mengamati Xiao Lang yang kembali berlatih.
“Barang ke-36 adalah Buah Sisik Naga dengan kualitas tinggi!”
Weiruo kembali ke alam sadar setelah cukup lama melamun, mendengar nama barang yang baru saja dikeluarkan membuat Weiruo teringat akan Ye Nian dan Ye Jinhai.
Penawaran terus naik dan cukup banyak yang berminat pada buah tersebut, sesekali Weiruo mendengar suara Ye Jinhai menaikkan harga.
Namun, ketika penawaran menyentuh harga tinggi, tidak sedikitpun Weiruo mendengar suara Ye Jinhai.
“Sepuluh ribu satu kali—“
“Sebelas ribu.”
Lao Mian terbelalak, biasanya penawarakan menaikkan satu atau dua kali harga kelipatan, tapi Weiruo tanpa ragu menaikkan harga hingga sepuluh kali harga kelipatan.
Tidak ada yang menawar setelah Weiruo, mereka akan berpikir dua kali untuk menawar harga lebih tinggi mengingat masih ada belasan barang lainnya. Akhirnya Buah Sisik Naga jatuh ke tangan Weiruo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Mario
ceritanya sama kaya sebelah punya
2021-07-24
0
xiao
lanjut thor,cerita nya bagus banget
2020-03-09
6
Queen Ly
lanjut thor
2019-12-17
5