Weiruo hanya bisa diam mendengar orang-orang bersaing menaikkan harga sedangkan dirinya tidak tertarik pada satupun barang dan tidak memiliki teman mengobrol.
“Setelah ini kita akan memasuki 10 barang utama, siapkan harga terbaik tuan dan nyonya sekalian.” Lao Mian mengundurkan diri untuk mengambil jeda sekaligus menyiapkan 10 barang utama yang akan ditampilkan.
“Sepertinya bungaku cukup beruntung masuk ke 10 barang utama,” gumam Weiruo.
Tidak berselang lama Lao Mian naik ke atas panggung dengan membawa barang ke-41. Harga awal dari barang utama tentu saja jauh lebih tinggi, Weiruo pun terkejut dengan harga awal yang sudah fantastis.
“Terjual tiga puluh lima ribu koin emas kepada tamu nomor 80!”
Barang pertama sudah terjual dengan harga tinggi, Weiruo penasaran berapa banyak uang yang berhasil dia dapatkan untuk kelima bunga miliknya.
“Barang selanjutnya adalah Belati Bintang Kembar!”
Seorang pria naik ke panggung dengan sebuah kotak kayu berhias emas, Lao Mian membuka kotak tersebut dan pria pembawa kotak menunjukkannya ke seluruh tamu yang hadir.
“Harga pembukanya adalah dua puluh ribu koin emas, kelipatan seribu!”
“Dua puluh satu!”
Sebagian tamu VIP kini mulai mengeluarkan suara mereka, menaikkan harga untuk belati kembar tersebut.
Harga terus naik dan tersisa dua tamu VIP yang memperebutkan belati tersebut.
“Empat puluh lima,” Weiruo ikut menaikkan harga.
Tentu saja kedua tamu VIP tersebut tidak takut untuk melawan Weiruo karena besar kemungkinan mereka adalah anggota sebuah sekte dengan kedudukan yang lumayan tinggi di kekaisaran. Weiruo pun tidak memikirkan hal itu karena dalam pelalangan harga tertinggi lah yang menang.
Ketiga pihak terus menaikkan harga hingga akhirnya salah satu dari mereka memilih untuk mengalah. Menyisakan Weiruo dengan tamu VIP nomor 12.
“Untuk apa Tuan Putri membeli senjata? Bukankah anda tidak ahli dalam hal bela diri?” terdengar suara dari ruang nomor 12.
Weiruo menaikkan alisnya, tapi tidak terkejut karena memang sering terjadi adu mulut ketika pelelangan.
“Aku membelinya untuk diriku sendiri, jika kau ingin memilikinya, naikkan harganya,” jawab Weiruo tanpa rasa takut.
Jika benar ruang nomor 12 diisi anggota sekte di sekitar kekaisaran, mereka juga akan berpikir 2 kali jika ingin mencari masalah dengan keluarga kekaisaran.
“Saya hanya takut belati tersebut terjual sia-sia.”
“Aku juga demikian.” Weiruo tersenyum tipis, menurut tebakannya mungkin yang berbicara dengannya saat ini masihlah pemuda berumur belasan tahun.
Tiba-tiba sebuah tekanan muncul dan membuat Weiruo terbelalak kaget, tapi tekanan tersebut tidak berselang lama sebelum menghilang begitu saja.
Weiruo menoleh, mendapati sosok Xiao Lang yang berdiri di sampingnya, siap menarik pedang keluar dari sarung pedang, terlihat pemuda tersebut menunjukkan ekspresi waspada.
“Tamu VIP nomor 12, tolong jaga sikap anda, saya tidak ingin mengerahkan penjaga untuk mengusir tamu terhormat,” Lao Mian berucap dengan santai, tapi ancaman jelas terasa di tiap katanya.
Keadaan menjadi hening setelahnya, tidak berselang lama lelang dilanjutkan dan Belati Bintang Kembar jatuh ke tangan Weiruo dengan harga lima puluh ribu koin emas. Tentu saja semua itu akan ditanggung sang ayah.
Barang selanjutnya segera dikeluarkan dan tamu VIP berebut untuk mendapatkannya.
Sementara di luar begitu sibuk dengan pelelangan, Weiruo malah asik bersantai sembari memotong buah-buahan dan menyusunnya di atas piring. Walaupun terihat bersantai, sebenarnya pikiran Weiruo sibuk memikirkan seberapa kuat Xiao Lang karena bisa Weiruo rasakan untuk sesaat energi keluar dari tubuh Xiao Lang dan menahan tekanan dari ruang VIP nomor 12.
Terlebih Xiao Lang sudah berada di samping Weiruo padahal gadis tersebut ingat dengan jelas jika Xiao Lang masih berlatih di ruang belakang.
Setelah menunggu begitu lama, akhirnya Bunga Cahaya Bulan milik Weiruo dikeluarkan sebagai barang terakhir. Seisi ruangan seketika terdiam ketika kotak tempat bunga tersebut disimpan terbuka, selain memiliki umur yang begitu tua, kemurnian dari bunga tersebut juga begitu sempurna, layak jika kelima bunga tersebut dikeluarkan sebagai puncak lelang.
“Satu bunga dengan harga pembuka lima puluh ribu koin emas, kelipatan seribu!”
Weiruo menarik napas dalam mendengar ucapan Lao Mian barusan. Lima puluh ribu sebagai harga pembuka adalah hal yang begitu fantastis. Namun, Weiruo juga memahami alasan Lao Mian memberi harga yang begitu tinggi mengingat Bunga Cahaya Bulan begitu sulit ditumbuhkan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat dipanen, perbedaan umur satu tahun saja sudah dapat menaikkan harga bunga tersebut berkali-kali lipat.
Ruangan tersebut langsung dipenuhi suara penawaran harga terlebih dari tamu VIP yang jelas datang untuk bunga tersebut. Mereka jauh-jauh mendatangi Asosiasi Teratai Biru karena informasi Bunga Cahaya Bulan berumur lima puluh tahun akan dilelangkan.
Harga terus naik tanpa henti, bahkan tamu yang bukan VIP pun ikut menawar, mereka menyimpan uang mereka sedari awal demi berebut Bunga Cahaya Bulan.
Bunga Cahaya Bulan degan umur 10 sudah cukup langka dan memiliki harga tinggi, kini di hadapan mereka berjejer lima bunga berusia 50 tahun tentu membuat banyak pendekar dan ahli pil bersaing untuk mendapat bunga tersebut.
“Terjual tujuh puluh ribu koin emas kepada tamu VIP nomor 12!”
Lao Mian meminta seorang karyawan untuk menarik mundur satu kotak bunga.
“Bunga pertama terjual tujuh puluh ribu, bunga kedua akan dimulai dengan harga pembuka sebesar tujuh puluh ribu koin emas!”
Sementara di luar dihebohkan dengan harga awal yang tinggi, Weiruo malah tersenyum senang karena Lao Mian menggunakan teknik lelang yang dia beri tahu sehari sebelumnya.
Weiruo menguap pelan sebelum memejamkan matanya, mendengarkan harga yang terus naik dari waktu ke waktu. Xiao Lang masih tetap pada posisinya berdiri di samping Weiruo.
Tanpa gadis tersebut sadari dirinya terlelap di tengah kehebohan perebutan harga Bunga Cahaya Bulan, ketika membuka mata gadis tersebut mendapati jika lelang sudah berakhir dan tamu yang datang sudah mulai meninggalkan tempat mereka.
Masih dalam keadaan setengah sadar, Weiruo menoleh pada Xiao Lang dan bertanya tentang Bunga Cahaya Bulan yang baru saja dilelang.
“Para tamu menaikkan harga dengan begitu tinggi, terjual tujuh puluh ribu, delapan puluh ribu, seratus ribu, seratus lima belas ribu, dan yang terakhir seratus lima puluh.”
Weiruo menahan kebahagiaan mendengar penjelasan Xiao Lang, jika ditotal dirinya akan mendapat kurang lebih 412.000 keping emas. Untuk orang biasa uang sebanyak itu mungkin dapat digunakan seumur hidup bahkan untuk anak cucunya.
“Jika dikurangi barang sebelumnya tersisa 347.000 koin emas ... apakah aku perlu mengganti uang Ayah?” gumam Weiruo
Namun, mengesampingkan hal itu, Weiruo masih berasa begitu senang karena dirinya mendapat ratusan ribu koin emas hanya dalam waktu sehari saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Fransiska Husun
waw senggol bacok leh🤭🤭
2021-03-31
0
Dinda Rania
berani colek,
bantaiii
2020-12-03
0
senja
waw 13thn sdh jadi assasin
2020-05-14
9