Strongest Lady

Strongest Lady

Ch. 1-Kematian

“Kau lihat berita kemarin malam? Sekelompok teror*s berhasil dilumpuhkan!”

“Keren sekali.”

Sekelompok pemuda saling berbincang di kafe, tidak jauh dari mereka juga ada seorang gadis yang mencuri dengar obrolan itu.

Dia tersenyum dan melirik mereka sejenak. “Keren sekali,” katanya pelan.

Teleponnya berdering, segera ia mengangkatnya dan keluar dari kafe setelah menghabiskan minumannya.

“Maaf membuatmu menunggu,” ucapnya pelan setelah memasuki mobil yang terparkir di tepi jalan.

“Tenang saja.”

Mobil melaju melewati jalanan yang ramai, tidak ada perbincangan sehingga perjalanan terasa begitu sepi.

“044, ada misi baru.”

“Iya aku tahu itu.”

Gadis tersebut, yang dipanggil 044 mengangguk pelan, gadis yang baru saja menginjak usia 17 tahun itu sudah menjadi salah satu anggota terbaik pasukan khusus milik negara yang bergerak memberantas *******.

“075!” panggilnya.

Yang dipanggil segera menoleh, keduanya segera pergi ke kantor kepala mereka untuk menerima misi.

Ada total 10 orang ditugaskan, 044 salah satunya. Setelah mendapat penjelasan lebih rinci, kesepuluh orang tersebut segera menyiapkan diri.

Ketika matahari tenggelam, mereka segera berangkat ke lokasi markas ******* sesuai yang diinformasikan.

Mereka bergerak tanpa suara di tengah heningnya malam. Hutan tempat mereka saat ini baru saja turun hujan sehingga tanah becek dan menimbulkan suara cipratan kecil.

“044 dan 075, kalian berjaga,” ucap seorang pria yang memimpin pasukan kecil tersebut.

“Ha? Jangan bercanda!” tolak 044 kesal mengetahui dirinya tidak turun secara langsung.

Dirinya ahli dalam pertarungan jarak dekat, menunggu dari kejauhan bukanlah tipe bertarungnya.

“Harus berjaga-jaga karena misi ini jauh lebih berbahaya dari sebelumnya, aku pasti akan memanggilmu.”

“Hmph! Baiklah.”

Mereka bergerak cepat meninggalkan 044 dan 075 di tempat tersebut. Tidak lama berselang hujan turun dan membasahi hutan.

Ckrek

“075? Apa maksdudmu?” 044 tersenyum tipis dan menoleh pada 075 yang kini mengarahkan pistol ke arahnya.

“Maaf, tapi keluargaku dalam bahaya.”

“Kau mengkhianati kami?” 044 berusaha menyingkirkan pistol tersebut, tapi 075 tetap pada posisinya.

“Ini demi keluargaku!”

“Kau mengkhianati kami semua?! Yang menjadi rekanmu selama bertahun-tahun?!”

075 tersentak, mulai merasa ragu. Namun, tidak berniat menurunkan senjatanya.

“Kau mana tahu perasaan ini ... kau mana paham. Aku ... harus membunuhmu.” tangannya bergetar, jarinya bergerak pelan pada pelatuk.

“Tembak saja.” 044 menegakkan kepalanya, tidak ada rasa takut di matanya.

“Aku memang tidak mengerti perasaan yang kau maksud ... tapi tidak akan kubiarkan orang lain merasakan hal yang sama. Tembak saja.” tidak ada sedikitpun keraguan dari tiap katanya, kepalanya tegak menatap 075 yang kini mulai bimbang dengan keputusannya.

“Tidak ... tidak bisa ... kau juga keluargaku.”

Tetesan bening jatuh melewati pemuda tersebut. Namun, segera tertutup oleh air hujan yang membasahinya.

[“044! Kami butuh bantuan!”]

“Baik!”

044 berhenti sejenak dan berbalik, 075 masih duduk di tempatnya, tidak ada niatan untuk bergerak.

“075! Sadari posisimu saat ini, dari pada diam tidak berbuat apapun, lebih baik kau bergerak menyelesaikan misi ini, habisi mereka dan selamatkan keluargamu.”

044 menarik belati dan bergerak ke lokasi pertempuran, suara tembakan perlahan terdengar dengan jelas.

Satu per satu musuh berhasil ditumbangkan oleh 044 dalam waktu yang begitu singkat. Dia tidak membunuh mereka, tapi melumpuhkan mereka sehingga tidak dapat melakukan perlawanan.

“Segera cari ketua kelompok ini!” perintah 005, pemimpin pasukan tersebut.

Setelah berhasil membereskan sisa musuh yang ada, 044 segera menyusul yang lain. Pergerakan rekannya yang cepat membuatnya tertinggal cukup jauh, tapi itu bukanlah masalah untuk 044 yang sudah melatih dirinya sehingga bisa mengimbangi secepat rekan-rekannya yang lain.

Langkahnya terhenti, segera ia berbalik, tatapannya tertuju pada satu pohon besar di hadapannya.

“Keluar.”

Sosok pria keluar dari balik kegelapan, jubahnya basah oleh hujan, separuh wajahnya tertutup kain sehingga hampir tidak terlihat di tengah kegelapan.

Tanpa banyak bicara pria tersebut menerjang 044, untung saja respon gadis tersebut cukup cepat sehingga bisa langsung menahan serangan itu.

“Ahaha, ayo selesaikan semuanya di sini! Pengkhianat, 001!”

Keduanya saling bertukar serangan tanpa ada celah sedikitpun, pertarungan intens di antara keduanya perlahan menjadi brutal.

001 tidak segan mengeluarkan pistol dan menembaki 044 yang hanya bersenjatakan belati.

“Kenapa kau mengkhianati markas?!” 044 menarik belatinya dan menyerang sama brutalnya dengan 001.

“Markas tidak pantas untuk orang sepertiku,” jawab 001 pelan.

“Apa maksudmu?!”

“Markas tidak cocok untuk bakatku, itu saja.” 001 menangkap lengan 044 dan membantingnya.

Namun, 044 merespon dengan cepat sehingga bisa menjaga keseimbangannya sebelum benar-benar terbanting ke tanah.

“Omong kosong macam apa itu?!” 044 menerjang dengan belati di tangannya, tiap tembakan yang dilancarkan oleh 001 berhasil ia hindari dengan cepat.

Keduanya kembali bertarung, tidak segan menyerang dengan niat membunuh.

Di sisi lain, 075 dan yang sudah menyelesaikan misi mereka, melumpuhkan setiap ******* yang berada di markas tersebut.

“Di mana 044?” tanya 005 yang baru saja selesai memeriksa sekitar.

“Tadi dia di belakangku,” ujar 075 sembari mencari ke sekitar, menyadari jika 044 tidak bersama dengannya.

Dor

Suara tembakan terdengar dari kejauhan, 075 tersentak kaget, tiba-tiba saja perasaannya menjadi begitu buruk.

“Akan kuperiksa.”

075 berlari dengan cepat ke arah suara tembakan barusan, setelah melewati tanah hutan yang becek akibat hujan sebelumnya, 075 akhirnya tiba di tempat asal suara.

Matanya terbelalak, tubuhnya lemas dan jatuh terduduk ke tanah.

“T-tidak mungkin ... 044 ... jangan bercanda.”

075 mendekati tubuh 044 yang terbaring di tanah, tidak jauh darinya juga terbaring sosok pria yang sudah tidak bernyawa dengan luka menganga di lehernya.

Dengan tangan bergetar, 075 memeriksa tubuh 044 yang terbaring tak bernyawa di tanah.

“044 ... Weiruo, buka matamu.”

Pemuda tersebut mengelus kepala Weiruo pelan, menatap tidak percaya pada jejak tembakan di kepala Weiruo.

Rasa bersalah menyelimuti hati pemuda tersebut, sekalipun kematian Weiruo tidak ada sangkut paut dengan dirinya, rasa bersalah pada kejadian sebelumnya terus mengganggu pemuda tersebut.

“Maafkan aku ... maaf.”

Terpopuler

Comments

Novie Mardiani

Novie Mardiani

kok ceritany mirip cerita disebelah ya...cuma disana pemeranny laki2

2020-08-14

2

senja

senja

bagaimana caranya utk kontrak darah?

2020-05-12

0

Awan Luluk

Awan Luluk

semangat thor

2020-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1-Kematian
2 Ch. 2-Tubuh baru
3 Ch. 3-Dihukum
4 Ch. 4-Kebiasaan
5 Ch. 5-Penculikan
6 Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7 Ch. 7-Mulai Berlatih
8 Ch. 8-Festival Perburuan
9 Ch. 9-Taruhan
10 Ch. 10-Ular Darah
11 Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12 Ch. 12-Yue Hua
13 Ch. 13-Langkah Awal
14 Ch. 14-Perpisahan
15 Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16 Ch. 16-Lelang?
17 Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18 Ch. 18-Ye Jinhai
19 Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20 Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21 Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22 Ch. 22-Fu Cheng
23 Ch. 23-Pil Energi
24 Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25 Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26 Ch. 26-Ruang Rahasia
27 Ch. 27-Laohua
28 Ch. 28-Auman
29 Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30 Ch. 30-Hanya Bercanda
31 Ch. 31-Pil Awet Muda
32 Ch. 32-Kota Gohu
33 Ch. 33-Penjaga Lembah
34 Ch. 34-Sumpah Setia
35 Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36 Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37 Ch. 37-Kabar Buruk
38 Ch. 38-Lembah Darah
39 Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40 Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41 Ch. 41-Terpojok
42 Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43 Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44 Ch. 44-Naga Biru
45 Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46 Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47 Ch. 47-Kembali
48 Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49 Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50 Ch. 50-Desa Kecil
51 Ch. 51-Mengangkat Murid
52 Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53 Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54 Ch. 54-Klan Mo
55 Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56 Ch. 56-Babak Terakhir
57 Ch. 57-Wabah Penyakit
58 Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59 Ch. 59-Rumah Baru
60 Ch. 60-Berlatih Bersama
61 Ch. 61-Pertunangan
62 Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63 Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64 Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65 Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66 Ch. 66-Zu Chong
67 Ch. 67-Kebenaran
68 Ch. 68-Dendam Meigui
69 Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70 Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71 Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72 Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73 Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74 Ch. 74-Siluman Harimau
75 Ch. 75-Seorang Teman
76 Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77 Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78 Ch. 78-Kehilangan
79 Ch. 79-Merelakan
80 Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81 Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82 Ch. 82-Persiapan
83 Ch. 83-Kesetiaan
84 Ch. 84-Peperangan
85 Ch. 85-Peperangan II
86 Ch. 86-Peperangan III
87 Ch. 87-Peperangan IV
88 Ch. 88-Peperangan V
89 Ch. 89-Peperangan VI
90 Ch. 90-Peperangan VII
91 Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92 Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93 Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ch. 1-Kematian
2
Ch. 2-Tubuh baru
3
Ch. 3-Dihukum
4
Ch. 4-Kebiasaan
5
Ch. 5-Penculikan
6
Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7
Ch. 7-Mulai Berlatih
8
Ch. 8-Festival Perburuan
9
Ch. 9-Taruhan
10
Ch. 10-Ular Darah
11
Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12
Ch. 12-Yue Hua
13
Ch. 13-Langkah Awal
14
Ch. 14-Perpisahan
15
Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16
Ch. 16-Lelang?
17
Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18
Ch. 18-Ye Jinhai
19
Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20
Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21
Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22
Ch. 22-Fu Cheng
23
Ch. 23-Pil Energi
24
Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25
Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26
Ch. 26-Ruang Rahasia
27
Ch. 27-Laohua
28
Ch. 28-Auman
29
Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30
Ch. 30-Hanya Bercanda
31
Ch. 31-Pil Awet Muda
32
Ch. 32-Kota Gohu
33
Ch. 33-Penjaga Lembah
34
Ch. 34-Sumpah Setia
35
Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36
Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37
Ch. 37-Kabar Buruk
38
Ch. 38-Lembah Darah
39
Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40
Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41
Ch. 41-Terpojok
42
Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43
Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44
Ch. 44-Naga Biru
45
Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46
Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47
Ch. 47-Kembali
48
Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49
Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50
Ch. 50-Desa Kecil
51
Ch. 51-Mengangkat Murid
52
Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53
Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54
Ch. 54-Klan Mo
55
Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56
Ch. 56-Babak Terakhir
57
Ch. 57-Wabah Penyakit
58
Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59
Ch. 59-Rumah Baru
60
Ch. 60-Berlatih Bersama
61
Ch. 61-Pertunangan
62
Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63
Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64
Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65
Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66
Ch. 66-Zu Chong
67
Ch. 67-Kebenaran
68
Ch. 68-Dendam Meigui
69
Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70
Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71
Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72
Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73
Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74
Ch. 74-Siluman Harimau
75
Ch. 75-Seorang Teman
76
Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77
Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78
Ch. 78-Kehilangan
79
Ch. 79-Merelakan
80
Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81
Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82
Ch. 82-Persiapan
83
Ch. 83-Kesetiaan
84
Ch. 84-Peperangan
85
Ch. 85-Peperangan II
86
Ch. 86-Peperangan III
87
Ch. 87-Peperangan IV
88
Ch. 88-Peperangan V
89
Ch. 89-Peperangan VI
90
Ch. 90-Peperangan VII
91
Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92
Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93
Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!