“Tidakkah kau ingin berburu dan mendapat poin?”
Weiruo menghentikan langkahnya dan berbalik pada pemuda yang sedari tadi berjalan di belakangnya.
“Kita akan berpisah nanti.”
“Baiklah. Ah, aku belum tahu namamu.”
“Xiao Lang.”
Weiruo mengangguk kecil, sebentar ia melirik pada pemuda tersebut karena merasa aneh dia tidak bertanya balik tentang namanya.
“Putri Mahkota—“
Tanpa banyak basa-basi Weiruo langsung menutup mulut Xiao Lang, dia bahkan tidak melepas tangannya untuk beberapa saat hanya untuk memastikan agar Xiao Lang diam.
“Jangan lanjutkan ... kumohon jangan berbicara lebih banyak,” bisik Weiruo.
“Jika ada yang tahu aku berada di sini ... mungkin akan ada sedikit keributan.” Weiruo kini menyadari kenapa Xiao Lang berbicara sopan padanya.
Xiao Lang hanya mengangguk dan keduanya kembali berjalan begitu saja. Keduanya hanya berjalan beriringan tanpa ada niatan untuk memulai percakapan.
“Aku akan pergi berburu, kita akan berpisah di sini.”
Weiruo berjalan cepat meninggalkan Xiao Lang yang masih berdiri di tempatnya.
Setelah dirasa cukup jauh, weiruo segera naik ke atas pohon dan menikmati sapuan angin dari atas pohon.
“Waaa kebebasan untuk sehari.”
Rasanya begitu bahagia walaupun dirinya hanya bisa bebas selama sehari.
“Ayo berburu untuk meregangkan tubuh.”
Weiruo melompat turun dan mencari hewan untuk diburu. Setelah beberapa menit berjalan, Weiruo akhirnya menemukan seekor kelinci kecil untuk diburu.
Gadis tersebut menyadari jika yang dia buru bukanlah kelinci biasa karena kecepatan larinya lebih cepat dibanding kelinci liar yang dulu sering ia buru.
Namun, Weiruo punya beberapa cara untuk menyusul dan menangkap kelinci tersebut sebelum hilang dari pandangannya.
Namun, sedetik sebelum dirinya berhasil menangkap kelinci tersebut, sebuah panah sudah lebih dulu mengenai leher kelinci incaran Weiruo.
“Siapa?”
Untung saja Weiruo merespon dengan cepat dan berhasil menghindar tepat waktu sehingga ujung anak panah tersebut hanya menggores lengannya.
“Aku. Kelinci itu milikku, aku melihatnya lebih dulu.”
Weiruo seketika mengernyitkan dahinya mendengar ucapan pemuda di hadapannya saat ini.
Siapa lagi kalau bukan Xuan Xiuyuan, sekalipun pemuda tersebut baru berumur 15 tahun tapi sikapnya sudah begitu buruk.
“Pangeran, saya sudah mengejar kelinci ini sedari tadi dan anda mendapatkannya begitu saja?” Weiruo nampak kesal sekalipun hanya dengan melihat wajah Xuan Xiuyuan.
“Berani sekali kau berkata seperti itu!”
“Tentu saja.”
Emosi Xuan Xiuyuan naik seketika melihat betapa beraninya Weiruo bersikap demikian di hadapannya.
“Tangkap dia!” perintah Xuan Xiuyuan pada pemuda di sekitarnya.
Tiga orang pemuda segera menjalankan perintah Xuan Xiuyuan dan segera berlari ke arah Weiruo. Namun, sebelum sebuah serangan mengenai Weiruo, Xiao Lang tiba-tiba muncul di depannya dan menghadang serangan yang datang.
“Kau? Ugh ... Pangeran, tidakkah kau ingat jika acara ini sepenuhnya diawasi?” Weiruo berusaha melerai, karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika ada pertarungan antara peserta.
“Kalian satu tim? Hey, kau, bergabunglah denganku, akan lebih baik daripada dengan gadis itu.” Xuan Xiuyuan menunjuk weiruo yang berdiri di belakang Xiao Lang.
“Terima kasih, tapi tidak perlu.”
Xuan Xiuyuan nampak tidak senang, tapi dirinya juga harus berhati-hati karena saat ini hutan sepenuhnya diawasi oleh kaisar, ayahnya.
“Aku bisa membantumu dalam berbagai hal! Tidakkah kau ingin bergabung denganku?” Xuan Xiuyuan begitu menginginkan Xiao Lang.
Bukan tanpa alasan pemuda tersebut bersikeras mendapatkan Xiao Lang, ia bisa merasakan jika Xiao Lang memiliki kemampuan yang cukup tinggi. Memiliki seseorang seperti Xiao Lang akan menguntungan bagi Xuan Xiuyuan.
“Terima kasih, tapi saya benar-benar tidak berminat mengikuti anda,” jawab Xiao Lang blak-blakan.
“Kau! Kalau begitu kita buat taruhan! Jika kelompokku mendapat poin lebih tinggi, maka kau akan menjadi orangku!”
“Tentu, lalu jika kami menang?” sahut Xiao Lang.
“Aku akan memberikan apapun yang kalian minta!” Xuan Xiuyuan terlihat serius dengan kata-katanya.
“Baiklah.”
Xuan Xiuyuan tersenyum kemudian menatap ke langit. “Kaisar! Anda menjadi saksi taruhan kami!” teriaknya lantang.
Xuan Xiuyuan terkekeh pelan sebelum pergi bersama anggota kelompoknya, meninggalkan Weiruo dan Xiao Lang.
Weiruo memegangi pundak Xiao Lang erat dan mengguncangnya sekuat tenaga, meneriaki betapa bodohnya pemuda tersebut.
“Kau bodoh! Sangat bodoh! Kauuuuu ... aaargh kehidupan damaiku.”
Weiruo berlutut lemah di atas tanah, hatinya seolah tercabik setelah mendengar bagaimana Xiao Lang dengan mudahnya menerima taruhan Xuan Xiuyuan.
Jika pemuda tersebut menerima taruhan atas namanya sendiri, tentu ia tidak mempermasalahkannya, masalahnya pemuda tersebut menerima taruhan atas nama mereka berdua, ditambah dengan dirinya sebagai media taruhan.
“Kau ini bodoh atau polos? Hah?”
Jika dilihat-lihat sikap Xiao Lang separuhnya terlihat seperti anak kecil polos yang mengikuti Weiruo.
“Pangeran mengira kita satu kelompok, aku takut jika menolak harga dirimu jatuh.”
Dengan cepat Weiruo menoleh pada Xiao Lang setelah mendengar penjelasan pemuda tersebut.
Oh ... dia tidak sepolos yang Weiruo pikirkan, hanya saja pemikirannya terlalu jauh.
“Seharusnya kau tidak perlu ikut campur, ini masalahku,” ucap Weiruo, ia menghargai bagaimana Xiao Lang memikirkan kondisinya.
“Sikap anak itu cukup buruk, aku tidak akan membiarkanmu jatuh ke tangannya, setelah menyantap kelinci ini, kita akan mulai berburu.” Weiruo mengangkat kelinci yang ditinggalkan Xuan Xiuyuan, sepertinya pemuda tersebut melupakan buruan kecilnya karena terlalu fokus pada Xiao Lang.
Weiruo menguliti kelinci tersebut dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Saking inginnya menikmati hasil buruan, Weiruo sampai membawa tas kecil berisi bumbu masakan yang khusus ia bawa dari kediamannya.
“Akan kubantu.”
“Tidak usah.”
Xiao Lang kembali duduk di atas batu, mengamati Weiruo yang sibuk dengan daging kelinci di tangannya, pemuda tersebut terlihat seperti anak kecil yang terus menuruti ucapan Weiruo.
“Ini.”
Xiao Lang menerima setusuk daging kelinci yang sudah dibumbui oleh Weiruo.
Keduanya kemudian membakar daging di atas api unggun yang sudah disiapkan Weiruo sebelumnya.
...***...
“Yang Mulia, seperti biasa Pangeran Pertama membuat masalah,” celetuk seorang wanita yang duduk berjarak hanya satu kursi dari Xuan Guoxin.
“Haish, dia memang cukup sulit diatur.” Xuan Guoxin menghela napas pasrah mendengar ucapan wanita tersebut.
Pria tersebut tidak habis pikir melihat betapa egoisnya Xuan Xiuyuan. Hanya karena seekor kelinci kecil hingga membuat taruhan antar dua tim.
“Tapi, dua anak muda itu cukup berani menentang Pangeran, padahal mereka tahu identitas Pangeran.” wanita tersebut tersenyum miring.
Melihat betapa terkenalnya sikap buruk pangeran pertama, ia cukup kagum dengan keberanian dua pemuda-pemudi yang menerima taruhan darinya.
“Apakah akan ada hal menarik?” lanjut wanita tersebut dengan tatapan penuh arti pada Xuan Guoxin.
“Nyonya Mao sepertinya sangat menyukai acara ini,” sahut Xuan Guoxin.
“Ya, aku berharap tahun ini akan terjadi hal yang lebih menarik dari tahun sebelumnya.”
“Saudari Mao, tolong jaga sikap anda."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Dewi Ranti
semngat trus thor
2020-06-02
2
xiao
Habis baca jangan lupa like dan comen serta dukungan nya biar penulis nya semakin semangat😀
2020-03-09
5
Dewa Nyoman
semua dukungan yg bwt Thor...
2019-12-07
3