Seorang gadis terbangun dari tidurnya, napasnya tidak beraturan dan perlahan keringat membasahi tubuhnya.
Dia diam sejenak, matanya mengamati sekitar, merasakan perasaan aneh yang menyelimuti hatinya.
“Di mana ini?”
Ia turun dari ranjang tempatnya tidur sebelumnya, rasa dingin dapat ia rasakan dengan jelas ketika kakinya bersentuhan dengan lantai.
Kakinya melangkah ke arah pintu, ketika pintu dibuka, angin dingin menyeruak ke dalam, membuat tubuh gadis tersebut kedinginan seketika.
“Musim dingin? Sejak kapan?” tanyanya sekali lagi pada dirinya sendiri.
Langkah kakinya menjelajahi bangunan yang nampak sangat kuno tersebut tanpa alas kaki, sensasi dingin ia rasakan tiap kakinya menginjak lantai kayu di bawahnya.
Rasa penasarannya sedikit demi sedikit muncul, sesekali membuka ruangan yang ia lewati.
Ketika melewati perpustakaan, langkahnya seketika terhenti. Dengan penuh penasaran ia masuk dan menutup pintu perlahan agar tidak menimbulkan suara.
Rak buku di ruangan tersebut dirawat dengan baik, tiap buku disusun dengan rapi dan dipisah sesuai isi buku.
Gadis tersebut mengambil satu buku dan membacanya. Namun, belum selesai satu halaman, sudah ia tutup dan kembalikan ke tempatnya.
Tidak ada yang menarik dari buku barusan, sehingga membuat gadis tersebut langsung mengembalikannya begitu saja.
Dia berjalan ke sisi rak yang lain, di mana buku sejarah tersusun rapi di sana.
“Tidak buruk,” gumamnya pelan sebelum duduk di pojok ruangan tanpa menimbulkan suara ketika seseorang berteriak di luar sana.
...***...
“Nona! Anda di mana?!” panggil seorang gadis belasan tahun yang panik melihat kamar yang seharusnya ditempati nonanya kosong.
Mulutnya tak berhenti memanggil sang nona, berharap nonanya mendengar dan merespon panggilannya.
Hampir setengah jam mencari, seluruh paviliun juga sudah ia periksa, tapi tidak ada satupun tanda-tanda keberadaan nonanya.
“Bagaimana ini ... ah! Panggil penjaga!” dia berbalik dan berlari ke luar paviliun.
Ketika tiba di gerbang selatan, tidak ada satupun penjaga di sana, padahal tempat tersebut berdekatan dengan kediaman putri mahkota.
Gadis tersebut terlihat kesal dan panik, buru-buru dia pergi ke tempat lain. Jika para penjaga mengabaikannya, satu-satunya yang bisa ia panggil adalah sang kaisar.
“Saya meminta izin untuk menemui Yang Mulia Kaisar,” jelasnya pada kasim.
“Tunggu sebentar, Yang Mulia sedang berbincang dengan Panglima Gong.”
“Tapi ini keadaan darurat!”
Kasim tetap melarang gadis tersebut masuk ke dalam, tapi setelah menjelaskan lebih rinci, kasim membawanya masuk ke dalam ruang kerja kaisar.
“APA?! BAGAIMANA BISA PUTRIKU MENGHILANG?!” kaisar memukul meja di hadapannya, menimbulkan retakan halus di atasnya.
“Hamba memohon maaf, Tuan Putri menghilang begitu saja. Tolong Yang Mulia mencari Tuan Putri. Hamba siap menerima hukuman apapun atas kesalahan hamba.” gadis tersebut bersujud dan membenturkan kepalanya ke lantai hingga terluka.
“Panglima Gong, mohon bantuanmu untuk mencari Putriku.”
“Baik, Yang Mulia.”
Panglima Gong segera berbalik dan pergi ke Paviliun Anggrek Hitam, kediaman putri mahkota.
Selusin pasukan mengikut di belakangnya, mereka segera berpencar ketika tiba di Paviliun Anggrek Hitam dan mencari keberadaan Putri Mahkota.
...***...
“Xuan Weiruo, namamu bagus juga,” gumam seorang gadis sembari menggerakkan jemarinya pelan. “Sangat mirip, kecuali marga, aku tidak memilikinya," lanjutnya pelan.
“Weiruo ... namaku juga bagus,” celetuknya sebelum membalik halaman buku di tangannya.
Tangannya berhenti, kemudian secara perlahan menutup buku tersebut. Walaupun dirinya berpindah ke tubuh baru yang jelas jauh berbeda dengan tubuhnya yang dulu, tapi instingnya masih cukup tajam.
“Sepertinya belasan orang,” gumamnya.
“Apa mereka mencariku? Haha ... ayo bermain petak umpat.”
Weiruo meletakkan buku di atas rak, kemudian pergi ke luar dan berusaha sebaik mungkin untuk tidak menghasilkan suara.
...***...
“Panglima Gong, kami tidak bisa menemukan Putri Mahkota,” ucap salah seorang prajurit yang ikut membantu mencari putri mahkota.
Panglima Gong mengernyitkan dahinya, Putri Xuan Weiruo bukanlah seorang yang memiliki kemampuan beladiri, jika dirinya kabur, pasti akan sangat mudah ditemukan.
“Nona, sejak kapan Tuan Putri menghilang? Kenapa tidak penjaga yang mencari?” tanya Panglima Gong yang merasa heran tidak ada orang lain selain gadis di hadapannya yang mencari keberadaan tuan putri.
“Tidak ada penjaga di sekitar sini, lalu ... mereka mengabaikan saya ketika saya meminta bantuan,” jawab gadis tersebut dengan suara gemetar.
Kaisar nampak terkejut, tapi saat ini keselamatan Xuan Weiruo, putrinya, jauh lebih penting.
Panglima Gong kini turun tangan mencari keberadaan putri mahkota. Sungguh aneh rasanya kesulitan mencari seorang Putri Xuan Weiruo, tidak pernah terpikir olehnya akan terjadi hal seperti ini.
Ketika menyusuri halaman belakang, langkah Panglima Gong berhenti. Pria tersebut berbalik, menatap pohon besar tidak jauh darinya.
“Tuan Putri, bisakah anda turun?” ujarnya pelan.
“Haha, sudah kuduga mudah ditemukan olehmu.” seorang gadis melompat turun dari atas pohon.
Weiruo tersenyum dan berjalan mendekati Panglima Gong. Ketika jarak antara dirinya dan Panglima Gong hanya tersisa beberapa meter saja, Weiruo menerjang Panglima Gong dengan pisau di tangannya.
Panglima Gong jelas terkejut, dirinya lambat menyadari serangan itu sehingga Weiruo berhasil menggores pipinya.
Luka gores tersebut tidak terlalu dalam, bahkan tidak sampai mengeluarkan darah, tapi Panglima Gong akui dirinya cukup terkejut dengan pergerakan Weiruo barusan.
“Siapa kau? Berani sekali menyamar sebagai Tuan Putri?” Panglima Gong menjadi siaga, tangannya dengan cepat menarik pedang miliknya.
Kaisar yang mendengar keributan sebelumnya segera datang melihat, dirinya begitu terkejut melihat Panglima Gong yang mengarahkan ujung pedangnya pada putri.
“Panglima Gong, apa maksudmu?” tanya kaisar tidak senang melihat sikap tidak sopan Panglima Gong.
“Mohon maaf, Kaisar. Saya tidak yakin yang berada di hadapan saya ini adalah Tuan Putri,” ujar Panglima Gong penuh siaga.
Weiruo terkekeh pelan mendengar ucapan Panglima Gong barusan, hal tersebut membuat kaisar dan yang lain terkejut.
“Aku? Bukan Xuan Weiruo? Hahaha ... mata kalian buta, ya? Aku ini Xuan Weiruo, hanya saja memiliki sifat baru.” Weiruo memainkan pisau di tangannya.
Pandangan Weiruo mengamati semua yang berada di sana, kemudian berhenti pada gadis dengan luka di dahinya.
“Yinyi, dahimu terluka,” ucapnya pelan.
Menurut ingatan pemilik tubuh sebelumnya, Xuan Weiruo, gadis di tersebut adalah Yinyi, pelayan yang setia melayaninya sejak kecil, juga satu-satunya teman Xuan Weiruo.
Sama seperti pemilik tubuh sebelumnya, Yinyi juga sering ditindas oleh pelayan lain karena identitasnya sebagai pelayan Xuan Weiruo, kerap kali gadis tersebut mendapat luka lebam akibat ulah pelayan lain di istana.
Sekalipun Weiruo saat tidak mengenal Yinyi dengan dekat, perasaan Xuan Weiruo masih bisa ia rasakan di tubuh barunya.
“Ah? Saya tadi terpeleset, lantainya sangat licin,” ujar Yinyi sembari menutup dahinya.
“Jangan berbohong, lantai di tempat ini tidak licin.” Weiruo melirik para penjaga di sekitar Yinyi. “Mereka yang melakukannya?” lanjutnya pelan.
“T-tidak, Nona, mereka tidak melakukan apapun terhadap saya, ini karena kecerobohan saya saja.”
“Ruo’er, bisa jelaskan apa yang terjadi?” sela kaisar dengan tegas yang membuat Weiruo langsung mengalihkan perhatiannya.
“Hmm ... ingin tahu?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
slamet putra
weiruo sdh inkarnasi k tubuh seorang putri yg lemah gemulai lalu tiba2 jd agresif dan agak liar....
seru nih....lanjut ahhhh..!!!
2022-09-14
1
AK_Wiedhiyaa16
Udh ke save lama tapi blm lanjut baca krna author hiatus lama bgt, baru liat trnyta lanjut up lagi..
Ceritanya menarik loh thor, usahain rajin up yaaa, soalnya hiatusmu udh terlalu lama..
2022-07-12
0
ZalikaAngel 🤧🥀❣️
Hallo like dan vote 5 bintang Uda mendarat🤧
jadi jangan lupa tinggalkan like dan vote 5 bintang di “playboy maniak sexx"
2020-06-10
0