Ch. 2-Tubuh baru

Seorang gadis terbangun dari tidurnya, napasnya tidak beraturan dan perlahan keringat membasahi tubuhnya.

Dia diam sejenak, matanya mengamati sekitar, merasakan perasaan aneh yang menyelimuti hatinya.

“Di mana ini?”

Ia turun dari ranjang tempatnya tidur sebelumnya, rasa dingin dapat ia rasakan dengan jelas ketika kakinya bersentuhan dengan lantai.

Kakinya melangkah ke arah pintu, ketika pintu dibuka, angin dingin menyeruak ke dalam, membuat tubuh gadis tersebut kedinginan seketika.

“Musim dingin? Sejak kapan?” tanyanya sekali lagi pada dirinya sendiri.

Langkah kakinya menjelajahi bangunan yang nampak sangat kuno tersebut tanpa alas kaki, sensasi dingin ia rasakan tiap kakinya menginjak lantai kayu di bawahnya.

Rasa penasarannya sedikit demi sedikit muncul, sesekali membuka ruangan yang ia lewati.

Ketika melewati perpustakaan, langkahnya seketika terhenti. Dengan penuh penasaran ia masuk dan menutup pintu perlahan agar tidak menimbulkan suara.

Rak buku di ruangan tersebut dirawat dengan baik, tiap buku disusun dengan rapi dan dipisah sesuai isi buku.

Gadis tersebut mengambil satu buku dan membacanya. Namun, belum selesai satu halaman, sudah ia tutup dan kembalikan ke tempatnya.

Tidak ada yang menarik dari buku barusan, sehingga membuat gadis tersebut langsung mengembalikannya begitu saja.

Dia berjalan ke sisi rak yang lain, di mana buku sejarah tersusun rapi di sana.

“Tidak buruk,” gumamnya pelan sebelum duduk di pojok ruangan tanpa menimbulkan suara ketika seseorang berteriak di luar sana.

...***...

“Nona! Anda di mana?!” panggil seorang gadis belasan tahun yang panik melihat kamar yang seharusnya ditempati nonanya kosong.

Mulutnya tak berhenti memanggil sang nona, berharap nonanya mendengar dan merespon panggilannya.

Hampir setengah jam mencari, seluruh paviliun juga sudah ia periksa, tapi tidak ada satupun tanda-tanda keberadaan nonanya.

“Bagaimana ini ... ah! Panggil penjaga!” dia berbalik dan berlari ke luar paviliun.

Ketika tiba di gerbang selatan, tidak ada satupun penjaga di sana, padahal tempat tersebut berdekatan dengan kediaman putri mahkota.

Gadis tersebut terlihat kesal dan panik, buru-buru dia pergi ke tempat lain. Jika para penjaga mengabaikannya, satu-satunya yang bisa ia panggil adalah sang kaisar.

“Saya meminta izin untuk menemui Yang Mulia Kaisar,” jelasnya pada kasim.

“Tunggu sebentar, Yang Mulia sedang berbincang dengan Panglima Gong.”

“Tapi ini keadaan darurat!”

Kasim tetap melarang gadis tersebut masuk ke dalam, tapi setelah menjelaskan lebih rinci, kasim membawanya masuk ke dalam ruang kerja kaisar.

“APA?! BAGAIMANA BISA PUTRIKU MENGHILANG?!” kaisar memukul meja di hadapannya, menimbulkan retakan halus di atasnya.

“Hamba memohon maaf, Tuan Putri menghilang begitu saja. Tolong Yang Mulia mencari Tuan Putri. Hamba siap menerima hukuman apapun atas kesalahan hamba.” gadis tersebut bersujud dan membenturkan kepalanya ke lantai hingga terluka.

“Panglima Gong, mohon bantuanmu untuk mencari Putriku.”

“Baik, Yang Mulia.”

Panglima Gong segera berbalik dan pergi ke Paviliun Anggrek Hitam, kediaman putri mahkota.

Selusin pasukan mengikut di belakangnya, mereka segera berpencar ketika tiba di Paviliun Anggrek Hitam dan mencari keberadaan Putri Mahkota.

...***...

“Xuan Weiruo, namamu bagus juga,” gumam seorang gadis sembari menggerakkan jemarinya pelan. “Sangat mirip, kecuali marga, aku tidak memilikinya," lanjutnya pelan.

“Weiruo ... namaku juga bagus,” celetuknya sebelum membalik halaman buku di tangannya.

Tangannya berhenti, kemudian secara perlahan menutup buku tersebut. Walaupun dirinya berpindah ke tubuh baru yang jelas jauh berbeda dengan tubuhnya yang dulu, tapi instingnya masih cukup tajam.

“Sepertinya belasan orang,” gumamnya.

“Apa mereka mencariku? Haha ... ayo bermain petak umpat.”

Weiruo meletakkan buku di atas rak, kemudian pergi ke luar dan berusaha sebaik mungkin untuk tidak menghasilkan suara.

...***...

“Panglima Gong, kami tidak bisa menemukan Putri Mahkota,” ucap salah seorang prajurit yang ikut membantu mencari putri mahkota.

Panglima Gong mengernyitkan dahinya, Putri Xuan Weiruo bukanlah seorang yang memiliki kemampuan beladiri, jika dirinya kabur, pasti akan sangat mudah ditemukan.

“Nona, sejak kapan Tuan Putri menghilang? Kenapa tidak penjaga yang mencari?” tanya Panglima Gong yang merasa heran tidak ada orang lain selain gadis di hadapannya yang mencari keberadaan tuan putri.

“Tidak ada penjaga di sekitar sini, lalu ... mereka mengabaikan saya ketika saya meminta bantuan,” jawab gadis tersebut dengan suara gemetar.

Kaisar nampak terkejut, tapi saat ini keselamatan Xuan Weiruo, putrinya, jauh lebih penting.

Panglima Gong kini turun tangan mencari keberadaan putri mahkota. Sungguh aneh rasanya kesulitan mencari seorang Putri Xuan Weiruo, tidak pernah terpikir olehnya akan terjadi hal seperti ini.

Ketika menyusuri halaman belakang, langkah Panglima Gong berhenti. Pria tersebut berbalik, menatap pohon besar tidak jauh darinya.

“Tuan Putri, bisakah anda turun?” ujarnya pelan.

“Haha, sudah kuduga mudah ditemukan olehmu.” seorang gadis melompat turun dari atas pohon.

Weiruo tersenyum dan berjalan mendekati Panglima Gong. Ketika jarak antara dirinya dan Panglima Gong hanya tersisa beberapa meter saja, Weiruo menerjang Panglima Gong dengan pisau di tangannya.

Panglima Gong jelas terkejut, dirinya lambat menyadari serangan itu sehingga Weiruo berhasil menggores pipinya.

Luka gores tersebut tidak terlalu dalam, bahkan tidak sampai mengeluarkan darah, tapi Panglima Gong akui dirinya cukup terkejut dengan pergerakan Weiruo barusan.

“Siapa kau? Berani sekali menyamar sebagai Tuan Putri?” Panglima Gong menjadi siaga, tangannya dengan cepat menarik pedang miliknya.

Kaisar yang mendengar keributan sebelumnya segera datang melihat, dirinya begitu terkejut melihat Panglima Gong yang mengarahkan ujung pedangnya pada putri.

“Panglima Gong, apa maksudmu?” tanya kaisar tidak senang melihat sikap tidak sopan Panglima Gong.

“Mohon maaf, Kaisar. Saya tidak yakin yang berada di hadapan saya ini adalah Tuan Putri,” ujar Panglima Gong penuh siaga.

Weiruo terkekeh pelan mendengar ucapan Panglima Gong barusan, hal tersebut membuat kaisar dan yang lain terkejut.

“Aku? Bukan Xuan Weiruo? Hahaha ... mata kalian buta, ya? Aku ini Xuan Weiruo, hanya saja memiliki sifat baru.” Weiruo memainkan pisau di tangannya.

Pandangan Weiruo mengamati semua yang berada di sana, kemudian berhenti pada gadis dengan luka di dahinya.

“Yinyi, dahimu terluka,” ucapnya pelan.

Menurut ingatan pemilik tubuh sebelumnya, Xuan Weiruo, gadis di tersebut adalah Yinyi, pelayan yang setia melayaninya sejak kecil, juga satu-satunya teman Xuan Weiruo.

Sama seperti pemilik tubuh sebelumnya, Yinyi juga sering ditindas oleh pelayan lain karena identitasnya sebagai pelayan Xuan Weiruo, kerap kali gadis tersebut mendapat luka lebam akibat ulah pelayan lain di istana.

Sekalipun Weiruo saat tidak mengenal Yinyi dengan dekat, perasaan Xuan Weiruo masih bisa ia rasakan di tubuh barunya.

“Ah? Saya tadi terpeleset, lantainya sangat licin,” ujar Yinyi sembari menutup dahinya.

“Jangan berbohong, lantai di tempat ini tidak licin.” Weiruo melirik para penjaga di sekitar Yinyi. “Mereka yang melakukannya?” lanjutnya pelan.

“T-tidak, Nona, mereka tidak melakukan apapun terhadap saya, ini karena kecerobohan saya saja.”

“Ruo’er, bisa jelaskan apa yang terjadi?” sela kaisar dengan tegas yang membuat Weiruo langsung mengalihkan perhatiannya.

“Hmm ... ingin tahu?”

Terpopuler

Comments

slamet putra

slamet putra

weiruo sdh inkarnasi k tubuh seorang putri yg lemah gemulai lalu tiba2 jd agresif dan agak liar....
seru nih....lanjut ahhhh..!!!

2022-09-14

1

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Udh ke save lama tapi blm lanjut baca krna author hiatus lama bgt, baru liat trnyta lanjut up lagi..
Ceritanya menarik loh thor, usahain rajin up yaaa, soalnya hiatusmu udh terlalu lama..

2022-07-12

0

ZalikaAngel 🤧🥀❣️

ZalikaAngel 🤧🥀❣️

Hallo like dan vote 5 bintang Uda mendarat🤧
jadi jangan lupa tinggalkan like dan vote 5 bintang di “playboy maniak sexx"

2020-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1-Kematian
2 Ch. 2-Tubuh baru
3 Ch. 3-Dihukum
4 Ch. 4-Kebiasaan
5 Ch. 5-Penculikan
6 Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7 Ch. 7-Mulai Berlatih
8 Ch. 8-Festival Perburuan
9 Ch. 9-Taruhan
10 Ch. 10-Ular Darah
11 Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12 Ch. 12-Yue Hua
13 Ch. 13-Langkah Awal
14 Ch. 14-Perpisahan
15 Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16 Ch. 16-Lelang?
17 Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18 Ch. 18-Ye Jinhai
19 Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20 Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21 Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22 Ch. 22-Fu Cheng
23 Ch. 23-Pil Energi
24 Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25 Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26 Ch. 26-Ruang Rahasia
27 Ch. 27-Laohua
28 Ch. 28-Auman
29 Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30 Ch. 30-Hanya Bercanda
31 Ch. 31-Pil Awet Muda
32 Ch. 32-Kota Gohu
33 Ch. 33-Penjaga Lembah
34 Ch. 34-Sumpah Setia
35 Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36 Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37 Ch. 37-Kabar Buruk
38 Ch. 38-Lembah Darah
39 Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40 Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41 Ch. 41-Terpojok
42 Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43 Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44 Ch. 44-Naga Biru
45 Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46 Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47 Ch. 47-Kembali
48 Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49 Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50 Ch. 50-Desa Kecil
51 Ch. 51-Mengangkat Murid
52 Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53 Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54 Ch. 54-Klan Mo
55 Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56 Ch. 56-Babak Terakhir
57 Ch. 57-Wabah Penyakit
58 Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59 Ch. 59-Rumah Baru
60 Ch. 60-Berlatih Bersama
61 Ch. 61-Pertunangan
62 Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63 Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64 Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65 Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66 Ch. 66-Zu Chong
67 Ch. 67-Kebenaran
68 Ch. 68-Dendam Meigui
69 Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70 Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71 Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72 Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73 Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74 Ch. 74-Siluman Harimau
75 Ch. 75-Seorang Teman
76 Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77 Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78 Ch. 78-Kehilangan
79 Ch. 79-Merelakan
80 Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81 Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82 Ch. 82-Persiapan
83 Ch. 83-Kesetiaan
84 Ch. 84-Peperangan
85 Ch. 85-Peperangan II
86 Ch. 86-Peperangan III
87 Ch. 87-Peperangan IV
88 Ch. 88-Peperangan V
89 Ch. 89-Peperangan VI
90 Ch. 90-Peperangan VII
91 Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92 Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93 Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ch. 1-Kematian
2
Ch. 2-Tubuh baru
3
Ch. 3-Dihukum
4
Ch. 4-Kebiasaan
5
Ch. 5-Penculikan
6
Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7
Ch. 7-Mulai Berlatih
8
Ch. 8-Festival Perburuan
9
Ch. 9-Taruhan
10
Ch. 10-Ular Darah
11
Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12
Ch. 12-Yue Hua
13
Ch. 13-Langkah Awal
14
Ch. 14-Perpisahan
15
Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16
Ch. 16-Lelang?
17
Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18
Ch. 18-Ye Jinhai
19
Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20
Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21
Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22
Ch. 22-Fu Cheng
23
Ch. 23-Pil Energi
24
Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25
Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26
Ch. 26-Ruang Rahasia
27
Ch. 27-Laohua
28
Ch. 28-Auman
29
Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30
Ch. 30-Hanya Bercanda
31
Ch. 31-Pil Awet Muda
32
Ch. 32-Kota Gohu
33
Ch. 33-Penjaga Lembah
34
Ch. 34-Sumpah Setia
35
Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36
Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37
Ch. 37-Kabar Buruk
38
Ch. 38-Lembah Darah
39
Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40
Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41
Ch. 41-Terpojok
42
Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43
Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44
Ch. 44-Naga Biru
45
Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46
Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47
Ch. 47-Kembali
48
Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49
Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50
Ch. 50-Desa Kecil
51
Ch. 51-Mengangkat Murid
52
Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53
Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54
Ch. 54-Klan Mo
55
Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56
Ch. 56-Babak Terakhir
57
Ch. 57-Wabah Penyakit
58
Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59
Ch. 59-Rumah Baru
60
Ch. 60-Berlatih Bersama
61
Ch. 61-Pertunangan
62
Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63
Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64
Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65
Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66
Ch. 66-Zu Chong
67
Ch. 67-Kebenaran
68
Ch. 68-Dendam Meigui
69
Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70
Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71
Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72
Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73
Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74
Ch. 74-Siluman Harimau
75
Ch. 75-Seorang Teman
76
Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77
Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78
Ch. 78-Kehilangan
79
Ch. 79-Merelakan
80
Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81
Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82
Ch. 82-Persiapan
83
Ch. 83-Kesetiaan
84
Ch. 84-Peperangan
85
Ch. 85-Peperangan II
86
Ch. 86-Peperangan III
87
Ch. 87-Peperangan IV
88
Ch. 88-Peperangan V
89
Ch. 89-Peperangan VI
90
Ch. 90-Peperangan VII
91
Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92
Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93
Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!