Ch. 3-Dihukum

“Yakin ingin tahu apa yang terjadi?” Weiruo tersenyum miring mengamati kaisar.

Xuan Guoxin, Kaisar Kekaisaran Xifeng, sekaligus ayah Xuan Weiruo. Karena kesibukannya, ia bahkan tidak mengetahui jika putrinya ditindas oleh pelayan istana.

Tentu saja kabar tersebut sudah sampai ke luar istana, tapi banyak yang lebih memilih untuk tutup mulut karena anak-anak kaisar yang lain juga ikut andil dalam hal itu.

“Siapa sebenarnya dirimu?” tanya Xuan Guoxin, kini dirinya sedikit percaya ucapan Panglima Gong.

“Aku Xuan Weiruo, bukan orang lain. Namun, aku bukan lagi Xuan Weiruo yang mudah ditindas seperti dulu.” Weiruo tersenyum tipis.

“Apa maksudmu? Siapa yang berani menindas Putriku?” Xuan Guoxin terlihat tidak senang mendengar ucapan Weiruo barusan. Bagaimana bisa seorang putri mahkota ditindas terlebih di dalam istana.

“Masih bertanya? Para pelayan menindasku setiap hari! Aku bahkan tidak berani keluar dari paviliun ini!” nada bicara Weiruo meninggi, membuat Xuan Guoxin terkejut karena baru pertama kali mendengar Weiruo berbicara demikian.

“Apa? Terkejut? Aku juga terkejut karena diriku masih begitu menyayangi Ayah sepertimu!” celetuk Weiruo tanpa sopan santun sedikitpun.

Yinyi tentu panik melihat sikap Weiruo, buru-buru ia menghampiri Weiruo dan memintanya untuk berhenti.

“Yinyi! Diam! Biarkan aku berbicara!” bentak Weiruo karena kesal Yinyi terus melarangnya untuk berbicara.

“Aku ... sudah lelah dengan semua ini! Mulai sekarang aku bukan lagi Xuan Weiruo yang lemah dan gampang ditindas! Aku adalah Xuan Weiruo yang baru! Siapapun yang berani bersikap kurang ajar padaku akan kupastikan menyesali perbuatannya itu!”

Mata Weiruo berkaca-kaca, sekalipun dia hanyalah jiwa yang menempati raga yang kosong, perasaan dari jiwa Xuan Weiruo yang asli masih begitu terasa, seolah dirinya juga mengalami semua penindasan itu.

Semua terdiam, begitu terkejut dengan apa yang mereka lihat saat ini.

“Ruo’er—aku melarangmu keluar dari paviliun ini seminggu ke depan, tidak boleh melanggar.” Xuan Guoxin berbalik begitu saja tanpa memperdulikan wajah kesal Weiruo.

“Apa? Seminggu?”

Belum sempat Weiruo membantah, Yinyi buru-buru menghentikannya, ia takut Weiruo melewati batas dan mendapat hukuman yang lebih parah.

“Tch, kenapa kau begitu penakut.”

Weiruo melangkah pergi begitu saja, telapak kakinya terasa begitu dingin karena tidak mengenakan alas kaki. Yinyi yang mengetahui hal itu segera melepas alas kakinya, tapi Weiruo sudah terlanjur berlari ke dalam paviliun.

...***...

“Ah ... berendam air hangat di musim dingin lumayan juga.” Weiruo menghembuskan napas pelan.

Tubuhnya terlalu kotor jadi setelah masuk paviliun langsung saja meminta Yinyi menyiapkan air untuk mandi.

“Nona, biarkan saya masuk dan membantu anda,” ucap Yinyi dari balik sekat pembatas.

“Tidak perlu, aku tidak suka. Lebih baik siapkan saja makanan untukku,” tolak Weiruo malas.

Apa semua orang dengan kedudukan tinggi selalu dibantu pelayan ketika mandi? Hal itu kini terlintas di pikiran Weiruo.

“Nona....”

“Aku bisa sendiri.”

“Bukan itu, Nona. Permaisuri berkunjung dan ingin menemui Nona.”

“Ah ... begitu, sebentar lagi aku keluar, tolong buatkan teh.”

“Baik.”

Weiruo memiringkan kepalanya sejenak dan berpikir, tentu saja ia tidak ingin bersikap buruk di depan ibu Xuan Weiruo yang kini menjadi ibunya.

Setelah memakai pakaian ganti, Weiruo segera menemui sang ibu yang telah menunggu.

“Ibu—“

Kalimat Weiruo terhenti, sebuah pelukan yang begitu hangat dan nyaman langsung mengalihkan perhatiannya.

“Ah? Ibu?”

“Ruo’er, syukurlah kau sadar,” lirih wanita tersebut pelan.

Dia adalah Xuan Riuyi, permaisuri sekaligus ibu dari Xuan Weiruo. Karena tubuhnya yang begitu lemah sehingga jatuh sakit, ia begitu jarang mengikuti kegiatan kaisar di luar istana dan selir pertama lah yang menggantikan posisinya untuk sementara.

“Iya, aku masih hidup.”

Xuan Riuyi menangis, Weiruo bisa merasakan dari getaran tangan serta isak pelan dari sang ibu.

“Nona, tehnya sudah siap.”

Suara Yinyi terdengar dari balik pintu. Setelah mendapat izin, gadis tersebut segera masuk dan menuangkan teh untuk Weiruo dan Xuan Riuyi.

“Ruo’er, apa benar yang dikatakan oleh para penjaga? Kau sudah berbeda dari yang sebelumnya?” tanya Xuan Riuyi tiba-tiba.

Weiruo tidak terkejut, karena sudah mengira pertanyaan itu akan keluar dari mulut Xuan Riuyi.

“Iya, aku sudah tidak seperti dulu ... mulai sekarang aku adalah jiwa yang baru. Aku tidak akan selemah dulu, aku akan menjadi kuat agar tidak ada yang bisa memperlakukanku seperti dulu.”

Weiruo meletakkan cangkir yang sudah kosong dan tersenyum tipis, memastikan agar ibunya tidak khawatir.

“Ngomong-ngomong aku sudah lapar, aku ingin memasak sesuatu.”

Weiruo beranjak dari tempat duduknya, tapi Yinyi buru-buru menghentikannya.

“Nona, saya akan memasak untuk anda.”

“Aku bilang aku ingin memasak, apa kurang jelas?”

“Ah, maafkan saya, Nona, saya hanya tidak ingin Nona mengerjakan tugas seperti ini.” Yinyi menundukkan kepalanya, takut menatap Weiruo.

“Terserah diriku, lagipula ini di rumah, jadi tidak ada larangan untukku memasak.”

“B-baik, Nona.”

“Ibu ikut, boleh?”

Weiruo mengangguk pelan, ketiganya segera pergi ke dapur. Di perjalanan Weiruo bisa dengan jelas melihat ada begitu banyak penjaga di luar.

“Ya ... aku akan menyuruh mereka pergi nanti.”

Setibanya di dapur, Xuan Riuyi begitu terkejut melihat kondisi dapur di kediaman Weiruo.

Xuan Riuyi tentu sering mengunjungi dapur istana maupun kediamannya, yang mana dipenuhi dengan bahan masakan dan peralatan dapur. Namun, kondisi dapur kediaman Weiruo begitu buruk, memang kondisinya bersih dan rapi, tapi bahan makanan hanya terlihat beberapa saja di atas meja.

“Masih ada beras, lebih baik membuat bubur.”

“Apa-apaan ini? Bagaimana bisa kondisi dapur Putri Mahkota seperti ini?” geram Xuan Riuyi.

Weiruo tidak banyak merespon, hanya menggeleng pelan. “Aku lapar, besok kupastikan dapur ini memiliki kondisi yang lebih baik. Sekarang lebih baik memasak dan makan makanan yang hangat,” ucapnya sembari menakar beras.

Xuan Riuyi begitu terkejut, bagaimana bisa Weiruo bersikap begitu tenang? Jelas hal seperti ini sudah termasuk penghinaan sebagai keluarga kerajaan.

Di sisi lain Weiruo malah terbiasa dengan kondisi dapurnya, di kehidupan pertamanya bahkan jauh lebih buruk.

Ia masih ingat dengan jelas ketika masih berumur sepuluh tahun di kehidupan sebelumnya, dirinya harus mengurus dirinya sendiri karena orang tuanya berpisah dan ia harus tinggal bersama seorang ayah pemabuk berat.

Masih bisa Weiruo ingat dengan jelas ketika menginjak usia 11 tahun dirinya dijual demi membayar hutang sang ayah. Mengingatnya membuat Weiruo ingin menangis saat itu juga.

Xuan Riuyi terlihat begitu sedih, tanpa banyak bicara pergi keluar entah ke mana.

“Ini daging sejak kapan?” tanya Weiruo.

“Saya membelinya kemarin, karena suhu yang dingin daging menjadi lebih awet.”

“Kau aduk nasinya.” Weiruo menyerahkan pisau kayu pada Yinyi.

Weiruo kemudian memotong daging dan mencincangnya, Yinyi begitu terkejut melihat kemampuan Weiruo saat memotong daging.

“Dari mana Nona belajar mencincang daging seperti itu?” Yinyi terlihat penasaran dan berjalan mendekat.

“Rahasia.”

Terpopuler

Comments

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Maaf thor, sepertinya ch. 3 agak ga nyambung dgn ch. 2??
Yg lebih nyambung dgn ch.2 justru ch. 4, ini emang gini atau emang kebalik thor?

2022-07-12

2

xiao

xiao

Bagus baget thor

2020-03-09

3

Ika Apriyani

Ika Apriyani

bagus ceritany thor lanjut

2020-02-21

3

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1-Kematian
2 Ch. 2-Tubuh baru
3 Ch. 3-Dihukum
4 Ch. 4-Kebiasaan
5 Ch. 5-Penculikan
6 Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7 Ch. 7-Mulai Berlatih
8 Ch. 8-Festival Perburuan
9 Ch. 9-Taruhan
10 Ch. 10-Ular Darah
11 Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12 Ch. 12-Yue Hua
13 Ch. 13-Langkah Awal
14 Ch. 14-Perpisahan
15 Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16 Ch. 16-Lelang?
17 Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18 Ch. 18-Ye Jinhai
19 Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20 Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21 Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22 Ch. 22-Fu Cheng
23 Ch. 23-Pil Energi
24 Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25 Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26 Ch. 26-Ruang Rahasia
27 Ch. 27-Laohua
28 Ch. 28-Auman
29 Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30 Ch. 30-Hanya Bercanda
31 Ch. 31-Pil Awet Muda
32 Ch. 32-Kota Gohu
33 Ch. 33-Penjaga Lembah
34 Ch. 34-Sumpah Setia
35 Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36 Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37 Ch. 37-Kabar Buruk
38 Ch. 38-Lembah Darah
39 Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40 Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41 Ch. 41-Terpojok
42 Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43 Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44 Ch. 44-Naga Biru
45 Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46 Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47 Ch. 47-Kembali
48 Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49 Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50 Ch. 50-Desa Kecil
51 Ch. 51-Mengangkat Murid
52 Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53 Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54 Ch. 54-Klan Mo
55 Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56 Ch. 56-Babak Terakhir
57 Ch. 57-Wabah Penyakit
58 Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59 Ch. 59-Rumah Baru
60 Ch. 60-Berlatih Bersama
61 Ch. 61-Pertunangan
62 Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63 Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64 Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65 Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66 Ch. 66-Zu Chong
67 Ch. 67-Kebenaran
68 Ch. 68-Dendam Meigui
69 Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70 Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71 Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72 Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73 Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74 Ch. 74-Siluman Harimau
75 Ch. 75-Seorang Teman
76 Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77 Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78 Ch. 78-Kehilangan
79 Ch. 79-Merelakan
80 Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81 Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82 Ch. 82-Persiapan
83 Ch. 83-Kesetiaan
84 Ch. 84-Peperangan
85 Ch. 85-Peperangan II
86 Ch. 86-Peperangan III
87 Ch. 87-Peperangan IV
88 Ch. 88-Peperangan V
89 Ch. 89-Peperangan VI
90 Ch. 90-Peperangan VII
91 Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92 Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93 Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ch. 1-Kematian
2
Ch. 2-Tubuh baru
3
Ch. 3-Dihukum
4
Ch. 4-Kebiasaan
5
Ch. 5-Penculikan
6
Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7
Ch. 7-Mulai Berlatih
8
Ch. 8-Festival Perburuan
9
Ch. 9-Taruhan
10
Ch. 10-Ular Darah
11
Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12
Ch. 12-Yue Hua
13
Ch. 13-Langkah Awal
14
Ch. 14-Perpisahan
15
Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16
Ch. 16-Lelang?
17
Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18
Ch. 18-Ye Jinhai
19
Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20
Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21
Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22
Ch. 22-Fu Cheng
23
Ch. 23-Pil Energi
24
Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25
Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26
Ch. 26-Ruang Rahasia
27
Ch. 27-Laohua
28
Ch. 28-Auman
29
Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30
Ch. 30-Hanya Bercanda
31
Ch. 31-Pil Awet Muda
32
Ch. 32-Kota Gohu
33
Ch. 33-Penjaga Lembah
34
Ch. 34-Sumpah Setia
35
Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36
Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37
Ch. 37-Kabar Buruk
38
Ch. 38-Lembah Darah
39
Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40
Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41
Ch. 41-Terpojok
42
Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43
Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44
Ch. 44-Naga Biru
45
Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46
Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47
Ch. 47-Kembali
48
Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49
Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50
Ch. 50-Desa Kecil
51
Ch. 51-Mengangkat Murid
52
Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53
Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54
Ch. 54-Klan Mo
55
Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56
Ch. 56-Babak Terakhir
57
Ch. 57-Wabah Penyakit
58
Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59
Ch. 59-Rumah Baru
60
Ch. 60-Berlatih Bersama
61
Ch. 61-Pertunangan
62
Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63
Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64
Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65
Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66
Ch. 66-Zu Chong
67
Ch. 67-Kebenaran
68
Ch. 68-Dendam Meigui
69
Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70
Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71
Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72
Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73
Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74
Ch. 74-Siluman Harimau
75
Ch. 75-Seorang Teman
76
Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77
Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78
Ch. 78-Kehilangan
79
Ch. 79-Merelakan
80
Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81
Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82
Ch. 82-Persiapan
83
Ch. 83-Kesetiaan
84
Ch. 84-Peperangan
85
Ch. 85-Peperangan II
86
Ch. 86-Peperangan III
87
Ch. 87-Peperangan IV
88
Ch. 88-Peperangan V
89
Ch. 89-Peperangan VI
90
Ch. 90-Peperangan VII
91
Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92
Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93
Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!