Ch. 14-Perpisahan

“Keajaiban ... sungguh kita dipertemukan karena takdir. Sekteku akan kembali!”

Yue Hua begitu bahagia melihat keberhasilan Weiruo, sebuah keajaiban ada seseorang yang mampu mempelajari Manual Jiwa Dewi Bulan.

“Aku berhasil!” ucap Weiruo bangga.

“Ya, muridku, kau berhasil.” Yue Hua memeluk Weiruo, perasaan bahagia memenuhi hatinya, ia ingin sekali memeluk Weiruo selama yang ia suka.

“Guru, jiwa anda.”

Yue Hua melepas pelukannya, kemudian mengelus wajah Weiruo dengan lembut.

“Maaf, gurumu ini tidak bisa menemanimu lebih lama lagi.”

Yue Hua mengelus pipi Weiruo lembut, bak seorang ibu kepada putrinya, berkali-kali ia mengucapkan maaf pada Weiruo karena tidak bisa menjadi sosok guru yang baik.

“Nak, di dalam cincin ini tersimpan begitu banyak benda pusaka, kitab teknik bela diri, manual, dan begitu banyak kebutuhan pendekar, aku ingin kau menggunakan semua itu sebaik mungkin. Namun, aku membuat segel khusus agar cincin itu hanya bisa digunakan ketika kau sudah menjadi Pendekar Fondasi jiwa.”

Yue Hua mengamati wajah Weiruo lembut, seolah tidak rela untuk berpisah.

Jiwa Yue Hua perlahan menghilang dan terpecah menjadi cahaya yang melayang ke udara.

“Terima kasih, Guru. Saya beruntung dapat bertemu anda.”

“Tidak, akulah yang beruntung, aku sangat beruntung bertemu denganmu, justru aku merasa bersalah karena tidak bisa menjadi guru yang baik untukmu. Maafkan aku, Nak.” Yue Hua tersenyum lembut pada Weiruo.

“Guru, terima kasih sudah mengajari murid yang banyak kekurangan ini,” ucap Weiruo tulus sembari bersujud di hadapan Yue Hua yang perlahan menghilang.

Weiruo begitu tersentuh dengan kegigihan Yue Hua, sekalipun Yue Hua tahu kesempatan Weiruo sangatlah kecil bahkan mustahil untuk menjadi pendekar, tapi Yue Hua tetap mengajarinya dengan sepenuh hati.

“Selamat tinggal, muridku, terima kasih untuk segala hal yang kau lakukan demi keegoisanku.”

Yue Hua mengecup kening Weiruo pelan, penuh kasih layaknya seorang ibu pada putri kecilnya. Ketika jiwa Yue Hua telah menghilang, perasaan hangat masih menyelimuti Weiruo, butiran bening lolos melewatinya pipinya.

Setelah cukup lama menangis, Weiruo akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya untuk mencari jalan keluar. Namun, sebelum meninggalkan tempat tersebut, Weiruo mengambil bunga bercahaya yang tertanam di sekitar mata air. Ia mencabut beberapa bunga yang dan memasukkannya ke dalam tas pinggang miliknya.

Weiruo menelusuri lorong gua dengan bantuan batu alam bercahaya yang dia dapatkan sebelumnya.

Hampir setengah jam berjalan akhirnya Weiruo menemukan ujung lorong, segera ia keluar dari tempat tersebut.

Hal pertama yang ia lakukan adalah mencari dua belatinya yang jatuh, walaupun tidak berharap dapat menemukannya tapi Weiruo beruntung berhasil menemukan belati tersebut. Namun, keduanya sudah tidak layak pakai, mengalami keretakan yang parah dan terlihat bisa hancur kapan saja.

“Sekarang ke mana aku harus pergi?”

Weiruo mengamati sekitar, keadaan sangat gelap tak ubahnya masih di dalam gua.

Tiba-tiba tersengar suara benda jatuh, buru-buru Weiruo pergi ke asal suara tersebut.

“Apa ada orang?” panggil Weiruo memastikan.

Namun, tidak ada jawaban sehingga Weiruo memutuskan untuk lebih mendekat. Terlihat tubuh seseorang terbaring di tanah.

“Lang? Apa yang terjadi padamu?”

Weiruo sedikit panik ketika mengetahui bahwa suara tersebut ternyata berasal dari Xiao Lang yang ambruk ke tanah. Bahu kiri pemuda tersebut terluka dan mengeluarkan cukup banyak darah, wajahnya pucat serta napasnya tidak beraturan.

Dengan hati-hati Weiruo memapah Xiao Lang ke dalam gua, karena tubuhnya sendiri masih terasa sakit, Weiruo tidak bisa membawa Xiao Lang ke tempat di mana Weiruo beristirahat sebelumnya.

Xiao Lang dalam keadaan setengah sadar karena masih dapat merespon ketika Weiruo mengajaknya bicara.

“Apa yang terjadi padamu?”

“Kalajengking ... Perak,” Xiao Lang menjawab dengan suara yang begitu lemah.

Weiruo tidak begitu mengerti, tapi buru-buru merobek pakaiannya untuk membalut luka Xiao Lang.

“Lang?” Weiruo berusaha memanggil, tapi tidak ada respon dari Xiao Lang, pemuda tersebut benar-benar kehilangan kesadaran sekarang.

Weiruo mengecek keadaan Xiao Lang, memastikan ada atau tidaknya luka lain. suhu tubuh Xiao Lang perlahan naik dan napasnya menjadi tidak beraturan.

“Kakek....”

Xiao Lang menggenggam tangan Weiruo erat, tidak membiarkannya pergi, hal itu membuat Weiruo cukup terkejut.

“Aku bukan Kakekmu, beristirahatlah dulu.” Weiruo berusaha melepas genggaman Xiao Lang, tapi genggaman pemuda tersebut terlalu kuat untuk dilepas.

“Kenapa Kakek meninggalkanku? Kenapa Kakek tidak pernah menceritakan masalah kakek ... racun itu ... kenapa....”

“Apa kau sedang berhalusinasi?” Weiruo mengelus dahi Xiao Lang pelan, dapat ia rasakan suhu tubuh Xiao Lang lebih tinggi dari sebelumnya.

Dengan lembut Weiruo mengusap tangan Xiao Lang, pemuda tersebut masih menggenggam tangan Weiruo dengan sangat erat.

“Tidak apa, aku di sini.”

Selama setengah jam Weiruo masih berada di tempat yang sama, masih duduk di samping Xiao Lang dengan tangan yang masih digenggam.

Weiruo kembali mengecek suhu tubuh Xiao Lang, gadis tersebut menghembuskan napas pelan karena suhu tubuh Xiao Lang lebih parah dari sebelumnya.

Dengan hati-hati Weiruo melepas genggaman tangan Xiao Lang yang sudah tidak sekuat sebelumnya.

Entah sudah berapa kali Weiruo merobek pakaiannya untuk membalut luka Xiao Lang, jubah luarnya sedikit lebih pendek dari sebelumnya karena banyak dirobek oleh Weiruo.

“Maaf, aku harus melepas topengmu.”

Sejenak Weiruo terdiam melihat ketampanan pemuda yang terbaring di hadapannya.

Selama ini paras Xiao Lang selalu tertutup topeng sehingga tidak ada kesempatan untuk Weiruo melihat wajah pemuda tersebut.

Weiruo segera kembali tersadar dan mengompres dahi Xiao Lang. Saat itulah Weiruo sadar jika persediaan airnya habis, jadi harus mengambil air di mata air sebelumnya.

“Aku akan kembali.”

Weiruo segera beranjak dari tempat tersebut, dia sengaja meninggalkan batu bercahaya yang ia gunakan untuk menerangi jalan agar dapat membantu Xiao Lang nanti setelah dirinya sadar.

Selesai mengambil air, Weiruo tidak langsung kembali, dia mengamati bunga bercahaya di sebelah mata air. Bayangan sosok Yue Hua masih terlintas di pikirannya.

Namun, Weiruo tidak ingin berlarut dalam kesedihan, hal seperti itu tidak akan mengembalikan sesuatu yang telah pergi.

Gadis tersebut terkekeh pelan sebelum pergi dari tempat tersebut. Kenangan singkat yang begitu berkesan bagi Weiruo, mungkin dirinya tidak akan melupakan hal itu selamanya.

Suasana begitu hening sepanjang Weiruo berjalan, hanya suara langkah kaki yang mengisi pendengaran Weiruo.

Akhirnya Weiruo kembali ke tempat Xiao Lang, tapi sebuah hal membuat gadis tersebut terkejut.

“Apa yang kau lakukan?!” Weiruo melempar bunga bercahaya yang membantunya melihat dalam kegelapan, kemudian berlari ke arah Xiao Lang.

Weiruo buru-buru mengambil alih belati dari tangan Xiao Lang, hampir saja pemuda tersebut mengakhiri hidupnya jika Weiruo tidak tiba tepat waktu.

Xiao Lang sendiri tidak terlalu merespon kehadiran Weiruo, tatapannya kosong seolah tidak memiliki semangat hidup.

Terpopuler

Comments

Dewi Ranti

Dewi Ranti

smoga kak peempuan ny baik2 sj

2020-06-02

2

senja

senja

ngeri ih diajak main anak kecil, wkwk

2020-05-13

0

Dewa Nyoman

Dewa Nyoman

dmnakah Xian Mei brada?

2019-12-12

5

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1-Kematian
2 Ch. 2-Tubuh baru
3 Ch. 3-Dihukum
4 Ch. 4-Kebiasaan
5 Ch. 5-Penculikan
6 Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7 Ch. 7-Mulai Berlatih
8 Ch. 8-Festival Perburuan
9 Ch. 9-Taruhan
10 Ch. 10-Ular Darah
11 Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12 Ch. 12-Yue Hua
13 Ch. 13-Langkah Awal
14 Ch. 14-Perpisahan
15 Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16 Ch. 16-Lelang?
17 Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18 Ch. 18-Ye Jinhai
19 Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20 Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21 Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22 Ch. 22-Fu Cheng
23 Ch. 23-Pil Energi
24 Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25 Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26 Ch. 26-Ruang Rahasia
27 Ch. 27-Laohua
28 Ch. 28-Auman
29 Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30 Ch. 30-Hanya Bercanda
31 Ch. 31-Pil Awet Muda
32 Ch. 32-Kota Gohu
33 Ch. 33-Penjaga Lembah
34 Ch. 34-Sumpah Setia
35 Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36 Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37 Ch. 37-Kabar Buruk
38 Ch. 38-Lembah Darah
39 Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40 Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41 Ch. 41-Terpojok
42 Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43 Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44 Ch. 44-Naga Biru
45 Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46 Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47 Ch. 47-Kembali
48 Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49 Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50 Ch. 50-Desa Kecil
51 Ch. 51-Mengangkat Murid
52 Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53 Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54 Ch. 54-Klan Mo
55 Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56 Ch. 56-Babak Terakhir
57 Ch. 57-Wabah Penyakit
58 Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59 Ch. 59-Rumah Baru
60 Ch. 60-Berlatih Bersama
61 Ch. 61-Pertunangan
62 Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63 Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64 Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65 Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66 Ch. 66-Zu Chong
67 Ch. 67-Kebenaran
68 Ch. 68-Dendam Meigui
69 Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70 Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71 Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72 Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73 Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74 Ch. 74-Siluman Harimau
75 Ch. 75-Seorang Teman
76 Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77 Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78 Ch. 78-Kehilangan
79 Ch. 79-Merelakan
80 Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81 Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82 Ch. 82-Persiapan
83 Ch. 83-Kesetiaan
84 Ch. 84-Peperangan
85 Ch. 85-Peperangan II
86 Ch. 86-Peperangan III
87 Ch. 87-Peperangan IV
88 Ch. 88-Peperangan V
89 Ch. 89-Peperangan VI
90 Ch. 90-Peperangan VII
91 Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92 Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93 Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ch. 1-Kematian
2
Ch. 2-Tubuh baru
3
Ch. 3-Dihukum
4
Ch. 4-Kebiasaan
5
Ch. 5-Penculikan
6
Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7
Ch. 7-Mulai Berlatih
8
Ch. 8-Festival Perburuan
9
Ch. 9-Taruhan
10
Ch. 10-Ular Darah
11
Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12
Ch. 12-Yue Hua
13
Ch. 13-Langkah Awal
14
Ch. 14-Perpisahan
15
Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16
Ch. 16-Lelang?
17
Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18
Ch. 18-Ye Jinhai
19
Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20
Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21
Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22
Ch. 22-Fu Cheng
23
Ch. 23-Pil Energi
24
Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25
Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26
Ch. 26-Ruang Rahasia
27
Ch. 27-Laohua
28
Ch. 28-Auman
29
Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30
Ch. 30-Hanya Bercanda
31
Ch. 31-Pil Awet Muda
32
Ch. 32-Kota Gohu
33
Ch. 33-Penjaga Lembah
34
Ch. 34-Sumpah Setia
35
Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36
Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37
Ch. 37-Kabar Buruk
38
Ch. 38-Lembah Darah
39
Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40
Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41
Ch. 41-Terpojok
42
Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43
Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44
Ch. 44-Naga Biru
45
Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46
Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47
Ch. 47-Kembali
48
Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49
Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50
Ch. 50-Desa Kecil
51
Ch. 51-Mengangkat Murid
52
Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53
Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54
Ch. 54-Klan Mo
55
Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56
Ch. 56-Babak Terakhir
57
Ch. 57-Wabah Penyakit
58
Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59
Ch. 59-Rumah Baru
60
Ch. 60-Berlatih Bersama
61
Ch. 61-Pertunangan
62
Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63
Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64
Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65
Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66
Ch. 66-Zu Chong
67
Ch. 67-Kebenaran
68
Ch. 68-Dendam Meigui
69
Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70
Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71
Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72
Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73
Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74
Ch. 74-Siluman Harimau
75
Ch. 75-Seorang Teman
76
Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77
Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78
Ch. 78-Kehilangan
79
Ch. 79-Merelakan
80
Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81
Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82
Ch. 82-Persiapan
83
Ch. 83-Kesetiaan
84
Ch. 84-Peperangan
85
Ch. 85-Peperangan II
86
Ch. 86-Peperangan III
87
Ch. 87-Peperangan IV
88
Ch. 88-Peperangan V
89
Ch. 89-Peperangan VI
90
Ch. 90-Peperangan VII
91
Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92
Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93
Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!