“Saudara Ma, aku hanya sedikit mencairkan suasana.”
Wanita tersebut, yang dipanggil Saudari Mao, tersenyum kecil sebelum kembali pada bola kristal yang berjejer di atas meja.
Sementara itu, di sisi lain Weiruo dan Xiao Lang sudah kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Karena binatang spiritual memiliki poin lebih tinggi, Weiruo mengajak Xiao Lang untuk masuk lebih ke dalam hutan, karena pasti jumlah hewan spiritual lebih banyak daripada di daerah pinggiran hutan.
“Lang, sebelumnya ... terima kasih karena sudah memikirkan harga diriku.” Weiruo tersenyum tipis dan melirik sebentar pada sosok pemuda yang berjalan di sampingnya.
“Ya.”
“Ah! Ada rusa!” Weiruo menarik belatinya dengan cepat dan berlari menerjang ke arah seekor rusa yang berdiri tidak jauh dari mereka.
Rusa tersebut menyadari kehadiran Weiruo dan bergerak cepat menghindari gadis tersebut, tapi Weiruo dengan cepat menyusul dan berhasil membunuh rusa tersebut.
“Poinnya tidak akan banyak hanya untuk seekor rusa,” gumam Weiruo menyadari jika poin seekor rusa tidak akan terlalu mendukung jumlah poin mereka.
Xiao Lang tidak banyak bicara, setelah menyimpan jasad rusa tersebut, langsung mengajak Weiruo mencari buruan yang lebih besar.
Hutan terasa begitu sunyi, hanya suara langkah kaki mereka berdua yang mengisi keheningan.
Langkah Xiao Lang tiba-tiba berhenti, Weiruo pun segera mengikuti apa yang dilakukan Xiao Lang. Pemuda tersebut mengendap-endap ke satu arah, diikuti oleh Weiruo di belakangnya.
“Ular? Sangat besar,” bisik Weiruo.
Terlihat seekor ular sepanjang lima meter tengah berusaha menelan anakan rusa yang menjadi santapannya.
Xiao Lang menarik pedangnya, melihat hal itu Weiruo segera mengeluarkan belatinya dan berjalan mengendap-endap mendekati ular tersebut.
Menyadari ada ancaman, ular tersebut buru-buru memuntahkan makanannya dan segera menyerang Xiao Lang yang berlari ke arahnya.
Karena ular tersebut masih tergolong anakan dan belum meningkatkan kekuatannya, dengan mudah Xiao Lang mengalahkannya dengan sedikit bantuan Weiruo.
“Segera simpan dan pergi, perasaanku tidak enak,” ucap Weiruo.
Belum sempat Xiao Lang melakukan apa yang diminta Weiruo, seekor ular dengan ukuran hampir tiga kali lipat menerjang ke arah Xiao Lang, menyebabkan tanah tempat ular tersebut menyerang mengalami kerekatan parah.
“Sudah kuduga.”
Weiruo menyiapkan kedua belatinya begitupun dengan Xiao Lang.
“Khaaa!”
Ular tersebut bergerak cepat menyerang Xiao Lang, pemuda tersebut menghindari tiap serangan dengan mudah.
Ketika Xiao Lang berhasil menghindari serangan ular tersebut, Weiruo berhasil melancarkan sebuah serangan ke tubuh ular tersebut. Namun, belati tersebut tidak cukup kuat untuk menembus sisik ular yang begitu keras.
“Apa-apaan ini?!”
Tubuh Weiruo dibawa menghindari serangan ekor ular tersebut oleh Xiao Lang. Gadis tersebut cukup terkejut karena respon Xiao Lang yang cukup cepat untuk bergerak ke arahnya.
“Sisik Ular Darah dewasa tidak akan bisa ditembus belati seperti itu,” celetuk Xiao Lang.
“Aku menghabiskan 35 koin emas untuk dua belati cantik ini.”
“Serang saja titik lemahnya,” saran Xiao Lang sambil menunjuk mata.
Weiruo langsung mengangguk paham dan menyiapkan dirinya, menunggu Xiao Lang mengalihkan perhatian ular raksasa tersebut.
‘Ini adalah monster pertama yang kulihat seumur hidupku, semoga aku tetap hidup setelah ini,’ batin Weiruo.
Mustahil bagi dirinya berpikir positif jika yang dihadapinya adalah monster ular dengan panjang lebih dari sepuluh meter dan memiliki sisik sekeras baja.
“Sekarang!”
Weiruo tersadar dari lamunannya, segera menggenggam erat dua belati di tangannya dan maju menyerang.
Weiruo bergerak cepat, ketika ular tersebut kehilangan konsentrasi karena Xiao Lang, belati Weiruo berhasil menusuk mata kanan ular tersebut cukup dalam, darah segar mengalir membasahi tangan Weiruo.
Ular tersebut memberontak kesakitan, Weiruo yang kehilangan keseimbangan akhirnya terlempar ke udara. Weiruo bisa melihat dengan jelas luasnya hutan tempatnya berburu sebelum kembali jatuh.
Untung saja Xiao Lang menyadari itu dan menangkap tubuh Weiruo sebelum jatuh menghantam tanah.
Baru sesaat mendarat, Xiao Lang kembali melompat untuk menghindari serangan dari ekor ular darah yang kini mengamuk akibat ulah Weiruo.
Merasa kesulitan, Xiao Lang membawa Weiruo pergi dari tempat tersebut.
“Ke sana! Aku melihat ada jurang!” Weiruo menunjuk satu arah.
Xiao Lang langsung mengubah arah larinya dan pergi ke arah yang ditunjukkan oleh Weiruo. Setelah beberapa saat keduanya tiba di pinggiran sebuah jurang.
“Kita lakukan seperti yang sebelumnya lalu jatuhkan dia,” saran Weiruo.
“Baiklah.”
Beberapa saat kemudian ular darah berhasil menyusul, tampak amarah di matanya melihat Xiao Lang yang berdiri di hadapannya tanpa rasa takut.
Ular tersebut menerjang ke arah Xiao Lang, pemuda tersebut hanya menyiapkan kuda-kuda sebelum maju menyerang di saat bersamaan.
“Teknik Pedang Bayangan: Tusukan Bayangan!”
Xiao Lang melesat dengan cepat melewati ular tersebut, sedetik kemudian darah mengucur keluar dari luka tusukan dari teknik berpedang milik Xiao Lang. Walaupun tidak dalam, luka tersebut sudah cukup untuk melukai ular tersebut.
Xiao Lang kembali menyerang, kini lebih serius karena ular tersebut nampak murka melihat Xiao Lang yang berani melukainya.
Xiao Lang menebas dan mengalirkan tenaga dalam ke dalam pedangnya. Ketika ular tersebut berhasil menahan serangan dengan kulit kepalanya yang lebih keras, Weiruo muncul dari balik Xiao Lang dan berhasil melukai mata kiri ular tersebut.
Tidak seperti sebelumnya, Weiruo berhasil mendarat dengan cukup baik.
Hanya saja keberuntungan masih belum berpihak kepada Weiruo, ular tersebut kembali mengayunkan ekornya dengan brutal karena sakit yang dirasakannya. Karena tidak dapat memprediksi gerakan ekornya, Weiruo terlempar karena ayunan ekor ular tersebut.
Tubuh Weiruo terlempar begitu jauh hingga akhirnya jatuh ke dalam jurang yang dasarnya bahkan tidak terlihat karena kabut.
Xiao Lang berlari sesegera mungkin setelah melihat hal itu. Namun, pandangannya begitu terbatas karena kabut yang menutupi hampir seluruh jurang.
“Ular sialan!”
Xiao Lang melompat tinggi dan dengan cepat menghunuskan pedangnya ke kepala ular tersebut. Karena sudah dialiri tenaga dalam, pedang tersebut menjadi lebih mudah menembus kepala ular tersebut, ditambah tidak ada perlawanan karena ular tersebut sudah kehilangan cukup banyak tenaga hanya untuk mengamuk kesakitan.
Ular tersebut jatuh ke tanah setelah beberapa saat memberontak. Xiao Lang segera menyimpan jasad ular setelah memastikannya benar-benar mati.
Xiao Lang mengamati jurang yang masih tertutup kabut walaupun sudah siang hari, tidak heran hutan tempat festival diadakan disebut Hutan Kabut.
“Nona!” panggil Xiao Lang, tapi tidak ada sedikitpun respon.
Hanya ada dua kemungkinan yang dipikirkan oleh Xiao Lang saat ini. Pertama, jurang tersebut tidak terlalu dalam sehingga Weiruo berhasil bertahan, mengingat betapa baiknya gadis tersebut dalam hal bela diri. Kedua, dia tewas setelah jatuh.
Kemungkinan kedua adalah kemungkinan yang paling masuk akal jika dilihat dari betapa gelapnya jurang tempat Weiruo jatuh.
Xiao Lang kemudian pergi dari tempat tersebut setelah mengamati selama beberapa waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
slamet putra
apakah wiroue selamat ,di selamatkan seseorang,,atau tidak selamat sama sekali....
harapan ku sih dia pasti selamat..
2022-09-18
1
Dewi Ranti
lanjut trus
2020-06-02
1
senja
kirain Ketua Sekte nya si Lao Ge, karna pas disuruh ke Ketua Sekte, langsung dikasih scene ketemu sm Lao Ge
2020-05-13
1