Ch. 12-Yue Hua

Wajah Weiruo menjadi lebih segar setelah meminum air segar yang langsung diambil dari alam, tidak lupa membasuh wajahnya yang kotor karena tanah.

“Bunga apa ini?”

Weiruo cukup tertarik dengan bunga yang banyak bermekaran di sekitar mata air. Ia mengamati bunga tersebut cukup lama, kemudian menyadari jika ada sebuah batu datar di tengah-tengah kumpulan bunga tersebut.

Yang membuat Weiruo tertarik adalah sebuah cincin yang terletak di tengah batu tersebut, cincin dengan warna emas dan sebuah kristal hitam nampak begitu cantik.

Sekalipun batu di sekitarnya ditumbuhi lumut, hanya batu tersebut saja yang masih awet tanpa sedikitpun ditumbuhi lumut.

Rasa penasaran Weiruo mengalahkan kewaspadaannya, ia berniat mengambil cincin tersebut. Namun, setetes darah dari lengannya jatuh ke atas cincin tersebut, membuat Weiruo panik saat itu juga.

“Cincinnya kotor,” ucapnya panik, sesegera mungkin mengambil cincin tersebut dan membersihkannya dengan air.

Di tengah rasa paniknya, tiba-tiba cincin tersebut menyala terang. Kini kepanikan Weiruo bertambah dua kali lipat.

Sosok wanita keluar dari dalam cincin, tubuhnya setengah transparan, tapi parasnya begitu cantik, bahkan membuat Weiruo kagum untuk sesaat.

“Akhirnya, orang yang ditakdirkan untukku,” ucap Wanita tersebut penuh kegembiraan.

Seketika itu juga Weiruo tersadar dan menyadari apa yang ada di hadapannya.

“Ah, maaf jika saya menganggu istirahat anda,” ucapnya pelan, takut menyinggung sosok di hadapannya.

“Tidak ... kau tidak mengganggu, justru aku beruntung bisa bertemu denganmu.”

“Apa maksud anda?” tanya Weiruo kebingungan.

“Sebelum membahas itu, aku akan mengenalkan diriku. Namaku Yue Hua.”

“Nama saya Xuan Weiruo.”

Sosok wanita tersebut tersenyum, dia diam untuk beberapa saat mengamati Weiruo.

“Aku bisa bertemu denganmu adalah sebuah takdir. Puluhan tahun yang lalu, aku membuat segel yang menyegel jiwaku, kemudian bersumpah akan menurunkan ilmuku pada siapapun yang berhasil membuka segel ini,” jelas Yue Hua.

“Nyonya, anda mungkin salah orang,” ucap Weiruo pelan.

“Tidak, ini adalah takdir dari langit agar kita bisa bertemu. Seperti sumpah yang telah kuucapkan, akan kuturunkan semua ilmuku padamu.”

Weiruo sedikit terkejut, tapi dia dengan tenang menolak ucapan wanita tersebut.

“Saya menolaknya, hal seperti itu terlalu besar untuk saya,” tolaknya sopan.

Namun, Yue Hua hanya terkekeh sebelum mendekati Weiruo.

“Sebenarnya, aku sudah mati puluhan tahun yang lalu. Sebelum mati, aku menyegel separuh jiwaku ke dalam cincin ini untuk menjaga peninggalan sekteku. Aku selalu berharap langit memberikan takdir terbaik dan mempertemukanku dengan orang yang tepat. Aku merasa dirimulah yang ditakdirkan untukku.” Yue Hua diam sejenak sebelum melanjutkan, “Jika aku tidak meneruskan ilmu sekteku, maka ilmu sekteku akan benar-benar musnah.”

Raut wajah Yue Hua membuat Weiruo merasa tidak tega, tapi di saat bersamaan Weiruo juga merasa sedikit ragu.

“Saya takut mengecewakan anda nantinya.”

Yue Hua tersenyum kecut, tapi ia paham perasaan Weiruo dan tidak memaksa lebih jauh.

“Tapi ... saya akan berusaha sebaik mungkin, saya akan berusaha untuk tidak mengecewakan anda.”

Wajah Yue Hua kembali cerah, senyum menghiasi wajahnya setelah mendengar ucapan Weiruo barusan.

“Terima kasih.” Yue Hua memberi hormat sebagai ucapan terima kasih, karena sebuah keberuntungan baginya menemui orang yang mau membantunya. Terlebih dalam hal seperti ini seseorang akan mengalami kesulitan untuk memilih.

Weiruo kemudian bersujud sebanyak tiga kali sebagai tanda bahwa ia adalah murid Yue Hua mulai saat ini.

Sebenarnya ilmu ini hanya Weiruo baca sekilas dari novel fantasi yang tidak sengaja ia baca. Sepertinya cukup berguna sekarang.

“Kemari, kita akan mulai berlatih, waktuku tidak banyak di sini.”

Mendengar ucapan Yue Hua barusan, Weiruo buru-buru mendekat dan duduk dalam posisi lotus. (mudahnya disebut posisi bersila)

“Apa kau sudah pernah berlatih tenaga dalam sebelumnya?” tanya Yue Hua.

“Tidak. Saya hanya manusia biasa,” ucap Weiruo terus terang.

Yue Hua mengangguk paham, kemudian meletakkan tangannya di punggung Weiruo. “Coba rasakan energi yang kualirkan ke dalam tubuhmu,” perintahnya.

Weiruo mengangguk dan menutup kedua kelopak matanya, perlahan sensasi hangat dapat dia rasakan dari punggungnya, kemudian perlahan menyebar ke sekuruh tubuhnya.

“Bisakah kau merasakannya?”

“Ya, Guru.”

“Sekarang coba kau rasakan energi di sekitarmu,” perintah Yue Hua.

Weiruo menurut dan mencoba merasakan energi di sekitarnya sesuai perintah Yue Hua.

Sepuluh menit, setengah jam, setelah satu jam akhirnya Weiruo berhasil merasakan sedikit energi di sekitarnya walaupun terbilang samar.

“Jika kau sudah merasakannya, tingkatkan lagi fokusmu dan rasakan dengan lebih detail energi alam di sekitar.”

Weiruo kembali memfokuskan diri, satu jam kemudian dia mulai merasakan aliran energi di sekitarnya, kini lebih terasa daripada sebelumnya.

Yue Hua tersenyum kecil melihat respon Weiruo, wanita tersebut tahu apa yang terjadi hanya dengan sekali lihat.

“Perlahan, kuasai energi alam di sekitarmu, tarik mereka ke dalam tubuhmu.”

Weiruo sedikit tidak mengerti ucapan Yue Hua, tapi tetap mempertahakan fokusnya dan berusaha melakukan apa yang Yue Hua minta.

‘Fokuslah,’ batin Weiruo.

Satu jam kembali berlalu, Yue Hua terlihat sedikit khawatir. Sebenarnya dapat merasakan energi alam setelah beberapa jam berlatih sudah menjadi bukti bahwa seseorang berbakat dalam hal bela diri.

Umumnya seseorang tidak bisa menjadi pendekar begitu saja, membutuhkan waktu seminggu atau bahkan satu bulan untuk benar-benar menjadi seorang pendekar. Mengingat begitu banyak persiapan untuk memasuki dunia pendekar.

Hanya saja untuk saat ini Yue Hua benar-benar dikejar oleh waktu, setidaknya Weiruo harus bisa menjadi seorang pendekar sebelum jiwanya benar-benar hilang.

Dua jam kemudian berlalu, tapi Weiruo masih saja kesulitan untuk mengalirkan energi alam ke dalam tubuhnya.

“Saya sedikit kesulitan,” keluh Weiruo, ia takut mengecewakan Yue Hua.

“Tidak, sebenarnya seseorang membutuhkan waktu beberapa hari untuk merasakan energi alam, sebuah keajaiban kau bisa merasakannya setelah beberapa jam berlatih.”

Yue Hua mendekati cincin yang tergeletak di samping Weiruo kemudian mengalirkan tenaga dalam.

Sebuah botol giok kecil muncul dari dalam cincin tersebut, tapi Weiruo tidak terkejut karena sudah pernah melihatnya.

“Waktuku benar-benar terbatas. Aku ingin kau menembus ke tingkat Pendekar Tingkat Satu sebelum aku pergi,” jelas Yue Hua.

Weiruo hanya mengangguk kecil, kemudian menelan salah satu pil tanpa keraguan.

Perlahan Weiruo bisa merasakan energi alam di sekitarnya berputar perlahan mengitarinya, sedikit demi sedikit kemudian memasuki tubuhnya.

“Alirkan ke seluruh tubuhmu.”

Weiruo memfokuskan dirinya, mencoba mengambil alih energi alam yang masuk ke dalam tubuhnya.

Perlahan Weiruo mulai memahami cara mengendalikan energi alam yang masuk, ia sedikit demi sedikit mengendalikan energi tersebut agar tidak terpecah keluar dari dirinya.

“Sekarang alirkan energi tersebut ke perutmu, tepatnya ke dalam Inti Spiritualmu.”

Dengan sekuat tenaga, Weiruo mengarahkan seluruh energi yang berhasil ia kendalikan ke perutnya. Samar ia dapat merasakan sebuah pusaran energi di sekitar perutnya.

Energi hangat perlahan mengitari sekitar perut Weiruo, tapi gadis tersebut tidak kehilangan fokus dan kehilangan kendali atas energi tersebut.

Ketika semua energi terkumpul, tiba-tiba seluruh energi tersebut terlepas begitu saja, seolah Weiruo melepas seluruh kendali atas energi tersebut.

Seketika itu juga Weiruo tersadar, terkejut dengan apa yang terjadi, ia menatap Yue Hua tidak percaya.

Terpopuler

Comments

Dewi Ranti

Dewi Ranti

seru

2020-06-02

2

Pratih Wulandari

Pratih Wulandari

semangat...

2019-12-10

7

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1-Kematian
2 Ch. 2-Tubuh baru
3 Ch. 3-Dihukum
4 Ch. 4-Kebiasaan
5 Ch. 5-Penculikan
6 Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7 Ch. 7-Mulai Berlatih
8 Ch. 8-Festival Perburuan
9 Ch. 9-Taruhan
10 Ch. 10-Ular Darah
11 Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12 Ch. 12-Yue Hua
13 Ch. 13-Langkah Awal
14 Ch. 14-Perpisahan
15 Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16 Ch. 16-Lelang?
17 Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18 Ch. 18-Ye Jinhai
19 Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20 Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21 Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22 Ch. 22-Fu Cheng
23 Ch. 23-Pil Energi
24 Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25 Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26 Ch. 26-Ruang Rahasia
27 Ch. 27-Laohua
28 Ch. 28-Auman
29 Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30 Ch. 30-Hanya Bercanda
31 Ch. 31-Pil Awet Muda
32 Ch. 32-Kota Gohu
33 Ch. 33-Penjaga Lembah
34 Ch. 34-Sumpah Setia
35 Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36 Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37 Ch. 37-Kabar Buruk
38 Ch. 38-Lembah Darah
39 Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40 Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41 Ch. 41-Terpojok
42 Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43 Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44 Ch. 44-Naga Biru
45 Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46 Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47 Ch. 47-Kembali
48 Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49 Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50 Ch. 50-Desa Kecil
51 Ch. 51-Mengangkat Murid
52 Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53 Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54 Ch. 54-Klan Mo
55 Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56 Ch. 56-Babak Terakhir
57 Ch. 57-Wabah Penyakit
58 Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59 Ch. 59-Rumah Baru
60 Ch. 60-Berlatih Bersama
61 Ch. 61-Pertunangan
62 Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63 Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64 Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65 Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66 Ch. 66-Zu Chong
67 Ch. 67-Kebenaran
68 Ch. 68-Dendam Meigui
69 Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70 Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71 Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72 Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73 Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74 Ch. 74-Siluman Harimau
75 Ch. 75-Seorang Teman
76 Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77 Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78 Ch. 78-Kehilangan
79 Ch. 79-Merelakan
80 Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81 Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82 Ch. 82-Persiapan
83 Ch. 83-Kesetiaan
84 Ch. 84-Peperangan
85 Ch. 85-Peperangan II
86 Ch. 86-Peperangan III
87 Ch. 87-Peperangan IV
88 Ch. 88-Peperangan V
89 Ch. 89-Peperangan VI
90 Ch. 90-Peperangan VII
91 Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92 Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93 Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ch. 1-Kematian
2
Ch. 2-Tubuh baru
3
Ch. 3-Dihukum
4
Ch. 4-Kebiasaan
5
Ch. 5-Penculikan
6
Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7
Ch. 7-Mulai Berlatih
8
Ch. 8-Festival Perburuan
9
Ch. 9-Taruhan
10
Ch. 10-Ular Darah
11
Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12
Ch. 12-Yue Hua
13
Ch. 13-Langkah Awal
14
Ch. 14-Perpisahan
15
Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16
Ch. 16-Lelang?
17
Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18
Ch. 18-Ye Jinhai
19
Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20
Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21
Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22
Ch. 22-Fu Cheng
23
Ch. 23-Pil Energi
24
Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25
Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26
Ch. 26-Ruang Rahasia
27
Ch. 27-Laohua
28
Ch. 28-Auman
29
Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30
Ch. 30-Hanya Bercanda
31
Ch. 31-Pil Awet Muda
32
Ch. 32-Kota Gohu
33
Ch. 33-Penjaga Lembah
34
Ch. 34-Sumpah Setia
35
Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36
Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37
Ch. 37-Kabar Buruk
38
Ch. 38-Lembah Darah
39
Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40
Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41
Ch. 41-Terpojok
42
Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43
Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44
Ch. 44-Naga Biru
45
Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46
Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47
Ch. 47-Kembali
48
Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49
Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50
Ch. 50-Desa Kecil
51
Ch. 51-Mengangkat Murid
52
Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53
Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54
Ch. 54-Klan Mo
55
Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56
Ch. 56-Babak Terakhir
57
Ch. 57-Wabah Penyakit
58
Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59
Ch. 59-Rumah Baru
60
Ch. 60-Berlatih Bersama
61
Ch. 61-Pertunangan
62
Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63
Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64
Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65
Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66
Ch. 66-Zu Chong
67
Ch. 67-Kebenaran
68
Ch. 68-Dendam Meigui
69
Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70
Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71
Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72
Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73
Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74
Ch. 74-Siluman Harimau
75
Ch. 75-Seorang Teman
76
Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77
Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78
Ch. 78-Kehilangan
79
Ch. 79-Merelakan
80
Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81
Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82
Ch. 82-Persiapan
83
Ch. 83-Kesetiaan
84
Ch. 84-Peperangan
85
Ch. 85-Peperangan II
86
Ch. 86-Peperangan III
87
Ch. 87-Peperangan IV
88
Ch. 88-Peperangan V
89
Ch. 89-Peperangan VI
90
Ch. 90-Peperangan VII
91
Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92
Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93
Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!