Wajah Weiruo menjadi lebih segar setelah meminum air segar yang langsung diambil dari alam, tidak lupa membasuh wajahnya yang kotor karena tanah.
“Bunga apa ini?”
Weiruo cukup tertarik dengan bunga yang banyak bermekaran di sekitar mata air. Ia mengamati bunga tersebut cukup lama, kemudian menyadari jika ada sebuah batu datar di tengah-tengah kumpulan bunga tersebut.
Yang membuat Weiruo tertarik adalah sebuah cincin yang terletak di tengah batu tersebut, cincin dengan warna emas dan sebuah kristal hitam nampak begitu cantik.
Sekalipun batu di sekitarnya ditumbuhi lumut, hanya batu tersebut saja yang masih awet tanpa sedikitpun ditumbuhi lumut.
Rasa penasaran Weiruo mengalahkan kewaspadaannya, ia berniat mengambil cincin tersebut. Namun, setetes darah dari lengannya jatuh ke atas cincin tersebut, membuat Weiruo panik saat itu juga.
“Cincinnya kotor,” ucapnya panik, sesegera mungkin mengambil cincin tersebut dan membersihkannya dengan air.
Di tengah rasa paniknya, tiba-tiba cincin tersebut menyala terang. Kini kepanikan Weiruo bertambah dua kali lipat.
Sosok wanita keluar dari dalam cincin, tubuhnya setengah transparan, tapi parasnya begitu cantik, bahkan membuat Weiruo kagum untuk sesaat.
“Akhirnya, orang yang ditakdirkan untukku,” ucap Wanita tersebut penuh kegembiraan.
Seketika itu juga Weiruo tersadar dan menyadari apa yang ada di hadapannya.
“Ah, maaf jika saya menganggu istirahat anda,” ucapnya pelan, takut menyinggung sosok di hadapannya.
“Tidak ... kau tidak mengganggu, justru aku beruntung bisa bertemu denganmu.”
“Apa maksud anda?” tanya Weiruo kebingungan.
“Sebelum membahas itu, aku akan mengenalkan diriku. Namaku Yue Hua.”
“Nama saya Xuan Weiruo.”
Sosok wanita tersebut tersenyum, dia diam untuk beberapa saat mengamati Weiruo.
“Aku bisa bertemu denganmu adalah sebuah takdir. Puluhan tahun yang lalu, aku membuat segel yang menyegel jiwaku, kemudian bersumpah akan menurunkan ilmuku pada siapapun yang berhasil membuka segel ini,” jelas Yue Hua.
“Nyonya, anda mungkin salah orang,” ucap Weiruo pelan.
“Tidak, ini adalah takdir dari langit agar kita bisa bertemu. Seperti sumpah yang telah kuucapkan, akan kuturunkan semua ilmuku padamu.”
Weiruo sedikit terkejut, tapi dia dengan tenang menolak ucapan wanita tersebut.
“Saya menolaknya, hal seperti itu terlalu besar untuk saya,” tolaknya sopan.
Namun, Yue Hua hanya terkekeh sebelum mendekati Weiruo.
“Sebenarnya, aku sudah mati puluhan tahun yang lalu. Sebelum mati, aku menyegel separuh jiwaku ke dalam cincin ini untuk menjaga peninggalan sekteku. Aku selalu berharap langit memberikan takdir terbaik dan mempertemukanku dengan orang yang tepat. Aku merasa dirimulah yang ditakdirkan untukku.” Yue Hua diam sejenak sebelum melanjutkan, “Jika aku tidak meneruskan ilmu sekteku, maka ilmu sekteku akan benar-benar musnah.”
Raut wajah Yue Hua membuat Weiruo merasa tidak tega, tapi di saat bersamaan Weiruo juga merasa sedikit ragu.
“Saya takut mengecewakan anda nantinya.”
Yue Hua tersenyum kecut, tapi ia paham perasaan Weiruo dan tidak memaksa lebih jauh.
“Tapi ... saya akan berusaha sebaik mungkin, saya akan berusaha untuk tidak mengecewakan anda.”
Wajah Yue Hua kembali cerah, senyum menghiasi wajahnya setelah mendengar ucapan Weiruo barusan.
“Terima kasih.” Yue Hua memberi hormat sebagai ucapan terima kasih, karena sebuah keberuntungan baginya menemui orang yang mau membantunya. Terlebih dalam hal seperti ini seseorang akan mengalami kesulitan untuk memilih.
Weiruo kemudian bersujud sebanyak tiga kali sebagai tanda bahwa ia adalah murid Yue Hua mulai saat ini.
Sebenarnya ilmu ini hanya Weiruo baca sekilas dari novel fantasi yang tidak sengaja ia baca. Sepertinya cukup berguna sekarang.
“Kemari, kita akan mulai berlatih, waktuku tidak banyak di sini.”
Mendengar ucapan Yue Hua barusan, Weiruo buru-buru mendekat dan duduk dalam posisi lotus. (mudahnya disebut posisi bersila)
“Apa kau sudah pernah berlatih tenaga dalam sebelumnya?” tanya Yue Hua.
“Tidak. Saya hanya manusia biasa,” ucap Weiruo terus terang.
Yue Hua mengangguk paham, kemudian meletakkan tangannya di punggung Weiruo. “Coba rasakan energi yang kualirkan ke dalam tubuhmu,” perintahnya.
Weiruo mengangguk dan menutup kedua kelopak matanya, perlahan sensasi hangat dapat dia rasakan dari punggungnya, kemudian perlahan menyebar ke sekuruh tubuhnya.
“Bisakah kau merasakannya?”
“Ya, Guru.”
“Sekarang coba kau rasakan energi di sekitarmu,” perintah Yue Hua.
Weiruo menurut dan mencoba merasakan energi di sekitarnya sesuai perintah Yue Hua.
Sepuluh menit, setengah jam, setelah satu jam akhirnya Weiruo berhasil merasakan sedikit energi di sekitarnya walaupun terbilang samar.
“Jika kau sudah merasakannya, tingkatkan lagi fokusmu dan rasakan dengan lebih detail energi alam di sekitar.”
Weiruo kembali memfokuskan diri, satu jam kemudian dia mulai merasakan aliran energi di sekitarnya, kini lebih terasa daripada sebelumnya.
Yue Hua tersenyum kecil melihat respon Weiruo, wanita tersebut tahu apa yang terjadi hanya dengan sekali lihat.
“Perlahan, kuasai energi alam di sekitarmu, tarik mereka ke dalam tubuhmu.”
Weiruo sedikit tidak mengerti ucapan Yue Hua, tapi tetap mempertahakan fokusnya dan berusaha melakukan apa yang Yue Hua minta.
‘Fokuslah,’ batin Weiruo.
Satu jam kembali berlalu, Yue Hua terlihat sedikit khawatir. Sebenarnya dapat merasakan energi alam setelah beberapa jam berlatih sudah menjadi bukti bahwa seseorang berbakat dalam hal bela diri.
Umumnya seseorang tidak bisa menjadi pendekar begitu saja, membutuhkan waktu seminggu atau bahkan satu bulan untuk benar-benar menjadi seorang pendekar. Mengingat begitu banyak persiapan untuk memasuki dunia pendekar.
Hanya saja untuk saat ini Yue Hua benar-benar dikejar oleh waktu, setidaknya Weiruo harus bisa menjadi seorang pendekar sebelum jiwanya benar-benar hilang.
Dua jam kemudian berlalu, tapi Weiruo masih saja kesulitan untuk mengalirkan energi alam ke dalam tubuhnya.
“Saya sedikit kesulitan,” keluh Weiruo, ia takut mengecewakan Yue Hua.
“Tidak, sebenarnya seseorang membutuhkan waktu beberapa hari untuk merasakan energi alam, sebuah keajaiban kau bisa merasakannya setelah beberapa jam berlatih.”
Yue Hua mendekati cincin yang tergeletak di samping Weiruo kemudian mengalirkan tenaga dalam.
Sebuah botol giok kecil muncul dari dalam cincin tersebut, tapi Weiruo tidak terkejut karena sudah pernah melihatnya.
“Waktuku benar-benar terbatas. Aku ingin kau menembus ke tingkat Pendekar Tingkat Satu sebelum aku pergi,” jelas Yue Hua.
Weiruo hanya mengangguk kecil, kemudian menelan salah satu pil tanpa keraguan.
Perlahan Weiruo bisa merasakan energi alam di sekitarnya berputar perlahan mengitarinya, sedikit demi sedikit kemudian memasuki tubuhnya.
“Alirkan ke seluruh tubuhmu.”
Weiruo memfokuskan dirinya, mencoba mengambil alih energi alam yang masuk ke dalam tubuhnya.
Perlahan Weiruo mulai memahami cara mengendalikan energi alam yang masuk, ia sedikit demi sedikit mengendalikan energi tersebut agar tidak terpecah keluar dari dirinya.
“Sekarang alirkan energi tersebut ke perutmu, tepatnya ke dalam Inti Spiritualmu.”
Dengan sekuat tenaga, Weiruo mengarahkan seluruh energi yang berhasil ia kendalikan ke perutnya. Samar ia dapat merasakan sebuah pusaran energi di sekitar perutnya.
Energi hangat perlahan mengitari sekitar perut Weiruo, tapi gadis tersebut tidak kehilangan fokus dan kehilangan kendali atas energi tersebut.
Ketika semua energi terkumpul, tiba-tiba seluruh energi tersebut terlepas begitu saja, seolah Weiruo melepas seluruh kendali atas energi tersebut.
Seketika itu juga Weiruo tersadar, terkejut dengan apa yang terjadi, ia menatap Yue Hua tidak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Dewi Ranti
seru
2020-06-02
2
Pratih Wulandari
semangat...
2019-12-10
7