Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa

“Telat sedikit saja ... aku benar-benar menemui malaikat kematian,” gumam Weiruo sembari memegang akar tanaman di hadapannya dengan erat.

Beruntung Weiruo menyadari keberadaan akar-akar tanaman yang menjalar ke luar dinding tebing sehingga ia bisa menggunakan mereka untuk menahan tubuhnya.

“Shh,” desis Weiruo merasakan perih di kedua telapak tangannya.

Weiruo yakin jika kedua telapak tangannya kini dipenuhi luka gores. Menahan beban tubuh dari kecepatan jatuh yang Weiruo alami sebelumnya sebenarnya cukup kuat untuk membuat kulit telapak tangannya mengelupas, terlebih tubuh barunya masih belum terbiasa untuk kondisi seperti saat ini.

“Ya ... aku selamat, semoga kau juga, kalian juga....” Weiruo menatap ke bawah dengan perasaan campur aduk.

Jujur saja kedua belati yang ia beli sebelumnya memiliki bentuk yang lumayan bagus walaupun daya tahannya tidak terlalu tinggi.

Weiruo mengamati sekitar, berusaha mencari cara agar dirinya bisa keluar dari jurang setidaknya dengan tubuh utuh.

“Apa itu gua?” Weiruo memicingkan matanya pada satu arah, memastikan jika yang dia lihat benar sebuah gua.

Setelah memastikan yang ia lihat benar sebuah gua, Weiruo segera mencari cara untuk bisa memasuki gua tersebut karena jarak antara keduanya cukup jauh.

Setelah mengumpulkan niat dan keberanian, akhirnya Weiruo mulai menggapai akar di sebelahnya dan dengan hati-hati bergerak mendekati mulut gua yang berada tidak jauh darinya.

“Sedikit lagi ... hwaa!”

Tangan Weiruo tergelincir, tapi nasib baik masih berpihak pada Weiruo, ia berhasil menggapai mulut gua sesaat sebelum benar-benar jatuh.

Gua tersebut sangat gelap, tidak ada sedikitpun cahaya yang masuk karena sekitar yang tertutup kabut tebal.

Walaupun keadaan gua gelap gulita, tapi Weiruo masih bisa melihat walaupun dengan jarak yang sangat terbatas, ia hanya mengandalkan indra perabanya untuk mengetahui struktur gua tersebut.

Langkah Weiruo terhenti ketika telinganya menangkap suara langkah kaki. Jumlahnya tidak sedikit, tapi Weiruo yakin itu bukan langkah kaki manusia.

Gadis tersebut diam di tempat untuk beberapa saat, tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran makhluk lain, suara langkah kakipun perlahan menghilang begitu saja.

Weiruo kembali melangkah, ia tak ragu pada tiap langkah yang ia ambil, seolah yakin jika dirinya akan baik-baik saja.

Suara langkah kaki kembali terdengar, kini lebih cepat dan perlahan semakin mendekat. Menyadari hal itu Weiruo segera menghentikan langkahnya.

Menyadari kehadiran lain di sekitarnya, Weiruo lekas berbalik, kemudian mendapati sepasang cahaya merah melesat ke arahnya.

Segera Weiruo kembali ke arah ia berjalan sebelumnya dan berlari secepat mungkin. Sekalipun pandangannya terbatas, Weiruo yakin yang mengejarnya saat ini tidak lebih buruk dari Ular Darah yang ia lawan sebelumnya.

Setitik cahaya terlihat dari kejauhan, segera Weiruo mempercepat langkahnya. Ia yakin yang berada di ujung cahaya tersebut setidaknya sebuah ruang gua yang disinari oleh batuan alam.

Setelah sampai ujung jalur, Weiruo tanpa ragu melompat, menggapai sebuah batu yang menempel pada atap gua.

Namun, batu tersebut tidak cukup kuat menahan berat tubuh Weiruo sehingga jatuh.

Weiruo terjatuh ke tanah dengan cukup keras, ia bisa merasakan tulang rusuknya retak karena benturan keras tersebut.

Untungnya batu tersebut menimpa seekor kalajengking raksasa yang sudah lebih dulu jatuh ke dasar dari Weiruo. Kini setengah tubuhnya tertimbun batuan yang secara tidak sengaja Weiruo jatuhkan.

Kelabang raksasa tersebut seolah melupakan rasa sakitnya dan menyerang Weiruo dengan brutal, tapi Weiruo segera pergi menjauh karena tahu kelabang tersebut tidak akan bisa bergerak lebih jauh dari tempatnya saat ini.

‘Apa hewan ini bisa memberi poin lebih?’ Weiruo bertanya dalam batinnya sembari melihat kelabang raksasa yang terus memberontak hanya untuk melahapnya.

Weiruo meraba belati cadangan yang disimpannya, tapi ia yakin belati tersebut tidak akan kuat menembus sisik kelabang raksasa di hadapannya.

“Tunggu aku kembali, kau akan membayar ulahmu!” kutuk Weiruo sembari mengelus punggungnya pelan.

Weiruo berbalik dan berjalan menjauh, ia harus keluar dari tempat tersebut secepatnya. Ya, mana mungkin dia rela hari di mana ia bebas untuk sementara hanya ia habiskan di dalam gua bersama kalajengking raksasa pemakan manusia.

“Khieeek!”

Spontan Weiruo berbalik mendengar suara tersebut, rasa panik menghampirinya ketika melihat kelabang raksasa yang sebelumnya terjebak di bawah batu kini berlari ke arahnya dalam kondisi tubuh setengah terluka.

“Makhluk gila,” gumam Weiruo sebelum mulai berlari.

Weiruo melompat masuk ke dalam sudut kecil di gua tersebut. Karena ukuran tubuhnya yang begitu besar, kelabang tersebut tidak bisa mengikuti Weiruo masuk, tapi masih bersikeras untuk masuk dan berusaha melahap Weiruo dengan mulut besarnya.

“Tutup mulut kotormu!”

Weiruo menarik belati cadangannya dan menancapkannya di mulut kelabang tersebut, kemudian dengan cepat menariknya.

Cairan merah dengan sedikit campuran bening membasahi tangan Weiruo, tangan gadis tersebut juga sedikit terluka karena gigi tajam dari mulut kelabang raksasa yang kini bergerak liar menahan rasa sakit.

Memanfaatkan celah yang ada, Weiruo berlari dengan cepat dan melompat dengan bantuan batu pijakan.

Sebuah tusukan berhasil mengenai matta kanan kelabang tersebut, membuatnya bergerak lebih liar dan membuat Weiruo kehilangan keseimbangan.

Namun, karena Weiruo kini benar-benar serius untuk bertarung, ia bahkan tidak peduli dengan lukanya dan tetap bertahan di atas kepala kelabang tersebut.

Dengan satu gerakan penuh tenaga, Weiruo menancapkan belatinya tepat di sela salah satu kulit baja kelabang tersebut, langsung menembus ke dalam otaknya.

Dalam hitungan detik, kelabang raksasa tersebut jatuh ke tanah tidak bernyawa, sedangkan Weiruo langsung pergi begitu saja setelah menyimpan belatinya.

Dengan napas yang sedikit tidak beraturan, Weiruo menelusuri jalur gua yang ia temukan berkat benturan tubuh kelabang raksasa dengan dinding gua.

Dengan sedikit bantuan dari batu alam yang ia dapatkan, Weiruo menelusuri sepanjang jalur gua lebih mudah dari sebelumnya.

Sekalipun Weiruo terbiasa menghadapi pertarungan hidup dan mati, tapi tubuh barunya saat ini masih belum cukup terbiasa sehingga tiap langkahnya terasa begitu menyakitkan.

“Setidaknya ada dua tulang rusuk yang patah,” gumam Weiruo sebelum berjongkok dan mengatur napasnya.

“Jika saja aku bisa menyimpan kelabang itu ... ngomong-ngomong bagaimana keadaannya? Seharusnya dia baik-baik saja, ‘kan?” Weiruo tiba-tiba teringat Xiao Lang yang masih berada di atas bersama Ular Darah.

“Pikirkan itu nanti.”

Weiruo kembali melanjutkan langkahnya, samar ia mendengar suara gemericik air dari kejauhan.

Setelah beberapa saat akhirnya Weiruo menemukan ruang gua lagi, tapi dengan ukuran yang lebih kecil. Walaupun demikian ada sumber mata air dan beberapa tanaman yang tumbuh di sana.

Awalnya Weiruo cukup heran bagaimana bisa tumbuhan tumbuh dengan subur di tempat yang bahkan tidak mendapat sinar matahari sedikitpun. Namun, mengesampingkan hal itu, Weiruo memilih untuk segera meminum air segar di hadapannya saat ini.

Terpopuler

Comments

yusuf syaifullah

yusuf syaifullah

kelabang apa kalajengking yg benar

2024-01-22

0

Dewi Ranti

Dewi Ranti

suka suka

2020-06-02

2

senja

senja

leluhurnya seketika ilang, wkwk

2020-05-13

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1-Kematian
2 Ch. 2-Tubuh baru
3 Ch. 3-Dihukum
4 Ch. 4-Kebiasaan
5 Ch. 5-Penculikan
6 Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7 Ch. 7-Mulai Berlatih
8 Ch. 8-Festival Perburuan
9 Ch. 9-Taruhan
10 Ch. 10-Ular Darah
11 Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12 Ch. 12-Yue Hua
13 Ch. 13-Langkah Awal
14 Ch. 14-Perpisahan
15 Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16 Ch. 16-Lelang?
17 Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18 Ch. 18-Ye Jinhai
19 Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20 Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21 Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22 Ch. 22-Fu Cheng
23 Ch. 23-Pil Energi
24 Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25 Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26 Ch. 26-Ruang Rahasia
27 Ch. 27-Laohua
28 Ch. 28-Auman
29 Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30 Ch. 30-Hanya Bercanda
31 Ch. 31-Pil Awet Muda
32 Ch. 32-Kota Gohu
33 Ch. 33-Penjaga Lembah
34 Ch. 34-Sumpah Setia
35 Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36 Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37 Ch. 37-Kabar Buruk
38 Ch. 38-Lembah Darah
39 Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40 Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41 Ch. 41-Terpojok
42 Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43 Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44 Ch. 44-Naga Biru
45 Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46 Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47 Ch. 47-Kembali
48 Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49 Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50 Ch. 50-Desa Kecil
51 Ch. 51-Mengangkat Murid
52 Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53 Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54 Ch. 54-Klan Mo
55 Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56 Ch. 56-Babak Terakhir
57 Ch. 57-Wabah Penyakit
58 Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59 Ch. 59-Rumah Baru
60 Ch. 60-Berlatih Bersama
61 Ch. 61-Pertunangan
62 Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63 Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64 Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65 Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66 Ch. 66-Zu Chong
67 Ch. 67-Kebenaran
68 Ch. 68-Dendam Meigui
69 Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70 Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71 Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72 Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73 Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74 Ch. 74-Siluman Harimau
75 Ch. 75-Seorang Teman
76 Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77 Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78 Ch. 78-Kehilangan
79 Ch. 79-Merelakan
80 Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81 Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82 Ch. 82-Persiapan
83 Ch. 83-Kesetiaan
84 Ch. 84-Peperangan
85 Ch. 85-Peperangan II
86 Ch. 86-Peperangan III
87 Ch. 87-Peperangan IV
88 Ch. 88-Peperangan V
89 Ch. 89-Peperangan VI
90 Ch. 90-Peperangan VII
91 Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92 Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93 Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ch. 1-Kematian
2
Ch. 2-Tubuh baru
3
Ch. 3-Dihukum
4
Ch. 4-Kebiasaan
5
Ch. 5-Penculikan
6
Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7
Ch. 7-Mulai Berlatih
8
Ch. 8-Festival Perburuan
9
Ch. 9-Taruhan
10
Ch. 10-Ular Darah
11
Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12
Ch. 12-Yue Hua
13
Ch. 13-Langkah Awal
14
Ch. 14-Perpisahan
15
Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16
Ch. 16-Lelang?
17
Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18
Ch. 18-Ye Jinhai
19
Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20
Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21
Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22
Ch. 22-Fu Cheng
23
Ch. 23-Pil Energi
24
Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25
Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26
Ch. 26-Ruang Rahasia
27
Ch. 27-Laohua
28
Ch. 28-Auman
29
Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30
Ch. 30-Hanya Bercanda
31
Ch. 31-Pil Awet Muda
32
Ch. 32-Kota Gohu
33
Ch. 33-Penjaga Lembah
34
Ch. 34-Sumpah Setia
35
Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36
Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37
Ch. 37-Kabar Buruk
38
Ch. 38-Lembah Darah
39
Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40
Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41
Ch. 41-Terpojok
42
Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43
Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44
Ch. 44-Naga Biru
45
Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46
Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47
Ch. 47-Kembali
48
Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49
Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50
Ch. 50-Desa Kecil
51
Ch. 51-Mengangkat Murid
52
Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53
Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54
Ch. 54-Klan Mo
55
Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56
Ch. 56-Babak Terakhir
57
Ch. 57-Wabah Penyakit
58
Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59
Ch. 59-Rumah Baru
60
Ch. 60-Berlatih Bersama
61
Ch. 61-Pertunangan
62
Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63
Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64
Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65
Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66
Ch. 66-Zu Chong
67
Ch. 67-Kebenaran
68
Ch. 68-Dendam Meigui
69
Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70
Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71
Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72
Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73
Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74
Ch. 74-Siluman Harimau
75
Ch. 75-Seorang Teman
76
Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77
Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78
Ch. 78-Kehilangan
79
Ch. 79-Merelakan
80
Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81
Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82
Ch. 82-Persiapan
83
Ch. 83-Kesetiaan
84
Ch. 84-Peperangan
85
Ch. 85-Peperangan II
86
Ch. 86-Peperangan III
87
Ch. 87-Peperangan IV
88
Ch. 88-Peperangan V
89
Ch. 89-Peperangan VI
90
Ch. 90-Peperangan VII
91
Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92
Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93
Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!