Ch. 18-Ye Jinhai

Weiruo hanya mengikuti Xiao Lang, keduanya sesekali berbincang ketika diperlukan.

Weiruo berhenti sejenak untuk melihat jejeran pisau kecil yang tersusun rapi di dalam sebuah kotak kayu beralaskan kain.

“Berapa harganya?” tanya Weiruo.

“Mata Nona sangat bagus, kesepuluh pedang ini kujual tiga ribu koin emas, kualitasnya terjamin! Sangat tajam dan ringan!”

Tanpa banyak basa-basi Weiruo langsung membayar sekotak pisau tersebut seharga tiga ribu koin emas.

“Ah, cincinmu.” Weiruo baru mengingat jika cincin ruang yang dipakainya saat ini adalah milik Xiao Lang.

“Itu untukmu.”

“Aku bisa membelikanmu yang baru.”

“Tidak perlu.” Xiao Lang buru-buru menarik Weiruo sebelum gadis tersebut membeli cincin ruang untuknya.

Keduanya segera keluar dari Asosiasi Teratai Biru setelah itu, Weiruo mengajak Xiao Lang ke sebuah restoran untuk makan karena dirinya sudah cukup lapar.

Brugh

“Ah, maafkan saya, Kakak,” anak laki-laki yang baru saja menabrak Weiruo segera meminta maaf.

Weiruo tentu tidak mempermasalahkannya karena memang kondisi jalanan sedang ramai.

“Di mana orang tuamu?” tanya Weiruo melihat ekspresi tidak nyaman anak laki-laki tersebut.

“Saya terpisah dengan Kakek saya.”

Anak laki-laki tersebut nampak gelisah dan terus melihat sekitar mencari keberadaan sang kakek. Weiruo kemudian mengajaknya ke restoran sebelum membantunya mencari sang kakek.

Setelah mendapat penjelasan singkat, anak laki-laki tersebut sedikit lebih tenang dan mau mengikuti Weiruo dan Xiao Lang, ketiganya memasuki restoran bersama.

Restoran tersebut terbagi menjadi tiga lantai, semakin tinggi lantai maka semakin tinggi juga harganya. Weiruo mengajak Xiao Lang ke lantai tiga, kebetulan tidak ada orang lain selain mereka.

“Kalian mau apa?” tanya Weiruo karena kedua orang di hadapannya tidak kunjung memesan padahal dirinya sudah selesai memesan.

“Teh saja, aku tidak lapar.”

“T-tidak perlu, saya tidak merasa lapar.”

Melihat respon keduanya membuat Weiruo sedikit kesal, gadis tersebut meminta pelayan menambahkan teh herbal dan beberapa lauk ke pesanannya.

“Aku yang akan membayar, anggap saja sebagai ucapan terima kasihku untuk cincin ini.”

Weiruo mengajak anak laki-laki tersebut berbincang sedangkan Xiao Lang hanya mendengarkan sembari melihat ke luar jendela restauran.

Dari perbincangan kecil itu Weiruo mengetahui jika anak laki-laki tersebut bernama Ye Nian, Ye Nian datang ke ibukota bersama kakeknya. Karena keadaan kota yang ramai menjelang pelelangan dari Asosiasi Teratai Biru, Ye Nian terpisah ketika dirinya berjalan bersama kakeknya.

“Aku akan membantu mencari Kakekmu nanti setelah makan,” ujar Weiruo.

Ye Nian mengangguk paham dan melihat keramaian dari tempat duduknya.

Selang beberapa waktu pesanan Weiruo disajikan, gadis tersebut meminta Xiao Lang dan Ye Nian untuk ikut makan .

Ye Nian terpana dengan kecantikan paras Weiruo ketika gadis tersebut membuka topengnya. Namun, Xiao Lang segera menyadarkan Ye Nian.

“Jaga matamu.”

“Ah, m-maaf.”

Tidak ada perbincangan, Weiruo sendiri sudah terbiasa agar tidak berbicara saat makan.

“Ah, Kakak, Kakekku ada di bawah sana.”

Ye Nian menunjuk satu arah, Weiruo mengikuti arah yang ditunjuk dan menemukan sosok pria tua yang terlihat kebingungan di pinggir jalan.

“Kita akan menemui Kakekmu. Lang, tolong tetaplah di sini.”

Weiruo memakai kembali topengnya dan mengajak Ye Nian menemui Kakeknya, keduanya berjalan di antara keramaian, Weiruo tidak melepas tangan Ye Nian karena takut anak tersebut hilang.

Walaupun Ye Nian sudah berusia dua belas tahun, tapi menurut Weiruo tubuhnya jauh lebih kecil dari anak seumurannya.

“Kakek!” panggil Ye Nian setengah berteriak.

Yang dipanggil segera menoleh, pria tua tersebut langsung menunjukkan ekspresi bahagia melihat Ye Nian berjalan ke arahnya.

“Cucuku! Ke mana saja dirimu? Kakek sangat takut!” pria tua tersebut memeluk Ye Nian, senang bercampur sedih, air mata turun membasahi wajah keriputnya.

“Kakek, Kakak cantik lah yang menolongku,” ucap Ye Nian.

“Ah, Nona, terima kasih karena sudah menolong cucuku, entah apa yang terjadi jika aku kehilangan dirinya.”

“Tidak masalah, mungkin anda harus lebih hati-hati lagi lain waktu. Jika anda memiliki waktu luang, bagaimana jika ikut saya makan siang?” ajak Weiruo pada pria tua tersebut.

“Tidak perlu merepotkan Nona. Jika aku boleh tahu siapakah nama Nona?”

“Panggil saja Ruo.”

“Nona Ruo, terima kasih sekali lagi atas pertolongannya. Aku Ye Jinhai, mungkin cucuku sudah menceritakan hubunganku dengannya,” ujar pria tua tersebut.

“Kakek adalah seorang Ahli Pil yang hebat, Kakek banyak menolong orang dengan kemampuannya!” potong Ye Nian penuh semangat mengenalkan identitas sang kakek.

“Nian’er, jangan melebih-lebihkan,” sahut Ye Jinhai sembari tertawa pelan.

“Sepertinya anda Ahli Pil yang cukup ahli, aroma tanaman herbal tercium dari tubuh anda. Jika saya boleh tahu, apa yang anda cari di ibukota? Saya mendengar dari Ye Nian jika anda sedang mencari sesuatu.”

Ye Jinhai tersenyum kecut kemudian menjelaskan jika dirinya jauh-jauh datang ke ibukota untuk menghadiri lelang Asosiasi Teratai karena mendengar jika Buah Sisik Naga akan dijual dalam lelang itu.

Ye Jinhai juga menjelaskan jika dirinya harus mendapatkan buah tersebut untuk mengobati cucunya, Ye Nian, yang memiliki penyakit bawaan.

“Aku menjadi Ahli Pil hanya untuk cucuku.” Ye Jinhai tersenyum kecil.

Weiruo tidak bertanya lebih jauh karena menghormati privasi Ye Jinhai, dirinya mengatakan harus kembali karena meninggalkan seseorang di restoran.

Mereka segera berpisah, Weiruo kembali ke restoran untuk melanjutkan makan siangnya. Xiao Lang masih berada di tempatnya dan benar-benar tidak menyentuh makanan yang dihidangkan, hanya meminum teh yang disajikan.

“Kondisimu kurang baik, makanlah.”

“Tidak usah.”

“Makan!”

Weiruo meletakkan semangkuk nasi di hadapan Xiao Lang, meminta pemuda tersebut memakan hidangan yang disajikan, mustahil juga bagi Weiruo menghabiskan semuanya sendirian.

Setengah jam kemudian semua hidangan sudah habis, tentu Weiruo harus bersusah payah menghabiskan hampir semua hidangan karena Xiao Lang hanya memakan beberapa suap dan mengatakan dirinya sudah kenyang.

“Lang, apa kau tidak ingin datang ke pelelangan?”

“Aku akan datang nanti.”

“Datanglah bersamaku, aku akan menggantikan Ayahku nanti.”

Xiao Lang tidak langsung menjawab, tapi memikirkannya sejenak sebelum mengangguk menyetujui.

“Datanglah ke gerbang selatan istana sebelum pelelangan.”

“Baik.”

Percakapan keduanya berakhir, Weiruo memanggil pelayan untuk melakukan pembayaran.

Mereka berdua berpisah setelah keluar dari restoran tersebut, Weiruo kembali ke istana sedangkan Xiao Lang ke penginapan.

Sepanjang perjalanan Weiruo selalu melihat sekitar, hari ini jalanan begitu ramai, sebagian adalah pengunjung dari luar ibukota.

Tentu Weiruo tahu alasan mereka jauh-jauh datang ke ibukota untuk mengikuti lelang dari Asosiasi Teratai Biru. Walaupun asosiasi tersebut masih belum sepenuhnya memiliki nama di dunia pendekar, tapi asosiasi tersebut sudah begitu terkenal di Kekaisaran Xifeng sejak awal didirikan.

“Aroma manis apa ini?”

Weiruo memasuki sebuah toko kecil yang menjual kue dan manisan, ia tertarik pada kue-kue yang dijual dan membeli beberapa untuk ibunya dan Yinyi.

Terpopuler

Comments

Zero

Zero

Thor,kok hampir sama ,sama ceritanya gu ryouyan

2020-06-26

2

senja

senja

ku sampai lupa pas bagian Klan Xiao butuh uang, itu gimana Ka?

2020-05-14

0

Pratih Wulandari

Pratih Wulandari

bagus thor crazy up dong...

2019-12-16

3

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1-Kematian
2 Ch. 2-Tubuh baru
3 Ch. 3-Dihukum
4 Ch. 4-Kebiasaan
5 Ch. 5-Penculikan
6 Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7 Ch. 7-Mulai Berlatih
8 Ch. 8-Festival Perburuan
9 Ch. 9-Taruhan
10 Ch. 10-Ular Darah
11 Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12 Ch. 12-Yue Hua
13 Ch. 13-Langkah Awal
14 Ch. 14-Perpisahan
15 Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16 Ch. 16-Lelang?
17 Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18 Ch. 18-Ye Jinhai
19 Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20 Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21 Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22 Ch. 22-Fu Cheng
23 Ch. 23-Pil Energi
24 Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25 Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26 Ch. 26-Ruang Rahasia
27 Ch. 27-Laohua
28 Ch. 28-Auman
29 Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30 Ch. 30-Hanya Bercanda
31 Ch. 31-Pil Awet Muda
32 Ch. 32-Kota Gohu
33 Ch. 33-Penjaga Lembah
34 Ch. 34-Sumpah Setia
35 Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36 Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37 Ch. 37-Kabar Buruk
38 Ch. 38-Lembah Darah
39 Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40 Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41 Ch. 41-Terpojok
42 Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43 Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44 Ch. 44-Naga Biru
45 Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46 Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47 Ch. 47-Kembali
48 Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49 Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50 Ch. 50-Desa Kecil
51 Ch. 51-Mengangkat Murid
52 Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53 Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54 Ch. 54-Klan Mo
55 Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56 Ch. 56-Babak Terakhir
57 Ch. 57-Wabah Penyakit
58 Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59 Ch. 59-Rumah Baru
60 Ch. 60-Berlatih Bersama
61 Ch. 61-Pertunangan
62 Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63 Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64 Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65 Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66 Ch. 66-Zu Chong
67 Ch. 67-Kebenaran
68 Ch. 68-Dendam Meigui
69 Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70 Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71 Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72 Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73 Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74 Ch. 74-Siluman Harimau
75 Ch. 75-Seorang Teman
76 Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77 Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78 Ch. 78-Kehilangan
79 Ch. 79-Merelakan
80 Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81 Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82 Ch. 82-Persiapan
83 Ch. 83-Kesetiaan
84 Ch. 84-Peperangan
85 Ch. 85-Peperangan II
86 Ch. 86-Peperangan III
87 Ch. 87-Peperangan IV
88 Ch. 88-Peperangan V
89 Ch. 89-Peperangan VI
90 Ch. 90-Peperangan VII
91 Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92 Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93 Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ch. 1-Kematian
2
Ch. 2-Tubuh baru
3
Ch. 3-Dihukum
4
Ch. 4-Kebiasaan
5
Ch. 5-Penculikan
6
Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7
Ch. 7-Mulai Berlatih
8
Ch. 8-Festival Perburuan
9
Ch. 9-Taruhan
10
Ch. 10-Ular Darah
11
Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12
Ch. 12-Yue Hua
13
Ch. 13-Langkah Awal
14
Ch. 14-Perpisahan
15
Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16
Ch. 16-Lelang?
17
Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18
Ch. 18-Ye Jinhai
19
Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20
Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21
Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22
Ch. 22-Fu Cheng
23
Ch. 23-Pil Energi
24
Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25
Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26
Ch. 26-Ruang Rahasia
27
Ch. 27-Laohua
28
Ch. 28-Auman
29
Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30
Ch. 30-Hanya Bercanda
31
Ch. 31-Pil Awet Muda
32
Ch. 32-Kota Gohu
33
Ch. 33-Penjaga Lembah
34
Ch. 34-Sumpah Setia
35
Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36
Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37
Ch. 37-Kabar Buruk
38
Ch. 38-Lembah Darah
39
Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40
Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41
Ch. 41-Terpojok
42
Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43
Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44
Ch. 44-Naga Biru
45
Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46
Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47
Ch. 47-Kembali
48
Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49
Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50
Ch. 50-Desa Kecil
51
Ch. 51-Mengangkat Murid
52
Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53
Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54
Ch. 54-Klan Mo
55
Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56
Ch. 56-Babak Terakhir
57
Ch. 57-Wabah Penyakit
58
Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59
Ch. 59-Rumah Baru
60
Ch. 60-Berlatih Bersama
61
Ch. 61-Pertunangan
62
Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63
Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64
Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65
Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66
Ch. 66-Zu Chong
67
Ch. 67-Kebenaran
68
Ch. 68-Dendam Meigui
69
Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70
Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71
Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72
Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73
Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74
Ch. 74-Siluman Harimau
75
Ch. 75-Seorang Teman
76
Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77
Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78
Ch. 78-Kehilangan
79
Ch. 79-Merelakan
80
Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81
Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82
Ch. 82-Persiapan
83
Ch. 83-Kesetiaan
84
Ch. 84-Peperangan
85
Ch. 85-Peperangan II
86
Ch. 86-Peperangan III
87
Ch. 87-Peperangan IV
88
Ch. 88-Peperangan V
89
Ch. 89-Peperangan VI
90
Ch. 90-Peperangan VII
91
Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92
Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93
Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!