Ch. 5-Penculikan

“Aku sudah tahu itu, tidak perlu khawatir.”

Weiruo membetulkan kain penutup wajahnya yang hampir jatuh, setelah itu segera berpisah dengan sosok tersebut tanpa perbincangan lebih panjang.

Setiap tiga jam sekali penjaga gerbang akan berganti, Weiruo memanfaatkan kesempatan itu untuk masuk ke istana ketika para penjaga sedang teralihkan.

“Huh, bersihkan kaki lalu tidur,” gumam Weiruo setelah dengan lancar memasuki paviliun.

...***...

“Nona, saya membawakan minum.”

“Letakkan saja di sana.”

Sebuah pukulan melesat ke udara kosong, Weiruo secara bertahap melatih tubuhnya agar sama seperti di kehidupan sebelumnya. Tubuh barunya saat ini begitu lemah dan memiliki tenaga yang begitu terbatas, latihan kecil saja langsung membuat hampir sekujur tubuhnya nyeri.

Weiruo berhenti, kemudian duduk dan meminum air yang dibawakan Yinyi.

Pandangan Weiruo mengamati sekitar, tidak jauh dari kediamannya dan sebuah hutan bambu yang cukup luas, hampir menutupi kediaman Weiruo.

Entah siapa yang memiliki ide hutan bambu itu, tapi Weiruo berterima kasih padanya karena kediamannya menjadi tertutup dari orang luar.

“Nanti akan kuperluas hingga ke sana, lalu apa perlu aku meninggikan tembok?”

Yinyi hanya bisa tersenyum melihat sifat Weiruo yang baru, walaupun melayani orang yang sama, tapi Yinyi tidak berpikir demikian. Sikap Weiruo jauh berbeda dengan sebelumnya, seolah bukan menjadi orang yang ia kenal.

Sementara itu Weiruo kini melamun tentang omongan sosok yang kemarin menolongnya.

Dia memang sadar jika dirinya diikuti, tapi sampai sekarang Weiruo tidak tahu siapa dan tujuan orang yang mengirim mereka.

“Kewaspadaanku setidaknya tidak begitu menurun,” gumam Weiruo.

“Ah, ada yang datang.”

“Eh? Siapa?” Yinyi segera melihat ke sekitar, tapi tidak orang.

Namun, tidak berselang lama Xuan Guoxin datang bersama beberapa orang kasim dan pelayan. Terlihat mereka membawa begitu banyak barang.

“Ada apa, Ayah?” sambut Weiruo.

Xuan Guoxin terkejut, dulu ketika dirinya datang walau hanya untuk mampir, Xuan Weiruo begitu senang dan menyambutnya dengan senyum hangat.

Tapi kini senyum hangat yang dikenalinya seolah hilang begitu saja, bahkan Xuan Guoxin bisa lihat dengan jelas bahwa Weiruo tidak berniat menyambutnya.

“Ayah ada sedikit hadiah untukmu.”

“Hadiah?”

Xuan Guoxin menunjukkan tiap barang yang dibawa oleh para pelayan. Gaun mewah, perhiasan, sepatu, dan beberapa benda berharga lainnya.

Weiruo hanya mengangguk-angguk tiap ayahnya menunjukkan hadiah yang ia berikan, walaupun ia tidak tertarik dengan semua benda tersebut, tapi Weiruo tahu betul jika semuanya memiliki harga yang tidak sedikit.

“Apa kau tidak menyukai semua hadiah ini?” tanya Xuan Guoxin melihat Weiruo yang nampaknya kurang tertarik dengan tiap hadiah yang ia berikan.

“Bukan tidak suka, tapi aku lebih membutuhkan uang daripada hadiah seperti ini,” jelas Weiruo. “Aku memang Tuan Putri, tapi sangat miskin,” lanjutnya, menunjukkan raut kesedihan yang tentu meluluhkan hati sang ayah.

“Apa uang sakumu kurang?” tanya Xuan Guoxin penasaran.

“Kenapa masih bertanya? Ayah pikir beberapa koin emas cukup untukku?” Weiruo balik bertanya.

Xuan Guoxin jelas terkejut mendengar perkataan Weiruo, ia masih berpikir bagaimana 500 koin emas yang ia berikan tiap bulannya tidak cukup di mata Weiruo.

“Yinyi, jelaskan.”

Yinyi hanya mengangguk pelan sebelum berjalan mendekat. “Yang Mulia, pengurus paviliun mengambil sebagian uang bulanan untuk Nona, hamba diancam untuk tutup mulut,” jelasnya dengan suara bergetar karena takut.

“Mengambil? Berani sekali pelayan rendahan seperti dia, Kasim Qu, bawa pengurus paviliun ini ke penjara bawah tanah, kurung dia selama tiga hari lalu beri dia hukuman cambuk sebanyak seratus kali.”

“Baik, Yang Mulia.”

Weiruo tersenyum puas, Xuan Guoxin merasa senang melihat putrinya kembali tersenyum.

“Putriku, coba katakan apa yang kau butuhkan?” tanya Xuan Guoxin.

“Yang aku butuhkan? Hmm ... kurangi jumlah penjaga di luar, terlalu ramai jika sebanyak itu, lalu uang dengan jumlah yang lumayan.” Weiruo memberi isyarat pada ayahnya, tentu ‘lumayan’ yang dia maksud memiliki arti yang sedikit berbeda.

“Tentu, ayah akan mengirim uang untukmu nanti.”

Weiruo tersenyum manis, yang tentu membuat Xuan Guoxin senang melihat respon putrinya.

“Karena urusan Ayah sudah selesai, silakan pergi, aku sedang sibuk sehingga tidak ingin diganggu.”

Weiruo memutar badan Xuan Guoxin dan mendorongnya ke arah gerbang paviliun, memintanya untuk pergi karena dirinya harus berlatih.

“Baiklah, jika butuh sesuatu katakan saja pada ayah.”

“Tentu.”

Weiruo melambaikan tangannya untuk mengantar perginya sang ayah bersama sekelompok pelayan yang dibawanya. Setelah mereka pergi, Weiruo kembali ke halaman untuk berlatih.

...***...

Malam tiba, suasana di sekitar Paviliun Anggrek Hitam menjadi begitu sepi karena jumlah pengawal yang berkurang, meski begitu di sekitar gerbang masih ada 4 orang pengawal yang berjaga.

Xuan Guoxin menuruti permintaan Weiruo untuk mengurangi jumlah pengawal di sekitar kediamannya, tapi pria tersebut tentu saja tidak tega membiarkan penjagaan putrinya begitu rendah sehingga menambah jumlah pengawal di gerbang selatan.

“Cih, merepotkan,” gerutu Weiruo.

Walaupun akses di gerbang selatan menjadi terbatas, tapi Weiruo tentu memiliki cara lain untuk pergi, memanjat tembok tentunya.

Karena tubuh Weiruo kini sudah sedikit terlatih, memanjat tembok menjadi hal yang tidak sulit untuk dilakukan.

“Malam ini sedikit lebih dingin,” gumamnya sembari menggosokkan telapak tangannya pelan.

Jalanan ibukota kini terlihat sepi, mungkin karena suhu yang begitu dingin sehingga orang-orang mengurangi aktivitas di luar rumah.

Weiruo menatap langit malam bertabur bintang, sesekali ia menggosokkan tangannya agar merasa sedikit hangat.

Tiba-tiba sesuatu menyenggol tubuhnya, spontan Weiruo berbalik dan melangkah mundur.

“Kuda?”

Seekor kuda putih dengan mata hitam legam berdiri di hadapannya. Kuda tersebut berjalan mendekati Weiruo, seolah begitu penasaran dengan gadis tersebut.

“Aduh, kuda milik siapa ini?” Weiruo menarik tali kuda tersebut.

Sepertinya kuda tersebut bukan kuda liar karena memiliki tali kekang di kepalanya.

Keduanya berjalan di jalanan bersalju yang sepi, sesekali kuda tersebut menggosokkan kepalanya ke tubuh Weiruo.

“Apa? Mau kunaiki?” celetuk Weiruo karena kesal terus-terusan diganggu.

Weiruo tersenyum kecil sebelum menapakkan kakinya ke batu besar dan naik ke punggung kuda putih tersebut.

“Ayo nikmati malam singkat ini.” Weiruo menepuk kepala kuda tersebut pelan sebelum memacunya pergi meninggalkan tempat tersebut.

Angin malam yang dingin menerpa wajah Weiruo, sebuah senyum tipis muncul di wajahnya yang cantik bersih.

ia menarik tali kekang pelan dan dengan cepat kuda putih tersebut mengurangi kecepatan larinya.

“Baise, bagaimana jika kau pulang bersamaku?” ucapnya sebelum terkekeh pelan.

Weiruo turun dan mengelus kepala Baise pelan. Nama kuda tersebut muncul begitu saja sehingga Weiruo langsung memanggilnya demikian.

Tiba-tiba Weiruo merasakan sesuatu menusuk lehernya, spontan ia meraba dan menemukan sebuah jarum perak mengenai lehernya.

Segera ia siaga dan melihat sekitar. Weiruo yakin yang menyerangnya bukan yang biasa mengikutinya selama ini, karena dia memacu kuda dengan cepat dan melewati gang kecil agar mereka tidak bisa mengikuti.

Pandangan Weiruo perlahan kabur dan tubuhnya kehilangan keseimbangan. Namun, masih bisa berdiri berkat keberadaan Baise.

Sesosok bayangan hitam muncul dari balik bayangan dan berlari ke arah Weiruo, Baise yang panik kehilangan kendali dan tidak sengaja mendorong tubuh Weiruo hingga jatuh.

Sesaat setelah jatuh pandangan Weiruo sepenuhnya hitam dan dirinya kehilangan kesadaran.

Terpopuler

Comments

senja

senja

wkwk jiannnn tenan

2020-05-13

1

Zara Alfariz

Zara Alfariz

pinter memanfaatkan kesempatan dengn kecerdasan...

2020-03-03

20

sasa imut😊

sasa imut😊

gila matre banget

2019-12-18

13

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1-Kematian
2 Ch. 2-Tubuh baru
3 Ch. 3-Dihukum
4 Ch. 4-Kebiasaan
5 Ch. 5-Penculikan
6 Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7 Ch. 7-Mulai Berlatih
8 Ch. 8-Festival Perburuan
9 Ch. 9-Taruhan
10 Ch. 10-Ular Darah
11 Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12 Ch. 12-Yue Hua
13 Ch. 13-Langkah Awal
14 Ch. 14-Perpisahan
15 Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16 Ch. 16-Lelang?
17 Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18 Ch. 18-Ye Jinhai
19 Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20 Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21 Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22 Ch. 22-Fu Cheng
23 Ch. 23-Pil Energi
24 Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25 Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26 Ch. 26-Ruang Rahasia
27 Ch. 27-Laohua
28 Ch. 28-Auman
29 Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30 Ch. 30-Hanya Bercanda
31 Ch. 31-Pil Awet Muda
32 Ch. 32-Kota Gohu
33 Ch. 33-Penjaga Lembah
34 Ch. 34-Sumpah Setia
35 Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36 Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37 Ch. 37-Kabar Buruk
38 Ch. 38-Lembah Darah
39 Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40 Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41 Ch. 41-Terpojok
42 Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43 Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44 Ch. 44-Naga Biru
45 Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46 Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47 Ch. 47-Kembali
48 Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49 Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50 Ch. 50-Desa Kecil
51 Ch. 51-Mengangkat Murid
52 Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53 Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54 Ch. 54-Klan Mo
55 Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56 Ch. 56-Babak Terakhir
57 Ch. 57-Wabah Penyakit
58 Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59 Ch. 59-Rumah Baru
60 Ch. 60-Berlatih Bersama
61 Ch. 61-Pertunangan
62 Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63 Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64 Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65 Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66 Ch. 66-Zu Chong
67 Ch. 67-Kebenaran
68 Ch. 68-Dendam Meigui
69 Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70 Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71 Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72 Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73 Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74 Ch. 74-Siluman Harimau
75 Ch. 75-Seorang Teman
76 Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77 Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78 Ch. 78-Kehilangan
79 Ch. 79-Merelakan
80 Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81 Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82 Ch. 82-Persiapan
83 Ch. 83-Kesetiaan
84 Ch. 84-Peperangan
85 Ch. 85-Peperangan II
86 Ch. 86-Peperangan III
87 Ch. 87-Peperangan IV
88 Ch. 88-Peperangan V
89 Ch. 89-Peperangan VI
90 Ch. 90-Peperangan VII
91 Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92 Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93 Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ch. 1-Kematian
2
Ch. 2-Tubuh baru
3
Ch. 3-Dihukum
4
Ch. 4-Kebiasaan
5
Ch. 5-Penculikan
6
Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7
Ch. 7-Mulai Berlatih
8
Ch. 8-Festival Perburuan
9
Ch. 9-Taruhan
10
Ch. 10-Ular Darah
11
Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12
Ch. 12-Yue Hua
13
Ch. 13-Langkah Awal
14
Ch. 14-Perpisahan
15
Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16
Ch. 16-Lelang?
17
Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18
Ch. 18-Ye Jinhai
19
Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20
Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21
Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22
Ch. 22-Fu Cheng
23
Ch. 23-Pil Energi
24
Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25
Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26
Ch. 26-Ruang Rahasia
27
Ch. 27-Laohua
28
Ch. 28-Auman
29
Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30
Ch. 30-Hanya Bercanda
31
Ch. 31-Pil Awet Muda
32
Ch. 32-Kota Gohu
33
Ch. 33-Penjaga Lembah
34
Ch. 34-Sumpah Setia
35
Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36
Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37
Ch. 37-Kabar Buruk
38
Ch. 38-Lembah Darah
39
Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40
Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41
Ch. 41-Terpojok
42
Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43
Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44
Ch. 44-Naga Biru
45
Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46
Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47
Ch. 47-Kembali
48
Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49
Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50
Ch. 50-Desa Kecil
51
Ch. 51-Mengangkat Murid
52
Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53
Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54
Ch. 54-Klan Mo
55
Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56
Ch. 56-Babak Terakhir
57
Ch. 57-Wabah Penyakit
58
Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59
Ch. 59-Rumah Baru
60
Ch. 60-Berlatih Bersama
61
Ch. 61-Pertunangan
62
Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63
Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64
Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65
Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66
Ch. 66-Zu Chong
67
Ch. 67-Kebenaran
68
Ch. 68-Dendam Meigui
69
Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70
Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71
Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72
Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73
Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74
Ch. 74-Siluman Harimau
75
Ch. 75-Seorang Teman
76
Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77
Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78
Ch. 78-Kehilangan
79
Ch. 79-Merelakan
80
Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81
Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82
Ch. 82-Persiapan
83
Ch. 83-Kesetiaan
84
Ch. 84-Peperangan
85
Ch. 85-Peperangan II
86
Ch. 86-Peperangan III
87
Ch. 87-Peperangan IV
88
Ch. 88-Peperangan V
89
Ch. 89-Peperangan VI
90
Ch. 90-Peperangan VII
91
Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92
Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93
Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!