Hening, tidak suara selain deru napas Weiruo yang panik atas perbuatan Xiao Lang.
“Apa yang terjadi padamu?”
“Aku ... apa aku pantas hidup?” Xiao Lang menarik pedangnya, kini dia hunuskan ke perutnya.
“Apa aku pantas?”
Weiruo buru-buru menghalangi Xiao Lang, entah apa yang merasuki pemuda tersebut hingga berbuat demikian.
“Apa yang terjadi? Ceritakan saja padaku, akan kudengarkan.”
Xiao Lang seolah tidak mendengarkan ucapan Weiruo, tidak ada niatan menurunkan senjatanya. Weiruo langsung menarik pedang tersebut sekuat tenaga.
Darah segar mengalir dari telapak tangan Weiruo karena tidak menyadari yang dia pegang adalah bilah pedang Xiao Lang yang tajam.
“Ah! Dasar bodoh!”
Plak
Suara tamparan menggema sepanjang gua, Weiruo langsung melempar pedang Xiao Lang sejauh mungkin.
“SADARLAH!” Weiruo meraih wajah Xiao Lang dan memaksanya untuk bertatapan langsung dengan Weiruo.
“Kau pantas untuk hidup! Kematian Kakekmu bukanlah salahmu! Jangan hidup untuk orang lain, hiduplah untuk dirimu sendiri!”
Hening sejenak, Xiao Lang terdiam menatap Weiruo untuk beberapa saat sebelum mengangguk pelan.
“Ingat itu baik-baik.”
Weiruo berdiri dan mengambil pedang Xiao Lang yang terlalu jauh terlempar olehnya, sementara Xiao Lang buru-buru memakai topeng karena menyadari jika topengnya terlepas.
“Minum ini, tenangkan dirimu terlebih dahulu.”
Xiao Lang menerima wadah air yang diberikan Weiruo dan meminum sedikit air untuk menenangkan diri.
“Merasa lebih baik?”
Xiao Lang mengangguk kecil dan mengembalikan wadah air milik Weiruo.
“Saya akan memulihkan diri dengan tenaga dalam.”
“Tentu, setelah merasa lebih baik ikutlah denganku sebentar.”
Weiruo duduk tidak jauh dari Xiao Lang, menunggu pemuda tersebut sembari membersihkan luka di tangannya.
Selang beberapa menit Xiao Lang membuka matanya, tanda bahwa dirinya sudah selesai dengan meditasinya.
“Ke mana kita akan pergi?”
“Ikuti saja.”
Keduanya menyusuri jalur gua, tidak ada satupun yang berniat membuka obrolan sebelum akhirnya mereka tiba di tempat di mana Weiruo bertarung dengan kelabang raksasa sebelumnya.
“Ambil ini, simpan untuk poinmu.”
Xiao Lang cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang, pemuda tersebut cukup terkejut karena Weiruo bisa mengalahkan binatang spiritual tingkat tiga seorang diri sedangkan dirinya hanya manusia biasa.
Binatang spiritual dibagi menjadi sepuluh tingkat, satu hingga sepuluh. Setiap binatang spiritual memiliki batu spiritual di dalam diri mereka dan memiliki warna berbeda untuk tiap tingkatannya.
Tingkat satu hingga lima berwarna merah, tingkat enam hingga delapan berwarna oranye, dan tingkat sembilan serta sepuluh berwarna kuning keemasan. Semakin tinggi tingkat binatang spiritual, maka warna batu spiritual akan semakin cerah.
Yang membuat Xiao Lang terkejut adalah bagaimana kondisi kelabang yang cukup mengenaskan, di mana sebagian tubuhnya hampir hancur.
Xiao Lang melirik Weiruo sesaat, kemudian menyadari jika tubuh gadis tersebut penuh luka.
“Apa yang terjadi pada anda selama kita berpisah?”
“Tidak perlu bersikap sopan seperti itu, anggap saja sedang berbicara dengan rekan sendiri,” ucap Weiruo karena lelah mendengar Xiao Lang bersikap sopan padanya.
“Anda adalah seorang Putri Mahkota, bagaimana mungkin saya bersikap tidak sopan.”
“Haha, tidak masalah, kita ini rekan sementara.”
Xiao Lang tidak menjawab dan mengeluarkan beberapa obat oles dari cincin ruang pribadi miliknya.
Sembari mengoles obat ke luka Weiruo, pemuda tersebut memperhatikan pakaian Weiruo yang terlihat lebih pendek dari sebelumnya, kemudian menyadari jika ada kain yang membalut bahu kirinya.
“Bolehkah aku memeriksa tubuhmu?” tanya Xiao Lang agak ragu.
“Tentu.”
Xiao Lang mengalirkan tenaga dalamnya, pemuda tersebut terkejut karena tulang rusuk Weiruo mengalami keretakan, yang membuat Xiao Lang terkejut adalah Weiruo yang bersikap seolah seperti tidak terjadi apa-apa sehingga dirinya tidak menyadari jika Weiruo terluka.
“Aku akan menggunakan tenaga dalam untuk memulihkan luka dalammu, apa boleh?”
“Bisa seperti itu?”
“Ya, jangan tolak energi yang masuk.” Xiao Lang meminta demikian karena merasakan jika Weiruo memiliki tenaga dalam tidak seperti sebelumnya, tapi dia memilih untuk tidak bertanya tentang itu.
“Luka sebanyak ini, kenapa diam saja.”
Weiruo tersentak kaget ketika Xiao Lang bertanya demikian. Dia hanya tersenyum kecil dan menjawab, “Aku terkadang tidak peduli dengan semua luka itu. Bagaimana menjelaskannya....” Weiruo terkekeh setelahnya.
Xiao Lang hanya mendengarkan, tapi terus mengalirkan tenaga dalam untuk memulihkan luka dalam Weiruo.
Tubuh Xiao Lang bergetar sejenak ketika menyadari luka di telapak tangan Weiruo kembali mengeluarkan darah, Xiao Lang baru menyadari jika luka di telapak tangan Weiruo cukup dalam sehingga balutan kainnya tidak cukup untuk menahan darah yang keluar.
Melihat hal itu baru Xiao Lang ingat bahwa Weiruo menahan pedangnya saat ingin bunuh diri akibat racun Kalajengking Perak. Rasa bersalah muncul di hatinya terlebih melihat Weiruo yang bahkan tidak mengungkit masalah itu.
Weiruo mengamati kelabang raksasa di hadapannya, mengira-ngira berapa poin yang dapat diperoleh untuk binatang spiritual sebesar itu.
“Kenapa diam saja?” tanya Weiruo setelah melihat Xiao Lang yang duduk terdiam di depannya tanpa berniat untuk berpindah.
“Maaf ... untuk tanganmu.”
“Aku baik-baik saja.”
Weiruo beranjak dari tempatnya dan memeriksa jasad kelabang raksasa tersebut. Sebelumnya Weiruo tidak terlalu memperhatikan karena terlalu fokus mencari jalan keluar dari gua, baru disadarinya jika kelabang tersebut meiliki panjang sekitar sepuluh meter dan seluruh tubuhnya tertutup cangkang sekeras baja.
“Simpan ini untuk dirimu.”
“Kenapa tidak untukmu sendiri?”
“Lupa kata-kataku sebelumnya?”
Xiao Lang baru ingat kata-kata Weiruo sebelumnya, dia kemudian menyimpan jasad kelabang tersebut ke dalam cincin ruang.
“Ugh ... bisakah kita beristirahat?” Weiruo memijit pelan kepalanya yang terasa sakit, gadis tersebut terlalu lelah menjalani satu hari yang dia tunggu-tunggu selama dua minggu terakhir.
“Tentu.”
Weiruo sedikit meregangkan tubuhnya sebelum memilih sudut gua untuk beristirahat. Dalam beberapa tarikan napas, gadis tersebut sudah memasuki alam mimpi saking lelahnya.
Ketika terbangun, Weiruo mendapati sebuah jubah panjang menyelimuti dirinya.
“Xiao Lang, ini milikmu?” panggil Weiruo.
Xiao Lang yang tengah bermeditasi membuka matanya dan mengangguk mengiyakan.
“Terima kasih. Ini, kukembalikan.”
“Pakai itu, pakaianmu sudah rusak.”
Weiruo menunduk memperhatikan pakaiannya, baru ia menyadari jika pakaiannya, banyak terdapat bercak darah dan robek, belum lagi ukurannya menjadi jauh lebih pendek karena ia sobek sebelumnya.
Sedangkan Xiao Lang sudah berganti pakaian baru ketika Weiruo tertidur.
“Baiklah. Ayo kita keluar, sepertinya di luar sudah pagi.”
Dengan bantuan api yang diciptakan Xiao Lang, keduanya bisa melewati dasar jurang dengan lebih mudah.
“Kau mengalahkan mereka semua?” Weiruo begitu kagum melihat belasan Kalajengking Perak tergeletak tak bernyawa di tanah, semuanya dikalahkan Xiao Lang seorang diri.
“Ya.”
Weiruo semakin kagum jika membayangkan betapa sulitnya menghadapi monster dengan besar hampir lima kali tubuh manusia dan dengan jumlah belasan sekaligus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Dewa Nyoman
makin seru aj novel nya Thor...
2019-12-13
10