“APA MAKSUD KALIAN? PUTRIKU MENGHILANG?” Xuan Guoxin memukul meja di hadapannya dengan penuh murka.
Bagaimana bisa dia tidak marah mendengar jika para pengawal yang ia kirim malah kehilangan jejak putrinya begitu saja.
Jika yang mengikuti hanya prajurit biasa, Xuan Guoxin masih bisa memahami, tapi yang ia kirim adalah Prajurit Bayangan, pasukan khusus yang dilatih secara khusus dan memiliki kemampuan di atas pasukan biasa.
“Yang Mulia, Tuan Putri memacu kuda dengan begitu cepat dan memasuki gang kecil yang tertutup sehingga kami kehilangan jejaknya,” jelas salah satu pengawal dengan suara pelan karena takut.
“Panggil Panglima Gong kemari!”
“Baik!”
...***...
Di sebuah gubuk kecil di tengah hutan, sekelompok anak-anak dan gadis terikat di sudut gubuk tersebut.
Tangan dan kaki mereka diikat, kemudian mata dan mulut mereka ditutup dengan kain.
Dingin, Weiruo merasakan sensasi dingin lantai kayu di bawahnya, juga lantai yang sedikit licin karena lumut pada kayu. Weiruo mengetuk pelan dinding kayu di belakangnya, merasakan jika dinding kayu tersebut tidaklah tebal.
“Hmph Hmmp!”
Weiruo berusaha mengeluarkan suara, tapi tidak bisa mengeluarkan sedikitpun suara yang jelas akibat kain penutup di mulutnya.
Weiruo kemudian diam, setelah dirasa tidak ada respon di sekitar, Weiruo kemudian meraba sekitar, menemukan sepasang tangan terikat di sampingnya.
Pemilik tangan tersebut terkejut karena sentuhan Weiruo, tapi dengan cepat Weiruo berusaha menenangkannya dengan sedikit tepukan pelan. Weiruo kemudian meraba tali di tangan gadis tersebut, perlahan mencari cara untuk melepaskannya.
Tangannya berhenti ketika suara langkah kaki terdengar mendekat, kemudian pintu terbuka.
Weiruo tidak bisa melihat sosok tersebut, tapi ia yakin sosok tersebut adalah seorang laki-kali dengan tubuh lumayan besar sehingga menghasilkan suara berat ketika menginjak lantai.
“Masih tidur, ya.”
Langkah pria tersebut kemudian menjauh setelah pintu ditutup, setelahnya hening kembali menguasai tempat tersebut.
Weiruo kembali sibuk dengan tali di belakangnya, setelah perjuangan yang begitu lama dan menyulitkan, akhirnya tali yang mengikat gadis di samping Weiruo terlepas.
Segera gadis tersebut membuka kain yang menutupi mata dan mulutnya sebelum membantu Weiruo.
Weiruo memberi isyarat agar gadis tersebut tidak bersuara, kemudian segera melepaskan gadis serta anak-anak lain yang tertangkap.
“Jangan bersuara, ikuti arahanku, mengerti?”
Mereka semua mengangguk paham dan diam saat Weiruo bergerak mengintip ke luar gubuk.
Nampak sekelompok pria tengah mabuk-mabukan mengitari api unggun, beberapa dari mereka juga terlihat sudah terlelap saking mabuknya. Setelah memastikan keadaan penculik-penculik tersebut, Weiruo kemudian mengamati dinding gubuk yang sudah lapuk dan berlubang di beberapa bagian.
Setelah beberapa saat, Weiruo berhenti dan mulai membuat lubang di dinding kayu yang rapuh tersebut. Hanya dengan dorongan kecil, dinding kayu sudah bergeser dari tempatnya dan patah.
“Aku akan mengalihkan perhatian mereka, kalian cari tempat aman sejauh mungkin, jika bisa segera keluar dari hutan,” perintah Weiruo sembari melilitkan kain yang berceceran di lantai ke tangannya.
“Hati-hati dengan orang mencurigakan, jaga diri kalian sampai aku menyusul.”
Weiruo menarik napas panjang dan dengan tenang membuka pintu, kejadian itu langsung membuat sekelompok penculik tersebut terkejut dengan lepasnya Weiruo.
“Ayo lihat seberapa jauh diriku berkembang di sini.”
Sekelompok pria tersebut terkejut, dalam keadaan setengah mabuk langsung menerjang ke arah Weiruo.
Dilihat dari fisiknya, Weiruo tahu betul jika mereka bukanlah seorang amatiran. Namun, kondisi saat ini juga tidak merugikannya karena mereka dalam keadaan mabuk.
Tebasan demi tebasan berhasil Weiruo hindari dengan begitu lincah. Jika yang sekarang ditangkap adalah dirinya yang baru berpindah ke dunia baru ini, mungkin Weiruo sudah mati dalam satu tebasan.
Sembari menghindaari serangan yang mengarah padanya, Weiruo dengan teliti menghitung jumlah penculik di sekitar gubuk tersebut.
Bugh
Sebuah pukulan berhasil Weiruo lancarkan tepat mengenai wajah salah satu penculik, kemudian ia dengan cepat berlari ke arah hutan.
“Kejar aku, para pria bodoh!” ejek Weiruo sebelum berlari dengan cepat.
Ejekan Weiruo barusan tentu membuat emosi para pria tersebut memuncak, dengan segera mereka mengikuti Weiruo dan meninggalkan beberapa orang saja untuk berjaga.
Ada tiga orang yang tidak ikut mengejar, mereka semua terlalu mabuk untuk mengikuti perkelahian.
Melihat jika sekelompok penculik telah pergi, para gadis dan anak-anak yang sudah menunggu segera keluar dari jalan yang dibuat Weiruo. Mereka berjalan mengendap-endap agar ketiga penculik tersebut tidak menyadari keberadaan mereka.
Namun, salah satu penculik berhasil menyadari keberadaan mereka yang sudah hampir kabur dari gubuk tersebut, segera ia berlari dan menangkap salah satu gadis yang tertinggal.
“Diam atau kubunuh dia!” ancamnya seraya mengarahkan belati tepat ke leher gadis yang berhasil ditangkapnya.
“L-lepaskan dia!”
“K-kalian lari saja! A-aku akan baik-baik saja.” gadis tersebut tersenyum, tapi nampak jelas ketakutan di matanya.
“Diam!”
Setetes darah mengalir keluar ketika belati pria tersebut menggores leher sang gadis.
Ketika para gadis sudah di ambang keputus asaan, sebuah bayangan hitam melesat melewati pria tersebut, sedetik kemudian dia jatuh pingsan begitu saja.
Sosok dengan pakaian serba hitam berjalan mendekati mereka, sontak mereka berjalan mundur karena takut.
“J-jangan sakiti mereka, bawa saja aku.”
Gadis yang baru saja lepas dari genggaman penculik barusan maju satu langkah menghadang sosok tersebut.
“Pergilah ke sana, ada pasukan kerajaan yang akan datang,” ujar sosok tersebut sebelum melumpuhkan penculik yang tersisa.
Setelah mengikat tiga pria tersebut, sosok hitam tersebut berlari ke arah Weiruo pergi.
Di sisi lain Weiruo sudah mulai kewalahan menghadapi belasan orang sendirian, selain jumlah musuh yang jauh berbeda, Weiruo juga tidak memiliki senjata untuk mengimbangi mereka, hanya mengandalkan tangan kosong.
Beberapa serangan berhasil mengenai tubuh Weiruo, kini gaunnya sudah dilumuri darah dari luka-lukanya.
“Astaga, kalian kejam sekali mengeroyok seorang gadis.”
Weiruo berhasil menghindari tebasan yang mengarah ke lehernya, tiba-tiba pandangannya sedikit kabur dan tubuhnya mulai kehilangan kesadaran.
Weiruo mendecih kesal, dirinya sudah mengira jika tubuh barunya tidak akan bisa bertahan terlalu lama untuk bertarung terlebih melawan jumlah sebanyak yang sekarang.
Weiruo bergerak cepat mencengkeram lengan salah satu penculik dan mengambil belati di tangannya.
“Ayo bertarung dengan sedikit adil.”
Weiruo maju menyerang, karena sudah memiliki senjata ia menjadi lebih leluasa menyerang.
Tangannya dengan lincah melayangaan serangan dan tidak satupun yang meleset. Walaupun tubuh Weiruo perlahan lemas, tapi gadis tersebut masih bisa bergerak dengan leluasa.
Namun, sehebat apapun Weiruo di kehidupan sebelumnya, dirinya tetap akan kalah karena kondisi tubuh barunya yang begitu lemah.
Pandangan Weiruo perlahan kabur dan ia sudah kehilangan kendali atas tubuhnya.
Sebuah tangan hangat berhasil menggapai tubuhnya sebelum jatuh, Weiruo hanya bisa melihat sesosok bayangan hitam sesaat sebelum kehilangan kesadaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
senja
duhhhh kurang mahal jual pil anti aging nya, wkwk
2020-05-13
12