Ch. 4-Kebiasaan

“Nona, aromanya sangat menggoda,” puji Yinyi setelah mencium aroma masakan Weiruo.

“Tentu saja, bagaimana buburnya?”

“Sudah mulai lunak.”

“Tambahkan sedikit garam.”

“Baik.”

Aroma lezat dari masakan Weiruo memenuhi dapur, bahkan Yinyi yang sudah bertahun-tahun memasak untuk Weiruo pun merasa begitu tergoda dengan aroma tersebut.

“Pindahkan ke wadah dulu,” gumam Weiruo.

Kemudian gadis tersebut menghampiri Yinyi, mengambil alih pekerjaannya. “Sudah matang, ambilkan wadah besar,” perintah Weiruo yang langsung dikerjakan oleh Yinyi.

Yinyi di sisi lain merasa aneh, dirinya adalah seorang pelayan, tapi yang memasak justru Weiruo yang jelas-jelas adalah Nonanya.

“Ayo kembali ke ruanganku.”

“Nona, biar saya yang membawa semua.”

Yinyi mengambil nampan besar di tangan Weiruo, rasanya begitu kurang ajar baginya jika membiarkan Weiruo yang membawa nampan.

“Baiklah, aku akan membawa minumnya.” Weiruo mengambil nampan dengan seteko teh panas.

Yinyi ingin melarang, tapi Weiruo sudah lebih dulu memarahinya sehingga ia tidak bisa berbuat apa-apa.

“Ah, Ibu pergi ke mana saja? ayo makan selagi hangat,” ajak Weiruo pada Xuan Riuyi yang baru tiba di depan ruangan Weiruo.

“Tentu.” Xuan Riuyi menurut dan mengikuti Weiruo.

Di dalam ruangan jauh lebih hangat sehingga tidak perlu memakai pakaian yang begitu tebal.

“Yinyi, ayo duduk.”

“Tidak perlu, Nona, saya akan menemani anda.”

“Duduk!”

Yinyi merinding seketika ketika melihat tatapan Weiruo, seolah ada seekor harimau yang tengah mengincar lehernya. Setelah Weiruo berkata demikian, Yinyi tanpa ada penolakan langsung duduk menuruti ucapan Weiruo.

“Aku membuat bubur, enak dimakan selagi masih panas.”

Weiruo mengambil semangkuk penuh bubur kemudian menambahkan tumisan daging ayam di atasnya.

Setelah memasukkan sesuap bubur tersebut, Weiruo mengangguk pelan, merasa senang karena rasanya tidak jauh berbeda seperti yang dulu ia buat di kehidupan sebelumnya.

“Siapa yang memasak ini? Rasanya lezat,” puji Xuan Riuyi setelah mencoba sesuap tumisan daging.

“Aku,” jawab Weiruo singkat sebelum kembali memasukkan sesuap bubur ke mulutnya.

“Benarkah? Kau benar-benar berubah.” Xuan Riuyi tersenyum tipis, merasa senang putrinya kini terlihat lebih kuat dari sebelumnya.

“Yinyi, ikut makan.”

“B-baik, Nona.”

...***...

“Nona, apa yang sedang anda lakukan?” tanya Yinyi melihat Weiruo yang sibuk melakukan gerakan yang menurutnya aneh.

“Sedang berlatih,” jawab Weiruo santai tanpa mengalihkan pandangannya.

Dia memukul udara berulang kali, kemudian melakukan gerakan menghindar, seperti itu terus berulang hingga keringat membasahi tubuhnya.

“Apa Nona ingin menjadi seorang Pendekar?”

“Pendekar?”

“Ya, Pendekar adalah orang-orang yang melatih tubuh mereka menggunakan tenaga dalam. Kekuatan mereka jauh di atas manusia biasa,” jelas Yinyi.

“Tapi ... saya dengar untuk menjadi Pendekar bukan hal yang mudah. Saya dengar Pangeran Pertama dan Putri Kedua butuh waktu satu bulan penuh untuk berhasil menjadi seorang Pendekar,” lanjut Yinyi.

“Ah, begitu, ya.”

Weiruo terus berlatih, tapi pikirannya untuk sesaat fokus pada dua bersaudara yang umurnya di bawah Weiruo, tidak lain adalah Xuan Xiumei dan Xuan Xiuyuan, anak dari selir pertama sekaligus adik Weiruo, walaupun berbeda ibu.

Keduanya walaupun memiliki usia dua tahun lebih muda dari Weiruo, tapi keduanya memiliki keberanian yang tinggi, terlebih untuk menindas Weiruo yang jelas seorang putri mahkota.

“Pendekar, ya, sepertinya menarik.”

...***...

“Yang Mulia,” panggil Panglima Gong.

“Ada apa, Panglima?”

“Saya ingin berbicara tentang Tuan Putri.”

“Ruo’er?” Xuan Guoxin menaikkan sebelah alisnya, kini ia meletakkan berkas di tangannya dan fokus pada perbincangan.

“Selama beberapa waktu ini saya terus berada di Istana, ketika malam tiba...,” Panglima Gong nampak ragu melanjutkan kalimatnya.

“Ketika malam tiba?”

“Maaf jika saya lancang, tapi saya sering melihat Putri Mahkota berjalan di sekitar istana, ketika tengah malam tiba saya sering melihat Putri Mahkota keluar dari paviliun secara diam-diam,” Panglima Gong menjelaskan apa yang dia lihat selama beberapa hari terakhir dengan rinci.

Xuan Guoxin nampak terkejut, kemudian ia bertanya, “Apa yang dilakukan Ruo’er setelahnya?”.

“Nona hanya berjalan-jalan secara acak, kemarin malam bahkan saya mengikuti Nona ke luar istana. Tidak ada yang mencurigakan selama saya mengikuti Nona,” jawab Panglima Gong dengan begitu rinci.

“Begitu, ya. Perintahkan Prajurit Bayangan untuk melindungi Putriku!”

“Baik, Yang Mulia.”

...***...

Dengan langkah yang begitu berhati-hati, Weiruo mengendap-endap keluar dari istana. Untung saja penjaga sedang pergi sehingga ia bisa keluar dengan leluasa.

“Kebiasaan ini benar-benar tidak bisa dihilangkan,” gumamnya.

Tengah malam terbilang cukup sepi, hanya terlihat beberapa orang di jalan, lalu berkumpul cukup banyak di restoran yang masih buka.

Entah sejak kapan kebiasan Weiruo dulu muncul, seingatnya ketika masih berumur sepuluh tahun dulu ia sering diam-diam keluar rumah dan berjalan di sekitar gang rumahnya.

Awalnya kebiasaan itu hanya muncul ketika ia sedang tertekan akibat ayahnya, tapi lama-kelamaan malah menjadi kebiasaannya tiap malam.

“Huh, dingin,” gerutunya pelan.

Dari arah berlawanan sekelompok pria setengah mabuk berjalan memakan hampir seluruh jalan. Weiruo segera menepi karena tidak ingin mencari masalah.

Brugh

“Ah, maaf.”

“Hah? Kau buta, ya?” pria yang baru saja Weiruo tabrak mencengkeram kerah pakaian Weiruo dan dengan tenaganya yang begitu besar mengangkat tubuhnya.

Weiruo bereaksi cepat dan mencengkeram lengan pria tersebut. Namun, tangan lain sudah lebih dulu mencengkeram tangan pria tersebut dengan begitu erat.

“Argh! Lepas ... lepaskan!” teriak pria tersebut, yang mana langsung menarik perhatian orang-orang di sekitar.

“T-tangannya bisa patah, lepaskan saja,” lerai Weiruo karena bisa melihat dengan jelas kekuatan sosok di hadapannya.

Sekalipun lengan sosok tersebut tertutup pakaian, Weiruo bisa dengan jelas melihat otot-otot di tangannya.

Sosok tersebut melepas lengan pria tersebut begitu saja setelah Weiruo berucap demikian.

Merasa takut, pria mabuk tersebut pergi begitu saja dengan teman-temannya tanpa meminta maaf.

“Terima kasih.”

Sosok tersebut tidak menjawab dan hendak pergi begitu saja, tapi Weiruo dengan cepat menghalanginya.

“Bagaimana kalau kutraktir makan sebagai ucapan terima kasih?” tawarnya, rasanya sedikit bersalah jika dirinya tidak menunjukkan rasa terima kasih.

“Tidak perlu,” tolaknya tanpa bicara panjang lebar.

“Begitu, ya. Kalau begitu aku sekali lagi berterima kasih padamu.”

Walaupun Weiruo yakin bisa mengalahkan pria tadi seorang diri, tapi Weiruo juga harus menghargai bantuan yang datang padanya.

“Tidak masalah. Jika boleh, ikutlah denganku sebentar.”

Weiruo langsung mengangguk, toh jika sosok di hadapannya ini memiliki niat buruk padanya, Weiruo sudah menyiapkan pisau untuk berjaga-jaga.

Keduanya berjalan beriringan, setelah cukup jauh, barulah sosok tersebut mulai berbicara.

“Kau sedang diikuti, berhati-hatilah. Mereka sepertinya tidak memiliki niat buruk, tapi ada baiknya berjaga-jaga.” sosok tersebut menghentikan langkahnya di depan sebuah penginapan. “Bisa pinjam satu koin emas?” tanyanya.

“Tentu ... hmm ambil saja.”

Weiruo menyerahkan satu kantong kecil berisi koin emas yang ia bawa untuk berjaga-jaga jika butuh.

“Lalu untuk orang-orang yang mengikutiku ... aku sudah tahu.”

Terpopuler

Comments

xiao

xiao

lanjut thor

2020-03-09

5

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1-Kematian
2 Ch. 2-Tubuh baru
3 Ch. 3-Dihukum
4 Ch. 4-Kebiasaan
5 Ch. 5-Penculikan
6 Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7 Ch. 7-Mulai Berlatih
8 Ch. 8-Festival Perburuan
9 Ch. 9-Taruhan
10 Ch. 10-Ular Darah
11 Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12 Ch. 12-Yue Hua
13 Ch. 13-Langkah Awal
14 Ch. 14-Perpisahan
15 Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16 Ch. 16-Lelang?
17 Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18 Ch. 18-Ye Jinhai
19 Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20 Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21 Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22 Ch. 22-Fu Cheng
23 Ch. 23-Pil Energi
24 Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25 Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26 Ch. 26-Ruang Rahasia
27 Ch. 27-Laohua
28 Ch. 28-Auman
29 Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30 Ch. 30-Hanya Bercanda
31 Ch. 31-Pil Awet Muda
32 Ch. 32-Kota Gohu
33 Ch. 33-Penjaga Lembah
34 Ch. 34-Sumpah Setia
35 Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36 Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37 Ch. 37-Kabar Buruk
38 Ch. 38-Lembah Darah
39 Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40 Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41 Ch. 41-Terpojok
42 Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43 Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44 Ch. 44-Naga Biru
45 Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46 Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47 Ch. 47-Kembali
48 Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49 Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50 Ch. 50-Desa Kecil
51 Ch. 51-Mengangkat Murid
52 Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53 Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54 Ch. 54-Klan Mo
55 Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56 Ch. 56-Babak Terakhir
57 Ch. 57-Wabah Penyakit
58 Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59 Ch. 59-Rumah Baru
60 Ch. 60-Berlatih Bersama
61 Ch. 61-Pertunangan
62 Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63 Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64 Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65 Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66 Ch. 66-Zu Chong
67 Ch. 67-Kebenaran
68 Ch. 68-Dendam Meigui
69 Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70 Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71 Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72 Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73 Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74 Ch. 74-Siluman Harimau
75 Ch. 75-Seorang Teman
76 Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77 Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78 Ch. 78-Kehilangan
79 Ch. 79-Merelakan
80 Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81 Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82 Ch. 82-Persiapan
83 Ch. 83-Kesetiaan
84 Ch. 84-Peperangan
85 Ch. 85-Peperangan II
86 Ch. 86-Peperangan III
87 Ch. 87-Peperangan IV
88 Ch. 88-Peperangan V
89 Ch. 89-Peperangan VI
90 Ch. 90-Peperangan VII
91 Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92 Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93 Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Ch. 1-Kematian
2
Ch. 2-Tubuh baru
3
Ch. 3-Dihukum
4
Ch. 4-Kebiasaan
5
Ch. 5-Penculikan
6
Ch. 6-Melawan Para Penjahat
7
Ch. 7-Mulai Berlatih
8
Ch. 8-Festival Perburuan
9
Ch. 9-Taruhan
10
Ch. 10-Ular Darah
11
Ch. 11-Melawan Kalajengking Raksasa
12
Ch. 12-Yue Hua
13
Ch. 13-Langkah Awal
14
Ch. 14-Perpisahan
15
Ch. 15-Terkadang Tidak Peduli
16
Ch. 16-Lelang?
17
Ch. 17-Asosiasi Teratai Biru
18
Ch. 18-Ye Jinhai
19
Ch. 19-Lelang Tahunan Asosiasi Teratai Biru
20
Ch. 20-Belati Bintang Kembar
21
Ch. 21-Tidak Perlu Khawatir
22
Ch. 22-Fu Cheng
23
Ch. 23-Pil Energi
24
Ch. 24-Kekacauan Di Balai Obat
25
Ch. 25-Aku Tidak Akan Segan
26
Ch. 26-Ruang Rahasia
27
Ch. 27-Laohua
28
Ch. 28-Auman
29
Ch. 29-Taruhan Dengan Yu Shuyan
30
Ch. 30-Hanya Bercanda
31
Ch. 31-Pil Awet Muda
32
Ch. 32-Kota Gohu
33
Ch. 33-Penjaga Lembah
34
Ch. 34-Sumpah Setia
35
Ch. 35-Ibukota Kekaisaran Lanjiang
36
Ch. 36-Kekuatan Roh Bela Diri
37
Ch. 37-Kabar Buruk
38
Ch. 38-Lembah Darah
39
Ch. 39-Ketua Sekte Teratai Emas
40
Ch. 40-Aku Bukan Ibuku
41
Ch. 41-Terpojok
42
Ch. 42-Harimau Putih Dan Phoenix
43
Ch. 43-Sekte Cakar Naga
44
Ch. 44-Naga Biru
45
Ch. 45-Guncangan Gunung Naga
46
Ch. 46-Alasan Ca Hongqi
47
Ch. 47-Kembali
48
Ch. 48-Membentuk Inti Jiwa
49
Ch. 49-Sekte Dewi Bulan
50
Ch. 50-Desa Kecil
51
Ch. 51-Mengangkat Murid
52
Ch. 52-Serangan Manusia Gunung
53
Ch. 53-Akhir Dari Serangan
54
Ch. 54-Klan Mo
55
Ch. 55-Kompetisi Ahli Pil
56
Ch. 56-Babak Terakhir
57
Ch. 57-Wabah Penyakit
58
Ch. 58-Sumber Wabah Penyakit
59
Ch. 59-Rumah Baru
60
Ch. 60-Berlatih Bersama
61
Ch. 61-Pertunangan
62
Ch. 62-Kabur Dari Song Qian
63
Ch. 63-Sekte Gunung Peri
64
Ch. 64-Lan Meili Melawan Gu Xia
65
Ch. 65-Serangan Sekte Kabut
66
Ch. 66-Zu Chong
67
Ch. 67-Kebenaran
68
Ch. 68-Dendam Meigui
69
Ch. 69-Ulang Tahun Ayah
70
Ch. 70-Harga Diri Itu Penting!
71
Ch. 71-Memanasnya Konflik Dua Aliran
72
Ch. 72-Pergerakan Sekte Kabut
73
Ch. 73-Pertempuran Kota Sinyu
74
Ch. 74-Siluman Harimau
75
Ch. 75-Seorang Teman
76
Ch. 76-Identitas Xing Jinzi
77
Ch. 77-Ingatan Masa Lalu
78
Ch. 78-Kehilangan
79
Ch. 79-Merelakan
80
Ch. 80-Apa Arti Sebuah Kekuatan?
81
Ch. 81-Melepaskan Segalanya
82
Ch. 82-Persiapan
83
Ch. 83-Kesetiaan
84
Ch. 84-Peperangan
85
Ch. 85-Peperangan II
86
Ch. 86-Peperangan III
87
Ch. 87-Peperangan IV
88
Ch. 88-Peperangan V
89
Ch. 89-Peperangan VI
90
Ch. 90-Peperangan VII
91
Ch. 91-Akhir Dari Peperangan
92
Ch. 92-Akhir Dari Peperangan II
93
Ch. 93- Akhir Dari Peperangan III

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!